Terbaiklah!
Disclaimer :Karakter Boboiboy Galaxy hak cipta Animonsta Studio.
Rated :T
Genre :Adventure, Friendship
Warning :Mungkin ada typo(s)
Selamat membaca!
Boboiboy dan Gopal dipanggil ke ruangan Laksamana Tarung ketika jam menunjukkan pukul 20.35.
"Aih, pasti dapat tugas lagi dari Laksamana," keluh Gopal sembari melangkah ke ruangan Laksamana Tarung bersama Boboiboy.
"Memangnya kenapa?" tanya Boboiboy.
"Capek lah. Baru istirahat tiga hari, sudah dapat misi lagi."
"Ish. Masih baik kita dapat waktu istirahat tiga hari. Daripada cuma sehari, atau lebih buruk lagi, sama sekali tidak ada waktu istirahat? lagipula, apa gunanya kita gabung dengan TAPOPS tapi menjalankan misi aja keberatan?" omel Boboiboy.
"Hmm, yelah," sahut Gopal. Perkataan Boboiboy ada benarnya juga, pikirnya.
Mereka berdua sampai di ruangan Laksamana Tarung.
"Ada perlu apa Laksamana?" tanya Boboiboy dan Gopal ketika telah berada di depan Laksamana Tarung.
"Boboiboy dan Gopal, besok kalian akan dapat misi ketujuh dalam operasi menyelamatkan power sphera. Kalian akan..."
"Hmm, dapat misi lagi. Sudah kuduga," sela Gopal dengan nada malas. Tentu saja membuat Laksamana Tarung menjadi marah.
"Siapa yang menyuruhmu menyela ucapanku, hah?!" bentak Laksamana Tarung, membuat Gopal bergidik ketakutan. Laksamana Tarung kemudian melanjutkan ucapannya.
"Sampai mana tadi... ah, ya. Kalian akan dikirim ke Planet Trappist. Kalian diharapkan bisa mengatasi segala rintangan dan ancaman yang ada di sana. Selama power sphera belum kalian dapat, jangan harap kalian boleh pulang ke markas TAPOPS!"
"Apa? tak boleh pulang sebelum dapat power sfera?" tanya Gopal terkejut dengan perintah Laksamana Tarung.
"Ya. Sebelum kalian berhasil menemukan power sfera di planet Trappist, aku tidak mengizinkan Ochobot untuk membuka portal teleportasi. Aku ulangi, kalian kuberi misi tersebut agar kalian terlatih untuk dapat menghadapi rintangan dan ancaman apapun bentuknya. Paham?" ulang Laksamana Tarung.
"Paham, Laksamana!" jawab Boboiboy dengan semangat-tidak dengan Gopal. "Yaya dan Ying tidak ikut dalam misi besok kah Laksamana?" tanya Boboiboy tiba-tiba.
"Betul sekali. Selama ini, setiap ada sebuah misi, Yaya dan Ying selalu menyertai kalian. Saya ingin tahu sejauh mana kemampuan kalian dalam menyelesaikan misi tanpa bantuan Yaya dan Ying. Sanggup?"
"Sanggup, Laksamana!"
ucap Boboiboy. Sementara Gopal hanya diam saja.
"Kau tidak sanggup, Gopal?" tanya Laksamana Tarung.
"Eee, sanggup, Laksamana!" jawab Gopal dengan terpaksa.
"Bagus," puji Laksamana Tarung. "Sekarang, kalian istirahat dulu, siapkan stamina dan tenaga kalian untuk misi besok," tambahnya.
"Baik laksamana!"
.
.
.
Pukul 00.50, Boboiboy terbangun dari tidurnya. Entah kenapa ada sedikit rasa gelisah di hatinya. Karena merasa tidak bisa melanjutkan tidur, Boboiboy keluar dari kamar tidurnya, melangkah menuju sebuah ruangan luas di lantai teratas stasiun TAPOPS.
Di ruangan itu, Boboiboy duduk di lantai dekat jendela kaca sambil menatap gugusan bintang-bintang. Menikmati salah satu pemandangan indah dan menakjubkan ciptaan Tuhan membuat hati Boboiboy sedikit tenang. Ditambah tidak ada suara sama sekali, membuat Boboiboy semakin tenang. Sampai akhirnya Yaya mengagetkan Boboiboy secara tiba-tiba, membuat ketenangannya buyar seketika.
"Dor!" kejut Yaya. Untung saja Boboiboy tidak memunculkan reaksi berlebihan, semisal menjerit atau latah. Kalau tidak tentu saja akan sangat memalukan bagi Boboiboy.
"Ish kau ini. Menggangguku saja," desis Boboiboy jengkel dengan ulah Yaya.
"Hihihi, sorry," kata Yaya. Ia ikut duduk di samping Boboiboy. "Kamu kok jam segini belum tidur, Boboiboy?" tanyanya.
"Aku nggak bisa tidur."
"Kenapa?"
"Entah. Kamu sendiri juga, kok nggak tidur?"
"Entah," jawab Yaya meniru jawaban Boboiboy sambil menyeringai. Kesal ditiru, dahi Yaya pun mendapat sentilan dari Boboiboy.
"Aw, sakitlah!" ringis Yaya mengelus dahinya. "Kamu ini, senang betul nyentil kepala orang. Sakit tau!" gerutu Yaya.
"Hehe, hitung-hitung buat bales kamu ngagetin aku tadi. Impas kan?" balas Boboiboy. Yaya hanya mendengus dan menggembungkan pipinya sebal.
"Jangan merajuk Yaya. Nanti cantiknya hilang loh," goda Boboiboy. Mendadak muka Yaya bersemu merah. "Ih, gombal. Tengah malam pula," kata Yaya. Boboiboy tersenyum puas bisa membuat wajah Yaya merona.
"Aku nggak gombal kok. Cuma mengatakan apa adanya," kata Boboiboy.
"Oh." Kalimat dua huruf itu sukses membuat percakapan mereka macet sementara. Mereka terdiam sesaat, hingga Yaya kembali bersuara.
"Boboiboy, aku dengar besok kamu dengan Gopal diberi misi oleh Laksamana Tarung, betulkah?" tanya Yaya, memastikan bahwa informasi yang ia dapatkan benar.
Boboiboy mengangguk pelan. Matanya masih menatap pemandangan di luar jendela.
"Aku doakan semoga kalian selamat selama menjalankan misi, dan berhasil menemukan power sfera di sana."
"Aamiin," ucap Boboiboy. "Makasih doanya" katanya sambil tersenyum.
"Sama-sama" balas Yaya, tak lupa menyunggingkan senyuman manisnya, membuat jantung Boboiboy dag dig dug der saat melihat senyuman itu.
Boboiboy dan Yaya mengobrol hingga pukul 2.00. Setelah itu, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk tidur.
.
.
.
Boboiboy bangun tidur saat jam menunjukkan pukul setengah enam. Walaupun ia baru tidur pukul dua dinihari, namun ia dapat bangun tidur tepat waktu. Tentu saja dengan konsekuensi masih mengantuk berat. Mencoba mengabaikan rasa kantuknya, Boboiboy bangkit dari tempat tidurnya, dan berusaha membangunkan Gopal yang masih tertidur pulas.
"Gopal, cepat bangun! sudah jam setengah enam," ujar Boboiboy sambil menggoyang-goyangkan tubuh gempal Gopal.
"Enggh...ngantuklah. Nanti aja bangunnya," kata Gopal menggeliat.
"Ck, cepatlah! nanti bisa kena marah sama Laksamana," paksa Boboiboy. Akhirnya Gopal mau bangun juga. Setelah itu mereka keluar dari kamar tidur menuju toilet untuk melaksanakan ritual(?) masing-masing.
Pukul 6.00. Boboiboy dan Gopal sudah bersiap untuk menuju planet Trappist. Sementara Ochobot membuka portal teleportasi ke planet Trappist. Laksamana Tarung, Fang, Ying, Yaya, Komandan Koko Ci, Sai, Shielda, dan beberapa anggota TAPOPS yang lain telah berkumpul untuk melepas kepergian Boboiboy dan Gopal.
"Kerjasama dan kerja keras akan menentukan keberhasilan kalian dalam misi mendapatkan power sfera di planet Trappist. Semoga kalian berhasil," ucap Laksamana Tarung kepada Boboiboy dan Gopal.
"Hati-hati di sana ya, Boboiboy, Gopal," ucap Yaya.
"Tenang aja. Kami pasti berhasil menyelesaikan misi ini, kan Boboiboy?" kata Gopal. Boboiboy hanya mengangguk.
"Oke semua, kami pergi dulu. Yaya, kalau kangen aku, hubungi aku lewat jam kuasa ya. Hehehe," canda Boboiboy yang membuat Yaya menunduk malu.
"Cie, ada yang bakalan merana terus nih selama Boboiboy ada di planet Trappist," goda Ying.
"Mana ada!" sangkal Yaya, namun pipinya masih memerah.
"Kau tidak pandai berbohong, Yaya. Wajahmu menunjukkan kalau ucapan Ying memang benar," kata Fang membuat Yaya semakin terpojok.
Tak mau mengulur waktu, Boboiboy dan Gopal segera masuk ke portal teleportasi menuju planet Trappist. Semua anggota TAPOPS serempak berucap semoga sukses sebelum Boboiboy dan Gopal masuk portal teleportasi. Setelah mereka menjejakkan kaki di planet Trappist, Ochobot menutup portal teleportasinya.
.
.
.
Boboiboy dan Gopal telah berjalan kaki selama empat jam di planet Trappist sebelum memutuskan untuk beristirahat. Walaupun bintang terdekat dari planet Trappist bersinar sangat terang-lebih terang daripada sinar matahari, namun panasnya tidak terlalu menyengat, malah bisa dikatakan suhu planet Trappist sama seperti di bumi. Sejauh ini Boboiboy dan Gopal sama sekali belum menemukan keberadaan air.
"Boboiboy, buat tenda darurat dong, panas betul lah," pinta Gopal. Maklum, sejauh mata memandang, sama sekali tidak ada tempat untuk bernaung dari terik bintang yang berada tepat tegak lurus di langit planet Trappist.
"Oke. Boboiboy Tanah! Tanah pelindung!"
Setelah tenda darurat siap, Boboiboy dan Gopal masuk ke dalamnya. Gopal mengumpulkan gumpalan-gumpalan tanah sisa dari tenda darurat buatan Boboiboy.
"Buat apa tanah itu, Gopal?" tanya Boboiboy.
"Untuk makan siang lah. Tukaran pentol bakso!" Dalam sekejap gumpalan-gumpalan tanah tadi berubah menjadi pentol bakso, dengan jumlah cukup banyak. "Ayo makan, Boboiboy!" ajak Gopal untuk makan pentol bakso tadi.
"Wah, terbaiklah kau, Gopal. Kalau begini sih kita nggak bakal kelaparan," puji Boboiboy. Gopal yang dipuji hanya cengengesan sambil terus mengunyah pentol-pentol bakso. Saking banyaknya pentol bakso yang ia makan, membuat kerongkongannya serat. "Boboiboy, minta air. Aku serat nih," pinta Gopal.
"Oke. Boboiboy Air!" Dengan kuasa airnya, Boboiboy memberi minum Gopal.
"Hahh, lega" ucap Gopal setelah kerongkongannya tidak lagi serat. "Terimakasih Boboiboy," ucapnya lagi.
"Sama-sama," balas Boboiboy.
Setelah selesai makan-dan tentunya juga sudah minum, Boboiboy dan Gopal beristirahat. Mereka sepakat untuk melanjutkan perjalanan ketika malam telah tiba. Melakukan perjalanan di malam hari tentu dapat menghemat energi karena suhu malam tidak seperti siang yang cukup panas.
Bersambung...
Hai teman-teman! setelah lama hiatus akhirnya bisa bikin ff lagi. Dan inilah hasilnya, gak bagus-bagus amat.
Author ucapkan terimakasih bagi yang sudah menyempatkan membaca ff ini, ya walaupun ceritanya gak sebagus ff author-author lain.
Kritik, saran, maupun apresiasi sangat saya perlukan supaya ff ini ada perbaikan dan lebih baik lagi.
Oke, sampai jumpa di chapter selanjutnya!
