Disclaimer :

High School DxD [Ichie Ishibumi]

Saya tidak mengambil keuntungan materi apapun dari fanfiksi yang saya publish.

.

Mature Only

Rate : M

.

Warning! : OOC, OC, Typo(s), Miss-Type, AU, Mature Description and many more!

.

.

Halo, perkenalkan namaku Hyoudou Issei. Kalian dapat memanggilku dengan sebutan Issei.

Aku baru saja lulus dari akademik kedokteran yang berada di Jepang. Tepatnya baru tiga atau empat bulan yang lalu. Dan sekarang aku telah bekerja di sebuah rumah sakit yang ada di kota Osaka, Jepang.

Perlu kalian ketahui, tidak mudah mendapatkan gelar dokter dari negara ini. Aku saja menghabiskan waktu lebih dari delapan tahun hanya untuk mendalami bidang yang kutekuni sekarang. Bisa dibayangkan berapa umurku sekarang ini kan?

Baiklah, aku akan mulai menceritakan pengalamanku sebagai seorang dokter kandungan. Sebelumnya apa kalian terkejut dengan profesiku ini? Aku harap sih tidak. Karena sekarang mayoritas dokter kandungan adalah seorang laki-laki.

Di sini aku akan menceritakan tentang alat reproduksi pada tubuh manusia. Karena berkaitan dengan hal itu, maka tidak sepantasnya jika anak kecil membaca ceritaku ini. Judulnya saja sudah kutulis dan ku-bold. Aku harap ceritaku ini dapat menambah sedikit ilmu pengetahuan pada diri kalian. Khususnya untuk yang sudah beranjak remaja. Tiga belas tahun ke atas.

Di akademik dulu, aku mempunyai seorang teman yang akrab denganku. Sebut saja namanya Saji. Kami memiliki banyak kesamaan, termasuk untuk hal-hal yang berbau ke arah sana.

Namun, karena terlalu sering dibahas dan dilihat, pola pikir kamipun banyak berubah. Yang tadinya kami terlalu bernafsu, sekarang malah sebatas kewajiban atas profesi yang kami tekuni.

"Issei!"

Awal-awal mendalami bidang ini, aku dan Saji masih bersemangat untuk membahas hal-hal yang berbau X. Kami berdua selalu saja berkumpul di dalam kamar teman kami yang bernama Yuuto. Namun sayangnya, Yuuto tidak berambisi seperti kami. Dia biasa-biasa saja menanggapi hal ini.

"Ini dia majalah yang baru aku temukan. Banyak model cantik dan seksi di dalam sini."

Saji memberikan majalah dewasa itu kepadaku yang sedang menonton film biru. Sejenak akupun menghentikan aktivitasku untuk meladeni temanku, Saji.

Satu persatu halaman kubuka dan akhirnya kami tiba di halaman utama yang membahas tentang klitoris. Yang membuat kami ingin, di dalam majalah yang kami baca ini disertai gambar dan penjelasannya yang lengkap. Terlebih yang membuat sesak di dalam celana itu adalah foto yang langsung dari si empunya. Alias model yang langsung berpose sambil memamerkan klitorisnya.

Kamipun menelan ludah berulang kali kala melihat gambar itu. Sampai-sampai rasanya ingin segera buang air kecil. Mungkin karena gambar itu terlalu vulgar atau memang model yang memperlihatkannya begitu seksi dan menggoda penglihatan kami.

"Dia terletak di tengah-tengah bibir kemaluan."

Temanku Saji begitu menghayati gambar yang dia lihat. Hingga aku merasa risih kala dirinya menggaruk sesuatu yang ada di selangkangannya itu.

"Kau bisa diam tidak? Berisik sekali," ucapku kepada Saji.

"Tap-Tapi, Issei—"

"Sudah, baca yang benar. Biar besok kita tidak terlalu banyak ditanya dosen."

Aku beralasan sedikit tak jelas agar Saji diam dan tak mengganggu konsenterasiku yang mulai memuncak. Ya, namanya juga laki-laki. Mustahil jika tidak ada yang bereaksi saat melihat hal yang seperti ini.

.

.

.

Setelah melihat gambar itu, kamipun saling berebut untuk membawa pulang majalah itu ke rumah. Namun baik aku dan Saji tidak ada yang berhasil membawa majalah itu pulang, karena ternyata Yuuto lebih membutuhkan majalah itu daripada kami.

"Memangnya buat apa, Yuuto?" tanya Saji yang tampak bingung kala Yuuto merebut paksa majalah yang berada di tangan kami.

"Aku ada presentasi besok. Baiknya aku duluan yang baca. Kalian cari bahan yang lain saja," jawabnya ketus.

Ya, saat Yuuto memasang wajah jeleknya, akhirnya mau tak mau kamipun mengalah dan pulang dengan tangan hampa. Kami berpamitan kepada Yuuto dan kemudian tak lama aku dan Saji pun berpisah di persimpangan jalan.

Karena masih penasaran, akhirnya aku mencari informasi lebih lanjut pada sebuah situs khusus yang membahas permasalahan tentang hal tersebut.

.

.

.

Satu jam kemudian, aku sudah berada di depan komputer yang ada di dalam kamarku. Awalnya niatku hanya mencari tahu. Tapi entah mengapa aku malah ketagihan.

Ya ampun...

Jadi, alat reproduksi pada wanita itu dinamakan dengan vagina. Sedangkan pada pria dinamakan dengan penis. Perbedaannya banyak sekali. Tapi yang aku suka dengan klitoris yang ada di vagina ini, bentuknya sangat mini—mungil dan menggemaskan. Seperti kacang.

Dan yang lebih hebatnya lagi, dia memiliki saraf yang lebih banyak—berkali lipat dari yang dimiliki oleh penis. Namun, klitoris tertutupi oleh labia minora pada kondisi normal. Labia minora sendiri memiliki peranan yang sangat dahsyat dalam bersenggama, yang juga hampir sama dengan klitoris. Bisa mengembang dan juga mengempis. Hebat bukan ciptaan Tuhan?

Selain labia minora ada labia mayora. Labia minora adalah bibir kecil yang menyatu dengan klitoris. Sedang labia mayora adalah bibir luar vagina. Dia berfungai sebagai pelindung vagina dari serangan bakteri jahat. Dan juga sebagai tempat tumbuhnya pubis. Pubis sendiri adalah nama lain dari rambut kemaluan.

Sekarang aku akan membahas sekilas tentang alat reproduksi pada pria. Yaitu penis. Tapi sepertinya aku tidak akan banyak membahas tentang penis. Karena pasti kalian sudah tahu apa itu penis. Di sini yang ingin aku tekankan adalah sesuatu yang keluar dari dalam penis itu sendiri, yaitu sperma.

Saluran di dalam penis sebenarnya ada dua namun disekat. Jadi jika buang air kecil penyekat saluran sperma akan tertutup. Begitu juga sebaliknya. Mereka saling bergantian posisi.

Bicara tentang sperma, banyak mitos yang berkembang. Dan aku akan membahas beberapa mitos tentang sperma tersebut.

.

.

.

Mitos Sperma.

Beberapa lapisan masyarakat percaya kalau mengonsumsi sperma bisa menyebabkan vitalitas meningkat. Oleh karena itu, pria atau wanita banyak memakan sperma yang dihasilkan, dengan harapan bisa lebih kuat dan tidak letoi saat berhubungan badan.

Sperma memang mengandung banyak nutrisi seperti protein dan glukosa yang membuatnya manis. Namun, belum ada penelitian yang membuktikan kemampuan dari sperma ini. Bahkan, mengonsumsi sperma bisa saja menimbulkan penyakit kalau sperma yang dihasilkan tidak sehat dan mengandung bakteri.

Jadi tidak sembarangan bisa mengkonsumsi sperma. Dan lebih baik hal itu tidak dilakukan.

Mitos yang kedua, sperma yang dihasilkan pria dianggap mampu membuat wanita jadi awet muda kalau dimanfaatkan sebagai masker. Tetapi fungsi dari sperma untuk masker adalah mitos. Seperti penjelasan yang sebelumnya, penggunaan sperma untuk masker juga berisiko.

Jadi jangan terlalu mudah percaya dengan mitos-mitos yang belum tentu benar. Karena dapat membahayakan diri sendiri.

.

.

.

Itu adalah sepenggal cerita tentang awal mula aku menekuni bidang kedokteran ini. Sekarang aku dihadapkan pada banyak situasi yang benar-benar merepotkan. Seperti saat para ibu muda yang datang dan berkonsultasi kepadaku. Mereka selalu mengajukan pertanyaan yang bermacam-macam dan kadang kala membuaku kewalahan sendiri.

Salah satu dari mereka, sebut saja Xenovia. Seorang ibu muda yang baru saja melahirkan anak pertamanya, meminta saran kepadaku. Ia sering mengeluhkan rasa gatal yang luar biasa pada area labia minora-nya. Dan ada hasrat jika ia ingin melakukan Female Genitial Mutilation pada area sekitar labia minoranya. Atau yang bisa kita sebut dengan khitan atau sunat. Agar rasa gatal itu dapat berkurang atau malah menghilang.

Memang benar, jika tidak melakukan FGM atau khitan dalam arti sekarang. Maka para wanita akan merasakan gatal pada area kewanitaannya dan hal itulah yang membuat hasrat atau libido naik. Namun tidak semua wanita melakukan khitan, karena tidak seperti laki-laki yang mana khitan diwajibkan. Tapi menurutku, tak apa jika dipotong sedikit pada bagian ujung dari pertemuan kedua labia minora itu atau bisa kita sebut dengan kulup/kulit yang menutupi kepala klitoris. Dimaksudkan agar kotoran smegma tidak mengendap pada kepala atau sisi klitoris. Karena hal itulah yang menyebabkan rasa gatal. Smegma sendiri adalah kotoran daerah kewanitan yang dihasilkan dari keringat, debu dan cairan kemaluan yang menyatu lalu mengeras.

"Dok, sejak lahir anak pertama kok rasanya begitu pedih ya?"

Sebagai seorang dokter tentunya kami tidak dapat memberikan sembarang obat. Kami harus mengetahui persis apa penyakit yang diderita oleh pasien. Dan kami biasanya lebih memilih si pasien untuk melakukan tes darah terlebih dahulu. Dengan tujuan memastikan apa sebenarnya penyakit yang diderita oleh pasien.

"Sudah pernah bersenggama setelah melahirkan?"

Akupun banyak bertanya untuk mendapatkan kepastian yang lebih jelas. Karena jika ada akibat yang ditimbulkan, pastinya ada sebab sebelum hal itu terjadi. Dan kadang kala aku harus memeriksa langsung pada bagian yang sakit itu. Sebagai profesionalisme pekerjaanku.

"Silakan berbaring, aku akan melihatnya."

Peralatan untuk memeriksa pun tidak boleh sembarangan. Semuanya harus dalam keadaan steril. Apalagi untuk mengecek ke dalam alat reproduksi wanita. Tentunya harus benar-benar terjaga.

Jika aku kewalahan, biasanya aku meminta seorang suster jaga untuk ikut membantuku dalam menangani pasien. Ya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan bantuan orang lain.

Sesudah melakukan pemeriksaan langsung, barulah aku dapat menyimpulkan penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh pasien. Setelahnya, aku memberikan resep obat untuknya. Dan kadar obat yang kuberikan hanya sebatas tiga hari saja. Untuk melihat reaksi yang ditimbulkan obat tersebut. Apakah bekerja dengan baik atau tidak.

.

.

.

Kehidupanku sebagai dokter kandungan membuat diriku sering melihat hal itu. Sehingga menjadikan hasratku melihatnya biasa-biasa saja. Tiga tahun kemudian setelah aku menjadi dokter kandungan, aku bersama Saji, Yuuto dan teman-teman lainnya bersepakat untuk mengadakan reuni bersama setelah tak lama berjumpa.

Dan apa kalian tahu berapa umur kami sekarang? Tanpa terasa karena jam terbang kami yang begitu tinggi, kami pun telah memasuki usia kepala tiga yang mengharuskan kami untuk segera mencari pendamping hidup. Ya, bagaimanapun populasi manusia harus tetap dipertahankan.

Saat ini aku bersama Saji sedang berada di depan meja hidangan reuni akademik kedokteran. Kami berbincang-bincang sambil menunggu acara dimulai.

"Hei, Issei. Apa kau merasa jika ada yang aneh?" tanya Saji kepadaku.

"Aneh?"

"Iya. Kau ingat awal-awal kita melihatnya begitu menyesakkan sesuatu yang berada di bawah sana. Tetapi sekarang malah terlihat biasa-biasa saja. Apa kau juga merasakannya?"

Pertanyaan dari Saji itu seolah-olah mengingatkan kembali akan kenangan lama yang telah terukir saat kami baru menjadi seorang mahasiswa kedokteran. Ya, akupun merasakan apa yang dirasakan Saji saat ini. Tak jauh berbeda.

"Mungkin saja, dulu kita berharap para model seksi yang berkonsultasi dan kita yang memeriksanya. Namun yang datang malah ibu-ibu yang sudah bersuami dan juga mempunyai anak. Sehingga harapan itu dijatuhkan oleh kenyataan," jawabku santai.

Sejenak Saji memikirkan akan kata-kataku. Dan kemudian kami saling melihat keadaan satu sama lain. Dan entah mengapa, kamipun tertawa bersama.

"Hahaha. Kenangan saat muda memang tidak dapat dilupakan ya, Issei?"

Saji tertawa sambil memegang perutnya. Dia tampaknya merasa malu sendiri saat mengingat kenangan yang telah terjadi di masa lalu saat kami masih berstatus sebagai seorang mahasiswa kedokteran.

"Ya, begitulah. Tapi setidaknya perjuangan kita selama ini tidak sia-sia. Hahahaha."

Walaupun kami telah lama berpisah karena kesibukkan masing-masing, tetap saja kalau bertemu dan bernostalgia ... kami serasa menjadi muda kembali.

Namun satu hal yang aku yakini. Jika tidak ada hasil yang akan mengkhianati perjuangan. Seperti yang terjadi pada kami. Setelah bersusah payah delapan tahun lamanya, akhirnya aku dapat menjadi seorang dokter kandungan yang dikenal karena kinerjanya yang baik.

Itulah cerita tentangku dan pemaparan yang bisa kubagikan kepada kalian. Jika kalian ingin mengetahui yang lebih jelas dan lengkap, kalian dapat membuka situs-situs resmi dan mempelajarinya secara langsung.

Semoga apa yang kuceritakan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian tentang alat reproduksi pada tubuh manusia. Terima kasih telah membaca ceritaku ini.

.

.

.

TAMAT

.

.

.

Yo minna. Maaf jika telah membuat kecewa akan isi dari cerita ini. Ini adalah sebuah cerita dan pemaparan yang dijadikan fanfiksi olehku. Bukan merupakan cerita yang menjurus ke arah sana.

Ya, aku ingin berbagi pengetahuan kepada kalian. Karena ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang disebarkan. Akupun masih banyak belajar. Jadi jangan sungkan untuk memberikan kritik dan sarannya tentang fanfiksi ini.

Sampai bertemu di genre yang selanjutnya. Tentunya aku kemas dalam sajian One Shot.

Terima kasih banyak.

Dark Ryuuki