Aw, tak kusangka aku bakalan bikin fanfic multi-chap sebagai fic keduaku ==" maklum kalo misal bahasanya agak-agak terlalu lebay atau gimanaaaa... gitu. Author-nya sendiri juga lagi nggak mood kok bikin fanfic :p *apaansih*
Disclaimer: Persona 4 (c) ATLUS
Waring: OOC berat, garing, crack pairing alert, weird-ness inside.
Di sebuah kerajaan yang bernama Atlūs, tinggalah seorang pemuda bernama Seta Souji di salah satu sudut yang (nggak) terpencil. Meski pun usianya sudah menginjak 17 tahun namun ia belum juga mempunyai pacar. Ini membuatnya terus-menerus diejek oleh para remaja seusianya, namun ia selalu menjawab satu; belum mempunyai tambatan hati.
Souji hidup tenang di rumahnya (iyelah masa' di pasar) ditemani oleh burung-burung berwarna biru yang selalu mengitari daerah kepalanya kalau dia sedang migren (?) atau semacamnya. Orangtuanya menghilang pada saat ia masih berusia 11 tahun ketika sedang menimba air di sumur desa. Ada kabar burung yang mengatakan bahwa kedua orangtuanya kecemplung ke dalam sumur itu namun saat tim investigasi menelusuri (?) sumur tersebut, mereka tidak menemukan apa-apa di dalamnya. Souji sendiri tidak begitu mempedulikan hal itu karena kedua orangtuanya jarang banget ada di rumah. (durhaka kau, Souji)
Hari-harinya berjalan dengan lancar dan biasa-biasa saja sampai suatu hari datanglah pengumuman dari istana yang mengabarkan tentang hilangnya putri mahkota kerajaan Atlūs yang mulia. Seorang pengantar pesan yang mukanya keriting-keriting (?) membacakannya dengan suara yang amat lantang dan keras.
"PE-NGU-MU-MAN!!" katanya per suku kata. "PU-TRI NA-O-TO TE-LAH MENG-HI-LANG DA-RI IS-TA-NA SE-MEN-JAK DU-A MING-GU YANG LA-LU!!" kemudian orang itu langsung kena gampar penduduk desa yang emang pada nggak sabaran.
"Huoi! Kalo mau belajar baca jangan disini!" hardik salah seorang penduduk. Si pengantar pesan yang mukanya keriting-keriting (?) itu berdeham dan kemudian melanjutkan.
"Bagi siapa saja yang bisa menemukan sang Putri, maka ia akan dijodohkan dengan sang Putri itu sendiri!"
Masyarakat langsung heboh ketika mendengar hadiah yang amat menggiurkan itu. Namun sang Putri sendiri tidak diketahui wajahnya, karena ia tidak pernah sekali pun keluar istana. Keluar pun paling-paling cuma muter-muter di halaman istana. Rakyat biasa tidak diperbolehkan untuk datang dekat-dekat ke istana, paling dekat hanya berjarak 10km. Namun ada rumor yang mengatakan bahwa Putri Naoto itu sangatlah cantik dan anggun.
Namun, Souji tidak tertarik untuk mengikuti sayembara (?) tersebut. Ia lebih suka bermain-main dengan sapi dan ayam yang banyak terdapat di belakang rumahnya. Lagipula, desa tempatnya tinggal letaknya amat-sangat-teramat jauh dari istana, dan menurut logikanya Putri Naoto tidak akan kuat untuk berjalan sampai desanya. Namun ternyata, dugaannya itu salah besar.
Suatu hari, ketika Souji tengah mencari kayu bakar di hutan, ia melihat seorang gadis manis berambut biru yang tengah terlilit tanaman merambat. Gadis itu terlalu manis sampai-sampai Souji heran kenapa para semut tidak mengerubunginya. Iba melihat gadis itu kepayahan, ia pun menolongnya dengan jalan memotong tanaman yang melilit tubuh gadis tersebut. Setelah bebas, ia pun berterimakasih pada Souji.
"Maaf merepotkan, dan terima kasih banyak. Kalau boleh tau, di mana ini? Dan kira-kira berapa jauh tempat ini dari istana?" tanya gadis itu dengan wajah (sok) innocent.
"Tempat ini bernama desa Yasogami, jaraknya dari istana kira-kira 10.............000 km dari istana," sahut Souji.
"10.............000 km?! Wah, ternyata aku sudah berjalan sampai sejauh itu, ya?" gumam sang gadis.
"Kalau boleh tau, siapa nama anda?"
"Ah, nama saya Shirogane Naoto."
Souji terperangah ketika sang gadis menyebutkan namanya. Ialah sang putri yang dicari! Sekarang Souji mengerti kenapa author sering mengatakan bahwa sesuatu itu kalau dicari nggak ketemu tapi kalau nggak dicari ketemu. Menyadari keterperangahan Souji, sang Putri pun langsung memasang gaya (?) memohon.
"Kumohon, jangan bilang siapa-siapa kalau aku di sini, ya? Aku sudah bosan sama kehidupan istana yang terlalu gimanaaa... gitu. Jadi, kira-kira boleh tidak aku tinggal di rumahmu?" pinta Naoto langsung.
"Hmm... boleh saja sih, tapi kalau ketahuan orang lain gimana? Ntar bisa berabe dong kalo penduduk tau aku menyembunyikan dirimu."
"Tenang sajalah, baru kamu rakyat yang tau rupaku. Ya? Ya? Kumohon..." katanya lagi sambil ber-puppy begging eyes ria di hadapan Souji.
"...iya deh..." dan Souji pun ngalah. Ia pun memboyong Naoto untuk tinggal di rumahnya.
Meanwhile, di istana, Baginda Ratu Sukuna-Hikona muter-muter dengan sangat nggak jelas di kamarnya, mencemaskan putri tunggalnya yang sudah menghilang selama dua minggu. Yang Mulia Raja Izanagi-no-Ookami geleng-geleng kepala melihat istrinya yang nggak bisa diem kayak cacing kepanasan.
"Tenanglah, istriku. Naoto pasti akan pulang... atau setidaknya kalau dia mau," kata sang Raja yang memelankan suaranya di ujung, takut kena gampar istrinya.
"Tapi ini sudah dua minggu berlalu dan dia belum juga pulang!" jawab sang Ratu panik.
"Kita sudah menyebarkan pengumuman ke seluruh penjuru negeri, dan kurasa saat ini dia sedang bersama salah seorang dari rakyat kita yang beruntung," katanya menenangkan sekaligus menerka-nerka. Dan memang benar, bahwa Naoto saat ini tengah bersama salah seorang dari rakyat kerajaan Atlūs yang amat beruntung.
Di rumah Souji, Naoto tampak bahagia sekali karena ia bisa bebas dari para penjaganya—yang kemudian diketahui bermuka keriting-keriting (?) seperti pengantar pesan yang datang pagi itu. Apa para perajurit kerajaan semuanya bermuka kusut begitu? Tidak ada yang tau.
"Naoto-hime, apa anda yakin untuk tinggal di sini bersama saya?" tanya Souji (sok) sopan.
"Aku yakin sekali, dan oh, cukup kau panggil aku Naoto saja, dan tidak usah terlalu formal. Gunakan saja bahasa sehari-harimu seperti biasa."
"Baiklah, kalau itu perintah—eeh—permintaanmu..."
Namun Souji tidak yakin, apakah hari-harinya akan baik-baik saja dengan kehadiran Tuan Putri Shirogane Naoto di rumahnya?
Catatan nggak penting author:
AKUNGGAKPANTESBIKINFICHUMORKAYAKGINIAAAAAAAAAAAAA DX *diganyang*
Ehm, maaf, ada sedikit kesalahan...
Jadi, beginilah kalo orang nggak becus bikin fic humor. Garing ah, nggak lucu ==" kenapa yang kupake Sukuna-Hikona dan bukan Izanami-no-Ookami atau pun Yamato-Takeru untuk dijadikan istri Izanagi-no-Ookami? Karena aku nggak rela jadiin Naoto sebagai anaknya tukang jaga di SPBU itu dan secara pribadi, aku lebih suka Sukuna-Hikona ketimbang Yamato-Takeru :p *di-Armageddon Yamato-Takeru*
Ngomong-ngomong, soal para perajurit bermuka keriting itu... aku teringat sama adegan perang di salah satu game yang kumainin, orang-orangnya semua pada keriting-keriting seakan-akan yang ngegambar nggak ikhlas banget gitu xp *nggak penting*
Err... ada yang bersedia me-review? ;D *sok*
