CB, I'm Good Boy!
Disclamer : Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
.
pairing : Uchiha Sasuke
X
Haruno Sakura
.
.
.
.
Rate : M (jaga'')
.
.
.
.
.Au, typo, ooc, gaje, abal , ide pasaran XD
•DLDR•
.
.
.
.
.
Summary : hidup dengan kebebasan yang menurutnya cinta itu hal yang sama sekali tidak berguna dan merepotkan. Ia yakin bahwa tidak akan ada gadis yang akan membuatnya menarik kata-katanya. Namun, apakah yang akan ia lakukan jika prinsip dia yang 'perfect and bad boy' dikalangan pria se-usianya namun harus penasaran dan mengejar siapa yang membuatnya memikirkan orang misterius yang mengalahkan nya dalam mengendari kecepatan motor yang selalu ia menangkan?
Chapter 1 : Pemberitahuan
~oOo~
Suatu hari di kediaman Uchiha yang megah tengah duduk sepasang suami istri yang sedang menikmati teh di ruang tengah keluarga. Mereka adalah Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto. Mereka mempunyai dua anak yang sangat sempurna namun berbeda. Anak pertama mereka adalah Uchiha Itachi yang memiliki rambut hitam seperti mereka namun panjang sehingga ia mengikat rambutnya. Mata onyx, paras tampan, tubuh tegap dan tinggi, genius sudah tidak diragukan dan juga ia sangat ramah berbeda dengan adiknya Uchiha Sasuke yang sangat bertolak belakang dengannya. Tampqn, genius sudah pasti, mata onyx serta rambut hitam yang mencuat membuat ia semakin keren. Namun sfatnya sangat berbeda apalagi julukan 'bad boy' yang melekat pada dirinya, ia sama sekali tidak masalah. Bahkan orang yang sangat ia hormati seperti ayah, ibu, kakek bahkan kakak kesayangannya pun tidak di gubrisnya dan menjawab 'Nikmati hidup' mendengarnyapun hanya bisa mendesah dan berharap Sasuke dulu kembali seperti semula.
Suara langkah kaki yang mendekat membuat sepasang suami istri ini menoleh. Ternyata anak bungsunya yang baru pulang entah dari mana.
"Hn... Ka-san, Tou-san." Sapanya dan kakinya hendak melangkah namun...
"Tunggu nak," cegah Mikoto. "Duduk lah dulu." perintahnya dan menepuk tempat duduk di sebelahnya.
"Hn." gumam Sasuke menuruti dan duduk di samping ibunya.
"Bagaimana sekolahmu?" akhirnya suara baritone terdengar setelah dari tadi hanya mengamati anaknya ialah ayah Sasuke, Uchiha Fugaku.
"Membosankan." jawab Sasuke acuh dan merebahkan badannya di senderan sofa.
"Kau membuat masalah?" selidik Fugaku.
"Justru tidak ada masalah, jadi membosankan." jawab Sasuke namun memejamkan matanya. Sepertinya ia kelelahan.
"Kau..."
"Sudah lah!" lerai mikoto memotong ucapan suaminya yang sudah terlihat ingin mengeluarkan amarah. "Kau kelelahan nak." kata Mikoto melihat anaknya yang dengan nyamannya seperti tertidur dan ia mengelus helaian raven anaknya.
"Sasuke." panggil ayahnya.
"..."
"Kau sudah dijodohkan." Fugaku hanya mendengus melihat sikap acuh anaknya namun...
"APA? AKU TIDAK MAU!" Tolak Sasuke mentah-mentah.
"Tidak bisa nak, ini sudah keputusan kami?" Mikoto berkata dan menggeleng bahwa ini tidak bisa dibatalkan.
"Batalkan ka-san!"
"Tidak! Karena ini keputusan kami." tegas Mikoto melihat anakny yang keras kepala menolak.
"Kami?" alis Sasuke berkedut dan apa katanya kami...
"Ayah, Ibu, Kakek bakan Kakakmu." Mikoto menjelaskan bahwa ini sudah keputusan mereka.
"Kenapa tidak nii-san saja." dengus Sasuke yang sepertinya masih enggan menerima perjodohan.
"Itachi Sudah memiliki kekasih. Jadi hanya kamu harapan kami." Mikoto tersenyum dan menepuk bahu anak bungsunya. "Bukannya kamu tidak memiliki kekasih?"
"Aku juga memiliki kekasih." dusta Sasuke.
"Benarkah?" tanya Mikoto.'kau sedang berbohong nak' dengus Mikoto dalam hati.
"Hn." angguk Sasuke.
"Bawa dia ke mari!" perintah Ayahnya yang menatapnya datar.
"Untuk apa?"
"Menilai apa pantas atau tidak." jelas Ayahnya membuat Sasuke menegang.
"Baik, aku akan membawanya dan ku pastikan semua hal konyol ini batal." jawab Sasuke dan berdiri meninggalkan orang tuanya yang hanya mendesah melihat sifat anaknya.
"Fugaku-kun apa tidak apa-apa?" cemas Mikoto kepada suaminya.
"Kita tahu dia sedang berbohong." Senyum Fugaku kepada istrinya dan ia mengambil teh lalu meminumnya.
"Kau tahu?"
"Tentu saja sayang, dia itu anak kita."
"Tapi..."
"Semua akan baik-baik saja. Kita lihat hal konyol apa yang akan ia lakukan." Fugaku hanya mendengus membayangkan bagaimana nanti upaya yang dilakukan putra bungsunya.
"Ya... Semoga. Kakek dan Itachi-kun sudah di Suna kah?" tanya Mikoto mengingat ayah dan putra sulungnya sedang melakukan sesuatu di kota Suna.
"Hn." angguk Fugaku dan Mikoto tersenyum cerah.
.
.
.
.
.
~oOo~
Di sebuah kediaman yang sama megahnya sedang berkumpul yang sepertinya ada tamu dan mereka sedang terlibat hal serius.
"Aku ingin dia memakai ini." suara baritone yang sangat datar membuat orang di depanya gugup.
"Ha-hai." angguk gugup sang tuan rumah.
"Jangan takut paman." tawa seorang pemuda tampan melihat aura yang sangat mencekam. "Kakek memang seram ya."
"Diam kau Itachi." dengus orang yang dipanggil seram oleh cucunya itu. Dia adalah Uchiha Madara.
"Kau kalah dari kakekmu Itachi." ejek lelaki yang seumuran dengannya dan ia memiliki rambut merah, mata hazel serta wajah yang menawan.
"Apa kau, dasar bayi." dengus Itachi karena ejekan sahabatnya.
"Apa..."
"Sudah lah Sasori." lerai Ibunya, Haruno Mebuki. "Di mana adikmu Sasori?" Tanya Mebuki yang belum melihat putri bungsunya.
"Ya... Cucuku di mana?" Madara menambahkan.
""Sedang bertemu Gaara."
"Kekasih?" tanya Madara dan Itachi bersamaan. Mereka memandang Sasori tajam sehingga membuat Sasori bergidik ngeri. 'Apa adikku akan baik-baik saja' pikirnya.
"Bu-bukan." sergah Sasori mengibas-ngibaskan tangannya. "Dia sepupu kami."
"Bagus." jawab Madara tersenyum.
"Jadi..."
"TADAIMAAA... ONII-CHAN NO BAKA." perkataan Kizashi terpotong oleh suara yang memenuhi rumah besar itu.
"Nah... Itu dia." kata Sasori beranjak dan pergi menghampiri adiknya.
.
.
.
"Sedang apa nii-chan?" tanya Sakura yang melihat kakaknya menghampirinya.
"Sedang ada tamu." jawabnya dan mengacak rambut Sakura gemas.
"Berantakan Nii-chan." Sakura mencebibkan bibirnya sebal.
"Kau tidak apa-apa kan?" tanya Sasori dan memutarkan badan adiknya. Mengecek bahwa adiknya dalam keadaan baik-baik saja.
"Aku baik-baik saja." jawab Sakura tersenyum dan Sasori hanya mendengus.
"Jangan terlalu sering." Sasori menasehati kebiasaan adiknya itu.
"Siap kapten." Sakura memberi hormat layaknya prajurit kepada atasannya dan Sasori hanya mendesah.
"Ayo ada tamu untukmu." Sasori berkata dan merangkul Sakura menuju ruang keluarga.
"Untukku?" tanya Sakura dan Sasori hanya mengangguk sebagai jawabannya.
.
.
.
"Saki... Duduk lah nak." titah Mebuki saat melihat puterinya datang.
"Ha'i." Sakura menurutinya dan duduk di samping ibunya.
"Kau masih ingat mereka?" tanya Mebuki kepada anaknya. Sakura melihat tamu itu dan terbelalak menghampirinya.
"Itachi-nii." seru Sakura langsung menerjang Itachi dan memeluknya. "Kapan datang, apa kabar semuanya." borong Sakura menanyakan semuanya.
"Semua baik, datang sejak makan malam." kekehnya dan mengelus punggung Sakura. Ia mendengus geli melihat sifat Sakura yang masih manja kepadanya.
"Kau melupakan ku gadis berry." perkataan seseorang membuat Sakura menoleh.
"Kakek." serunya kembali dan memeluk Madara.
"Kau semakin cantik berry." kata Madara menuntun Sakura duduk di sebelahmya.
"Kakek dan Itachi-nii sedang ada kerjaan di sini kah?" tanya Sakura melihat orang yang sangat ia kenal dan sayangi itu.
"Ya... Dan aku ingin melamarmu." Kata Madara tersenyum mengelus rambut 'softpink' Sakura dan Sakura...
"TIDAKKK..." jerit Sakura.
"Kenapa?" tanya Madara heran melihat Sakura yang histeris.
"Aku tidak mau jadi isteri kakek." ngeri Sakura.
"Bu-bukan aku. Tapi cucuku Saki." jelas Madara yang shock ternyata Sakura beranggapan dia yang melamar. Jika masih muda si tidak keberatan tapi, ini tidak mungkin. Dengusnya dalm hati.
"I-ITACHI-NII..." kini Sakura berteriak menunjuk Itachi.
"Bu-bukan aku Saku, tapi adik ku." jelas Itachi yang juga shock.
"Adik?" alis Sakura terangkat.
"Ya, Sasuke." jawab Itachi.
"Sasuke. Yang di juluki bad boy itu?" tanya Sakura memastikan.
"Ya, dari mana kau tahu julukannya Saku?" tanya Itachi memandang Sakura penuh selidik.
"Itu, teman-temanku yang bilang." jawab Sakura jujur. Ia memang mengetahui tapi tidak mengenal sama sekali.
"Jadi?" Madara memandang Sakura memastikan.
"Tidak." tolak Sakura.
"Tolong berry, hanya padamu aku yakin kau bisa menaklukannya." pinta Madara dengan nada yang datar namun Sakura tahu ada nada harapan dari perkataanya dan sorot matanya.
"Iya Saku-Chan. Karena kami yakin padamu dan hanya menginginkanmu jadi keluarga kami." kini Itachi yang meminta kepada Sakura.
"Tapi..."
"Aku yakin kau pasti bisa. Karena kau adalah adikku." perkataan Sasori membuat Sakura memandang kakaknya dan Sasori hanya mengangguk.
"Baiklah."desah Sakura namun menyetujuinya.
"Bagus." jawab Madara dan Itachi bersemangat.
"Tapi, apa dia errr... Me-mesum." gugup Sakura menanyakan hal itu.
"Aku tidak tahu. Tapi jika dia macam-macam kau bisa langsung menghajarnya kan." tawa Itachi dan menggoda Sakura.
"Jika ada apa-apa hubungi Nii-Chan. Nanti Nii-Chan akan ke sana." perkataan Sasori membuat Sakura tersenyum dan mengangguk.
"Besok kau ikut kami ke Konoha." Madara berkata dan mengelus rambut Sakura lembut.
"Besok?"
"Hn."
"Baiklah." setuju Sakura. Ia membayangkan seperti apa adik dari Itachi-nii yang teman-temannya selalu elu-elukan tapi dengan gelar 'bad boy' itu. Sepertinya ini akan menarik dan ia menyeringai membayangkan bisa bertemu dengan Sasuke.
Madara dan Itachi melihat seringai Sakura juga ikut menyeringai. Mereka yakin akan pilihan mereka. Sasori yang melihat Sakura, Itachi, dan kakek Madara hanya mendesah. Mereka sama saja! Keluarga Uchiha sangat menyayangi Sakura karena mereka sering bertemu tapi mungkin Sasuke tidak, karena Sakura tidak pernah ke Konoha. Madara sangat menyayangi Sakura bahkan saat pertama kali bertemu ia langsung membawa Sakura jalan-jalan. Ia hanya mendesah dan menggeleng dengan apa yang akan ketiganya lakukan kepada Sasuke.
.
.
.
.
.
Tbc
Pasarannn ya idenya T.T
Tapi entah kenapa terlintas begini, jadilah ff gaje ini...
Jika ada saran silahkan saja ya^^ semoga membangun lebih baik lagi (walau gk maju'').
Mind to RnR ya^^
W'Ucb
