The spell of millenium item~ Sihir millenium item
Yu-Gi oh!
Disclaimer: karakter dan crita asli Milik Kazuki Takahashi, aku tidak mengambil keuntungan dari cerita ini. Hanya saja aku mendapat ide cerita saat iseng mencoba menggambar doujinnya Yugioh.
Rating: Ceritanya tidak berat. K+ cukup
Genre: Fantasy, dan yang lainnya.
Warning: Ceritanya agak aneh?dan mungkin banyak kekurangan. Tapi aku harap tidak terlalu, selamat membaca!
Mimpi?
Joey terbangun dan mendapatkan dirinya berada di sebuah tempat tidur. Dia mengenakan baju berbeda dari yang dia pakai sebelumnya, bukan baju seragam sekolah. Sepasang bola mata sedang memandanginya. Dia pun memandang balik ke pemilik bola mata tersebut.
"Joey, akhirnya kamu bangun juga!" Suara senang pemilik bola mata itu membuat Joey terkejut.
"Serenity?" Joey memandangi wajah adiknya itu dengan tatapan bingung. Serenity menggunakan sebuah gaun seperti saat berada di era kerajaan. Saat memandang sekitar, Joey tahu kalau kamar yang dia tempati bukan kamar di apartemennya. Di kamar itu terdapat sebuah kasur yang ditempatinya, meja dan kursi kayu. Tidak terdapat lampu dan televisi atau semacamnya.
"Joey, ayo kita segera bersiap-siap! Aku akan segera mengambilkan baju untukmu.." Dia tersenyum.
"Eh, bersiap untuk apa?"Joey menjadi semakin bingung.
"Joey..kita kan akan pergi ke pesta!" Mata Serenity berbinar-binar, Joey hanya bisa terdiam dan mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di dalam kepalanya. Serenity kemudian berbalik dan mulai berjalan keluar kamar.
"Uh..tunggu dulu, bagaimana aku ada disini?terakhir kuingat aku baru saja duel dengan cara lama dengan Yugi di toko game milik kakeknya..lalu tiba-tiba Bakura muncul sehingga membuat Yami keluar. Mereka bertengkar.. lalu..apa ini mimpi?" Joey mencoba mencubit tangannya.
"Aww..ini sakit!" Joey hanya meringis saat merasakan sakit di tangannya.
"Jadi, aku tidak bermimpi.." Joey masih mencari penjelasan saat Serenity masuk.
"Ah, Joey..cepat mandi lalu ganti baju ini.." Serenity melempar baju ke arah Joey.
"Mungkin ini ada hubungan dengan millenium item.. Aku jadi penasaran, apa disini mereka juga ada." Joey bangkit dari tempat tidurnya. Dibawanya baju yang diberi oleh Serenity. Walaupun masih kebingungan, dia menaati perintah adiknya.
"Um.. Dimana kamar mandinya?" Joey memandang Serenity sambil tertawa kecil.
Serenity menghelai nafas."Joey-"
Selesai mandi, Joey mengenakan baju yang diberikan oleh Serenity. Dia lalu keluar dari kamar mandi dan bercermin.
"Whoa..baju ini tidak terlalu buruk.." Joey memandangi dirinya. Dia memakai pakaian mirip bangsawan yang berwarna biru tua. Pakaian itu tidak terlalu mewah tetapi sangat pantas untuknya.
"Joey, apa kamu sudah siap?" Serenity duduk di ranjang Joey. Joey mengalihkan pandangan kearah Serenity.
"Maaf, aku tidak tahu kalau kamu ada disitu." Joey tersenyum malu.
"Hahaha, tidak apa." Serenity lalu berdiri, Joey memandang kearahnya."Wow, kamu cantik sekali!" Serenity memakai gaun berwarna biru muda yang dibagian bawah berenda-renda. Lalu pita berwarna putih menghias bagian atas gaun. Dia juga memakai sebuah jepit rambut yang berbentuk bunga berwarna merah.
"Oh ya. Kalau boleh tahu, kita pergi ke pesta siapa?" Joey nampak penasaran. Di 'Dunia' ini, apakah mirip dengan dunia miliknya? Tapi melihat Serenity berada satu rumah dengannya membuat dia berpikir kalau 'Dunia' ini agak berbeda.
"Ini pesta yang jarang sekali diadakan di kerajaan Domino ini, pangeran Mokuba yang mengadakan pesta rakyat ini." Serenity menjelaskan sambil membetulkan baju yang Joey kenakan.
"Seluruh rakyat boleh ikut-"
"Mokuba?"
"Dan mereka juga mengundang orang-orang dari negeri seberang.."
"MOKUBA KAIBA?" Joey setengah berteriak.
"Eh, iya. Kaiba adalah nama raja kita, tetapi sekarang yang memimpin adalah-"
"Seto Kaiba.."
"Yup!" Serenity sudah selesai merapikan baju Joey. Dia lalu memandang ke arah jam dinding.
"Sebentar lagi kita akan berangkat, aku tunggu di depan Joey!" Serenity berjalan keluar ruangan. Dia agak heran kakaknya lupa dengan raja mereka di kerajaan Domino ini. tetapi Serenity tidak mempermasalahkannya.
"Kenapa di dunia ini ada mereka? Tetapi yang mengadakan pesta ini adalah Mokuba, bukan si bodoh Kaiba.. Eh, tunggu dulu. Apa mereka juga sama seperti yang ada di duniaku?" Kepala Joey mulai pusing karena terlalu banyak berpikir.
"Paling tidak, disana ada makanan.." Joey sudah menentukan pikirannya, dia pun berjalan keluar untuk menemui adiknya.
-Di kerajaan.
"Seto, ayolah! Kita nikmati pesta ini.." Pangeran Mokuba menarik lengan Pangeran Seto.
"Mokuba, aku sudah bilang. Kamu boleh mengadakan pesta sesukamu, tapi jangan libatkan aku.."
"Tapi, aku membuat pesta ini khusus untukmu~. Aku ingin sekali-kali kakak tidak terlalu terbebani urusan kerajaan." Mukuba mencoba menunjukkan wajah tidak bersalah.
"Tapi aku tahu tujuanmu mengadakan pesta.." Pangeran Seto menatap Mokuba. Mokuba sedikit berkeringat dan tertawa untuk menutupi kegugupannya.
Pesta itu memang diadakan oleh Mokuba untuk mencarikan Seto teman, ataupun kalu bias dilakukan adalah seorang pasangan. Mokuba tahu, sebagai pengendali negeri ini, Seto banyak mengurus segala sesuatu. Banyak bangsawan yang berteman dengan kakaknya karena kedudukan. Oleh karena itu, Mokuba berpendapat dengan adanya pesta akan membuat suasana yang baru. Mokuba juga menyarankan agak Seto menyamar dan berbaur di dalam pesta. Jika Seto menampakkan dirinya di pesta tersebut sebagai seorang pangeran. Tentu para gadis akan berteriak-teriak sampai pingsan dan berebut ingin berdansa dengannya. Kemudian para bangsawan lain akan menyanjung-nyanjungnya untuk mencari muka.
Mokuba kenal beberapa bangsawan yang tidak mengincar posisi seperti yang lain.
Yugi Mouto dan pengawalnya Yami Yugi, atau Ryo Bakura dan pengawalnya Yami Bakura. Ada juga bangsawan yang Mokuba kenal, bernama Malik dan kakaknya Isis. Dia juga mengundang mereka semua.
"Mokuba, kalau aku setuju untuk kali ini. Apa kamu akan berhenti menggangguku?"
".. . .."
"Tentu saja!"Mokuba tersenyum gembira.
"Haah.." Seto hanya bisa menyerah dan menerima usul adiknya.
"Roland!" Mokuba memanggil pelayannya.
"Ya tuanku.." Roland sudah berada di samping Mokuba.
"Apa pestanya sudah siap?"
"Sudah tuan."
"Kalau begitu kamu boleh pergi." Roland lalu menundukkan badan kemudian pergi.
"Ayo Seto!aku sudah siapkan pakaian untukmu!" Mokuba menarik Seto sepanjang lorong kerajaan ke kamarnya.
Pangeran Seto hanya bisa mengikuti adiknya.
Joey dan Serenity telah sampai di depan istana. Hari sudah mulai malam, matahari senja mulai menghilang dan bintang mulai bermunculan. Bulan tidak luput menampilkan wajahnya.
Serenity berterimakasih kepada sang kusir yang telah mengantar mereka. Joey terkesima, Istana kerajaan itu besar. Banyak orang yang mulai masuk ke halaman depan istana itu. Serenity lalu menggenggam tangan Joey dan menariknya menuju ke gerbang.
Ketika mereka masuk, disana sungguh meriah. Banyak gadis yang mengenakan gaun yang indah dan para pria mengenakan pakaian bangsawan dan beberapa mengenakan jas. Lalu terdapat meja yang besar dengan banyak makanan di atasnya. Makanan laut seperti udang, cumi-cumi, kerang. Lalu ada ayam panggang, steak daging sapi, daging kambing bakar dan bermacam-macam jenis kue. Melihat makanan itu, mata Joey langsung berbinar. Serenity yang melihat wajah Joey hanya tertawa dan menyembunyikan tertawanya dengan saputangan.
Para pelayan menggunakan topeng seperti pesta topeng. Mereka mengenakan jas hitam untuk pelayan laki-laki dan gaun berwarna putih untuk pelayan perempuan. Suara musik juga terdengar dari arah dalam istana yang terbuka. Banyak para bangsawan dan lady yang menari disana. Di halaman juga diadakan pertunjukan-pertunjukan akrobat dan pertunjukan menggunakan api. Malam menjadi semakin semarak.
"Joey, aku akan pergi kesana dulu." Serenity menunjuk ke arah seorang gadis yang melambai kearahnya.
"Mungkin dia teman Serenity?" Joey hanya mengangguk.
"Joey, jangan habiskan semua makanan ya!" Serenity mengedipkan matanya dan mulai berjalan ke arah temannya.
Kini Joey hanya sendiri. Dia melihat ke kanan dan ke kiri. Tidak ada orang yang dikenalnya. Dia pun berjalan ke arah meja yang menyuguhkan makanan. Diambilnya sebuah piring dan mulai memenuhi piring itu dengan makanan. Tiga buah udang goreng tepung, dua cumi bakar, sepotong steak sapi dan kue brownis. Ketika Joey masih sibuk, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya, dia agak terkejut dan hampir menumpahkan makanan yang dibawanya. Joey kemudian memalingkan wajah untuk melihat siapa orang yang sudah membuatnya terkejut. Sebuah wajah yang familiar.
"Tristan?" Joey seakan tak percaya.
"Hei sobat!" Tristan mengambil udang yang berada di piring Joey kemudian memakannya.
"Dimana Serenity?" Tristan mengenakan jas yang berwarna cokelat dan celana hitam. Dia tidak berbeda dengan Tristan yang Joey kenal. Dan mereka juga berteman.
"Itu.." Joey menunjuk kearah Serenity dan temannya. Tristal menengok ke arah yang Joey tunjuk. Mulutnya ternganga. Joey hanya memperhatikan dan setelah dikiranya cukup lama dia melihat Tristan yang terdiam melihat adiknya, dia mengibaskan tangannya di depan wajahnya. Tetapi tidak ada reaksi. Akhirnya Joey memutuskan untuk menginjak kaki Tristan. Dan akhirnya dia bereaksi.
"Aww~ itu sakit Joey!" Tristan menatap Joey dengan pandangan agak marah. Joey hanya tertawa. Tristan mengalihkan lagi pandangannya ke arah Serenity.
"Dia terlihat cantik.."
"Ya ya ya, aku tahu." Joey mengalihkan pandangannya. Matanya melihat sosok yang dikenalnya.
"YUGI?"
Bersambung.
R&R..
