A Lot Like Love

(TaeGi-MinYoon)

Prologue

Dia seperti kupu-kupu.

Bebas dan rapuh. Sayapnya membentang teramat luas, sepekat jelaga di tembok perapian tua. Tetapi rapuh seperti kertas tisu.

Kim Taehyung.

Jangan menggenggamnya terlalu kuat..

Maka ia tidak akan hancur.


"Oh, hyung? Dia tidak datang menjemput?"

"Jimin?"

Park Jimin datang dari balik hujan dengan sepatu kets berlumpur dan wajah panik. Yoongi masih mengerjab ketika Jimin dengan cergas melingkupi pundaknya dengan mantel tebal dan memakaikan beanie ke kepalanya. Bibir tebal Jimin pias dan rona pipinya sewarna delima, Jimin tidak tahan dingin. Yoongi mencabut beanie Jimin, memakaikannya kembali ke kepala pirang pemiliknya. Sesaat dapat mencium aroma sampo yang dipakai pemuda itu, menguar dari dalam rajutan serat kainnya. Madu. Jemari kurusnya jahil mengusap daun telinga Jimin yang ikut memerah dua detik kemudian.

"Keterlaluan." geraman tipis Jimin menguarkan aura kecemasan yang pekat. Yoongi sangat tahu entitas yang dimaksud pemuda Park itu.

"Aku tidak memintanya menjemputku."

Jimin menghela napas berat. Berkacak pinggang dengan tatapan kesal luar biasa. Tetapi pipi bulatnya yang menggembung lucu membuat Yoongi diam-diam tersenyum.

"Setidaknya beritahu aku."

Yoongi ikut menghela napas panjang. Aromanya seperti Jimin, menguar dari fabric halus itu ketika Yoongi mengeratkan pelukannya pada mantel Jimin. Menenangkan dan membuatnya hangat. Seperti Jimin.

"Aku melihatmu seperti anak anjing yang baru saja jatuh ke dalam selokan."

Jimin mengusap kedua telapak tangannya, meniupkan uap hangat dari mulutnya untuk sekadar membuat mereka tetap hangat.

"Kau tahu hyung? Saat ini aku ingin sekali menendang wajah Taehyung."

Yoongi meringis mendengarnya, ia tahu Jimin tak pernah main-main dengan perkataannya.

"Jangan lakukan. Aku tidak suka wajahnya saat babak belur."

"Dia pasti tahu jadwal kuliahmu sudah berakhir sejak satu jam yang lalu. Tetapi dia bahkan tidak bertanya kau di mana hujan-hujan begini."

Yoongi berusaha untuk tidak memerhatikan detik jam dari Rolex di pergelangan tangan Jimin. Yoongi hanya tidak bisa. Dia tidak berharap Taehyung datang dengan payung dan celana kulot longgar kesukaannya menembus hujan untuk menjemputnya, Yoongi tidak berharap Taehyung datang.

"Taehyung tidak seperti yang kaupikirkan, Park Jimin. Dia hanya..." jeda untuk Yoongi berpikir begitu irisnya menerawang jauh ke dalam titik-titik air hujan di depannya cukup untuk membuat Jimin menyimpulkan sesuatu yang membuat hatinya serasa kembali dipatahkan untuk ke sekian kali.

"..tidak ingin terlihat menggenggamku terlalu kuat."

Karena Yoongi tahu Taehyung sedang menunggunya. Selalu.

Yoongi yang tersenyum lembut dengan jari-jari kecilnya yang bermain nakal di antara tetesan air langit yang jatuh dari atap halte bus. Yoongi yang tersenyum tanpa kerut gelisah dan sedih itu..seakan menyadarkan Jimin jika ia bahkan sama sekali tidak memiliki celah untuk menembusnya. Jimin seharusnya sadar jika ia sudah dikalahkan jauh sebelum ia bahkan memiliki kesempatan untuk memulai.

Yoongi mencintai Kim Taehyung lebih dari apapun.


Bukan aku, melainkan dia..

Kim Taehyung yang seperti kupu-kupu..

Dia hanya tidak sadar.