Malam Sebelum Pertandingan Final dengan Amerika

.

.

.

.

.

Disclaimer: Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata

To: Eyeshield 21 fans

Warning! Gaje, aneh, OOC, Not YAOI!!!! dll

Don't like? Don't Read!! Get out from this fic if you don't like.


Scene 1

Hiruma Youichi dan Anezaki Mamori: Pergi ke kasino di Amerika.

.

Malam hari di Amerika sedikit berbeda pada malam hari di Jepang. Kalo di Jepang, malam hari begini sudah agak sepi dan tidak terlalu ramai. Tapi, kalo di Amerika, malam hari begini masih ramai lalu lalang motor dan mobil. Di sebuah hotel di Amerika, tempat team Japan menginap…

"Saluran televisinya gak ada yang seru…" keluh Mamori yang berbaring di tempat tidur sambil melahap cho creamnya dan terus mengganti channel tv.

"Tau, ah!!" Mamori yang kesal pun akhirnya membiarkan televisi menyala dan dia meninggalkan tempat tidurnya.

"Suzuna-chan, dia sedang apa, ya? main ke kamar cowok begitu, hh…" ucap Mamori yang pergi kearah kulkas. Saat dia hendak membuka kulkas, bel kamar Mamori berbunyi.

"Apa mungkin Suzuna-chan, ya?" tanya Mamori. (Perhatian, saat ini…Suzuna sedang main perang bantal di kamar para cowok). Mamori pun pergi dan membuka pintu.

"A…Hiruma-kun?" heran Mamori saat melihat Hiruma ada didepan kamarnya dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya. "Ngapain kau disini?" tanya Mamori yang membukakan pintu lebih lebar.

"Aku punya urusan denganmu!" jawab Hiruma yang masuk ke dalam kamar Mamori dan menutup pintu kamar. Mamori hanya heran, terlebih lagi saat melihat Hiruma yang saat ini memakai setelan jas dan celana, seperti mau pergi ke acara resmi.

"Kau mau kemana malam-malam begini?" tanya Mamori lagi.

"Kekeke, di Amerika…jalan pada malam hari udah kayak kewajiban, manajer sialan! Dengar! Aku ada urusan sebentar. Selama aku pergi, kau cari informasi tentang pemain-pemain Amerika di laptop-ku ini. Setelah itu, kau cari style permainan mereka dan pelajarilah. Lalu, kau salin kembali dalam bukumu dan baca ulang lalu cari kelemahan mereka. Kalo udah dapet kelemahannya, tulis ulang di laptop-ku biar aku baca nanti. Kau bisa mendapatkan informasi dengan bentuk tulisan maupun video. Dan bla bla bla…" jelas Hiruma panjang lebar. Tapi, dengan kepintarannya…Mamori bisa menangkap penjelasan ribet itu semua. Coba Hiruma nyuruh Sena ato Monta, dijamin! Udah naek darah duluan.

"Kau mengerti, manajer sialan?" cetus Hiruma memberikan laptopnya. "Tidak usah kau jelaskan secara rinci padaku pun aku udah ngerti tugasku, kapten…" jawab Mamori sedikit kesal dan pada kata-kata 'Kapten' terasa penekanan seperti menyindir.

"Kekeke, bagus kalo kau udah ngerti…" ucap Hiruma yang berbalik dan berjalan menuju pintu. "Eh? Tunggu, Hiruma-kun!" panggil Mamori.

"Apaan?"

"Kau bagaimana, sih? Dasimu itu kurang keatas dan kurang rapi *menaikkan dasi Hiruma*. Kerah kemejamu juga belum terlipat dengan benar *membetulkan kerah Hiruma*. Kancingnya agak dibenerin, dong! *mengancingkan kancing kemeja Hiruma*. Kemejanya sedikit kusut, nih…jasnya juga dikancing, dong biar agak rapian *mengelus pelan bagian dada pada jas agar kusut-nya agak ilang*. Rambutmu juga agak berantakan kayak orang abis bangun tidur *merapikan rambut Hiruma dengan tangannya*. Kau enggak pakai parfum, ya? wangi-mu enggak tercium dengan jelas…" jelas Mamori yang membetulkan penampilan Hiruma seperti seorang istri yang sedang mendandani suami yang akan pergi meeting. Hiruma tidak bisa menghentikan laju bicara Mamori seperti kereta api tanpa stasiun. Dia terus ngoceh dan ngoceh, Hiruma sampai keheranan.

"Ni cewek cerewet banget, sih?" batin Hiruma melihat Mamori yang sibuk betulin cara pakaiannya.

Tidak disadari, diluar…

"Yaa! MonMon, Sena, minna…kemari! Kemari!" panggil Suzuna pelan sambil mengintip lewat celah pintu yang agak terbuka. All star Jepang (kecuali, Musashi, Kakei, Taka dan Yamato, juga para pemain yang masih punya otak) mendatangi Suzuna.

"Ada apa? Ada apa?" tanya Monta. "Liat itu!" ucap Suzuna yang menunjuk kearah dalam. Semuanya mengintip dan…*ctek*

"Eh?" ucap para all stars kompak dan terpaku pada gerakan mengintipnya. Mereka melihat keatas perlahan.

"Ya-Ha, sedang apa kalian disini, bocah-bocah sial?" tanya Hiruma sangar sambil menodongkan senjatanya.

"Ti…Tidak ngapa-ngapain…" para all stars gemetar mendadak. Aura-aura hitam bermunculan dalam jumlah banyak di belakang Hiruma, sementara aura-aura kematian bermunculan dari balik para all stars yang mengintip.

"Nyawa kalian berkurang 100 tahun, YA-HA!!!!!!!!" Hiruma pun langsung menembaki para all stars dengan senjata ber-peluru tiada habisnya.

"Tidaaaaaaaaaak!!!!" para all stars langsung loncat-loncat dan ngibrit dengan kecepatan full daripada mati dibunuh Hiruma sebelum hari pertandingan.

"Ya, ampun…Hiruma-kun itu…Dimana dia menaruh senjata-senjatanya itu?" Mamori pun sedikit sweetdrop saat melihat Hiruma mengejar-ngejar para all stars seperti sedang memburu mangsa buat makan.

Hiruma dan Mamori, END


Scene 2

Sakuraba Haruto dan Kobayakawa Sena: Devil bat Hurricane dan Shooting Star.

.

13 jam sebelum hari pertandingan, Sena tidak bisa tidur karena keberisikan gara-gara Monta terus-terusan berteriak 'Devil Back Fire!! Neo!!' dalam mimpinya. Ditambah lagi, bantalnya diambil oleh Monta seakan-akan bantalnya itu adalah bola American Football. Dia mau tak mau tidak bisa tidur.

"Yaah, Riku tidurnya enak banget. Ngiri, nih! Oh, mungkin dia udah minum obat tidur sebelum tidur karena tau Monta tidurnya gak bisa diem. Wah, aturnya kuikuti aja ya caranya dia…" pikir Sena bodoh yang melihat Riku tertidur dengan pulas sampai mendengkur. (Mungkin gara-gara stress ngadepin Panther besok, dia kehilangan hampir sepertiga fungsi otaknya).

"Keluar aja, dah nyari angin…" ucap Sena yang pergi kearah luar balkon. "Malam yang indah…" pujinya.

"Devil back Fire!! Neo!!" Monta yang ngelindur kali ini mengambil bantal Riku.

"Ha? bantal gw! Bantai gw ilang? Ha! ha!" Riku yang juga kelihatannya sedikit mengigau gara-gara bantalnya diambil secara tiba-tiba langsung berdiri. Walo matanya masih setengah terbuka, bahkan gak nyampe setengah….dia celinguk kiri-kanan mencari bantalnya tapi tidak lama kemudian…dia terjatuh kembali pada tempat tidurnya dan kembali mendengkur.

"Ri…Riku…" Sena pun sweetdrop ngeliat tingkah bodoh 2 teman sekamarnya. Sena melanjutkan melihat ke langit malam. Sambil melihat langit, dia terus berfikir bagaimana caranya dia melewati Panther besok. Kemudian, dia ambil ancang-ancang.

"Devil bat Hurricane!!" ucapnya sambil menggunakan tekniknya. Namun, seperti yang sudah dijelaskan diatas…gara-gara stress ngadepin Panther besok, dia kehilangan hampir sepertiga fungsi otaknya. Dia tidak sadar dimana dia gunakan devil bat hurricane hingga terjatuh dari balkon.

"Gyaa!! Aku jatuuh!!" batinnya dengan jawdrop. Tapi, *Tuing,tuing* Sena naik turun seperti sedang naik trampoline.

"Ti…Tidak mati?" heran Sena. "Ka…kau tidak apa-apa, Sena?" tanya seseorang. Sena pun langsung melihat keatas dan menemukan Sakuraba tengah memegang celananya.

"Sa…Sakuraba-san?"

Sakuraba kemudian menarik Sena keatas balkon kamarnya.

"Ha…hahaha, ji…jika saja kak Sakuraba tidak menolongku…aku yakin ucapannya kak Hiruma bakal jadi absolute…" ucap Sena yang masih gemetaran dan tersenyum garing.

"Ka…Kagak napa-napa. Kebetulan aku lagi ngeliat langit malam dan dari atas aku liat bintang jatuh dan berharap menangkapnya. Eh, ternyata yang ada aku malah nangkep binatang jatuh…" balas Sakuraba yang sedikit gemetaran juga.

"Eh? Bi…binatang jatuh?" heran Sena.

"Ma…Maksudku, Bin Atang…baru-baru ini tetanggaku yang namanya pak Atang menikahkan anaknya. Ha ha ha…" tawa garing Sakuraba. Karena mereka terus-terusan tertawa garing, penghuni kamar Sakura yang satunya lagi terusik.

"Woi!! Gw lagi pengen tidur, nih!! Lu pade jangan pada berisik kenapa!!" kesal orang itu.

"Hi…Hiee!! Shi…Shin-san?" kaget Sena. Setelah pasang muka kesalnya, Shin tertidur kembali.

"Maafkan dia, Sena. Daritadi Shin enggak bisa tidur gara-gara ponselku yang terus-terusan berbunyi…" jelas Sakuraba. "Oooh…"

Gara-gara mereka berisik lagi, Shin berdiri dan berjalan menuju tasnya.

"Lho? Shin-san mau kemana?" tanya Sena. "Entahlah…"

"Kubilang…jangan berisik!!" ucap Shin yang menggunakan Trident Tackle-nya pada Sena dan Sakuraba.

"Ugyaaaa!!" Sena dan Sakuraba langsung mental dan benar-benar jadi bintang jatuh.

Sakuraba dan Sena, END


Scene 3

Hiruma Youichi dan Clifford D'Louis: Adu chatting.

.

"Hm? Bocah Jepang yang bernama Hiruma Youichi itu memang iblis mendarah daging kayaknya…" ucap Clifford sambil bersandar pada bangkunya.

"Apa maksudmu?" tanya Panther.

"Semua data-data dan informasi tentang dirinya sendiri telah dipalsukan! Kagak jelas apa masa lalunya, kayak gimana kehidupannya, orang tuanya. Mati aja, dah sana!!" cetus Clifford kasar.

"Anu…Clifford, katamu tadi kan Hiruma udah kayak iblis mendarah daging. Mati itu kagak ada didalam kamus iblis, lho…" ucap Panther pelan.

Suasana hening, Clifford ngeliat Panther dengan tatapan kosong.

"Di...Dia marah..." batin Panther gemetar.

SFX: *Pong!*

"Oh, kau benar! Bodohnya aku…" Clifford yang mungkin rada stress setelah di 'permainkan' oleh Hiruma di kasino tadi malam juga sedikit jadi bodoh.

"A…Ahahaha…" tawa garing Panther.

A/N: Tentu para Readers dan Author tau, kan teknologi komunikasi internet sekarang? Facebook, YM, ato chatting dan semacamnya? Saat ini, Clifford lagi buka facebooknya dan dia udah jadi 'friend'-nya Hiruma.

"Em? Ada yang ngasih chatting. Sapa, ya?" batin Clifford yang buka list chat-nya.

WARNING!! OOC, terutama Clifford-nya. Clifford FC tolong dimaafkan kebodohan saia.

- Chat -

…………: Kekeke, kau belum tidur, ya mancung sialan?

Clifford: Diam kau, bocah!

Hiruma: Kekeke, umurku udah 17 taun, emangnya aku masih bocah, ya?

Clifford: Baiklah, kalo begitu aku akan memanggilmu dengan 'Kakek'…

Hiruma: Kakek? Kekeke, abis main poker denganku tadi bikin otakmu kehilangan 99,9% fungsinya, ya?

Clifford: Apa katamu, bocah?

Hiruma: Wekekeke, kau memanggilku 'Bocah' lagi? Lupa kalo katanya kau mau manggil aku 'Kakek'?

Clifford: Kau bermain dengan api, kakek! *nada mulai kesal*

Hiruma: Wekekekeke!!! *ampe nangis* Aku lagi maen laptop dibilang maen api. Wekekeke, otakmu udah kehilangan 100% fungsinya!!! Kekeke!! *ngakak kayak pas ngeliat Agon dibotakin*

Clifford: Bocah sialan! Kau menuang minyak dalam api!! *masih sabar*

Hiruma: Wakakakakakak!!! Dia manggil gw 'Bocah' lagi, ditambah lagi…dia ngigo kalo gw nuang minyak dalam api…wakekekek!! *Ngakak ampe rasanya pengen guling-gulingan*

Clifford: *puncak kesabaran* kubunuh kau, kakek!

Hiruma: pikirin? *langsung off*

- End Chat -

Clifford yang merasa benar-benar kesal langsung melempar laptopnya dan menghantam muka panther yang sweetdrop ngeliat pertempuran chatting Clifford Vs Hiruma.

"Cli…Clif…ford…" terbata-bata karena saat itu Panther sedang makan es krim.

"Kubuat bocah sialan itu tenggelam di kuburan terdalam!!" kesal Clifford yang pergi ke tempat tidurnya.

"Anu, Clifford…aku tau kau sedang emosi. Tapi, tidak apa laptop yang berisi data-data penting tentang Hiruma kau hancurkan begitu saja?" tanya Panther polos. Clifford langsung berhenti dan melihat Panther dengan tatapan pembunuh.

"Hie!!" tegang. Tiba-tiba Clifford masang muka mewek. "Huee, laptop berisi strategi pertandingan buat besok hancur. Huwaaa!!! Clifford pun nangis Bombay. Panther hanya jawdrop.

Sementara itu Hiruma…

"Kekeke, aku berhasil membuatnya menghancurkan laptop-nya sendiri. Kekeke…" bangga Hiruma yang terkekeh-kekeh sendiri.

Clifford dan Hiruma, END


Crimson: Etto, aneh…ya? emm, maafin dah. Namanya juga fic sehari jadi, ahahaha! Ide gila ini semua didapat setelah baca komik Eyeshield 21 pas lagi pertandingan lawan Amerika. Akhir kata, Reviewnya boleh, tuh…hehehe…

By:

Crimson Shinigami D. Evils