Jendral Qin's Family
Cast: Cho Kyuhyun (Kui Xian), Kim Kibum (Qin Ji Fan), Wu Yifan (Qin Yi Fan), Kim Joonmyeon (Qin Suho), Huang Zi Tao (Qin Zi Tao), Park Chanyeol (Qin Chan Ye), Kim Jongin (Qin Kai) and other
Summary: Kyuhyun hanya seorang anak SMA yang merasa hidupnya terlalu datar. Namun sebuah buku sejarah yang ia rasa begitu berbeda membawanya terdampar ke masa lalu. Dimana dirinya di masa lalu yang sekarat dan memintanya melindungi keluarga Jendral Qin, keluarga Jendral besar pada masa itu.
Genre: Adventure, Family
Rated: T
Disclaimer: Kim Kibum masih diusahakan menjadi milik ika zordick
Warning: Typos, BL, Gaje, Kolosal.
%ika. Zordick%
Dunia ini membosankan kau tahu? Sepanjang aku hidup selama delapan belas tahun ini tidak ada yang terlalu menarik. Sekolah, itu kegiatan rutin yang layaknya ku kerjakan bagaikan plegmatis yang begitu cinta damai. Mendapatkan nilai yang bagus, setidaknya kalau aku tak menguasai pelajaran tersebut, aku akan mendapatkan nilai yang memenuhi standar kompetensi.
Lalu apa kemudian?
Bermain? Yah… aku menghabiskan waktuku dengan PSP yang selalu kubawa kemanapun. Dan harapanku selama ini adalah semoga ada PSP yang tak perlu di charge sehingga aku tak terlalu kerepotan jikalau aku memperoleh masalah berupa batrai lowbat ditengah game.
Hidupku ini… tidak menyenangkan. Tidak juga menyedihkan. Aku tidak kekurangan makan tapi aku merasa bosan. Rutinitas adalah hal yang perlu di basmi. Aku remaja bebas tapi aku tak merasakan kebebasan. Aku hidup damai tapi itu kebutuhan yang harus di setiap hembusan nafas.
Ada yang punya ide apa yang harus aku lakukan?
"Bagaimana dengan mencari pacar?" Kyuhyun—remaja yang sedari tadi sibuk memainkan PSP hitamnya mengubah fokusnya. Ia melirik pada sahabat tingginya yang tengah nyengir sambil bersidekap.
"Apa? Kau menyuruhku bersama pria atau wanita?" sakratis—begitulah Kyuhyun. Sementara Changmin—sahabatnya hanya maklum. Jika dia memikirkan Kyuhyun yang manis seperti manisnya wajahnya itu mustahil.
"Bisa pria dan wanita, tergantung dirimu" ucap Changmin asal, dia mengetuk-ngetukkan ujung bukunya yang tak terlalu tebal di meja Kyuhyun. "Aku tidak punya waktu Min" kali ini Kyuhyun memulai pembelaannya mengapa ia tak laku juga hingga sekarang. Bukan karena ia tak tampan, bukan juga karena ia kurang menarik dan mempesona. Hanya saja—ia memang tak tertarik atau memang tak ada yang menarik perhatiannya.
Changmin menghela nafas, ditegakkannya tubuhnya yang tadi ia sandarkan di meja. "Hei Kyu… aku serius tentang memeriksakan psikologismu. Buku sejarah dan matematika sepertinya membuatmu gila. Jangan bilang kau menderita penyakit mencintai deretan angka atau kisah-kisah dongeng tak berguna" nasihat Changmin yang malah terdengar seperti ejekan bertajuk 'JAUHI SEJARAH DAN MATEMATIKA ATAU KAU AKAN GILA"
Tak banyak bicara, Kyuhyun malas berdebat dengan sahabatnya tersebut. Dia memilih menyambar buku yang sedari tadi di ketukkan Changmin di mejanya. "Yak! Kau mau kemana?" Tanya Changmin tak senang saat Kyuhyun tak menghiraukannya dan malah melangkah keluar kelas.
"Perpustakaan, mengembalikan ini" jawabnya enteng kemudian menghilang melewati koridor sekolah.
Disinilah aku, sekolah yang tak menyenangkan. Sekolah internasional yang memaksa siswanya mampu berbahasa Inggris, Mandarin dan Korea. Salah satu sekolah ternama di Seoul yang membosankan dengan seribu peraturan yang tak pernah ku hapal. Aku hanya ingin damai—seperti yang kutekankan sebelumnya—menjadi siswa berprestasi, tidak membuat masalah, datang, duduk kemudian diam mendengarkan lalu pulang.
Sesekali aku akan menghabiskan waktuku di perpustakaan, di salah satu deretan rak buku yang ku suka selain Matematika. Kau tahu apa? Benar! SEJARAH! Atau kau perlu membaca ulang summary cerita ini untuk membuktikan kau tak sedang salah membaca. Yah… atau author sialan itu tak salah mengetik.
Kyuhyun melangkahkan kakinya memasuki perpustakaan, menemukan kembali bibi Soujou—penjaga perpustakaan yang di diskripsikannya hamper mirip dengan bibi Bokken yang pernah ia baca bukunya. Sang penjaga perpustakaan sendiri memang lumayan mengerikan, dengan rambut yang hamper semua memutih ketika usianya belum memasuki usia senja membuat Kyuhyun yakin kalau ia menghabiskan seluruh buku disini ia akan berwujud sama dengan sang wanita dewasa itu.
"Aku ingin mengembalikan ini" ucap Kyuhyun menyerahkan buku di tangannya. Wanita itu menerimanya tanpa banyak bicara. Ia berkutat dengan komputernya beberapa saat kemudian mengembalikan kartu perpustakaan Kyuhyun. "Terima kasih"
Sopan santun, itulah yang dipelajari Kyuhyun ketika berhadapan dengan seseorang yang lebih tua di masyarakat Timur. Sekali lagi karena hidupnya yang serba menjunjung tinggi asas kedamaian Kyuhyun selalu suka bersopan santun di perpustakaan meski itu bukan gayanya.
Kembali ia melangkahkan kakinya di rak-rak tinggi perpustakaan tua sekolah mereka yang konon merupakan perpustakaan tertua di Seoul. Kyuhyun mulai menggapai satu per satu buku pada rak Sejarah—buku yang ia sukai. Entahlah… ia memang suka membaca seorang Mark Anthony yang bagaikan pahlawan Roma ternyata mencintai Cleopatra ataupun tentang Charles II sampai kesekian dari Inggris. Ia juga suka tentang perang salib dan Hitler di masa perang dunia ke dua.
Semua kisah-kisah itu saling mendukung, di urutkan secara jamannya dan menjadi satu kesatuan yang membuat tidak ada bagian dunia ini yang tidak dipenuhi dengan kejutan. Alasan simple seorang Cho Kyuhyun merasa dunianya hidup dengan adanya sejarah. Sepertinya ia akan menjadi seorang arkeolog saja kelak.
Kyuhyun memasuki kawasan buku-buku tua. Buku-buku yang tak pernah di jamah siapapun, buku dengan tebal dan besar diatas rata-rata buku pada umumnya. Seperti buku ensiklopedia lengkap dunia di deretan belakang. Kyuhyun sedikit tergugah untuk membuka sebuah buku bersampul biru cerah yang tak berjudul—mungkin sampulnya telah diganti karena rusak.
Dia membuka halaman pertama, bercak-bercak noda kemerahan terlihat di sana. Kyuhyun mencoba membaca hangul yang berukuran besar disana "Dinasti Han dan Jendral Qin". Seperti buku dongeng, bahkan Kyuhyun merasa sepertinya sang penulis tak cukup professional untuk menentukan judul dari buku tersebut.
Tapi tunggu dulu, Jendral Qin? Apa tidak salah?
Kyuhyun tak pernah membaca marga Qin sebelumnya dalam buku sejarah China manapun. Ming ataupun Yen tak pernah membahas tentang Qin sebelumnya. Sepertinya buku ini akan menarik. Ataukah buku ini hanya kumpulan bualan dongeng yang tak sengaja masuk dalam deretan buku sejarah?
%ika. Zordick%
Setelah makan malam Kyuhyun meraih PSPnya dan smartphonenya. Sedikit beruntung kedua benda itu telah tercharge secara full sekarang. Ia melangkah kakinya ke meja belajarnya membuka halaman demi halaman buku yang baru saja ia pinjam tadi siang.
Mereka tak tertulis dalam buku sejarah manapun. Mereka di hapus meski limpahan pengabdian mereka berikan pada sang raja hanya karena dosa yang tak pernah mereka perbuat. Mereka tak pernah menghianati, merekalah abdi yang paling setia dari segala abdi yang ada. Bagaikan anjing raja yang takkan pernah menggigit.
Kyuhyun menyipitkan matanya, ia tak salah baca kan? Bagaimana mungkin buku ini menuliskan kata-kata yang begitu kasar tentang raja? Hah… persetan, lebih baik ia melanjutkan kemudian mulai menulis kritiknya nanti di internet.
Keluarga Qin, adalah keluarga Jendral turun temurun. Bakat yang di turunkan secara nyata dari darah yang mengalir di tubuh mereka. Qin Kangin, Jendral yang menjadi kepala keluarganya, ia memiliki seorang istri yang cantik bernama Qin Li Te, Leeteuk yang merupakan keponakan raja Han—sebuah hadiah yang diberikan raja demi pengabdiannya dalam memperluas daerah kekuasaan China pada dinasti Han.
Qin Kangin dan Qin Li Te memiliki enamorang anak lelaki yang di juluki Liu Xing Long Qin (Enambintang Naga Emas 'Qin') dan seorang anak bungsu perempuan.
Entah dorongan dari mana Kyuhyun mulai membalik satu per satu halaman dengan bagitu penuh rasa keingin tahuan. Merasa beberapa bagian sangatlah tidak mungkin karena akan merusak sejarah beberapa tahun kemudian ketika Han jatuh. Tapi tak ada yang dapat di pungkiri, bagaimana jika beberapa cerita di sini benar adanya. Bukankah beberapa sejarah kemudian berupa kepalsuan?
"Kyuhyun, Tidurlah! Kau kira ini jam berapa?" Kyuhyun terdiam ketika mendengar teriakan dari ibunya dari depan kamarnya. Ia bergegas menandai bukunya dengan penanda kertas dan meletakkan PSP serta smartphonenya diatas buku tersebut—takut tercecer dan ia melupakan mereka besok.
Tak menduga ia melupakan waktu hingga begitu larut seperti ini. Cepat ia mematikan lampu dan menaiki ranjang tidurnya. "Good night" ucapnya sebelum menutup mata.
%ika. Zordick%
Sraakk…
Sraakk…
Suara gesekan benda terdengar. Cukup mengganggu. Kyuhyun menajamkan pendengarannya, masih dengan posisi mata tertutup. Batinnya bergejolak, apakah ada pencuri di rumahnya ataukah itu ayahnya yang berjalan tidur—kebiasaan buruk—demi mengambil air mineral di kulkas.
Sejujurnya, Kyuhyun tak ingat bahwa kasurnya sekeras ini. Ia juga tak ingat bahwa kamarnya akan sedingin ini? Baiklah siapa yang mematikan penghangat ruangannya? Atau ada yang menghidupkan AC?
"Emhh.." Kyuhyun mengerang. Dia merasakan ada seseorang yang menggenggam tangannya.
JESSS…
Kyuhyun sukses mambuka matanya ketika mendengar suara siraman di sekitarnya? Dia tertegun setelahnya, seseorang mengisyaratkan padanya untuk tak bersuara. Seseorang yang asing namun ia kenal dengan sangat baik.
"Kau baik-baik saja?" Kyuhyun berbisik saat melihat seseorang itu berdarah. Dia mengangguk, "Aku akan baik-baik saja Kyuhyun, percayalah!"
Kyuhyun meringis saat darah segar terlihat mengalir dari perut lawan bicaranya yang kini tengah mengatur nafasnya. "Kau…" Lidah Kyuhyun terasa tercekat saat merasakan panas yang kini menyelubungi gubuk tempatnya berada. Gubuk itu terbakar.
"Namaku Kui Xian. Aku adalah dirimu, Kyuhyun" orang ini berbicara bahasa China kemudian. Kyuhyun mengerti, ya dia mendapatkan nilai yang tinggi untuk pelajaran mandarin di sekolahnya. Seseorang yang mirip denganya itu menggenggam tangan Kyuhyun kuat, "Lindungi keluarga Qin! Lindungi Qin Ji Fan untukku, demi cintaku untuknya"
"Aku tak mengerti, apa maksudmu?"
"Kyuhyun, jadilah diriku. Jangan rusak sejarah yang ada! Kalau tidak, dunia di masamu takkan pernah ada" nafas Kui Xian terdengar tersenggal. Kyuhyun hanya diam, jantungnya berdebar takut—seolah sedang melihat dirinya sendiri yang merenggang nyawa.
"Ji fan.. aku mencintaimu. Tuhan—" dan di saat itulah tubuh itu terbujur kaku. Deru nafas itu tak terdengar lagi bahkan genggaman tangannya melemah. Kyuhyun menangis, hal yang sangat jarang ia lakukan di kehidupannya. Ia memeluk tubuh itu, "Kui Xian—" tenggorokan Kyuhyun tercekat memanggil seonggok daging tak bernyawa.
Otak Kyuhyun mencerna keadaan, ia melihat kesekelilingnya. Tangan Kui Xian yang tadi menggenggamnya terdapat sebuah cincin giok, ia langsung mengambil dan memasangkannya ke tangannya sendiri di tempat yang sama. "Apa kau akan menjadi hantu dan mengejarku jika aku tak melakukan permintaanmu? Sial!" oceh Kyuhyun.
Jangan anggap Kyuhyun tak berperasaan! Dia hanya takut pada hantu. Dan apa itu? Orang yang mirip dengannya ini sedang menculiknya dan menyuruhnya untuk melindungi orang siapa tadi? Seseorang yang ia yang baca di buku sejarahnya? Qin Ji Fan? God!
Tapi tunggu, kenapa ia merasa adegan ini seperti buku sejarah tersebut? Kyuhyun melihat sekelilingnya, gubuk yang terbakar dan Kui Xian selamat dari sana. Sementara Kui Xian sudah meninggal dan harusnya ikut terbakar. Kyuhyun tak percaya ini, ia melotot melihat buku sejarah tebal bersampul biru cerah dengan PSP dan smartphone diatasnya.
Dengan tergesa ia menyimpan PSP dan smartphonenya dalam saku celana tidurnya. Ia kemudian membolak balik buku tebal dalam genggamannya. "Kui Xian.. Kui Xian…" Kyuhyun merapalkan nama itu saat mencari di daftar isi.
Benar saja, ada alkisah tentang lelaki itu. Kyuhyun membaca secara cepat. BINGO!
Kui Xian menghilang dalam penangkapan para penghianat kerajaan. Keluarganya hangus terbakar bersama dengan kediamannya di tangan PangenamLuan. Dia terus diburu hingga ditemukan oleh Qin Jifan dan Qin Yifan di hutan pinggiran sungai tiga hari setelah penyerangan kediaman keluarganya.
Tidak banyak yang tersisa, Kui Xian bahkan hampir terbunuh dalam penyelamatan. Dirinya akan di bakar hidup-hidup di salah satu gubuk tengah hutan yang cukup terpencil dari kota dan 300 meter dari tempat ia di temukan.
Kyuhyun menutup bukunya, tak henti-hentinya ia mengumpat. 300 meter… itu tergolong jauh jika ia harus berlari kan? Dia juga masih sangat sadar jika di luar sana puluhan orang sedang mengancam nyawanya. Tapi tunggu dulu, disini tertulis Kui Xian tidak mati. Apa itu artinya ia takkan mati. Baiklah ayo bertaruh seperti penjudi poker professional.
Kyuhyun memeluk bukunya dengan erat, melihat sekelilingnya dan mulai mengendap keluar dari sana. Ia masuk ke semak-semak hutan, berusaha menghindari api. Sejujurnya yang ia takuti sekarang bukan hanya api melainkan hewan-hewan melata yang mungkin melekat di kulit putih mulusnya. Sekali lagi dimana ia harus meminta pertanggung jawaban atas hilangnya hari damainya?
Memejamkan mata dan menamjamkan indera pendengarannya. Kyuhyun dapat mendengarkan suara air dari arah jam dua dari tempatnya bersembunyi. Ia menarik nafasnya, mencoba mengumpulkan keberanian.
Mereka tak punya senjata api, apa yang perlu kutakutan? Ini akan baik-baik saja…
Kyuhyun berlari cepat menerobos semak, hingga JLEEBB… sebuah anak panah menembus bahunya. Sialan! Aku lupa soal panahan! Pekik batinnya nelangsa.
GREEBB…
Mata Kyuhyun hampir saja keluar dari tempatnya saat sebuah tangan membekap mulutnya. "Tenanglah! Aku Qin Ji Fan, orang suruhan kaisar untuk menyelamatkanmu"
"Da ge, aku akan memancing mereka untuk menjauhimu" seseorang dengan suara yang tak kalah berat terdengar disamping Kyuhyun. "Tidak perlu, bawa mereka lebih dekat lagi. Kita akan bertarung"
Kyuhyun tak mengerti, ia diam dan patuh duduk di belakang kedua tubuh lelaki yang tengah berdiri tegap menantang lawan mereka. Salah satunya bertubuh tegap tinggi namun terlihat patuh pada lelaki yang lebih pendek darinya. Mereka mengeluarkan pedang mereka dari sarungnya. "Er di, perhatikan langkahmu!" perintah seseorang yang Kyuhyun rasa bernama Ji fan itu—Kibum dalam bahasa Koreanya kan?
"Aku mengerti, da ge" Kyuhyun menganga tak percaya, demi Tuhan, demi nama iblis yang diperolehnya dari keluarga dan orang-orang yang dekat dengannya dan demi tugas Fisikanya yang lupa ia kerjakan, bagaimana mungkin dua orang melawan puluhan orang berpanah dan berpedang di hadapan mereka.
TRAAKK…
Ini gila! Bagaimana caranya ia membelah anak panah itu jadi dua? Apakah film Samurai X itu memang berdasarkan kisah nyata dan aku melihat dua battosai di hadapanku?
CRASSHH…
Kyuhyun melototkan matanya ketika salah satu dari bersaudara Qin itu memenggal kepala manusia di hadapannya. Perut Kyuhyun bergejolak mual. "HOEEKKK!" dan dia sukses memuntahkan isi perutnya melihat adegan mengerikan yang ia yakin membuatnya tidak akan makan 3 hari 3 malam kedepan.
Seandainya ia menjadi tokoh utama dalam film Resident evil alangkah hebatnya ia sedikit menyombong dengan persenjataan api yang bisa melobangi kepala manusia dengan satu kali tembakan dalam jarak lebih dari 20 meter. Setidaknya ia harus perlu bersyukur karena dia terdampar di masa lalu, yang membuatnya merasa jauh lebih berpengalaman disbanding siapapun di dunia ini—bukan masa depan.
"Kau baik-baik saja?" Kyuhyun melihat keselilingnya dan mendapati seseorang yang berwajah begitu datar sedang mencabut pedangnya dari tubuh manusia yang telah tak bernyawa di tanah. Kyuhyun menelan ludahnya, berusaha menahan tubuhnya yang entah kenapa bergetar takut. Akhirnya Kyuhyun menjawab dengan anggukan.
"Er di, jangan menatapnya seperti itu" seseorang dengan nada suara yang begitu tenang menghampiri Kyuhyun. Jujur saja Kyuhyun tak menyangka bahwa kedua sulung Qin berwujud seperti ini. Mereka err—muda.
Salahkan Kyuhyun yang tak membaca bagian mereka dilahirkan dengan baik dan benar. Dia bahkan tak menghitung berapa umur mereka. "Maafkan aku, gege" Kyuhyun terpesona. Bahkan ia tak pernah melihat dua mahluk setampan ini di sekolah dulu. Seperti dua orang pangeran namun mereka hanya dua anak Jendral yang bahkan namanya tak tertulis dalam buku sejarah. Kyuhyun pasti akan sangat sayang membelanjakan uangnya jika terdapat lukisan kedua mahluk ini.
Cahaya bulan purnama malam itu membantu Kyuhyun melihat dengan jelas wajah keduanya. Wajah dingin yang kaku akan ekspresi. Bagaimana mungkin Kui Xian mencintai salah satu diantaranya. "Ji Fan…" Kyuhyun memanggil salah satu diantaranya, hanya mencoba menduga siapa yang dicintai bagian dari dirinya yang lain.
GREEBB…
Mata Kyuhyun mengerjab lucu, eh… apa yang dilakukan lelaki ini? Tubuhnya terangkat dalam gendongan ala bride style yang dilakukan oleh lelaki yang lebih pendek. "Kau sudah aman, tidurlah!" dan akhirnya Kyuhyun tahu, siapa yang dicintai oleh Kui Xian. Ji Fan, lelaki yang kini mendekapnya dan menaiki kuda berwarna hitam gelap ini adalah orang tersebut.
Dengan jubah perang yang kontras dengan kulit putihnya, dengan wajah tampan khas bangsawan dan ukiran angkuh menambah nilai tambah untuknya. Gelar kehormatan dan darah yang mengalir dalam tubuhnya. Dia sempurna. Tapi tidak bukan itu yang kuingin katakan pada kalian.
Aku menyukai hangat dekapannya. Aku suka irama jantungnya yang terlalu tenang. Aku suka suara beratnya yang selalu memastikanku baik-baik saja. Dia lelaki yang membuatku nyaman.
%ika. Zordick%
"KAAAAAIIIIIIII" pekikan menggelegar terdengar memenuhi wisma Tian Hua Meng—Kediaman keluarga Qin yang megah.
"Sepertinya mama marah Liu ge" seorang wanita berpakaian khas bangsawan China memanggil kakak laki-lakinya berkulit Tan yang kini memeluknya diatas kuda. Seolah tak peduli Liu ge (kakak kelima)—Qin Kai itu lebih memilih memacu kecepatan kudanya. Dia berteriak kegirangan sementara adik perempuan satu-satunya berteriak nyaring ketakutan akibat ulahnya.
"Liu ge! HUWAAAAAA!" teriak Qin Song Qian kalut. Kakaknya yang bahkan belum diperbolehkan untuk memegang pedang asli mengingat umurnya yang belum cukup menerobos keramaian pasar. "AWASS MINGGIRR!" kali ini anak lelaki termuda keluarga Qin itu berteriak panik agar orang-orang di pasar.
"Hentikan ini, Kai! Hentikan!" pekik Song Qian.
"JIKA AKU BISA SUDAH AKU LAKUKAN!" teriak Kai tak mau kalah. "ARRGGHH" Kai memeluk adik perempuannya ketika mereka melewati ranting-ranting rendah.
"BABAAA! Xiao Qian takut" anak perempuan itu mulai menangis.
PLAAAKKK…
Kai melotot tajam pada seseorang yang mendeplak kepalanya kuat. "Hei bodoh! Kenapa kau membuat Xiao mei menangis?" tentu saja Kai mengenal orang yang mengimbangi kecepatan kudanya sekarang. Siapa lagi kalau bukan salah satu kakaknya yang baik hati dan selalu tersenyum seperti orang bodoh, Qin Chan Ye—Chanyeol yang terlihat memarahinya di kondisi yang tidak tepat.
"Shi ge… bantu aku menghentikan binatang ini!"
"Kau akan dihajar oleh da ge begitu ia tahu kau menggunakan kudanya"
"Aku tahu dan bisakah kau menghentikan kuda ini sialan!" pekik Kai geram dan BRUUUKKK—terkutuklah siapapun yang tiba-tiba mengikat kaki kudanya yang menyebabkannya harus terjatuh dari kuda, beruntunglah refleknya yang cepat untuk melempar adik kecilnya pada kakaknya dan ditangkap dengan indah.
Kai menoleh dan mendapati ujung tali tambang yang di pegang oleh kakaknya yang lain—Qin Zitao. Lelaki yang berbeda usia dua tahun dengannya itu menatapnya tajam—bagaikan belati yang siap memenggal lehernya. "Wu ge~" rengek Kai yang mengetahui bahwa kakaknya yang tak banyak bicara—mengingat suaranya yang terbilang jauh dari kata sangar seperti wajahnya—masih memandangnya dingin.
"Seret anak itu Wu di" ucap Chanyeol dengan cengiran khasnya sambil membujuk adik bungsu mereka yang tak henti mengangis sedari tadi. Chanyeol melepas tali yang mengikat kaki kuda hitam kesayangan kakak pertamanya yang terkenal sadis. Sesungguhnya, ia juga tak tega melihat adiknya—Kai harus berakhir mengangkat sebelah kakinya sambil menjewer kedua telinganya sendiri dihadapan kakak keduanya yang kelewat dingin. Demi apapun Chanyeol pun tak tahan dengan tatapan tajam milik kakak keduanya—Qin Yifan.
%ika. Zordick%
Kyuhyun sedikit terganggu dengan suara teriakan nyaring yang memekakkan telinga. Ia melihat sekelilingnya, ini kamar dan dia sedang tidur di sebuah tempat tidur khas China. Kyuhyun melihat dirinya sendiri, seluruh pakaiannya sudah berganti menjadi pakaian yang ia rasa seperti cosplay yang diperankan oleh teman-temannya beberapa waktu lalu dalam acara pertukaran kebudayaan China—Korea di aula sekolahnya.
Mencoba bangkit, Kyuhyun meringis merasakan bahunya berdenyut akibat luka anak panah yang ia peroleh malam itu. Ahh~ ia menghela nafas, ternyata semuanya bukan mimpi semata. Dia pun menemukan buku sejarah bersampul biru mudanya di atas meja bersama dengan PSP dan smartphonenya yang sama sekali tak bersinyal. Ayolah—mana ada tower di jaman ini.
"Kau sudah bangun?" Kyuhyun mendongak dan menemukan seorang lelaki cantik dengan senyuman malaikat yang begitu indah di wajahnya. Lelaki cantik tersebut membantu Kyuhyun bangun. "Anda adalah—"
"Qin Li Te" lelaki keibuan itu memapah tubuh Kyuhyun untuk keluar dari kamar. "Yang lain sudah menunggumu untuk makan"
"Emm… iya" Kyuhyun sedikit canggung sebenarnya. Ia kemudian di dudukkan di salah satu kursi yang menghadap meja bundar besar yang dipenuhi makanan yang terlihat lezat. "Kui Xian memang indah seperti yang dikatakan orang" seorang lelaki berwajah ramah memuji Kyuhyun, senyuman indah seperti Leeteuk—Qian Li Te tak lepas dari wajahnya yang tampan.
"Terima kasih" Kyuhyun tak terlalu tertarik balik memuji balik seorang player yang kelewat ramah berwajah malaikat tersebut. Ia lebih memilih mencari sang pangeran yang menyelamatkannya semalam.
"LEPASKAN AKU! Wu GEEE!" kegaduhan terdengar, pemuda remaja berkulit Tan berusaha lepas dari genggaman kakaknya yang memiliki kantung mata kentara seperti panda. "Duduk dan diamlah Liu di" perintah kakak kedua—Qin Yi Fan yang baru saja memasuki ruangan.
Tidak banyak komentar, lelaki Tan itu memajukan mulutnya kesal namun ia patuh. Ia mendudukkan dirinya tepat di sebelah Kyuhyun. "Kau! Mama akan sungguh menghukummu, KAI!" sembur Leeteuk. Kyuhyun merinding—sepertinya ia harus menarik kata-katanya soal betapa baiknya wujud malaikat dari Qian Li Te.
"Tidak ada yang bertengkar di meja makan, bao bai" Kyuhyun memperhatikan wajah seorang dewasa yang memasuki ruang makan, dibelakangnya jelas terlihat lelaki yang membuat hatinya menghangat—Qin Jifan atau kau boleh menyebutnya Kibum.
"Duduklah kalian semua! Hormati tamu kita!" perintah Qin Kangin selaku kepala keluarga dan duduk di kursinya di samping sang istri. "Qian, berhentilah menangis!" kali ini ia menatap lembut pada anak perempuan satu-satunya di sana. Kyuhyun kali ini menilai bahwa Kangin orang yang tegas namun tak lepas dari sosok ayah yang menyayangi anak-anaknya.
"Syukurlah kau selamat dalam pembantaian itu, Kui Xian" Kangin membuka suara ketika di tengah makan yang jauh dikatakan dari kata hening akibat perbuatan Kai dan Chanyeol yang berebut makanan.
"Ya tuan" Kyuhyun menjawab dengan mulut yang penuh dengan nasi. Beberapa orang terlihat tak percaya dengan kebiasaan yang tak sesuai dengan adat bangsawan yang seharusnya dimiliki oleh cendikiawan hebat seperti Kui Xian. "Ah… maafkan aku" ucap Kyuhyun malu ketika kini ia menjadi pusat perhatian.
"Setelah ini kita akan menemui Kaisar, aku meminta maaf karena dalam masa berkabung mu aku mengatakan ini. Kaisar menginginkanmu menikahi Ji Fan kami secepatnya"
"IGEMWOYA?" teriak Kyuhyun histeris sambil menyemburkan isi mulutnya pada Kibum yang kebetulan berada di hadapannya. "Astaga! Maafkan aku!" ucapnya panik membersihkan wajah Kibum.
Sejarah memang penuh kejutan. Menikahinya ketika baru sehari aku mengenalnya, bukankah luar biasa?
TBC
Hah….
Inilah yang jadi ketika ka dalam masa galau membuat FF. hahahahahahah…. Our Story sedang dalam proses, mungkin itulah yang akan di update selanjutnya dan diikuti FF lain yang masih hutangan. Maafkan ka yang memang sangaaaaaaaaaaaaaaatt lama update.
Ini akan diperbaiki, mohon maaf sebesar-besarnya.
Baiklah…
Ka Cuma mau Tanya, siapakah yang punya PIN BB? LINE, KAKAO TALK, WA? Invite ka ya!
Mueheheheheheh….
Pin BB: 762DDCDB
Untuk line dll berikan aja lewat PM atau review'an ka aja yang invite duluan wakakakak
Dan akhir kata,,, TOLONG REVIEWANNYA!
