Konoha International High School, sekolah mewah yang dihuni siswa siswi kaya. Sekolah bertaraf internasional. Sekolah yang kini menjadi tempatku menimba ilmu. Bukan berarti aku kaya. Tapi aku mendapat bantuan dari Nenek ku yang notabene adalah kepala sekolah KIHS. Walau Nenek ku adalah adalah seorang Kepala Sekolah KIHS, tapi aku tak selalu mendapat bantuan uang darinya. Nenek hanya membayar uang sekolah dan kos-kosan ku saja. Karena beliau bukanlah Nenek kandungku. Walau begitu, aku sangat bersyukur masih ada orang lain yang peduli kepadaku.

Nama lengkapku Uzumaki Naruto, biasa dipanggil Naruto. Aku tinggal sendiri di Kos-kosan ku karna kata nenekku, orangtua ku sudah meninggal disaat aku kecil. Beberapa minggu sekali Nenekku, Tsunade Senju, datang mengunjungiku. Terkadang aku sedih karna orangtua ku sudah meninggal. Terkadang aku sedih karna diejek miskin oleh teman sekelasku. Tapi, nenekku terus menyemangatiku. Dia sungguh baik walau terkadang jadi menyeramkan karna kebandelanku. Tapi aku bangga padanya. Aku beruntung punya nenek sepertinya. Impianku adalah menjadi Ilmuwan dan Pemain basket professional tentunya. Aku sangat suka sekali bermain basket. Aku diam-diam juga menyukai gadis bersurai indigo panjang bernama Hyuga Hinata. Tapi, dia anak orang kaya. Sedangkan aku hanya orang miskin. Aku hanya bisa memandangnya dari jauh saja.

Seperti biasa, kini aku tengah berjalan seorang diri menuju KIHS sambil menenteng tas sekolahku yang sedikit usang. Banyak mobil mobil mewah melintas saat aku berjalan menuju KIHS. Pasti itu mobil siswa siswi di KIHS. Aku melengos. Yang berjalan bisa dihitung jari. Atau, Cuma aku saja? Aku mempercepat langkahku. Kini aku sudah sampai di KIHS. Aku langsung berjalan cepat menuju kelasku , kelas 12-2 IPA. Saat di depan kelas, seperti biasa tak ada yang menghiraukanku. Aku langsung saja duduk di tempat duduk ku yang paling belakang dekat jendela.

Aku melamun. Menunggu seorang Sensei mengajar di kelas ku yang super duper ramai ini. Hingga terdengar suara bising di luar kelas. Aku berdiri. Terlihat seorang gadis bersurai indigo yang tengah di kerubuni banyak lelaki. Gadis itu terlihat sangat kesal. Namun tak bisa pergi begitu saja meninggalkan kerumunan lelaki itu. Aku berdiri. Menghampiri gadis yang diam diam kukagumi itu. Lalu masuk kedalam gerumbulan lelaki nakal yang mengerubungi gadis indigo itu.

"Hei, apakah tidak ada objek lain yang bisa kalian kerubungi. Hn?" ucapku setengah keras pada lelaki biadab mencoba memegang gadis indigo yang bernama Hyuuga Hinata. Mereka terlihat menautkan alis.

"Ck. Dasar lelaki miskin. Menyingkirlah dari hadapan Hinata-Chan. Kau menganggu tau." Sebal seorang lelaki ber nametag Akasuna No Sasori itu. Akasuna itu pun mencoba memegang tangan hinata.

"Kyahhh." Jerit hinata ketakutan. Aku memukul Akasuna No Sasori itu sampai dia terpelanting . Kini semua mata terobjek pada Akasuna No Sasori. Lalu mereka berganti menatap ku tajam.

"Cih, menyedihkan. Sok jadi pahlawan, un." Ucap seseorang beraambut pirang panjang bername tag Deidara lalu memukulku. Cih sial, aku terpelanting jauh. Dia kuat sekali. Nona Hyuga itu pun terlihat khawatir padaku. Tiba tiba datang sekumpulan lelaki lain. Membuat sekumpulan lelaki biadab itu menjauhi Hinata. Begitupun Akasuna No Sasori genit itu. Hinata menghampiriku.

"Uzumaki-san, kau tak apa-apa?" tanyannya sedikit khawatir. Sekumpulan lelaki itu menatap ku dan Hinata. Sepertinya mereka teman Hinata, Aku jadi sedikit lega.

"Y-ya aku tak apa-apa." Ucapku bohong padanya. Sedikit gugup juga sih. Karna baru pertama kali ini aku berbicara dengannya.

"Syukurlah, aku Hyuga Hinata. Kelas 12-1 IPA. Terima kasih telah menolongku tadi. Aku pergi dulu ya. Nii-san , bisakah kau dan teman teman mu mengantarkan Uzumaki-san ke UKS? Aku sedang terburu-buru. Anko-sensei tadi memanggilku." Ungkap Hinata sambil tersenyum ke arah pria berambut coklat panjang yang dibalas dengan anggukan.

"Tentu."

Kini, kulihat dia berdiri. Aku mendongak ke arahnya. Dia tersenyum sekilas ke arahku. Lalu berjalan kea rah utara meninggalkan kami. Yang kini terlihat hanya punggung dan rambut biru gelap yang bergoyang mengikuti alur jalannya. Hingga dia tak Nampak lagi karna dia berbelok. Aku mendengus. Aku pun menghapus sisa darah yang masih bertengger di sekitar mulutku.

"Uzumaki, Karna Hinata-sama menyuruhku untuk membawamu ke UKS. Aku akan segera membawamu kesana." Ujar pria berambut coklat panjang bernama Neji yang terlihat sedikit angkuh dan dingin.

"Terima kasih. Tapi aku akan kesana sendiri." Kata ku sambil berdiri dan membersihkan debu di kedua lututku. Aku tersenyum kea rah mereka semua.

"Terimakasih atas bantuannya. Aku Uzumaki Naruto. Panggil saja Naruto. Kelas 12-2 IPA. Mungkin kalian sudah melihat nametag ku. Tapi rasanya gak friendly kalau aku gak ngenalin namaku. Haha.. salam kenal ya." Kata ku ceria mencoba asyik dengan mereka. Aku harap-harap cemas. Mereka diam. Lalu beberapa dari mereka tersenyum. Aku bernafas lega.

"Aku Inuzuka Kiba. Atau Kiba. Aku pewaris tunggal perusahaan Inuzuka Corporation. Kelas 12-1 IPA. Salam kenal Naruto." Aku menoleh kearah pria berambut coklat dengan tato segitiga merah terbalik di kedua pipinya. Wah, dia ceria sekali.

"Aku Rock Lee. Panggil saja Lee. Sepupu dari pemilik restoran paling terfavorit di Konoha ini, D Rock Restaurant. Aku kelas 12-1 IPA. Semoga kita menjadi teman baik ya Uzumaki Naruto." Ucap pria berambut Bob dengan mengatupkan mata kirinya dan tersenyum lebar sambil mengacungkan jempol tangan kanannya. aku melihat ada Cahaya, Cling, di ujung giginya.

"Aburame Shino, putra tunggal dari ilmuwan peneliti serangga terkenal, Aburame Shibi, dan pewaris perusahaan peneliti serangga , CV. Insect Aburame. Kelas 12-1 IPA. Salam kenal." Pria berkacamata gelap. Oke, dia sedikit dingin dalam berbicara tapi terdengar bersahabat.

"Aku Akimichi Chouji. Ayahku pemilik perusahaan makanan paling digemari di Konoha ini, PT. Akimichi Konohafood. Dan salah satu merek terkenalnya bernama Michi-Michi keripik kentang. aku kelas 12-1 IPA. Salam kenal Naruto." Pemuda err.. gendut sambil memakan keripik kentangnya. Aku ingat, pernah memakan kripik kentang itu. Nenekku pernah memberi ku sekali. Dan rasanya benar benar enak. Dan harganya pun lumayan mahal. Rp18.000 untuk 75gram. Aku bergumam kagum.

"Aku Nara Shikamaru. Pewaris tunggal perusahaan yang memproduksi kendaraan paling terkenal di konoha ini, Nara's Motor. Kelas 12-1 IPA. Hei-hei apa sudah cukup.?" Ucap pria berambut mencuat keatas seperti nanas sambil menguap malas.

"Hhh, baiklah. Aku Hyuuga Neji. Sepupu dari pewaris Hyuuga Corporation, Hinata-Sama. Kelas 12-1 IPA." Ucap pria itu masih dengan logat dinginnya. Oh, ternyata dia sepupu Hinata. Wah, Hinata pewaris Hyuuga Corp. pasti sangat disegani dan dihormati. Tiba-tiba bel masuk berbunyi sangat keras. Mereka semua pun pamit ke kelasnya masing-masing. Sedangkan aku berjalan gontai menuju UKS. Aku pun membuka pintu bercat coklat dengan tulisan 'U.K.S'. suara berderit pintu sedikit membisingkan telingaku. Aku terkejut karna ada seseorang yang tengah duduk di bed uks. Apalagi yang duduk itu..

"Hai.." sapa sosok bercadar dan berambut perak yang tengah memegang err.. majalah dewasa, Icha-icha Paradise. Aku menunjuk sosok itu reflek karna terkejut.

"Kakashi-sensei ! kenapa kau ada disini ? bukankah kau harus mengajar di kelas ku haa?" Tanya ku sambil masih menunjuk wajahnya. Dia hanya tersenyum di balik cadar hitamnya. Tanganku yang menunjuknya pun kuturunkan.

"Wah, kau sendiri kenapa ada disini? Dipukul ya karna mencoba menjadi Hero di depan Hinata. Ha?" ucapnya masih dengan ekspresi yang sama. Aku pun menunjuk wajahnya lagi.

"Hei! Apa yang kau katakan? Dan kenapa kau bisa tau?" tanyaku tetap menunjuk wajahnya yang bercadar itu. Dia memegang lenganku dan menurunkannya.

"Sudahlah, duduklah dulu." Aku pun menurutinya. Dan duduk di ranjang depan ranjang yang diduduki Kakashi-Sensei dengan wajah muram.

"Jadi, kenapa kau bisa tau? Kau menguntit? Apa jangan-jangan kau ngefans padaku, Kakashi-Sensei?" ucapku dengan Narsisnya.

"Hahaha.. kau pede sekali. Aku melihatmu dan Akatsuki itu tengah mengerubungi Hinata dari atas atap."

"Oh gitu. A..Akatsuki?"

"Ya. Mereka adalah sekumpulan anak nakal yang membentuk geng. Mereka semua bertempat di kelas 12-1 IPS. Jadi mereka terbilang pintar lho. Jadi, tak ada guru yang berniat mengeluarkan Akatsuki."

"Hah? Kakashi-Sensei, bisakah kau memberitau ku siapa saja nama-nama anggota akatsuki itu?"

"Tentu. Kenapa kau ingin tau ?"

"Agar Aku bisa melindungi Hinata-Chan. Yosh." Aku melambungkan tinju ku ke udara. Kakashi hanya geleng-geleng kepala.

"Baiklah. Ketua geng ini bernama Nagato atau biasa di sapa Pain. Dia yang rambutnya warna orange dan jabrik. Memang sih dia sedikit diam. Tapi kalau dia sedikit bertindak, semua jadi kacau. Lalu, Kakuzu. Dia itu yang memakai cadar dan bermata hitam. Dan kakuzu itu mata duitan. Jadi dia yang mengelola keuangan akatsuki yang mereka dapat dari memalak siswasiswi lemah disini. Kemudian, Hidan. Pria berambut perak lurus. Dia itu menganut kepercayaan dewa Jashin. Yang entah itu dewa apa. Kekuatan beladiri nya sangat hebat. Dan dia juga bisa menggunakan pedang. Selanjutnya, Kisame Hoshigaki, yang mukanya kayak ikan hiu dan berambut jeprak biru tua. Kemampuan tangannya hebat. Rumornya, dia bisa menggunakan pedang besar peninggalan kerajaan klan samurai yang sudah punah. Lalu, Uchiha Itachi, berambut biru gelap lurus. putra sulung Uchiha Fugaku, pemimpin perusahaan Uchiha Corp. dia sih tertutup. Aku belum pernah melihat dia memukul siswa disini. Tapi, dia pernah membunuh koruptor pemakan uang rakyat sampai koruptor itu tewas dengan kepala terpenggal. Selanjutnya, Akasuna No Sasori, dia itu pindahan dari Suna International High School. Dia yang berambut merah cerah dan kata siswi disini berwajah BabyFace. Dia bisa ilmu beladiri. Dan hobbynya membuat boneka kayu. Lalu, Deidara. Dia yang berambut pirang panjang dikuncir kayak cewek. Dia kalau mukul kuat banget. Dan deidara kini sedang belajar membuat bom untuk melanjutkan kelak usaha perusahaan ayahnya, Bomb Corp. kemudian Tobi, dia itu yang pakai topeng Orange, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali Akatsuki. Tingkahnya kayak anak kecil. Tapi dia itu bisa hipnotis orang lain. Kemampuan beladiri nya juga jangan diremehkan. Mm.. trus Zetsu, dia yang mukanya hitam putih itu lo. Rambutnya warna hijau cerah. Dia bisa menggunakan samurai juga beladiri seperti yang lain. Mm.. trus siapa lagi ya? Oh iya, Konan. Dia satu-satunya cewek di Akatsuki. Yang rambutnya biru lurus lalu ada bunga yang ia selipkan di rambutnya. Dia cukup berbahaya lo untuk ukuran cewek. Dia pernah mengalahkan 10 preman yang menganggu nya dengan kemampuan beladiri nya. Ya mungkin itu saja, Naruto." Ucap kakashi panjang lebar. Naruto hanya menelan ludah.

"W-wah, seram ya.." ucap ku. nyaliku sedikit ciut mendengar penjelasan dari kakashi.

"Yah begitulah, Jadi-jangan-pernah-macam-macam-sama-mereka-oke-Naruto?"

"Y-ya. Eh, jadi sekarang kelas 12-2 kosong dong? Karna Kakashi-Sensei kan disini."

"Nggak lah. Tadi aku minta Gai untuk menggantikanku mengajar."

"Oh, begitu."

"Kau suka pada Hinata. Hn?"

"Y-ya tentu saja."

"Dia itu pewaris utama Hyuuga Corporation Naruto, jadi dia-anak-orang-kaya. Hyuuga adalah keluarga terkaya kedua setelah Uchiha. Dan katanya, Hinata sedang ada hubungan khusus dengan putra bungsu Uchiha Fugaku. Namanya Uchiha Sasuke kelas 12-1 IPA."

"A-apa?"

Aku terbangun dari istirahatku. Setelah Kakashi-Sensei menjelaskan itu semua, aku langsung istirahat. Sekalian meminta Kakashi-Sensei untuk memamitkan pada semua guru yang mengajar di kelas ku hari ini. Ck, manja sekali sih aku. Dipukul sedikit saja sudah terkapar gini. Aku menengok kea rah jam dinding. Sudah pukul 15.30. sudah waktunya pulang. Aku pun bergegas keluar UKS. Benar saja, aku melihat siswa siswi berlalu lalang sambil mencangklong tas menuju pintu keluar sekolah. Aku pun berjalan cepat menuju kelas ku. Setelah sampai, aku melihat kelas ku sudah sepi. Hanya ada Gadis berambut Pinky sedang menyapu kelas. Dia menengok ku yang terdiam di ambang pintu.

"Sakura-san."

"Ah, Naruto ya..? kau darimana saja? Kok hari ini nggak di kelas?" tanyanya padaku. Aku gugup karna baru pertama kali kita berbicara.

"Aku dari UKS. Sedikit sakit. Mari kubantu menyapu.."

Setelah selesai menyapu kelas yang lumayan kotor ini, aku pun berlari menuju meja ku yang berada paling belakang dan mengambil tas ku. Dan berjalan cepat keluar kelas. Saat diambang pintu, sakura memanggilku.

"Naruto." Aku menoleh.

"Iya, Sakura-san?"

"Terima Kasih ya.. padahal hari ini kamu nggak ada jadwal piket."

"Ah, iya sama-sama sakura-san. Aku senang kok bisa membantu sakura-san."

"Mau pulang bareng?" aku terkejut. Sakura memang tau kalau aku pulang pergi ke sekolah jalan kaki. Tapi sakura tidak tau kalau aku orang tidak mampu.

"E-eh, apa tidak apa-apa?" tanyaku gugup. Siapa sih yang tidak kenal dengan Haruno Sakura. Pewaris tunggal pendesainer terkenal dengan perusahaan butik terkenal. Haruno Style. Pasti dia pulangnya naik mobil mewah.

"Haha.. tentu saja Naruto. Ayo.." sakura pun mengambil tas nya dan berlari sambil menggaet tanganku. Membuat aku blushing sendiri. Setelah sampai di pintu keluar. Kami berdua disambut dengan mobil Honda Brio hitam yang terparkir dengan supir dengan tampang wah sedang duduk di kemudi sambil tersenyum kearah Sakura. Sakura pun menghampiri supir itu masih dengan menggaet tanganku.

"Kabuto, dia bareng kita yah.." pinta sakura sambil menunjukku.

"Tentu saja, Sakura-sama." Ujar supir bernama kabuto itu keluar dari mobil dan membuka pintu belakang. Sakura menarikku untuk masuk. Aku duduk disamping Sakura sekarang. Kabuto pun menutup pintu belakang mobil. Lalu masuk lagi di tempat kemudi.

"Rumah anda di mana, rrr-" Kabuto terlihat ingin tau namaku.

"Naruto. Uzumaki Naruto." Ucapku cepat.

"Baik, Naruto-san. Rumah anda dimana ?"

"Aku tinggal di kos-kosan yang bertempat di jalan Konoha Barat Blok C gang IV." Kataku memberi alamat jelas pada Kabuto. Kabuto terlihat mengernyit dahi.

"Eh? Bukankah blok c adalah blok yang khusus orang-orang Mis- Ma..Maafkan kelancangan saya Sakura-sama." Ucap Kabuto setelah Sakura menendang kursi yang diduduki Kabuto dari belakang dan memelototi Kabuto.

"Cepat kemudikan mobil menuju blok C konoha barat gang IV. Jangan banyak bicara atau kau kupecat." Lirih sakura yang mengeluarkan aura hitam. Membuat Kabuto segera mengemudikan mobil brio Haruno ini menuju kompleks rumahku. Aku juga sedikit ngeri sih dengan aura hitam sakura ini. Tapi dia melindungiku dengan tidak meyayat hatiku karna ucapan Kabuto tadi. Ah, terima kasih Sakura-san. Kau teman yang menjaga perasaan orang lain. Setelah beberapa meter, mobil brio haruno terhenti karna macet.

END NARUTO POV

"Wah, kenapa bisa macet ya Kabuto?" Tanya Sakura pada Kabuto sambil celingukan melihat kedepan apa yang terjadi.

"W-woah. Sepertinya itu adalah Limousin keluarga Hyuuga. Panjang sekali ya. Dan kenapa berhenti di tengah jalan sih. Dasar Hyuuga sial- "

"Berhenti ngedumel Kabuto ! Gyaaahh , kau membuatku marah lagi!" ucap Sakura marah sambil mengeluarkan aura hitamnya. Lagi.

"Ma-maaf, Sakura-sama . maafkan saya." Pinta Kabuto. Naruto heran sekali dengan supir Sakura ini. Ucapannya pedas sekali. Tunggu dulu, Hyuuga? Naruto mencoba membuka jendela mobil namun ia tak tau caranya. Sakura pun mengetahui gelagat naruto.

"Ada apa Naruto?"

"E-eh , tidak Sakura-san. Hanya saja.." Naruto menoleh kearah jendela.

"Oh. Baiklah. Kau ingin tau limousine Hyuuga ya?" tebak Sakura. Lalu naruto mengangguk. Sakura pun memutar gagang untuk membuka jendela. Setelah terbuka, Naruto lalu mengeluarkan kepalanya dari mobil.

"Ck.. dasar orang miskin." Desis Kabuto pelan meliat tingkah norak Naruto dari spion.

"W-woah, panjang sekali. Hinata kaya sekali ya.." gumam Naruto.

"Kabuto, putar jalan ! sepertinya limousine Hyuuga itu akan berhenti disitu lama." Perintah Sakura. Dengan cepat mobil Brio Haruno pun putar balik menuju ke utara.

Setelah meliuk-liuk melewati jalanan sempit Konoha Barat blok C gang IV, mobil Honda brio Haruno pun berhenti di depan kos-kosan kumuh yang ditinggali Naruto. Naruto pun segera keluar dari mobil Sakura. Diikuti Sakura juga.

"Ck.. kumuh sekali. Kecil lagi. Bagaimana dia bisa bersekolah di KIHS sedangkan dirinya sendiri tinggal di kos-kosan kumuh." Dumel Kabuto pelan, Agar tidak ketahuan sakura.

"Sakura-san, terima kasih banyak. Aku sangat berhutang budi padamu." Ujar Naruto berterima kasih pada Sakura.

"Ah, iya sama-sama Naruto. Aku senang kok bisa membantu." Ucap Sakura tersadar dari lamunannya melihat kos-kosan Naruto yang sangat kecil.

"Mau mampir dulu, Sakura-san?"

"Ah, ti-tidak usah. Aku buru-buru."

"K-kenapa? Apa karna kos-kosan ku kumuh dan kecil?"

"Tidak, Naruto. Aku benar sangat buru-buru. Aku janji, kapan-kapan aku akan mampir kesini, Naruto." Ucap Sakura. Naruto yang awalnya sedih. Langsung tersenyum tipis.

"Baiklah, aku masuk dulu. Terima kasih ya. Sampai ketemu besok." Ujar Naruto sambil berlari masuk kedalam kos-kosan nya dan mengunci pintunya. Sakura hanya cengo. Lalu Kabuto keluar dari mobil.

"Sakura-sama. Ayo cepat masuk ke dalam mobil. Uh, bau sekali disini." Lirih Kabuto sambil menutup hidungnya dengan kedua tangannya. Padahal disini tidak bau. Memang dasar sifat Kabuto. Sakura geram. Lalu menonjok perut Kabuto keras.

"Jaga Bicaramu, Bodoh !" setelah itu sakura masuk kedalam mobil. Kabuto hanya meringis kesakitan lalu masuk kedalam mobil. Dengan cepat, mobil brio hitam itu tak Nampak dari pandangan Naruto yang mengintip lewat jendela. Naruto pun merosot kebawah mengingat ucapan Kabuto tadi.

Malam pun semakin larut, namun di mansion Hyuuga yang besar ini masih sangat ramai. Sangking banyaknya maid-maid yang bekerja di sini. Seorang gadis berambut indigo panjang tengah duduk di salah satu kursi di taman mansion Hyuuga. Gadis itu hanya menatap kosong rembulan yang tengah bersinar dengan terangnya.

"Hinata-Sama." Sapa seseorang. Membuat Hinata –gadis itu- menoleh ke pria yang sudah duduk di sampingnya.

"Neji-nii.. apa yang kau lakukan malam-malam begini? Belum tidur?" Tanya hinata menatap mata pria berambut coklat panjang ini.

"Kau sendiri knapa masih belum tidur, Hn, Hinata-sama?" Tanya Neji balik.

"Aku belum mengantuk. Lagipula ini masih jam delapan kok."

"Kalau begitu aku juga belum mengantuk. Aku ingin menemanimu disini."

"Ya. Terima kasih Neji-nii."

"Kh.. kau ingat, dulu waktu kecil kau juga sering melihat bulan disini bersamaku. Ujung-ujungnya kau juga ketiduran." Neji mulai bercerita masa lalu.

"Hum, iya ingat. Dan kau yang slalu menggendong ku disaat aku ketiduran. Aku ingin sekali kembali dimasa lalu dimana kita selalu bermain bersama dan ter-"

"Hinata." Panggil seseorang dingin memotong cerita Hinata. Hinata pun menoleh.

"A-ada apa Sasuke-kun?"

"Ayo kita keluar. Ayah menyuruhku mengajakmu keluar." Hinata mendengus. Dia dan Sasuke tidak saling menyukai. Tapi tuntutan Hyuuga Hiashi –ayah Hinata- dan Uchiha Fugaku –ayah Sasuke- membuat mereka berdua harus menjalani scenario yang ayah mereka buat. Hinata menoleh kea rah Neji, berharap kali ini Neji melarang nya pergi bersama sasuke.

"Pergilah Hinata-sama. Aku tak mau di penggal paman Hiashi karna melarangmu pergi dengan orang yang telah di jodohkan denganmu." Neji menatap mata Hinata pilu. Ia tau kalau adik sepupunya ini tidak bahagia dengan perjodohan ini.

"Hei-hei. Dimana senyuman mu? Aku janji Hinata-sama. Aku janji akan menjagamu. Percayalah." Ucap Neji sedikit berbisik sambil memegang kedua pundak Hinata. Hinata tersenyum lalu mengangguk. Sasuke hanya memutar bola matanya bosan melihat drama melankolis ini. Hinata lalu menghampiri Sasuke dan memberikan senyuman terbaiknya. Namun hanya dibalas dengan tarikan kasar Sasuke. Hinata menoleh kearah Neji. Melihat sepupunya itu mengacungkan jempol seolah mengatakan semua akan baik baik saja.

Saat melewati ruang tengah, terlihat Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto tengah mengobrol dengan Hyuuga Hiashi. Drama memuakkan pun dimulai. Sasuke berjalan pelan dengan senyuman palsunya sambil menggandeng Hinata saat melewati mereka bertiga.

"Ah, Sasuke-kun. Kau mesra sekali dengan Hinata-chan." Ungkap Mikoto saat melihat Sasuke menggandeng Hinata keluar. Sasuke berhenti lalu menoleh ke ibu nya dengan senyuman manis nya.

"Tentu saja, Bu. Aku sangat mencintai Hinata-chan. Hinata-chan juga mencintai ku kan ?" drama Sasuke dimulai. Hinata hanya mengangguk ragu menanggapi ucapan palsu Uchiha bungsu ini. Mata Mikoto berbinar.

"Wah.. aku ingin cepat-cepat segera melihat kalian menikah." Ujar Mikoto lagi.

"Ah , iya. Aku juga ingin segera cepat lulus dan menikah dengan Hinata-chan. Yasudah ya, aku mau kencan dengan Hinata-chan dulu." Ucap sasuke sambil melihat Fugaku. Fugaku mengangguk. Lalu melihat kea rah Hiashi. Hiashi juga mengangguk. Dasar dua pria dewasa dingin ! Sasuke pun tersenyum lalu menarik Hinata keluar. Saat mereka berdua benar-benar di luar mansion Hyuuga, Sasuke menghempas tangan Hinata. Hinata sudah menduga akan begini jadinya.

"Kau ! sana keluar dan jangan berada di sekitar mansion ! aku temui kau di taman jam 22.30 nanti. Aku tak ingin orang tua itu memenggalku karna pulang tanpamu ! lakukan baik baik." Perintah Sasuke sambil menunjuk wajah Hinata. Hinata hanya mengangguk pasrah. Lalu Sasuke berjalan menjauhi Hinata kea rah selatan.

'Pasti dia mau menemui Sasame lagi. Huff' pikir Hinata. Lalu berjalan bertolak belakang dengan Sasuke menuju utara. Hinata tak tau mau kemana malam-malam begini.

"Ah, harus kemana aku sekarang? Menyebalkan sekali sih. Eh, apa aku ke taman aja kali ya." Gumam Hinata lalu berjalan menuju kearah taman.

Sementara itu, dilain sisi, tepatnya di kos-kosant Naruto. Naruto sedang bingung sendiri karna ia belum makan malam ini. Di liat lagi isi dompetnya yang tinggal lima ribu perak. Kalau Naruto malam ini makan, berarti besok dia harus puasa?

"Hemm, uang tinggal 5ribu. Kalau malam ini makan, berarti aku besok tak makan? Hhh, kenapa ya nasib ku susah gini. Yaudahlah , aku makan aja. Besok makan atau enggak urusan besok. Semoga aja ada keajaiban." Gumam Naruto sendiri. Lalu memasukkan dompetnya ke saku celana orange panjangnya. Lalu mengambil sepeda tua nya dan mendorongnya keluar kos-kosan. Tak lupa ia mengunci pintu kos-kosannya. Dan mengayuh pelan sepedanya menuju Kedai Ichiraku.

Naruto mengayuh sepeda tua nya dengan santai sambil sesekali bersiul. Melewati indahnya malam ini dengan senyuman tiga jarinya. Senyum tiga jarinya seketika hilang saat melewati taman. Ia melihat 3 preman mabuk sedang menganggu seorang gadis.