DISCLAIMER: Ever After High (c) Mattel

Original Story: Just the Beginning (c) mikey magee

Translation: by BrokenWings2602


Apple White tidak dapat mempercayai apa yang baru saja terjadi. Bagaimana Raven Queen bisa begitu egois? Begitu...jahat? Dengan satu robekan cepat ia telah mengoyakkan takdir mereka tercerai-berai, tanpa menyisakan apapun selain ketidakyakinan. Setiap tahun setelah Hari Pewarisan, para siswa-siswi angkatan kedua pulang ke rumah masing-masing pada saat akhir pekan untuk bertemu dengan orang tua mereka dan mendiskusikan masa depan cerita mereka. Ketika Apple masih kecil, ia tidak berpikir bahwa pertemuan-pertemuan tersebut diperlukan. Kau mengikrarkan takdirmu, tandatangani buku dan biarkan nasib menentukan jalannya. Selalu ada sesuatu yang menghibur tentang pikiran tersebut: Takdir. Nasib. Sebuah hidup yang tidak pernah bisa diubah. Tapi sekarang...tidak ada hal-hal seperti itu.

Perjalanan pulang ke rumahnya dengan kereta cukup singkat, disana ketujuh kurcaci berdiri untuk membukakan kereta dan mengantarkannya ke ibunya.

Ibunya. Putri Salju. Wanita yang ia cintai lebih dari apapun. Kastilnya terlihat sama seperti dahulu. Tirai berenda yang sama yang menyambut sinar matahari, karpet merah yang sama yang menghangatkan lantai di musim dingin, dan ruang tahta yang sama dimana ia dan ibunya bermain saat cuacanya terlalu lembab.

Disana, di atas tahta yang Apple harapkan suatu saat akan menjadi miliknya, duduklah sang ibu, Putri Salju. Bibirnya semerah bunga mawar, dan rambut panjangnya yang gelap terurai sampai bahu layaknya kerudung.

Dia tersenyum. "Apple, sayang kau pulang." Ia bangkit dan mengulurkan lengannya, menunggu pelukan. "Kau harus ceritakan padaku tentang seluruh Hari Pewarisanmu. Kau pasti sangat gembira."

Apple merasakan tangannya bergetar. Bagaimana ia bisa menceritakannya? Tindakan mengerikan yang telah Raven Queen lakukan. Bagaimana ia menempatkan mereka semua dalam bahaya, bagaimana ia merusak kisah yang tak kenal waktu selama-lamanya.

"Ibu...ada sesuatu yang perlu aku ceritakan kepadamu. Tentang Raven Queen."

Putri Salju melepaskan tangannya dari bahu puterinya. Ia pernah bertemu Raven Queen, puteri sang Ratu Jahat dan sang Raja Baik. Selalu ada sesuatu yang salah tentang Raven...sesuatu yang tidak benar. Ketika orang lain sedang dalam masalah Raven akan melakukan sebisanya untuk membantu; ketika orang-orang memperolok dirinya, Raven melakukan sebisanya untuk mengabaikan mereka. Dan ada saatnya dimana Putri Salju melihat si penyihir muda tersebut bernyanyi di padang bunga-bunga liar...seolah-olah hal tersebut adalah hal yang paling wajar di dunia.

"Dia kenapa?"

Putri Salju melakukan sebisanya untuk membuat Raven merasa disambut ketika ia dan ayahnya datang berkunjung, tetapi ada suatu kecurigaan yang menggerogoti di dalam pikirannya bahwa Raven akan menjadi salah satu penyihir terkeji yang pernah mengucapkan mantra, dan ia selalu takut akan keselamatan puterinya ketika penyihir itu sedang berada di sekitar. Semanis-manisnya Raven, ia masih ditakdirkan untuk menjadi Ratu Jahat yang berikutnya.

"Raven telah melakukan sesuatu yang mengerikan."

Hati Putri Salju merosot. Apa yang telah dia lakukan? Apakah dia segitu inginnya untuk memenuhi takdirnya? Apakah dia benar-benar seperti ibunya?

Putri Salju berlutut, mencoba untuk menenangkan puterinya setenang mungkin. "Kumohon, sayangku, ceritakanlah kepadaku apa yang terjadi. Apa yang telah dia lakukan?"

Apple menegakkan kepalanya, mencoba untuk melawan air matanya. Ia mengatur napas dan meluruskan punggungnya. Ia harus berani. "Dia menolak untuk menjadi Ratu Jahat yang berikutnya."

Entah bagaimana semuanya membeku. Apakah itu sangat mungkin? Untuk menolak takdirnya sendiri? Raven adalah gadis yang sangat manis, dari apa yang telah Putri Salju lihat, tetapi jahat adalah jati diri Raven yang sesungguhnya. Bagaimana ia bisa melawan sifatnya sendiri? Bagaimana ia bersedia meletakkan cerita Putri Salju dalam bahaya? Bahkan ibunya, wanita yang ingin menguasai Ever After, tidak berhati sedingin itu.

"Ibu...semua di sekolah melihat Raven merobek halamannya dari Buku Cerita Legenda. Dia...dia telah merusak cerita kita, dan sekarang, para Rebel ini bersekutu dengannya. Sekolah dan seluruh Ever After dalam bahaya besar." Ia berjuang keras untuk tidak menangis, tetapi air matanya tidak mau berhenti. "A-Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan." Apple menutup matanya, Kebahagiaan Selamanya yang ia inginkan telah hilang dan sekarang...tidak ada sesuatu yang tersisa.

Putri Salju bangkit. "Hanya ada satu cara yang harus dilakukan puteriku." Dia tersenyum. "Kau harus mengembalikan ceritanya ke tempat yang sudah seharusnya. Kau harus mengembalikan Raven kepada perannya sebagai Ratu Jahat agar kau bisa mengambil tempatmu sebagai pahlawan ceritanya."

Apple masih tersedu-sedu. "Aku sudah mencobanya, tapi ia tidak mau mendengarkan dan sekarang-"

Putri Salju meletakkan tangannya kepada kedua bahu puterinya. "Aku tahu, tetapi sebagai calon ratu kau harus siap untuk menghadapi semua tantangan. Besar maupun kecil." Putri Salju mencium pipi puterinya (sebuah cara lama untuk menghiburnya). "Aku tahu kau bisa melakukannya. Aku tahu kau bisa menyelamatkan ceritanya."

Apple White mengambil napas dalam dan mengangguk. Ia harus mengembalikan Raven kepada perannya yang tepat, hanya dengan begitu semuanya dapat kembali seperti semula. Dia adalah calon ratu dan itu adalah pekerjaannya untuk memastikan semuanya selamat.

Dia tidak akan membiarkan Raven menghancurkan cerita milik siapa pun.