Aku tidak meminta dirinya untuk mencintaiku, tidak pula meminta dirinya menjadi milikku. Tapi … aku pinta padamu, Tuhan, buat ia melihatku ada.
Naruto is Masashi Kishimoto's
Sampaikan Padanya, Tuhan
by Donata Valeriya
Request fict from Sen Kobayashi
Hei, Tuhan.
Sebenarnya aku agak bingung untuk memulai do'aku, Tuhan. Karena aku memang terlampau jarang berdo'a kepada-Mu, mungkin hanya sesekali—ketika para tetua atau teman-temanku atau mereka yang kusayangi pergi dari dunia fana ini.
Makanya aku bingung, Tuhan. Soalnya, do'aku kali ini, Tuhan, mengenai sebuah perasaan yang timbul di hati setiap aku bersamanya, Tuhan. Perasaan yang selalu membuatku merasakan euforia dan selalu memikirkan dia, dia, dia, dia dan dia, Haruno Sakura—nama yang cantik, bukan?—perasaan yang orang bilang bernamakan cinta. Aku lumayan bingung soal penamaan cinta ini. Begini, perasaan itu, kan, berasal dari hati. Nah, kenapa dinamakan cinta, ya? Kan rada aneh gitu. Ah, cinta … cinta … bikin pusing saja berbicara mengenai itu.
Ya, Tuhan, rasa ini semakin tidak keruan, Tuhan. Setiap kali aku menatap zamrud itu basah. Ingin sekali aku menghampirinya dan memeluknya—tapi aku tidak bisa. Aku selalu saja terlambat. Tangan-tangan mereka—orang-orang yang selalu dekat dengannya—selalu saja lebih dahulu memberikan semangat. Atau … ada satu hal yang benar-benar membuatku tidak berkutik ketika melihatnya bersedih. Alasan dari dirinya bersedih. Alasan mengapa tangis itu ada. Alasan mengapa senyum miris itu ada—Uchiha Sasuke. Aku sungguh—aku tekankan—sungguh tidak mengerti dengan dia, Tuhan. Memangnya kenapa, sih, kalau misalnya sang pengkhianat desa itu berulah? Memangnya seberapa besar, sih, pengaruh pemuda Uchiha itu sehingga membuat dia menangis? Atau tersenyum? Atau tertawa? Atau membuatnya menggenggam harapan semu? Atau membuatnya tidak menyadari eksistensi kami—orang-orang yang menunggu dirinya kembali membuka mata.
Cinta itu memang buta. Setidaknya itulah gambaran yang aku lihat dari dirinya. Dia menutup sebelah matanya, tidak melihat orang-orang yang selalu ada memerhatikannya—dan begitu pula aku. Tapi aku tidak peduli jika aku buta terhadap cinta, memangnya siapa yang akan memandangku? Bukankah aku lelaki konyol yang hanya diakui kehebatannya dalam berkelahi? Dan lupakan soal aku. Aku hanya ingin berbicara tentang dia. Dia dan dia.
Tuhan, aku mencintai dia. Dari ribuan perempuan yang Kau ciptakan di dunia, hati ini hanya berlabuh padanya. Tuhan, aku berharap bahwa dirinya dapat melihatku. Menganggapku ada. Aku tidak meminta lebih, aku tidak meminta dirinya untuk mencintaiku—pun tidak meminta dirinya untuk jadi milikku.
Jadi, Tuhan, sampaikan padanya bahwa masih ada orang yang setia di sampingnya. Yang siap memberikannya bahu di kala sedih, senyum di kala senang. Sampaikan padanya, bahwa aku memintanya untuk menganggap eksistensiku bukanlah hanya seseorang pemuda konyol dengan alis tebal, rambut bob hitam mengkilat, dan tubuh berbalut pakaian serba hijau. Melainkan juga seorang lelaki yang dapat menjaga seorang perempuan. Sampaikan juga padanya, bahwa kenyataan aku mencintainya bukanlah gombal semata, tetapi rasa yang sudah jelas sebuah fakta.
Sudah dulu ya, Tuhan. Aku takut jika do'aku terlalu banyak malah tidak terkabulkan.
Dari aku kepada Tuhan,
Rock Lee.
OWARI.
Well... akhirnya fiction hasil request dari Sen Kobayashi di facebook :p
Maaf kalau jadinya bukan kayak LeeSaku. Tapi... yang pentingkan Lee-nya bahas Sakura! /plaks
Oh, akhir kata, mind to review and concrete? :3
Review dan concrete dipersilakan.
