Hi ya, Minna-san :D

Perkenalkan, aku Alkalith..

Ini fic pertamaku buat pairing ini lhooo….

Mohon baca dan review yaaa... ^^

Selamat membaca….

Mohon maaph buat kekurangan fic ini, okeh?

Disclaimer: I don't own bleach nor its chara.

Warning: AU. OOC. Geje. Aneh.


Share

by Alkalith Mustang

Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettt!

Bel berbunyi dengan kerasnya, menandakan jam istirahat telah datang. Yang jelas, bel itu sudah mengganggu perencanaanku. Ah, nanti siang.. aku tersenyum memikirkan perencanaanku yang baru saja aku pikirkan. Tapi, bel istirahat kali ini berbeda dengan bel istirahat biasanya. Aneh. Aku merasakan sesuatu yang aneh hari ini. Perasaanku tidak enak dari tadi malam.

"Siang. Pengumuman. Telah diketemukan sebuah dompet di perpustakaan atas nama Kuchiki Rukia." Oh, itu yang membut perasaanku nggak enak. Dasar. Ada-ada saja.

"Selanjutnya..."

Aku membeku. Ah, aku tidak percaya. Mana mungkin? Bagaimana? Kapan? Kenapa? Telingaku mempermainkanku, aku yakin itu. Aku melihat ke sekelilingku. Kenapa teman-teman sedih begitu? Ada apa? Keyakinanku satu persatu runtuh. Apa ini kenyataan? Nggak. Bukan. Nggak boleh. Pasti bohong. Kurang ajar. Telinga dan mataku rupanya mempermainkanku.

"Ru-rukia?" kualihkan pandanganku ke arah suara itu berasal. Kulihat teman-temanku. Aku menghitung mereka sembari mencari-cari wajah itu. Kurang, kurang satu. Ah, ya... memang kurang satu semenjak sebulan yang lalu. Semenjak dia... aku menggelengkan kepalaku. Kutatap wajah mereka satu persatu. Wajah mereka menyiratkan duka yang mendalam. Aku terdiam. Tanpa sepengetahuanku, aku telah menangis dalam pelukan beberapa temanku. Kulihat Hitsugaya berdiri agak jauh dari kami, mukanya datar, tanpa ekspresi seperti biasa, tapi di matanya ada sesuatu. Renji berdiri di sampingnya, menundukkan wajah, begitu pula dengan Ishida. Ada apa? Ini bohong kan?

Air hujan berjatuhan di atas kepalaku, membasahi seluruh tubuhku dari kepala sampai kaki, menutup jejak air mata yang tertinggal saat ia bergulir jatuh melewati pipiku. Aku mengenakan dress hitam hingga lutut. Aku mengamati, hanya mengamati dari jauh upacara yang daridulu tak ingin aku datangi. Upacara pemakaman. Dua jam telah berlalu dan aku masih terpaku di tempatku. Para pelayat sudah meninggalkan pemakaman. Hanya tinggal teman-temannya dan keluarganya. Aku memandangi mereka tanpa berkedip. Satu persatu mereka meninggalkan makam yang baru saja ditanamkan di dalamnya seseorang yang sangat berarti bagiku. Aku pun berjalan mendekati makam itu. Sebuah batu nisan tertancap di atas gundukan tanah itu.

Kurosaki Ichigo

15 Juli 1993 – 11 Juni 2008

Tangisku makin menjadi. Aku jatuh terduduk di samping makam itu. Buket bunga ditanganku kugenggam erat-erat. White Lily, Chrysanthemum, White Rose. Tak hanya itu bunga yang terangkai di dalamnya. Ada Sunflower. Aneh? Aku tak peduli. Bagiku, bunga itu sangat mirip dengannya. Kelopaknya mengingatkanku pada rambutnya, biarpun rambutnya berwarna oranye, tidak sperti bunga ini dimana kelopaknya berwarna kuning. Tapi, mereka sama-sama mencolok kan? Aku tertawa pada diriku sendiri. Kuletakkan buket itu di atas makamnya.

"Kalau sudah sampai, kirim kabar ya?" Kuusapkan tanganku pada wajahku, menghapus air mata yang mengalir tak berbekas. Aku pun berlari menerobos gerimis hujan yang sedari tadi mengguyur.


Gimana? Nggak asik yah? Lanjut apa nggak nih? Rencananya mau dibikin 2-3 shots. Mohon di review yaa...

oh iya,, ini masih prolog ^^

And thanks udah baca :D

Salam hangat,

Author.