Fanfic pertama berupa drabble yang dipublish di FFn..
Happy reading !
.
.
.
.
.
Sinar matahari perlahan mulai menusuri sebuah ruangan yang semula gelap menjadi sedikit menyilaukan. Sesosok namja tampan masih berada dalam kungkungan selimut hangatnya berwarna putih gading. Tubuhnya sedikit menggeliat kala cahaya matahari mulai terasa menusuk kedua matanya.
Namja bermata sipit itu mengrenyitkan dahinya tat kala telapak tangannya bergerak liar diatas seprai tempat tidurnya, mencari sesuatu tapi tidak dapat menemukannya.
Sedikit menggerutu, namja itu mulai bangkit setelah merenggangkan tubuhnya.
Ia menggencarkan pandangangannya keseluruh ruang kamarnya. Masih dengan setengah kesadarannya, ia berjalan sedikit sempoyongan kearah kamar mandi yang ada di ruangan itu.
Beberapa menit kemudian, namja bertubuh tegap tinggi itu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan sehelai handuk yang melingkar dipinggangnya juga tak lupa sehelai handuk kecil lainnya yang ia gosokkan pada rambut brunettenya.
Tapi bukannya memakai pakaian, namja itu malah pergi meninggalkan kamarnya menuju dapur.
Langkahnya terhenti saat matanya dapat menangkap dengan jelas pemandangan seorang namja berambut hitam setengkuk yang sedang membelakangi posisinya sekarang. Senyum jahil terukir di bibirnya yang berbentuk hati. Dengan langkah mengendap, ia menghampiri namja yang satunya—yang sepertinya tengah memasakkannya sarapan—.
Seketika namja berwajah cantik yang satuya melonjak kaget saat merasakan dua tangan melingkari pinggang rampingnya. Mata bulat indahnya sedikit melebar kala mendapat 'serangan' secara tiba-tiba. Namun detik selanjutnya namja cantik itu memejamkan matanya saat merasakan ciuman bertubi-tubi didaerah tengkuknya. Namja cantik itu—Jaejoong—dapat merasakan tetesan air yang berjatuhan dari rambut namja tampan yang sedang memeluknya itu.
Senyum terukir dibibir kemerahannya. Tubuh berbalut celemek berwarna merah itu berbalik menghadap namja yang secara langsung mengganggunya saat memasak.
Jemari lentiknya menari-nari diatas permukaan kulit namja itu yang tak berbalut sehelai benangpun.
Sentuhan ringan itu ternyata mampu membuat namja yang didepannya itu menahan nafas sebentar. Mata elang menatapnya seduktif. Namja berparas cantik itu mengerling nakal pada pasangannya—dengan jari-jari yang masih membelai lembut tarikan kulit dada yang membalut otot kekarnya.
Dengan sekali sentakan, Yunho membawa Jaejoong kedalam pelukannya. Jaejoong mengeluh pelan saat Yunho dengan brutal mengecup seluruh permukaan lehernya. Dapat dirasakannya gigitan dan lumatan yang serasa akan menelan bulat-bulat tubuhnya yang jelas-jelas lebih kecil dibandingkan kekasihnya itu.
Yunho dapat merasakan kalau nafasnya terasa memburu—lebih terdengar bergemuruh tidak seperti biasanya. Dengan gerakan yang menggoda, namja bertubuh kekar itu menggerakan pinggangnya sedikit demi sedikit. Nafas tertahan dari keduanya, tercekat seakan baru pertama kalinya mereka melakukan hal diluar nalar itu. Gesekan dan gesekan mulai mewarnai 'permainan kecil' di pagi hari.
Keluhan-keluhan mereka tadi bukanlah akhir dari 'permainan' mereka—tapi barulah awal.
Dan 'permainan' tetaplah permainan, ada yang kalah dan ada yang menang. Ada yang di 'atas'—dan tentunya juga harus ada yang di 'bawah'.
Yang seperti yang anda ketahui, ini bukanlah akhir permainan dari mereka. Ini hanyalah secuil—atau sepenggal kisah di pagi hari tentang mereka.
Dan 'drabble' tetaplah drabble, ada awal pasti ada akhir. Kalau ada 'welcome' pasti ada 'good bye', ada 'hello' pasti ada 'see you'.
Dan kalau ada 'happy reading', pasti ada kata…
.
.
.
.
.
The END
