Title: Silent Love
Author: Atashi-sama *ditabok Atobe*
Disclaimer: Opah Konomi yang udah bikin adegan2 mesra SanaYuki. I love u, opaahhh~!! *dicincang Konomi-sensei*
Genre: Love, Romance, Drama
Timeline: Menjelang final kejuaraan Kantou (maaf ya, kalo timelinennya gak cocok... (_ _")a)
Theme Song: Kanesaki Kentarou & Yagami Ren - GALAXY (Kyaaa~!!!! .,)
Warning: Shounen-Ai, (mungkin) YAOI, Timeline yang berantakkan, salah ketik, dan sebagainya... *mohon dimaklum, ini author satu masih sangat amatiran...*
Intro: Hai' mata, Aiko desu, Yoroshiku Onegaishimasu! Kore wa, atashi no sanbanme no monogatari ne??Waahh... Takusan no monogatari ga kakimashita, demo kono sutori wa honto ni kanashii'n deshita. Dakara, minna-san no sa-potto ga honto ni atashi no taisetsuna mono. Osh! Mada, kore kara mou Ganbatte!! XD O-ta-no-shi-mi-ni, Kudasaaaii~~ \(^^)/
~Aiko~
Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhku…
Silent Love
Siang ini, para anggota regular Rikkai tepar kayak ikan asin lagi dijemur di lapangan yang panasnya udah kayak penggorengan.
"Hei! Kenapa pada tidur begini! Ayo bangun! Latihan!! Kelilingi lapangan 10 kali!!" ini, Sanada Genichirou – Fukubuchou. Alis runcingnya yang tak pernah berubah dengan wajahnya yang kaku dan perkataannya yang dingin... (author: entar cepet tua lho, Mas... *digaplok katana Sanada*)
"Ah! Fukubuchou parah! Latihan 6 set tadi tidak cukup ya??" keluh Niou Masaharu -- Jenius Rikkai, Sannen sei no RikkaiDai, yang badannya basah karena keringet kayak orang habis berenang di kali ciliwung (author: aww~ Mas Niou~~ Mas Masa *pemeran Niou di TeniMyu* dirimu pasti sekseh abiss *mimisan*)
"Sebentar lagi kalian akan menghadapi Kejuaraan Kantou! Jangan bermalas-malasan!"
"Ehm…"
Sebuah dehaman lembut membuat Sanada menoleh kebelakang.
"Mereka juga perlu istirahat, Sanada…" ini Yukimura Seiichi -- Buchou. Pemilik senyum malaikat berwajah manis yang sadis terhadap lawannya di lapangan.
"Tapi, Yukimura…"
"Baiklah, demi menjadikan Rikkai juara Kantou!" Marui Bunta -- Sannen Sei no Rikkai Dai, menuruti perintah Sanada yang sebelumnya diikuti oleh protes seluruh rekan-rekannya. Tapi mau gak mau… akhirnya mereka pun mulai berlari.
"Kau juga ikut berlari lho," senyum Yukimura sambil mengatupkan matanya pada Sanada.
Sanada merasa agak bimbang. Namun sebelum Yukimura membuka matanya, sebuah kecupan diberikannya pada sang Buchou ini. Lalu berlari begitu saja meninggalkan Yukimura yang shock dan tidak menyangka dengan apa yang dilakukan wakilnya itu di muka umum begini.
"Buchou~!!" tiba-tiba Kirihara Akaya -- Ninen Sei no Rikkai Dai, memanggil dirinya.
Yukimura langsung menoleh pada pemilik rambut wakame tersebut. Takut-takut kalau aksi Sanada barusan terlihat oleh bocah yang masih suci di Rikkai tersebut.
"Ayo berlari juga~!!" ajaknya diselingi tawa lepas.
"Ah! Iya! Aku juga!" Yukimura pun menyusul mereka berlari di bawah langit sore Rikkai.
~Kanagawa, Rikkai~
Siang ini, Sanada datang telat ke klub pasalnya, ujian Sosial kali ini, nyerempet jam pulangya sekitar 10 menit.
Dengan tampang bête plus lesu, karena guru Sosial yang tadi di anggapnya senga' menahannya sebentar untuk curhat colongan (author: ada-ada aja nih guru…= =")
Baru saja Sanada membelokkan langkah kakinya ke ruang klub yang terdengar sepi – Biasanya ada setan-setan Rikkai yang membuat ruangan menjadi gaduh.
"Paling juga udah pada ngacir duluan ke lapangan…" pikir Sanada sambil mencuri pandang ke dalam ruang klub melalui jendela kaca yang di samping kanannya dan…
Tampaklah Yukimura dengan Yagyuu Hiroshi -- Sannen Sei no Rikkai Dai. Hanya dengan Yagyuu. Berdua dalam ruangan sepi tanpa siapapun. Sanada mengernyitkan alisnya.
"Untuk apa mereka berdua dalam ruangan ini?" tanya Sanada pada pikirannya sendiri.
Sanada pun mendekatkan pendengarannya ke jendela kaca tersebut.
"Yagyuu-kun…" lirih Yukimura, "sebenarnya, sudah lama aku ingin mengatakan ini…"
Sanada langsung memandang sinis mereka berdua melalui jendela tersebut. Dan sejenak kemudian, pergi tanpa sempat memasuki ruang klub. Sanada... cemburu.
(author: kalo sama mas Seiichi gak ditrimo, yo wis... sama aku adja yah?? XD *dilempar bakiak Sanada*)
"Sebenarnya, akhir-akhir ini, aku selalu merasa pusing, kenapa ya??" Yukimura sebenernya mau curhat sama Yagyuu. (author: ojo mikir macem-macem deh…==")
"Memangnya kenapa Buchou??"
"Aku merasa, ada yang aneh dengan tubuhku. Tubuhku sering tidak sejalan dengan pikiranku," Yukimura mengurut-urut keningnya yang sudah terasa pusing. Pikiran tentang kejuaraan Kantou dan anggota-anggota Rikkai yang masih berantakkan -- tak lupa tentang Sanada, kini mulai ngejelimet dan membuatnya pusing.
"Ah, mungkin Buchou terlalu banyak memikirkan klub. Istirahatlah sesekali. Buchou juga butuh beristirahat, bukan???" Saran Yagyuu.
"Ah, terima kasih untuk semuanya… Aku.. tidak bisa menceritakannya pada yang lain," senyumnya miris.
"Tapi Buchou… bukankah biasanya kau ceritakan hal seperti ini pada Sanada?"
Yukimura mengalihkan pandangannya pada jendela yang mempertemukannya dengan lapangan tennis Rikkai – jendela yang tadi dilihat oleh Sanada, "dia tipe orang yang terlalu khawatiran. Aku tidak mau terlalu dikhawatirkan dalam keadaan seperti ini," senyumnya.
"Tapi, cobalah untuk memberitahukannya. Dia, wakilmu juga, bukan??" Yagyuu beranjak dari duduknya – hendak pergi.
Wajah Yukimura memerah, "ah… iya. Aku akan memberitahukannya…"
Esoknya…
Yukimura merasa kondisinya merasa semakin tidak stabil. Berulang kali Ia harus menghapus tulisannya yang salah di papan pengumuman ruang klub Tennis Rikkai.
"Buchou kenapa??" Kuwahara Jackal -- Sannen Sei no Rikkai Dai, menyadarinya – karena sembari berganti baju, pemuda ini memperhatikan Yukimura yang tidak seperti biasanya.
"Ah, tidak. Hanya saja… mungkin hari ini terlalu panas untukku," senyumnya - menahan sakit.
"Kalau Buchou kurang sehat, istirahatlah… Betulkan, Fukubuchou??" Marui meminta peng-iya-an dari sang wakil ketua klub tersebut.
Sanada hanya terdiam dan melirik Yukimura sekilas saja.
Yukimura tertawa kecil, "ah, kalian ini… di saat-saat seperti ini, malah menyuruhku untuk istirahat,"
"Daripada membuang waktu, setelah kalian semua selesai, cepatlah ke lapangan," ujar Sanada dingin, lalu pergi.
Yukimura merasa ada yang tidak beres dengan Sanada. Apa yang sebenarnya telah terjadi padanya, sehingga membuatnya lebih dingin dari biasanya.
Yukimura tahu, Sanada memang tegas, Sanada memang dingin. Tapi Yukimura dapat membaca sifatnya yang pemalu, dan pribadinya yang hangat, melalui tatapannya yang hangat. Tidak seperti sekarang yang seakan melihatnya dengan rasa benci.
"Sanada…" Yukimura mendekati Sanada yang tengah mencuci muka di halaman belakang sekolah, saat anggota yang lain sibuk berlatih.
Sanada menghentikan kucuran air dari keran yang dibukannya, dan mengalihkan pandangan pada Yukimura – hanya sesaat.
"Sanada, aku merasakan keanehan pada dirimu akhir-akhir ini…" ucapnya sembari meundukkan kepala.
"Aneh bagaimana??" ucapnya dingin sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk putih yang dibawanya.
"Katakan padaku, Sanada… tidak, Genichirou… Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kalau ada hal yang mengganggumu, ceritakanlah padaku, aku…"
"Diamlah!"
Yukimura terdiam dengan satu bentakan wakilnya tersebut.
"Tidak ada urusannya denganmu," angin siang ini melingkupi mereka berdua dengan keheningan.
Lapangan sepi siang ini. Hanya diisi oleh para regular saja. Sisanya, mereka libur untuk sementara karena lapangan akan dipakai seharian penuh menjelang latihan.
"Ayo kita main Jan-Ken-Pon! Yang kalah, pelorotin celananya!!" teriakan Niou yang menggema di lapangan Rikkai yang sepi terdengar sampai tempat dimana Yukimura dan Sanada berdiri.
Melihat itu, Sanada menghela nafas, "daripada mengkhawatirkanku, lebih baik… urusi klub ini. Beberapa bulan lagi, kita akan menghadapi kejuaraan Kantou," Sanada berbalik badan – memunggungi Yukimura.
"Genichirou, apa kesalahannya terletak padaku??"
Sanada makin diam. Lalu pergi.
"Jika iya, Genichirou… maafkan aku…" lirih Yukimura.
~Kanagawa, Menjelang Pertandingan Kantou~
Perasaan itu terus terbawa dal hari-hari Yukimura menjelang pertandingan Kantou.
Sakit ini semakin menggerogotiku…
Pagi ini, team-nya berniat untuk latihan diluar lapangan sekolah yang biasa dipakai. Untuk refreshing, katanya Yagyuu.
Yukimura berjalan dibelakang punggung wakilnya. Begitu lebar dan tegap. Juga begitu dingin...
"Sanada..." suara lirihnya mencoba menggapain perhatian sang Fukubuchou. Namun tenggelam diantara gelak tawa dan bisingnya stasiun pagi itu. Sebenarnya Sanada mendengar, namun entah mengapa, kepalanya terlalu berat untuk menoleh pada Ketua-nya.
"Sanada..." suara Yukimura semakin melemah.
Tenggelam dalam riuhnya canda anak-anak Rikkai yang lainnya...
"Kalo orang jawa, naik motor, apa bunyinyaa??" celetuk Bunta sambil memainkan permen karetnya.
"Brem-brem gitu?" jawab Akaya yang agak ragu.
"Salah..." ujar Niou dengan bangga, "jawabannya..."
tiba-tiba...
--- BRUKKHH
Kontan saja semua anggota Rikkai yang lagi asik bercanda menoleh pada suara tersebut. Tampaklah dibelakang mereka Yukimura ambruk di tanah. Terlebih Sanada yang memiliki posisi terdekat dengan Yukimura.
"Yukimura!!"
Sanada langsung berlutut mendekap tubuh sang Buchou yang bersimbah keringat. Ekspresi wajahnya yang menahan rasa sakit pun membuat Sanada tidak lagi bisa mengacuhkan orang yang selama ini disukainya.
Ditengah rasa sakit ini, aku mendegar suaramu...
"Yukimura! bertahanlah!!"
"Buchou!!"
"Yukimura!!"
"Seiichi!!!"
Dan mereka membuatku kuat...
Chapter pertama selesaaaiii~!! /^w^)/
Silahkan di review, minna... ^^ Onegaishimasu...
Rencananya, ini mau dibikin One-Shot, tapi... masih banyak yang harus dijabarkan. Heheheee... Gak apa-apa kan?? *dilemparin panci*
Osh!! Mohon dukungannya, dan mohon ditunggu chapter selanjutnya! Aigatou Sagemoshita!! m(_"_)m
~Aiko~
