Between Hate and Love

Disclaimer : Bleach © Tite Kubo.

Pairing : IchiRuki.

Rate : T.

Warning : AU, OOC, Typo (s) dll

(Don't like don't read)

Chapter 1

Sekolah Rukia kedatangan siswa baru. Pada saat sedang berlatih basket seseorang mengganggu Rukia dan membuat Rukia naik darah.

(^_^)

Cuaca hari ini sangatlah tidak bersahabat. Matahari tak henti-hentinya memancarkan sinarnya yang dahsyat. Bel pulang sekolah berbunyi. Pertanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar di Karakura High School ini.

Nampak terlihat murid-murid sedang menunggu mobil jemputan masing-masing. Ada pula yang berlari mencari tempat berteduh. Atau mereka terpaksa menerobos teriknya matahari, berharap untuk segara sampai ke rumah dan mendinginkan badan mereka dalam pendingin ruangan. Maklum, hari ini adalah awal dari musim panas. Di mana sang matahari sedang terik- teriknya.

Dilain pihak. Tepatnya di lapangan basket, seorang cewek tengah asyik mendribel bola tanpa peduli dengan panasnya matahari. Cewek dengan perawakan kecil dengan rambut hitam sebahu dan mempunyai wajah yang bisa membuat seluruh kaum adam tergila-gila itu terlihat tidak peduli dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Saking asyiknya, ia bahkan tidak menyadari bahwa sedaritadi seorang cewek meneriaki namanya dari sudut lapangan.

"Rukiaaa! Kamu gila ya! Panas-panas gini kamu masih asyik main basket!" Teriak cewek itu tanpa menghampiri Rukia. Mungkin ia takut kalau-kalau kulitnya terbakar karna sinar matahari.

Rukia tidak menjawab. Dirinya masih asyik mendribel bola. Merasa tidak ditanggapi cewek itupun kembali berteriak,namun kali ini teriakannya jauh lebih keras dibandingkan yang sebelumnya. "Rukiaaa! Kamu dengerin aku tidak sihhh!"

Rukia menghentikan permainan basketnya. Kemudian ia berjalan mendekati cewek yang sejak tadi menunggunya di sudut lapangan. "Apaan sih teriak-teriak, Momo. Gangguin orang lagi latihan aja!" ucap rukia kemudian duduk di sebelah Momo.

Momo melihat wajah sahabatnya dengan bingung. Kemudian berkata, "Kamu emang gila beneran Rukia! Jelas-jelas panasnya kaya gini, kamu masih aja main basket. Kamu tidak mikir, ya?"

"Mikir? Mikir apaan?" Tanya Rukia sambil membuka tutup botol minumanya dan meneguk airnya hingga menyisakan setengah bagian dari botol itu.

Momo menghela nafas berat. Ternyata memang susah bila menghadapi sahabatnya yang satu ini. Butuh perjuangan panjang untuk bisa menghadapinya. Beruntung Momo adalah sahabat yang baik dan pengertian. Sehingga dia selalu sabar setiap menghadapi perilaku Rukia. "Kalau kamu kaya gini terus, gimana kamu bisa dapat cowok coba? Sebagai perempuan seharusnya kamu lebih menjaga penampilan kamu, Rukia! Jangan terus-menerus bersikap cuek dan tidak peduli terhadap penampilan kamu!" Nasihat Momo panjang lebar.

Rukia yang merasa bosan setiap kali Momo menasihatinya, hanya memutar-mutar bola basket yang berada di tangannya dengan ujung jari telunjuknya tanpa berniat sedikitpun untuk mendengarkan.

Merasa tidak ditanggapi oleh Rukia, Momo akhirnya menyerah. Dan memilih untuk diam sambil menunggu sahabatnya yang tengah merapikan tasnya. Setelah selesai merekapun pulang bersama-sama.

(^_^)

Di sekolah Rukia sepertinya kedatangan murid baru. Itu terbukti karena sepanjang perjalanan Rukia menelusuri koridor sekolah banyak sekali siswa-siswi yang membicarakan anak baru itu. Rukia dapat menebak kalau murid baru itu pasti seorang cowok. Karena kebanyakan siswi-siswilah yang membicarakan murid baru itu bahkan ada yang memuji-muji murid baru itu.

Tanpa berniat mengetahui sedikitpun dengan santainya Rukia berjalan melewati segerombolan siswi-siswi yang tengah asyik bergosip. Rukia terus melangkahkan kakinya menuju lapangan sekolah yang merupakan tempat favorite Rukia.

Sesampainya di lapangan Rukia segera melakukan pemanasan sebagai awal. Kemudian Rukia mulai mendribel bola basketnya. Dengan cepat dia berlari dan mencoba memasukkan bola. Tetapi…

Hop!

Bola hanya menyentuh ring tanpa berniat masuk ke dalamnya. Rukia kembali mendribel bola. Kemudian dari jarak yang lumayan jauh, dia bermaksud melakukan tembakan three point. Tapi…

Hop!

Bola masih saja tidak mau masuk kedalam ring basket. Bola itu malah menggelinding ke pinggir lapangan.

"Ughhh! Aku tuh kenapa sih!" Rukia memarahi dirinya sendiri. Ia mengelap keringat di dahi dengan tangannya. Kemudian membungkuk, meletakkan tangannya di kedua lututnya untuk mengatur napas.

Tanpa disadari oleh Rukia seseorang telah mengambil bolanya. Kemudian mendribel bola itu dan mencoba memasukannya dari pinggir lapangan. Dan…

Hop!

Bola itu masuk kedalam ring dengan mulusnya.

"Oh, jadi Cuma segitu kemampuan kapten tim basket cewek di sekolah ini?" Ucap seseorang yang telah memasukkan bola tadi ke ring.

JGERR!

Ucapan orang itu membuat Rukia yang sedaritadi menunduk kini sudah menegakkan tubuhnya untuk melihat siapa orang yang sudah menghinanya. Terus terang perkataan itu membuat urat-urat di kepala Rukia keluar!

Tbc

Yey…! *lompat-lompat gaje*

Akhirnya fic pertamaku selesai juga…

Hohoho… senangnya!

Oya, aku mau bilang makasih buat

Sora-nee yang udah banyak banget bantu aku. Saking banyaknya aku bingung mau bilang makasih berapa kali *lebay mode on*

Makasih juga buat Nana Naa udah mau dengan sukarelanya ngebuatin aku akun. Nana-nee makasih banget ya! *ciumin kaki Nana-nee*ditendang ke pojokan*

Senpai-senpai jangan lupa coment, kritik, atau apalah sama fic aku. Maaf kalau ceritanya ada kemiripan dengan fic senpai-senpai. Tapi aku jamin ini asli imajinasi aku yang paling tinggi *lebay mode on*

Kalau masih ada kesalahan senpai-senpai mohon kasih tau aku dengan cara merivew…

Akhir kata….

REVIEW PLEASE!