Disclaimer : Naruto and all characters belongs to Masashi Kishimoto-sensei. This story belong to mine, based on TRUE STORY.

Genre : Romance, Humor, Slice of Life, Drama

Rate : T

(AU, OOC, tidak baku, bahasa sehari-hari, First fic yang author publikasikan)

Summary :

Kehidupan Sakura yang jungkir balik sejak perjalanan cinta Sakura yang berawal dari dunia maya, bertemu lelaki yang menurutnya freak dan memenuhi hari-hari Sakura dengan segala ke-annoying-an lelaki tersebut. Akankah Sakura dapat bertemu dengan pemilik akun jejaring sosial Vampire Raven tersebut?

Kuroneko : My Love Journey ?

By Hikari Matsushita

© Presents

Chapter 1

uploading photos

"Yosh! Tinggal tag! Umm.. Hinata, Neji, Naruto, siapa lagi ya? Segini aja deh!" jari-jariku mengetik cepat mencatat nama akun yang sehobi denganku. Hobi? Yap! Eh tunggu ! hobiku bukan meng-upload foto ke media sosial, foto yang ku-upload tadi adalah foto hasil jepretan artwork-ku. Yup, aku hobi menggambar dan karena aku terlalu malas men-scan (lagipula aku tidak punya mesin scanning ) hasil artwork-ku jadi kufoto saja menggunakan kamera digital. Haha aku tidak mau repot, prinsipku jika ada yang bisa dimanfaatkan ya manfaatkanlah, kalau bisa gratis ! aku, Haruno Sakura mahasiswi childish pengangguran jurusan Desain Komunikasi Visual, berusia 19 tahun. Single sampai saat ini, acap kali dipanggil "Nii-san/Otoko" ! apa salahku?! Salahkan lingkunganku yang dipenuhi lelaki dan kedua adikku lelaki semua!

Ya, aku terbawa sifat macho dari lingkunganku, tapi aku berusaha menjadi gadis feminine sampai aku memanjangkan rambutku sebatas punggung dan semua itu tidak berpengaruh! Apalagi ketika kubersikap manis didepan Naruto, sungguh laknat sekali dia mengatakan kata-kata terkutuk "Sakura? Nyebut! Sadar! Kamu itu cowok! Apa itu rok yang kamu pakai?! Dan apa itu jepit strawberry di rambutmu?! Lepaaasss!" dengan teganya dia menarik paksa jepit strawberry-ku, hanya jepitnya kok. Saat itu aku langsung meninju wajahnya, jika saat itu dia juga menarik rok-ku, sudah pasti dia sudah tergeletak di jalan dengan mulut berbusa fufufufu.

Naruto, sahabatku sejak SMP, sungguh kampretnya aku bisa bersahabat dengannya. Aku rasa dia buta, dari SMP aku sudah menggunakan rok, rok sekolah sih. Baru menginjak kelas 12 aku menyadari ketidak-feminin-anku, saat itu aku belajar merubah penampilanku. Untuk yang belum mengenalku pasti akan mengatakan aku manis, tapi jika dihadapan Naruto dan antek-anteknya aku akan dengan senang hati membuat mereka babak belur dengan tambahan membuat hidup mereka suram seumur hidup !

Single? Tepat sekali!

Dari semenjak lahir? Tep-TIDAK! Biar tomboy, aku pernah merasakan berpacaran setidaknya tiga kali, hebat kan?! Jangan bandingkan dengan Ino (sahabat dibelah kapak) dialah pemecah rekor. Kisah asmaraku sungguh annoying dan absurd tidak patut dibicarakan, tidak baik untuk kesehatan jiwa dan jantungku. Bayangkan! Cinta pertamaku itu Kiba! Makhluk absurd sejenis dengan Naruto dan sialnya aku baru ingat bahwa Kiba bersahabat erat dengan Naruto sejak kecil, wow fantastis! Jurang mana jurang ?! Ya sudahlah lupakan saja. Sekarang aku mencari cinta sejati! Ouooooo~ jreengg~! Lupakan.

Kembali kepada kegiatanku saat ini, meng-upload artwork-ku ke akun pribadiku. Aku tandai tiga akun yang sejenis dengan hobiku. Hinata, dia juniorku ketika SMA, sekarang dia kelas 12. Dia expert dalam hal menggambar baik manual atau digital. Aku iri dengannya, aku kurang bisa dengan teknik digital, aku merasa gagal menjadi mahasiswi DKV.

Neji, mahasiswa yang satu jurusan dan satu universitas denganku hanya saja kita berbeda kelas. Aku berkenalan dengannya via jejaring sosial disebuah grup perkumpulan Maba Universitas Komputer Konoha 2012. Aku menambahkannya sebagai teman di jejaring sosial karena dia seorang Anime Manga Lover! Haha kita setipe! Sifatku sedikit mirip dengannya, seperti moody, haha. Dalam hal menggambar dia lebih dewa dariku. Haaaa dan aku baru tahu faktanya dia bersaudara dengan Hinata. Jleb rasanya dikelilingi kalangan tingkat dewa seperti mereka.

Naruto, dia mahasiswa sastra Jepang. Aku rasa otaknya bermasalah ketika dengan riang gembiranya memilih sastra. Faktanya ketika SMP nilai sastranya hancur lebur. Dia juga bisa menggambar, bukan hanya dia saja semua orang pun bisa menggambar. Ingat, Naruto cuma bisa menggambar, BISA ingat! Dan ini yang membuatku bangga bisa menindasnya, jahat? Yang penting aku puas lahir batin bisa menghina karya absurd-nya. Cuma ini yang bisa kuhina darinya, haha. Ya Allah maafin dosa Baim Ya Allah… eh, dosa Sakura Ya Allah…

Satu fakta lagi mengenai Naruto yang menggemparkan dunia perdukunan (?) dia itu seorang wota. Sekali lagi WOTA, W-O-T-A ! Dia fans berat Idol Group dan sialnya setiap aku chat/sms pasti ujung-ujungnya dia bersua soal Idol Group. Aku hanya bisa menghela nafas, mau berceloteh sampai berbusa pun dia tak akan berhenti kecuali dia ingin. Ah mungkin saja dia berhenti jika melihat Guy-sensei menggunakan gaun ketat, make up menor, dan high heels yang memperlihatkan kaki jenjang berotot nan berbulu miliknya. Patut dicoba, aku jamin Naruto akan kejang-kejang dan aku cukup membawa cermin agar radiasi Guy-sensei berbalik arah kepadanya fufufufufu…

Oke, balik lagi ke tujuan awal. Akhir-akhir ini intensitas kegiatanku meng-upload foto-foto karyaku makin tinggi. Ya selain ingin pamer, aku juga ingin eksis dan banyak teman. Maklum semenjak lulus SMA, teman-temanku berkurang, ya iyalah beda universitas dan menyandang predikat mahasiswa belum tentu membuatku banyak teman seperti ketika SMA. Ruang lingkupku hanya Naruto-Neji-Ino. Sempit. Salahkan dosenku yang tega dengan tugas-tugas laknatnya. Bayanganku tentang perkuliahan itu santai amat sangat salah besar!

Diantara Neji-Naruto-Ino, hanya Neji yang satu universitas, Naruto di UNK (Universitas Negeri Konoha). Aku dan Neji mengambil swasta, UKK universitas komputer yang terbaik di Konoha. Ino, dia mengambil swasta teknik industri di UPS (Universitas Pelita Suna). Dia cantik dan seorang model, mengawali dunia modelling semenjak kecil. Kepintarannya diatas rata-rata, sebelum kuliah di Jepang dia menempuh pendidikan dasar hingga lanjutan di luar negeri. Aku bertemu dengannya ketika studi banding di SMP. Dia satu tahun dibawahku, tapi saking pintarnya dia mengambil kelas akselerasi. Sekarang pun dia sudah kuliah semester 5, aku saja baru semester 2. Sungguh dewa, tapi dia tidak pernah menunjukkan kelebihannya, tampil sederhana kecuali ketika modelling. Itu yang membuatku salut. So, aku jarang bertemu Ino dan Naruto apalagi kouhai unyu-unyu-ku Hinata. Sempit kan? Sangat.

Dan akhir akhir ini pula ada akun yang sering sekali me-like atau mengomentari foto-foto karyaku. Sumpah dia berlagak SKSD (Sok kenal sok dekat). Ketika kutelusuri darimana akun itu muncul, ternyata dia teman dunia maya-nya Hinata. Kukira seorang alayer dan freak sejati, nama akunnya saja membuatku bergidik "Vampire Raven", setiap kumenandai foto ke akun Hinata, dia pasti ada. Ceh.

Beberapa minggu kemudian dia mengirimkan permintaan pertemanannya kepadaku. Saking penasarannya aku konfirmasi saja. Dan lagi-lagi dia bersikap seolah-olah kita sudah kenal lama. Karena aku seorang yang baik hati dan tidak sombong, aku menanggapinya. Jangan shock gitu dong!

Setelah cukup lama kami berkomunikasi panjang kali lebar, Vampire Raven ini sosok yang ramah dan humoris. Walaupun chat dengannya selalu tidak jelas kemana arahnya. Selama satu bulan aku mengintainya, mengorek informasi. Fakta baru, dia lebih tua empat tahun dariku, aku cukup terkejut mengetahui fakta ini, dia pasti menganggapku bocah kurang ajar kerap menggunakan "Aku-Kamu" tidak ada sopannya sama sekali. Semakin kumengenalnya semakin kupenasaran akannya. Iseng aku menanyakan info privasinya.

'Raven-jii, kau punya Whazzup?!' tanyaku via private message, berasa lagi malak.

'Punya gak yaaa~?' jawabannya membuatku ingin merontokkan rambutnya, eh tapi aku tidak tahu wujudnya.

'Onegai, rese amat sih!' aku makin sewot menghadapinya.

'Iya iya jangan nangis gitu dong nih +61-xxxxxxxxx.' dengan penuh canda di memberikan nomor ponselnya.

'Ini bukan nangis! Kesel Jii-san kesel -_-! Thanks lah Raven-jii :v !' balas chatku antara senang dan kesal.

'Oh kesel yah? Wkwkwk' makin kesal aku padanya.

Dengan segera aku mebuka aplikasi Whazzup dan kutambahkan nomornya.

'Hai Raven-jii? Hohohohoh :v' terkirimlah chat annoying-ku.

Dengan perasaan berdebar-debar aku menunggu balasannya, ibarat menunggu hasil ujian nasional. Selama satu bulan berteman, aku tidak pernah sekalipun melihat foto asli dirinya, dia selalu memasang foto profil hasil coretannya. Dia cukup ahli menggambar kartun. Tapi, pernah juga aku mengulik foto profilnya dan menemukan foto-fotonya ketika sekolah dulu sayang sekali tidak jelas. Hobi para lelaki mungin untuk menyamarkan fotonya? Entahlah.

'Cepet amat wkwkwkwk' dengan riangnya ia membalas chat .

'Oh ya Oyaji, kok kode nomornya beda? Kan kode Jepang +81 ?' aku kembali berdebar ketika membaca dan membalas pesannya, perasaan berdebar yang ganjil. Aku baru menyadari keganjilan pada nomor ponselnya. Mungkinkah dia tinggal diluar negeri? Berarti aku tidak bisa bertemu dengannya? Loh? Kok aku berharap bertemu dengannya?

Pong pong

Ponselku berbunyi, dengan terburu-buru aku meraihnya.

'Loh? Kamu gak tau? Aku kan lagi diluar negeri ^_^' kembali kumenemukan fakta baru mengenai si Vampire Raven. Diluar negeri? Menetapkah? Studi kah?

'Kok? Aku baru tahu, Kau tidak cerita apa-apa -_- nama aslimu pun aku gak tau-_-' kecepatan ekspress kuketik balasannya. Terima kasih tingkat ke-kepo-anku makin tinggi.

Pong pong

Secepat kilat kugeser papan kunci ponsel touchscreen-ku.

'wkwkwkwk'

KECEWA BERAAAAATTTT! Apa itu ?!

"Apa-apaan ini orang?! Ambigu!" aku berteriak heboh dikamar, diakhir pekanku yang datar.

"Nee-san! Berisiiiikkk!" wow ada suara maut nan cetar! Ah, itu suara adikku, Gaara. Dia tidak suka kebisingan, apalagi jika kebisingan itu berasal dariku. Lebih baik kukunci rapat mulutku, aku masih sayang kepalaku. Sekali lagi kuberteriak, Gaara pasti datang dan melemparku dengan stick PS-nya. Dia memang ganas, lebih ganas dari kakak kembarannya, Sasori. Adikku kembar, dulu waktu Ibu mengandung aku berharap adik perempuan, ternyata yang lahir adik laki-laki, dapat bonus Gaara pula. Kami terpaut umur dua tahun, aku versi kecil sudah sangat shock mendapat adik laki-laki, tapi aku menerimanya dengan lapang dada. Ketika kami beranjak dewasa, aku AMAT SANGAT MENYESAL memiliki adik-adik kurang ajar seperti mereka. Ibu, kembalikan Sakura keperutmu bu…eh kembalikan mereka keperutmu bu…

Oke, jiwaku masih terguncang dengan jawaban ambigu si Vampire Raven. Makhluk ambigu. Fakta baru, catat!

Tarik nafas-buang. Tarik nafas-buang. 'Ingat Sakura buangnya lewat mulut bukan lewat- STOP! STOP! Focus Sakura! Focus!'

'Gaje sih Oyaji? -_- Btw, Oyaji manggil kau apa? Masa Oyaji terus? Berasa punya kakek lagi ._. Panggil kang mas? Abang? Emak? Mbak?' aku makin greget tingkat nasional hanya ingin mengetahui nama aslinya. Kenapa aku diwariskan sifat penasaran takut ya Tuhan?

Pong pong

Lagi, ponselku berbunyi.

'Umm, apa yaa?'

CTAK. Aku kesal dengan keambiguan lelaki ini! Aku yakin dia sedang mentertawakanku.

'Oke, Aku panggil Raven-senpai =_=' entah kenapa aku merasa obrolan ini makin tidak jelas.

'Jangan. Aku gak mau,. Panggil aku Oniitan ^3^' kubaca chat darinya, tanpa sadar aku menggenggam ponselku dengan erat.

"WATDEPAAAAAKKK! EMANGNYA AKU BOCAH APAAA?!" dengan satu kali tarikan nafas aku berteriak cetar. Ingat akan sesuatu kau buru-buru menghampiri pintu kamar dan menguncinya.

"NEE-SAN! KELUAR KAU! KAU BELUM PUAS DENGAN STICK PS-KU?! KELUAAARRR!" Bugh bugh pintu kamarku yang tak bersalah menjadi sasaran amuk si Setan Merah. Aku berdiri menahan pintu, takut pintu ini roboh diterjang Gaara.

'Ya Tuhan, jadikanlah Gaara seorang adik perempuan yang manis, tolonglah Tuhan…' aku mendoakan yang mustahil, beginilah nasib punya adik yang ganasnya tak terkira. Waktu bayi sih unyu-unyu apalagi aku suka sekali menggigit pipi tembem Gaara dan Sasori, mungkin kelakuan mereka sekarang adalah bentuk balas dendam atas perlakuanku dulu terhadap mereka? Ah sebentar lagi Sasori pasti datang dengan sekali kalimat pedasnya.

"Sakura, jangan berisik lagi… kalau masih mau berisik jangan salahkanku jika sepatu-sepatu kesayanganmu sudah koyak dijadikan mainan oleh Tora.." nahkan pedas sekali kata-kata Sasori, dia tidak pernah bertingkah seperti Gaara, tapi dia bermulut tajam, memanggilku saja dengan nama dan apa yang dikatakannya adalah mutlak tanpa gugatan. Sekasar-kasarnya Gaara dia masih sopan memanggilku Nee-san.

"Jangan! Iya iya aku tidak akan berisik lagi! Please, jangan lempar sepatuku ke Tora!" aku hampir menangis mendengar perkataan menyakitkan dari Sasori. Sepatu-sepatu kesayanganku dengan teganya mau dia lempar pada Tora, anjing tetangga yang ganas. Adik-adik terkutuk.

"Hn, awas jika kau terus berteriak abnormal seperti tadi Sakura, say goodbye to your shoes." lagi, kalimat tajam yang Sasori lontarkan, adik tak tahu diri! Kudengar langkah kaki yang menjauh dari daerah teritorialku (baca : kamar).

"Awas kau Nee-san!" si tengil itu ikut menimpali. 'Tuhan, anugerahkanlah adik perempuan untukku…' lagi, doa-mustahil-ku menggema dalam hati.

"Fuuhh~ akhirnya mereka pergi, mengganggu sekali." Menggangu? Bukannya aku ya yang mengganggu mereka?

Aku menjauh dari pintu kamar menuju single bed-ku, kuraih ponselku yang tergeletak diatasnya. Aku terdiam, memikirkan jawaban apa untuk balasan pesannya. Sing~ Terlalu banyak terdiam aku malah melamun. Tersadar dari lamunanku segera saja kuketikkan balasannya.

'Oke oke, Oniitan yang tampan, baik, rajin, menabung dusta' Ceh bisa-bisanya aku berurusan dengan dia, eh ini kan juga aku yang meminta nomor pribadinya. Haha, lucu.

'wkwkwkwk' kembali ambigu. Sialan.

'Kau tidak punya nama gitu? Nama akunmu juga alay.' Aku makin sewot, sudah mulai menipis stok kesabaranku.

'Punyalah. Wkwkwkwk XD' singkat, khas lelaki.

'Apa? Geli banget manggil Vampire Raven -_-' ayo terus korek informasinya!

'Sasuke, itu namaku ^~^'

To be Continue

Author's Corner

Yoshaa~~ Moshi-moshi Minna! Saya Hikari Matsushita! :3 bagi para Author yang pernah/sering ku-review fiksinya pasti pernah melihat review-ku :v saya sudah cukup lama tenggelam di dunia FFn, awal debut menjadi Silent Reader tanpa akun :v kemudian buat akun dan tetap jadi Silent Reader dan Reviewer. Actually, dari dulu saya ingin publish karya-karyaku yang tenggelam didokumen PC, tapi saya terlalu malas dan saya takut tidak bisa terus meng-update-nya. Tapi sekarang insya allah akan update tiap minggu XD

Fiksi ini ada lima chapter (kalau saya tidak lupa :v) dan ceritanya berasal dari pengalaman pribadi saya yang saya bumbui tambahan cerita dan endingnya saya karang sendiri demi kelengkapan cerita, faktanya kisah asli pengalaman saya belum ending :v. Untuk yang ingin mengetahui cerita aslinya bisa PM saya.

Thanks for Reading and Review