Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama
Warning: OOC, Typos, Semi RiRen, Shonen-ai, Little bit Humor, dll
Jilat, jilat dan jilat.
Benda panjang berwarna coklat itu dengan hikmat di hisap oleh mulut terampil Eren. Dengan mata yang sayu Eren terus menikmati 'hidangan' di hadapannya. Sedangkan orang yang duduk di hadapannya terlihat sedikit memerah dengan apa yang sedang dilakukan orang di depannya. Terkesan mungkin.
—jilat!
"Umm..." Eren mengerang pelan. Menjilat 'benda' yang ada di dalam mulutnya dengan hikmat. Melumuri mulutnya dengan 'cairan' yang mengalir dan menodai sebagian besar mulutnya—bahkan hingga bagian dagu semakin banyak dan melumuri segaris panjang lehernya.
Mata hijau Eren melihat orang yang duduk di dekatnya itu semakin sayu. Rivaille, orang di depan Eren semakin lama semakin tidak kuat lagi.
—jilat!
"Eren," Gusar. Dapat di dengar sedikit perbedaan nada pada perkataan corporal Rivaille yang terkenal datar itu.
"Hmm... engg..." Eren semakin menjadi. Menjilat setiap sisi pada 'benda' panjang itu. Tidak peduli pada 'cairan' yang dihasilkan oleh 'benda' itu mengenai bagian pipinya. Oh, bahkan Rivaille yang melihatnya tidak tahan lagi. Dia sudah tidak bisa menunggu lama lagi—ingin mengeluarkan semua yang dari tadi di tahan dalam dirinya.
—jilat!
"Hmm... Hil Hivaille.." ucap Eren dengan saliva dan 'benda' itu di mulutnya.
"Eren, berhentilah. Kau tidak perlu melakukan... semua ini." ucap Rivaille sedikit tersedat di bagian terakhirnya. Dia tidak bisa membuat anak dibawah umur ini melakukan semua ini hanya untuknya. Kalau saja dia tau, Eren akan senekat ini melakukan hal ini, dia pasti sudah melakukan pencegahan. Anak di depannya sungguh nekat!
—jilat!
"Eumm... ini enak sekali, Sir Rivaille." Ucap Eren melenguh dan menjilat lagi 'benda' di hadapannya dengan nikmat.
Ok, sepertinya Eren terlalu menikmati aksinya. Tidak tau jika orang di depannya sudah sedikit mengeluarkan rona merah yang—sangat—tipis.
"Apa kau benar-benar menikmatinya?" tanya Rivaille mengelus rambut Eren. Eren mengangguk dengan 'benda' itu di dalam mulutnya. Menikmati 'rasa benda' yang mulai dari sekarang akan menjadi 'santapan' ternikmat yang pernah di rasanya. "Kalau begitu lanjutkan saja." ucap Rivaille.
Srek
Dengan cepat Rivaille bergera beranjak dari kursinya. Menuju pintu dan membukanya, tapi sebelum keluar Rivaille melihat Eren yang masih menatapnya bingung. Kenapa dia ditinggalkan? Mungkin itu yang dipikirkan Eren.
Tersenyum—sangat—samar Rivaille pada Eren. "Kau bisa menghabiskan Es krimitu jika kau suka. Aku tidak suka pada benda panjang berwana coklat dengan rasa terlalu manis dan dingin itu." ucap Rivaille lalu meninggalkan Eren sendirian.
—masih dengan es krimnya.
Tadi Irvin membawa dan membagikan seluruh anggota Scoting Legion sebuah benda dingin dengan rasa coklat yang bernama es krim batang. Oh, tapi karena Rivaille tidak suka jadinya dia dengan sengaja meletakkan es krimnya di meja miliknya. Hingga tidak beberapa lama Eren datang, Rivaille memberikan es krim batang pada Eren. Dengan senang, Eren memakannya—tepat di hadapannya. Dan lebih parahnya lagi, gaya makan Eren yang berantakan itu tidak bisa di hindari, membuat Rivaille risih sendiri.
.
.
Di luar kamar, Rivaille menghela nafas berat. 'Dia terlalu menikmatinya.' Ucap hati Rivaille.
Berjalan dengan santai, Rivaille merasakan sesuatu yang menyebabkan rasa berjalannya aneh. Melihat ke bawah, lalu—
—"Sial!" Gumamnya gusar.
Nah, kalau nada gusar tadi, kalian sekarang sudah tau kenapa bukan?
.
.
.
Fin~
A/N: Hayooo pada mikir apa?
Hihi, tulis apa yang kau pikirkan saat membaca fic super pendek ini^^
Mind to review?
