VIRTUE ONE,CHASTITY (AOMINE DAIKI)
"Aomine-san!" [Name] memanggil Aomine yang sedang berbaring di atap seperti biasa, wajah laki-laki berambut biru tua itu tertutupi oleh majalah dengan sampul model gravure favoritnya, Horikita Mai. "Momoi-san memanggilmu di gym!"
"Hah? Biarkan saja." Aomine berkata sambil memegang majalahnya dan menaruhnya di sebelahnya. "Paling-paling Satsuki hanya ingin menyuruhku latihan basket. Yang bisa mengalahkan aku hanyalah—"
"Ada yang lebih penting lagi, Aomine-san!" [Name] memotong perkataan Aomine sambil tersenyum senang, membuat laki-laki itu melihatnya dengan bingung. "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu sejak dulu..."
Aomine menyeringai. "Apa? Jangan katakan kamu suka denganku?"
"Tentu saja tidak. Apa yang kamu bicarakan, Aomine-san?" [Name] bertanya dengan wajah bingung, membuat urat berbentuk perempatan muncul di dahi Aomine.
"Kamu benar-benar membuatku kesal..." gumam Aomine sebelum menghela nafas bertanya, "Jadi? Apa yang mau kamu tanyakan?"
"Apa kamu masih perawan?"
"Pfft—" Aomine memuncratkan liurnya ke arah lain saat mendengar pertanyaan [Name] yang tersenyum senang. Jujur saja, dia tidak tahu apakah perempuan di hadapannya itu hanya pura-pura tidak bersalah atau memang pikirannya sedangkal kolam renang anak-anak. "K-Kenapa kamu menanyakan itu, bodoh!?"
"Eh?" [Name] melihatnya dengan bingung, sebelum menunjuk majalah porno di sebelah Aomine. "Itu majalah porno kan? Teman-temanku di kelas berkata kalau laki-laki yang membaca sesuatu seperti itu pasti ciuman pertamanya belum pernah diambil seseorang."
"Aku mulai mempertanyakan teman-teman macam apa yang kamu punya di kelas, [Name]." Aomine berkata dengan wajah yang sedikit merah sambil mengusap kepalanya. "Hal seperti itu tidak penting."
[Name] masih tetap melihatnya dengan tatapan tidak bersalah dan penasaran, walaupun Aomine bisa melihat jelas senyuman lebar yang terpasang di wajah perempuan berambut [hair color] itu. Jadi dia hanya pura-pura bersalah—pikir Aomine dengan kesal.
"Ya, ya! Kamu ingin aku ke gym kan? Baiklah, aku akan kesana!" Aomine berkata sebelum mendecakkan lidahnya dan berdiri. "Tch, aku yakin Satsuki menyuruhmu melakukan ini agar aku pergi kesana..."
"Ah, Aomine-san! Satu lagi..." [Name] memanggil Aomine, membuat laki-laki berbalik dengan cepat.
"Apalagi? Kamu belum puas menggodaku—Mmph!?" Aomine terbelak saat pipinya disentuh oleh sesuatu yang lembut—yang akhirnya dia sadari adalah bibir milik [Name] sendiri, membuat wajahnya langsung berubah semerah tomat. "A-Apa yang kamu lakukan, perempuan bodoh!?"
"Ahaha!" [Name] hanya tertawa senang, menghiraukan bagaimana Aomine memanggilnya 'perempuan bodoh'. "Kamu benar-benar manis, Aomine-san. Kalau begitu, ayo kembali ke gym bersama-sama." [Name] berkata dengan senang sambil menarik tangan Aomine yang masih merah, membuat laki-laki itu berubah semakin merah—tidak akan ada yang mengira kalau wajah Aomine Daiki bisa berubah semerah itu.
Dan mereka berdua berjalan kembali ke gym, dengan Aomine yang masih merah tapi tidak melepaskan pegangan [Name], dan [Name] sendiri yang sepanjang jalan terus tersenyum dengan senang.
..
..
..
..
"Tapi Aomine-san, pada akhirnya kamu masih perawan ya."
"Kamu—!"
