Chapter 1: Prolouge

Dahulu kala ,di saat konsep shinobi belum pernah ada. Ada seseorang yang memakan buah terlarang. Hingga memperoleh kekuatan chakra. Lalu ia mencoba untuk mengakhiri era kekejaman. Namun, pada saat itu juga , mereka tergoda dengan kekuatan itu. Untuk menjaga kedamaian dunia, diperlukan kekuatan atau cinta? Konflik tersebut bisa memicu perang berkepanjangan yang akan terus berlanjut sampai kegenerasi berikut nya. Pertarungan besar yang pernah terjadi di masa lalu, Hashirama melawan Madara. Pertarungan hebat buah dari konflik yang telah bermula jauh sebelum mereka ada. Pertarungan yang terus berlanjut hingga generasi berikutnya, Tragedi Minato & Khusina vs Kyuubi dan terakhir Naruto vs Sasuke..

''Ini merupakan hukum dari langit'' Seorang lelaki menatap ke sebuah celah yang mengarah langsung ke Bulan. "Hukum langit atas klan Hyuuga.." Lanjutnya.

Malam itu, Di tempat yang tampaknya cukup jauh dari desa, Beberapa klan Hyuuga termasuk pimpinan mereka, Hyuuga Hiashi berkumpul, Menemui seorang lelaki misterius yang tampaknya memiliki niat jahat.

''Aku ingin bertanya padamu untuk terakhir kalinya. Hyuga Hiashi, berilah jawabanmu. Jawaban yang akan menentukan masa depan nasib Klan mu.'' Kata lelaki misterius itu lagi

"Inilah.. jawaban Klan Hyuuga!" Hiashi justru melompat dan menyerang lelaki itu.
"Bodoh sekali.." Ucap lelaki itu, Yang menghilang bagaikan hantu tepat ketika serangan Hiashi mendarat di tubuhnya.

Setelahnya, puluhan pasukan shinobi misterius muncul. Ninja-ninja dengan tubuh yang dibalut menggunakan perban. Entah dari mana mereka muncul dan menyerang orang-orang Hyuuga.

Klan Hyuuga tak hanya diam, mereka bertarung sekuat tenaga untuk menghabisi mereka. Namun meski kekuatan pasukan itu tak seberapa, jumlah mereka terlalu banyak. Seorang klan Hyuuga bahkan direbut oleh puluhan pasukan musuh.
Meski Hyuuga memiliki jutsu pukulan tangguh yang mampu mementalkan sekian banyak dari mereka, musuh seolah tak ada habisnya. Terlebih, mereka memiliki kemampuan untuk menembakan bola-bola peledak yang sangat mengganggu.
Hiashi mencoba untuk menghindar dan masuk ke dalam gua, namun musuh menembakan serangan itu lagi dan meruntuhkan guanya.


Di hari yang cerah, Di lapangan akademi ninja Konoha, Naruto sedang memperagakan suatu gerakan taijutsu pada murid-murid yang berkumpul di lapangan. "Perhatikan ini!" akan ku contohkan gerakan nya ya'' kata Naruto pada Anak-anak di depan nya ini.

Naruto pun langsung memperagakan nya Hiiiyaaaatttt caatttt , Anak-anak di depan nya Cuma bisa kagum melihat contoh yang di peragakan Naruto ini.
"Naruto senpai!" murid-murid dari dalam Akademi berteriak histeris. Puluhan murid yang rata-rata perempuan bersorak mendukung Naruto. "Naruto senpai!" Naruto Senpai!''
Begitu banyaknya gadis-gadis itu lorong sekolah dan jendela sampai kelihatan penuh. Dari luar pagar sekolah, Ino, Shikamaru, dan Chouji yang kebetulan lewat melihatnya. Lantas Ino berkata, '' Tak ku sangka dia jadi Stake ( Pusat perhatian)
"Apa barusan kau bilang Steak (makanan)?"
" Bukan Steak tapi Stake pusat perhatian, Maksudku populer di kalangan gadis-gadis gitu.." ucap Ino ke Chouji.

'' Yah, ini berkat usaha nya dalam perang 2 tahun lalu, danmengubah nya jadi pahlawan desa'' ucap Shikamaru.

"Yah.." ucap Ino dan kemudian mereka lanjut berjalan.

Benar sekali, semenjak kejadian dua tahun yang lalu, ketika perang berakhir, Naruto di anggap sebagai pahlawan di desanya. Bahkan mungkin bukan cuma di desanya, Konoha, Naruto juga dianggap sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan dunia. Jadi pantas saja, saat ini Naruto memiliki begitu banyak fans, yang rata-rata gadis berusia muda.

"Arigatou Gozaimasu.." ucap ibu-ibu pemilik toko setelah Hinata selesai berbelanja.
Sore itu, tampak Hinata sedang membeli peralatan untuk merajut. Ada sesuatu yang ingin ia buat, sesuatu yang nantinya akan ia berikan pada orang itu.

Sementara di Naruto, tampak ia sedang berada di kedai ramen Ichiraku.

''Nah,makan ya'' Kata Naruto kepada bocah-bocah di samping nya.
''iya, arigatou, Selamat makan'' kata mereka kompak.

Ya, saat ini Naruto tidak sendirian di kedai itu, ada bocah-bocah yang seperti nya murid-murid nya di samping kanan dan kiri Naruto, terus terlihat juga kiba,shino dan akamaru disana.

'' Naruto Niichan'' Panggil Konohamaru sedikit berlarian menghampiri Naruto.

''Eh,Konohamaru'' ucap Naruto setelah tahu yang memanggil nama nya ternyata Konohamaru.

"Ada sesuatu yang ingin ku tunjukan padamu.." Konohamaru kelihatan buru-buru.
"Apa ini?" Tanya Naruto, Singkat cerita mereka sudah ada di kediaman Saratobi
"ini barang-barang milik kakek Hiruzen.." jawab Konohamaru. "Aku temukan saat bersih-bersih musim semi." lanjutnya.
"hey,Ini.." Naruto melihat ke arah benda-benda peninggalan Hokage ketiga itu, yang ternyata hanya beberapa boneka usang. Boneka kucing, tupai, boneka kera yang memakai pakaian hokage..

''Jangan berani-berani menganggap ini sampah ya'' Ucap Konohamaru. '' Barang-barang ini sangat berharga.'' Lanjut nya

''Barang-barang ini..'' ucap Naruto langsung di potong Konohamaru.

''Bukan Sampah ku bilang ! Tegas Konohamaru lagi. Meski kalau di lihat-lihat memang bukan benda-benda yang berguna.

Sore berlalu begitu saja. Tapi khusus untuk Hinata, hari ia lewati dengan penuh ketelitian, merajut tusukan demi tusukan benang untuk membuat sebuah syal. Hingga larut malam, hanya ditemani oleh cahaya lampu, Hinata sibuk mengerjakan kain penghangat itu.

Sebentar lagi musim dingin, salju akan turun, jadi syal pasti sangat cocok untuk dijadikan sebagai hadiah. Terlebih..

Hinata melihat ke pinggir meja, tempat sebuah syal yang sudah usang dan robek berada. Syal merah yang waktu itu Naruto kecil gunakan, sesuatu yang membuat Hinata terus mengingatnya sampai saat ini.
"Aku Uzumaki Naruto!" ucap Naruto kecil waktu itu.
Hinata tersenyum.


"Waktu cepat sekali ya.." ucap Konohamaru. Pagi hari, Konohamaru dan Naruto berjalan-jalan di desa, di jalanan yang sudah penuh dengan warung-warung dan hiasan-hiasan. Hari itu adalah hari festival Rinne.
''Toko-toko untuk Rinne Festival sudah di buka'' Ucap Konohamaru lagi.
"Naruto senpai!" seorang gadis tiba-tiba saja menghampiri Naruto.
"Eh?"kata Naruto kaget ada yang memanggil nya.
"Mohon terimalah hadiah festival Rinne dariku!" kata gadis itu membungkuk sambil menyerahkan sebuah bingkisan dengan kedua tangannya.
"Eh,Untukku?" kata Naruto kaget dan dia pun menerimanya.
Fans Naruto memang banyak sekali. Tak sampai beberapa meter setelahnya, gadis lain menghampirinya dan memberinya hadiah lagi. "Aku akan selalu menyemangati mu!" ucapnya sambil membungkuk. Sepanjang jalan terus begitu.
"Aku membuatnya sendiri lho!" ucap fans yang lain
"Kumohon terimalah!"

"Ah.. Arigatou- Dattebayo" ucap Naruto, tangan Naruto sampai penuh dengan kotak kado. Bahkan sampai-sampai ia harus minta bantuan ke Konohamaru untuk membawakan karena tangannya sudah tidak muat.

"Terimakasih!" ucap ibu-ibu toko langganan Hinata setelah Hinata selesai berbelanja. Yah, belakangan ini Hinata memang sering sekali berbelanja di sana.
"Hinata!" Sakura yang kebetulan lewat menghampirinya.
"Sakura-san?" ucap Hinata kaget setelah tahu yang memanggil nya ternyata Sakura sahabat nya. Dia tidak menyangka kalau bakalan bertemu dengan sahabat nya di sini.
"Sedang merajut sesuatu ya?" ucap Sakura saat melihat barang belanjaan Hinata.

''Tidak Biasa nya'' lanjut Sakura lagi.
"Aku.. sedang membuat syal.." ucap Hinata.
"Hmm?" Sakura menatap dengan wajah curiga.

"A-apa?" Ucap Hinata gugup.
"Semangat ya!" Sakura tersenyum dan menepuk kedua pundak Hinata.
"Eh?" kata Hinata kaget.
"Ini hadiah untuk orang itu, kan?" tanya Sakura.

Setelahnya Sakura dan Hinata banyak bercakap-cakap. Mereka pergi ke sebuah kedai untuk makan sambil membicarakan orang itu.
"Akhir-akhir ini dia populer bangat lho" ucap Sakura.
"Be-benarkah?"jawab Hinata.
"Bahkan ada yang sampai jauh-jauh datang dari desa lain cuma untuk mengambil gambarnya doang.." Ucap Sakura lagi menjelaskan.
"Oh.." Cuma itu yang bisa Hinata lontarkan

"Jangan cuma bilang oh dong.." kata Sakura. "Cepatlah sana selesaikan syal mu itu!"lanjut Sakura mendukung penuh Hinata.
"B-baik.. " jawab Hinata pelan.
"Ayolah, percaya diri sedikit..harus berani ya" Kata Sakura memberi semangat pada Hinata
"Baik.." jawab Hinata.


Malam itu Naruto di rumahnya, memandangi langit malam bersalju dari balik jendela. Kotak-kotak kado yang sore tadi ia terima masih tertumpuk rapi. Dan di tangannya, saat ini Naruto sedang memengagi sebuah syal berwarna hijau dengan garis putih.

Kelihatannya syal itu sangat berharga baginya.

Sementara di tempat Hinata, ia masih sibuk mengerjakan rajutan syal merah nya itu.

Lalu, di sisi lain Konoha, di atas sebuah bukit, terlihat Sai sedang melukis pemandangan bulan merasakan suatu keanehan. "Kelihatannya sedikit lebih besar.." ucap Sai curiga.

"Sudah selesai!" ucap Hinata senang ketika syal rajutannya sudah benar-benar jadi. Buru-buru, Hinata mengepaknya, membungkusnya dan berlari menuruni tangga.
"Aku sudah mencurahkan hati dan jiwaku untuk membuat ini, aku yakin perasaanku pasti akan sampai pada Naruto-kun.." Hinata buru-buru ingin langsung menemui Naruto.
"Tapi apa iya harus sekarang? Ini kan sudah malam.." Hinata balik lagi. "Mungkin sebaiknya besok saja.."

"Tidak, aku ingin memberikan nya malam ini juga.." Hinata balik lagi ingin memberikannya.

''Besok saja mungkin''Hinata mengurungkan niat nya berputar balik.

''Tidak, harus malam ini'' Ucap Hinata lagi berbalik mau pergi.

''Besok,saja'' lagi Hinata kebingungan dan terus mondar-mandir di teras rumah nya.
"Cepat lah nyatakan perasaan mu" ucap Hanabi, yang ternyata sejak tadi mengamati kakaknya itu.
"Hanabi!? Kenapa tidak bilang-bilang kalau lagi disana'' Kata Hinata setelah tahu ternyata suara tadi dari adik tersayang nya ini.
"Melihat anak gadis yang menderita gara-gara cinta rasanya menyenangkan.." ucap Hanabi.
"Anak kecil tak seharusnya bicara begitu.." ucap Hinata.

"Hei,Aku bukan anak kecil lagi lho, penglihatan Byakuganku sudah sebaik orang dewasa." ucap Hanabi sambil menunjuk mata putihnya.

" Dan ngomong-ngomong coba lihat ini.." Hanabi memperlihatkan sebuah kunai dengan gantungan di belakangnya. "Imut kan?" kata nya lagi.
"Memperlakukan kunai mu seperti mainan lagi" ucap Hinata dan..
Perutnya tiba-tiba saja bungi. Hinata lapar.
"Kalau perutmu berbunyi seperti ini, saat kau ingin menyatakan perasaanmu, bisa-bisa dia tertawa terbahak-bahak lho.." goda Hanabi.

"Si-siapa yang mau menyatakan perasaan sih.." bantah Hinata kemudian pergi meninggalkan Hanabi.
"Dari pada memberinya syal, mungkin lebih baik kalau kau mengubah gayamu biar makin fashionable.." ucap Hanabi sebelum Hinata benar-benar pergi.


Sementara itu, tampak para kage sedang mengadakan suatu pertemuan. Kazekage, Raikage, Mizukage, Tsuchikage, dan Hokage, yang saat ini adalah Kakashi.
"Bulannya akan jatuh.."
"Yang pasti bulan nya sedang mendekat bumi.''
"Apa karena itu ada banyak meteor yang jatuh akhir-akhir ini?"
Mereka rapat untuk membahas masalah Bulan yang makin hari entah bagaimana makin tampak mendekati Bumi.
"Aku akan menjelaskannya.." ucap perempuan yang menjadi penasehat Kakashi.

''Saat dua inti benda angkasa saling mendekat, Gravitasi nya akan tarik menarik. Saat sudah mencapai jarak tertentu, permukaan Bulan akan mulai terpecah. Dan saya percaya pecahan permukaan tersebut sudah mulai jatuh ke arah bumi.''jelas penasehat Kekashi itu.

"Lalu apa yang akan terjadi?"
"Bulan akan benar-benar hancur total dan potongan-potongan nya akan menghujani permukaan Bumi.." lanjut penasehat dari Kekashi itu. '' Begitulah yang akan terjadi kalau kita tidak berbuat apa-apa,maka Umat manusia akan..''kata nya tapi belum selesai menjelaskan perkataan nya malah di potong Raikage.
"...musnah ya. .." sambung Raikage.
"Apa ini fenomena alam? atau diakibatkan oleh ulah manusia?" tanya Mizukage.
"Pertanyaan yang bagus.." ucap Kakashi...

To be Continued ...