Title : The Oberon : Inverse Portal
Author : ChenLin21
Character : EXO, BTS, GOT7, OCs
Genre : Fluff, Friendship, Tragedy
Pairing : EXO x OCs
Rating : T
Disclaimer : all characters are belongs to their parents. I just owned the plot.
NO BASH. NO PLAGIAT. NO COPY.
It starts with light,
And ends with light,
And in betweens, there is darkness.
Nothing there is beyond hope,
Nothing that can be sworn impossible,
Nothing left than imagined.
Since it is made night from midday.
Hiding the light of the shining sun,
And raining dark teardown upon men.
Seoul, South Korea, Korea
Seorang gadis menggambil beberapa surat dari kotak suratnya di depan rumahnya. Sebuah rumah berbentuk minimalis dengan interior bercampur aduk dari nuansa laut dan western dengan sedikit vintage di sana. Cat tembok berwarna putih vintage dan lantai berselimutkan kayu. Gadis itu membaca satu persatu surat-surat itu, kebanyakan adalah surat untuk ayahnya yang kini sedang menjadi kapten di sebuah kapal pesiar. Ia menaruh surat-surat untuk ayahnya di meja kerja ayahnya.
Ketika matanya menangkap surat untuk dirinya, 'Shin Minri'. Ia cepat-cepat mencari tahu siapa pengirim surat itu.
'Oberon School
Ms. Anri'
Ia mengernyitkan dahinya. Ia tidak pernah mengenal siapa itu Anri dan ia bahkan tidak tahu jika di Seoul ada nama sekolah seaneh atau seunik, Oberon School. Tunggu dulu—apa jangan-jangan sekolah ini berada di luar negeri ?
"Surat cinta, young lady ?" tanya ibu dari Shin Minri.
"Ini sudah bukan zamannya surat cinta, bunda," jawab Minri terkekeh.
Oh, ayolah. Lelaki macam mana yang masih dengan acara surat-suratan. Sekarang bukankah sudah ada yang namanya e-mail dan kecepatan mengirimnya jauh lebih cepat. Tapi yang jelas, Minri tidak mendapat surat cinta.
Jemari panjang Minri membuka surat tersebut, dan matanya terbelalak. Ini memang bukan surat cinta, ini surat undangan pindahan sekolah di sekolah swasta. Sekolah orang kaya, katanya.
Hey. Ini pasti lelucon. Tidak mungkin. Itu lah yang dipikiran Minri saat ini. Ia tahu jika nilai di rapornya tidak terlalu bagus. Standard, Not bad. Tapi untuk mendapatkan beasiswa penuh, sepertinya tidak lah mungkin.
Uang sekolah, uang asrama, uang seragam, uang buku sekolah, uang fasilitas, uang makan pagi sampai siang, uang transport, uang tambahan untuk rekreasi, uang administrasi.
Dibayarkan penuh oleh siapapun yang bernama Anri tersebut.
"Apa kata surat cinta tersebut itu, sayang ?" tanya ibu Shin.
"Ini bukan surat cinta, bun. Ini … Ini surat undangan perpindahan sekolah dan tertulis di sini adalah sekolah nomor satu di dunia yang telah diklaim sekolah yang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke sini," jelas Minri masik syok dengan isi surat tersebut.
Sang bunda tersenyum dan membelai rambut Minri sayang, "Kalau begitu, pergilah. Bukankah ini kesempatan emas ?"
"Tapi, bunda. Kalau aku pergi, bunda akan sendirian," elak Minri.
"Minri. Masa depanmu yang paling penting. Ibu kan masih punya ayah, jadi jangan kuatir," balas ibu Minri.
Minri memeluk tubuh ibunya dan berterima kasih atas responnya. Ia pun cepat-cepat membalas respon untuk surat itu. Ia membuka link untuk mengirimkan application form. Jemari lentik itu menggetikkan link yang tertera di surat.
Dahi Minri menggerut, ketika layar laptopnya menampilkan 'this web page is not available'. Minri menduga-duga apa jangan-jangan surat undangan ini hanya tipuan belaka. Minri mendecis kesal dan memukul keybord laptop-nya cukup keras. Sekejap muncullah sebuah web page yang tercantumkan logo Oberon School. Senyuman Minri mengembang.
Ia mengklik pilihan Application form yang dimana ia harus mengetikan serangkaian informasi. Ia mengetikkan informasi itu dengan hati berbunga-bunga, dan tak sabar untuk menjadi salah satu siswa tersebut. Setelah selesai, ada serangkaian peraturan dan persetujuan tertulis di sana. Minri yang memang tidak suka hal-hal yang ribet. Ia langsung mengklik tombol agree.
Lalu, disana muncullah tampilan 'Welcome to Oberon School'. Karena penasaraan ia melihat-lihat web page Oberon dan ia ingin mencari siapa gerangan 'Anri'. Ia melihat daftar murid-murid berprestasi. Dan disana ada foto berbagai yang tampaknya sangat rajin.
Dan benar salah satunya adalah Anri. Ia mengklik foto Anri, kemudian muncullah serangkaian informasi mengenai dirinya. Lalu, Minri menggangguk mengerti karena Anri ini adalah cucu pendiri dari sekolah ini. Lantas saja, ia bisa memberikan surat undangan.
'Pop'
Suara tanda masuk line message Minri. Ia meraih Samsung Note3-nya dan menslide layarnya untuk meng-unlock smartphone-nya. Di sana ada pesan dari unknown sources yang berbunyi :
"Minri-ssi,
Selamat kau sudah diterima di Oberon School. Chukkae. Besok lusa, aku akan menyuruh suruhanku untuk menjemputmu. Bersiaplah. Bawahlah pakaian yang seadanya dan barang-barang yang diperlukan saja.
Senang bisa bertemu denganmu,
Anri"
Minri merasa senang dan berharap bisa berteman baik dengan anak yang bernama Anri ini. Setelah ini, ia hanya perlu mengatakan kepada ibunya untuk membantunya untuk membereskan perlengkapannya.
What is the you that you've dreamed of?
Who do you see in the mirror? I gotta say
Go on your path, even if you live for a day
Do something, put away your weakness
Seorang pria tampan menggetuk pintu rumah seorang gadis yang tinggal di Toronto, Kanada. Rumah bernuansa western era'80-an dengan pekarangan yang cukup luas dan bunga tulip tertata rapi dekat dengan teras rumah. Rumah kediaman Steale ini dihuni oleh sepasang suami-istri dengan kedua anaknya yang salah satunya adalah murid baru Oberon School.
"Yes ?" tanya seorang gadis dengan rambut brunette-nya.
"I'm here as my lady's order that I must pick up Miss Chloe Steale," ucap pria dengan setelan Tax mahal.
"Oh, Great. I can get out from here in second. Hurry, leave this house !" cibir Chloe mendorong keluar kopernya.
Pria itu meniupkan siul dengan dua jarinya untuk memanggil supir yang menunggu di pintu mobil Cadillac DTS Limousine hitam menghampiri mereka, membantu Chloe membawa kopernya dan pria ikut berlari kecil meninggalkan rumah kediaman Steale. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan Chloe tapi ia harus keluar dari sana secepatnya. Pria tampan itu membukakan pintu limosin tersebut, Chloe langsung melesat masuk diikuti pria tadi. Setelah supir memasukkan koper ke bagasi, tampaklah seorang wanita keturunan Korea keluar dari rumah dan meneriakkan sesuatu yang tidak pantas diteriakkan. Sang supir dengan cepat sudah masuk ke dalam mobil.
"Pierre, speed up the car !" titah pria itu.
"Yes, sir," sang supir mengginjakkan pedal gasnya.
Dengan cepat mereka pergi dari kediaman Steale. Pria berambut Hazel itu dan Chloe menengok jendela belakang.
"Woo. Seems she is really angry. Is that your mom ?" tanya pria itu.
"Yeah, actually she don't want me to go to Oberon School," jawab Chloe tertawa renyah, "But, just leave it. I always wanted to get out from that house,"
"Well, Miss Chloe Steale," ucap pria itu membenarkan posisi duduknya, "My name is Kim Heechul. I am Secretary, personal lawyer, and bodyguard of my mistress, Anri,"
"Wait. You are a Korean ?" tanya Chloe.
"Not really, but I am," jawab Heechul.
"Aku juga memiliki darah keturunan Korea dari ibuku. Dan berbincang dengan Korea lebih nyaman ketimbang dengan bahasa inggris," balas Chloe dengan bahasa korea yang cukup fasih.
Pria dengan rambut rave kecoklatan itu mengangguk dan menyenderkan punggungnya di sofa empuk limosin itu. Chloe masih saja menatap kagum interior mobil Cadillac DTS ini. Ia mulai berpikir seberapa kaya-nya Anri itu. Sampai-sampai ia dibiayai untuk sekolah di Oberon School.
"Nona Chloe," panggil Heechul.
"Ya ?"
Heechul mengambil sebuah kotak dari sofa di sampingnya. Kotak yang berisi jaket mantel Dior merah dengan sebuah memo di sana.
"Lady Anri menggirimkan ini untukmu," lanjut Heechul.
Jemari Chloe yang berhiaskan kutek berwarna dark red itu tercengang dengan hadiah pemberian Anri. Lalu, ia membaca memo pemberian Anri.
'Dear Chloe,
This is one of my congratulate present and welcome present.
Hope you love this new edition of Dior.
Wear this coat when you are arrive in Oberon,
Cause It's kinda chill in Oberon.
Make sure to keep you warm with this coat.
XOXO,
Anri'
Chloe tampak sangat senang karena hadiah dari Anri adalah sebuah jaket mantel Dior yang terkenal mahal. Sudah lama ia menginginkan jaket mantel ini. Jaket mantel yang dilihatnya di estalase toko Dior musim dingin yang lalu. Demi Miranda Kerr, hadiah ini bagaikan karunia dari Tuhan. Ia berharap ia akan segera bertemu dengan Anri dan berharap berteman baik dengannya.
Oh this is the night, it's a beautiful night,
And we call it bella notte.
Look at the skies, they have stars in their eyes,
On this lovely bella notte.
Seorang gadis mengalunkan lagu romantis yang dipopulerkan di animasi Disney : Lady and The Tramp, Bella Notte. Gadis itu menatap sendu kaca mobil Mercedes First Class silver yang membawanya pergi jauh dari flat-nya di Busan. Meninggalkan rumah sewaannya dan melangkah pergi ke Oberon School—yang entah dimana letaknya. Padahal mobil ini sudah melaju jauh melewati beberapa tempat yang jauh dari Busan. Ia sempat berpikir jika Oberon berada di Seoul.
Ia menyelimutkan dirinya dengan mantel abu-abu Gucci—sebuah hadiah kecil dari Anri. Sebuah kehangatan yang diberikan oleh Anri. Ia tadi sudah menangis karena bibi yang menyewa flat-nya melempar barang-barangnya keluar sebelum Ryeowook—seorang suruhan dari Anri datang. Ia sudah tidak mampu membayar sewaannya yang kini ia sudah mengutang sampai 4 bulan.
Memang sial menjadi anak yatim piatu. Entah hari ini adalah awal hari keberuntungannya. Sejak tadi, ia melamunkan bagaimana rupa Anri yang begitu baiknya memberinya sebuah Scholarship penuh untuk dirinya.
"Nona Yoonmi,"
Kini lirihan Ryeowook terdengar di bangku supir. Pemuda berambut Light blue sedikit curly itu melirik dari kaca spion sosok gadis bernama Kim Yoonmi yang terus menyandarkan kepalanya di sudut mobil. Menatap kosong—seolah ingin mati. Oh, ayolah. Siapa yang terkejut dengan bibi yang mengusirnya. Rasanya ia ingin meraung-raung dan menarik-narik kaki bibi tersebut untuk menghentikan perlakuan bibi tersebut, mengobrak-abrik barangnya. Barang yang penuh memori dengan almarhum kedua orang tuanya.
Gadis beriris hazel itu hanya menolehkan kepalanya.
"Tidurlah, pasti kau lelah. Perjalanan masih sangat jauh, Nona," ucap Ryeowook.
"Sejauh mana kau membawaku pergi ?" mendadak Yoonmi menanyakan itu.
Ryeowook terdiam, matanya terfokus dengan rintik hujan yang berjatuhan di kaca mobil.
.
.
"Sejauh mungkin, sampai kau melupakan dimana tanah berpijak,"
.
.
Entah balasan macam apa itu, tetapi itu sebuah jawaban yang membuat Yoonmi lupa diri akan dirinya yang diusir dari tanah kelahirannya. Sebuah tempat yang dimana langit biru menyaksikan dirinya terus menangis. Ia mencoba untuk memejamkan mata sebelum ia terlarut dalam mimpinya. Samar-samar dalam pejaman matanya, mobil sedan mahal itu melaju kencang masuk ke sebuah tunnel yang panjang. Karena lelah, Yoonmi benar-benar terjatuh dalam tidurnya.
Udara dingin meniup leher seorang gadis dengan rambut sebahu, ia menyenderkan kepalanya di sudut kereta kuda. Wajahnya sangat tenang dan damai, tidak rasa beban. Padahal, salah satu pesuruh Anri—Eunhyuk—kewalahan menenangkan gadis yang duduk dihadapannya ini. Pemuda dengan paras tampan itu menegukkan secangkir Earl Grey tea-nya dengan tenang, sesekali melirik ke jam tangan tua-nya.
Tidak lama, terjadi guncangan di kereta membuat kepala sang gadis terbentur. Eunhyuk berkedip dua kali, dan mulai panik. Berharap benturan tadi tidak parah. Bisa-bisa ia dihukum pacung oleh ayah dari Anri karena telah melukai—ralat, membiarkan salah satu manusia pilihan Anri terluka.
"Hmm…" Gadis itu melenguh kesakitan akibat benturan tadi.
Eunhyuk hanya memamerkan gigi kudanya terpaksa. Damn, kali ini kau akan mati, Eunhyuk. Mata gadis itu terbuka perlahan dan melihat sekitarnya yang sudah 99.9% berubah dengan wujud semula. Kenapa sebuah mobil macam Cadillac DTS Limousine berubah menjadi kereta kuda ala zaman Victorian. Sejak kapan salju turun di perawalan musim semi, seingatnya bunga blossom sudah bermekaran di pinggir Sungai Han. Ini aneh. Itulah yang dipikirkan oleh gadis yang bernama Kim Eri.
"Selamat pagi, nona Eri," sapa Eunhyuk takut-takut.
Eri mengusap-usap kepalanya, masih bingung. Masih jetlag rupanya. Mata Eri seakan bertanya 'apa-yang-terjadi ?' atau 'dimana-aku?'. Ia tidak salah melihat bukan ? Ia melihat salju putih turun perlahan dan angin musim dingin meniup masuk ke dalam kereta. Ia mulai mengigil, Eunhyuk pun langsung memberikan Eri mantel biru mudanya—sebuah pemberian dari Anri.
"Tidak perlu bingung, nona Eri," ucap Eunhyuk seakan membaca pikiran Eri.
"Eunhyuk-ssi, sekarang aku berada dimana ?" tanya Eri sambil memakai jaket mantelnya.
Eunhyuk melirik arloji yang ternyata bukan sebuah arloji biasa—sebuah arloji yang menggambarkan peta tua seperti GPS.
"Kita sekarang berada di Oberon Hill," jelas Eunhyuk sambil menyeruput tehnya yang tak kunjung habis.
Eri menyeringit, "Bukan, maksudku dimana kita sekarang ? Apa kau yakin ini masih berada di Korea ? Sejak kapan Korea mengganti cuaca seperti ini ?"
Kini giliran Eunhyuk yang menggerutkan dahinya, "Miss Kim Eri, jangan bilang kau belum membaca Rules and Agreements yang tertera setelah kau mengisi form di website, betul begitu ?"
Eri menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasalnya, malam sebelum ia mengisi formulir kedua orangtuanya berkelahi. Karena sudah tidak tahan lagi, ia pun mengklik tanda setuju tanpa membaca terlebih dahulu Rules and Agreements. Eri ingin cepat-cepat keluar dari tempat itu, sampai-sampai Eunhyuk yang dijadikan sasarannya untuk pelampiasan. Karena prihatin, Eunhyuk terus-menerus menenangkannya.
Eunhyuk menampar pelan pipi tampannya, "Aigoo,"
"A—Ada apa, Eunhyuk-ssi ? Apa aku melakukan kesalahan ?" tanya Eri.
"Anio. Hanya saja di Rules and Agreements tersebut ada banyak hal-hal yang penting yang harus kau ketahui. Salah satunya—,"
Eunhyuk menghela nafas panjang dan melanjutkan perkataannya, "Kau sekarang berada di Inverse portal—atau Portal terbalik,"
.
.
.
"Mworago ?" kejut Eri setelah keheningan panjang yang ia ciptakan.
.
.
.
"Ya, kau ada berada di 'Portal terbalik', dunia yang berbeda dari dunia asalmu yaitu portal awal," jelas Eunhyuk.
"Chakaman. Kenapa kau membawaku ke sini ? Lalu, apa itu portal terbalik ? Aku kira kata-kata portal itu hanya digunakan di fiksi," Eri memegangi kepalanya, dia mulai frustasi.
Eunhyuk menegukkan tehnya sekali lagi, "Untuk jawaban kenapa kau dibawa ke portal ini, biar nona Anri yang menjawabnya. Untuk mengenai portal terbalik, biar aku jelaskan. Dahulu ada 4 orang ilmuwan yang bernama Oberon Leux, Lyon Olympus, Fresco Diablo, dan Naturn Amerteus. Seperti biasa, para ilmuwan melakukan banyak percobaan. Sampai suatu hari, Oberon tidak sengaja membuka portal lain yaitu portal terbalik—atau Inverse Portal. Ia sangat bahagia karena menemukan dunia lain bersama dengan teman-teman ilmuwannya. Mereka mempelajari segala sesuatunya yang berada di dunia ini. Portal dimana tanahnya terbalik dengan portal awal,"
Eri terdiam, "Jika ini adalah dunia kebalikkan dari portal awal, maka dimana aku sekarang ?"
"Good question. Sekarang kira-kira kita berada di Jerman," jawab Eunhyuk.
Mata Eri terbelalak, "Sejauh itu ?!"
"Tidak, tidak. Tidak sejauh dengan dunia asli-mu. Daratan di sini hanyalah versi kecil dari dunia asli-mu. Tidak luas, namun tidak sempit," jelas Eunhyuk lagi.
Eri menggangguk mengerti, "Apakah mahkluk-mahkluk di portal ini sama dengan di portal asalku ?"
"Banyak yang seperti kaum kita yang sebut dengan Human, banyak yang tidak lazim atau setengah-setengah disebut Hybird, ada pula manusia-manusia yang seperti buku fiksi yang biasa manusia portal asal-mu baca sebut saja immortal, dan terakhir adalah makhluk legendaries seperti naga, unicorn, griffin, dan phoenix," balas Eunhyuk menyeruput tehnya, "Bedanya adalah manusia di portal ini, memiliki kekuatan supernatural."
"Bagaimana dengan kota-kota di sini, apa mereka punya nama ?" tanya Eri lagi.
"Of course, my dear young lady. Di portal terbalik ini memiliki 4 region yang memiliki nama seperti -penemunya yaitu; Oberon yang mewakili bumi belahan selatan—atau Southern Hemisphere, Naturn yang mewakili bumi belahan utara—atau Nothern Hemisphere, Fresco yang mewakili bumi belahan timur—atau Eastern Hemisphere, dan Lyon yang mewakili bumi belahan barat—atau Western Hemisphere," Eunhyuk membetulkan kerahnya.
Eri ternganga dengan penjelasan panjang mengenai fakta 'Inverse Portal'—atau portal terbalik. Semula ia mengira, ia akan berada di lingkungan sekolah swasta di Seoul. Bertemu lagi dengan pelajaran yang teramat membosankan. Tetapi ia salah. Ia justru senang bisa datang ke portal asing ini. Serasa mimpi yang menjadi kenyataannya. Ia tidak pernah mengira jika ia akan benar-benar pergi dari portal asalnya dimana ia memiliki memori yang menyakitkan mengenai latar belakang orangtuanya. Hidup di dunia ini—seperti dimana ia berpijak ini, melupakan segala sesuatu mengenai masalah-masalahnya.
"Sebentar lagi, kita sampai," ucap Eunhyuk.
Eri menoleh ke arah jendela kereta dan melihat pemandangan menara-menara tua pada zaman-zaman eropa dahulu kala. Itu bukan istana kerajaan, katakanlah ini adalah sebuah sekolah seperti di buku yang ditulis oleh J.K. Rowling. Demi Lord Vorldemort, Eri serasa di dunia Harry Potter. Eri dapat melihat dua ekor Centaur—manusia setengah kuda dengan tombak di tangannya, berjaga di depan gerbang Oberon School. Eri baru pertama kali mahkluk seperti itu dan ia berkali-kali menggusap-usap matanya. Masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Kereta kuda yang ditumpangi oleh Eri, berhenti di lobby utama Oberon School. Supir yang mengendarai kereta yang ditarik oleh Hippogriff—bukan, seekor kuda—menuntun Eri turun dari kereta dan membawa turun koper dan barang-barangnya.
"Nona Eri !"
Eri mendongak.
"Selamat belajar. Semoga bisa berteman baik dengan nona Anri. Jika perlu apa-apa, silakan hubungi aku," Eunhyuk memberikan dia seutas daun emas dengan sebuah kode asing di mata Eri.
"Maaf, aku harus pergi. Aku ada urusan di kediaman nona Anri, sampai jumpa nona," ucapnya lagi.
Sebelum Eri membalas perkataannya. Kereta Eunhyuk mulai berjalan jauh dan kemudian perlahan terbang meninggalkan Eri di sana. Gadis pemilik Caramel haired ini menyeret kopernya dan juga barang-barangnya. Ia mulai menapakkan kakinya, masuk ke area lobby Oberon School.
Lobby Oberon School dihiasi dengan pernak-pernik antik dan juga langit-langit berlukiskan malaikat surga yang bergerak-gerak dan melantunkan lagu-lagu lembut. Tak lama, orb hazel-nya menangkap 3 sosok gadis yang berdiri menunggu seseorang. Eri pun menghampiri mereka.
"Anyeong haseo," sapa Eri.
"Good. Another Korean ?" timpal gadis berambut brunette—Chloe Steale.
Eri menyeringitkan dahinya.
"Chloe-ya, Jangan cemberut begitu dong," balas si messy bun—Shin Minri.
"Habisnya, kalian semua berasal dari daratan ginseng. Aku ? Menara Toronto !" keluh Chloe.
"Hey, hey. Sudah jangan ribut-ribut, teman kita ini kelihatan bingung tuh," ujar Orb hazel—Kim Yoonmi.
Eri memanggutkan kepalanya.
"Jadi, apa kau juga murid baru yang diundang oleh Anri ?" tanya Yoonmi, menggedarkan tatapannya pada Eri.
"Ah iya," ucapnya, "Kim Eri imnida. Senang berkenalan dengan kalian,"
"Aku Kim Yoonmi, lalu yang tadi mengeluh itu Chloe Steale—dia blasteran Korea dan Canada, kemudian yang terakhir itu adalah Shin Minri," balas Yoonmi memperkenalkan murid baru lainnya.
Eri menggangguk, "Jadi, sedang apa kalian ?"
"Menurut pengacara dari Anri—Henry, dia mengatakan bahwa kita harus menunggu di sini sebentar dulu," kini gliran Minri yang membalas.
Eri hanya membentuk bibirnya 'O' dan menggangguk mengerti. Ia mulai berpikir, Eunhyuk yang membawanya kemari pun menyebutkan bahwa ia adalah pengacara Anri. Jangan-jangan yang mengantar mereka semua adalah pengacara Anri. Hell ! Orang macam mana yang memiliki 4 pengacara.
"Aku penasaran seperti kehidupan di portal ini," ucap Minri.
"Ya, aku juga. Aku tidak sabar untuk belajar hal-hal yang baru," sambung Chloe.
Dijawab oleh kekehan Yoonmi dan Eri. Tak lama, sebuah suara sepatu menuruni tangga lobby. Sesosok gadis dengan rambut hitam kelam bak mutiara hitam dan lengkap dengan seragam sekolahnya seperti mantel panjang abu-abu dengan sebuah logo yang tertempel di sana, rompi rajut hitam, kemeja putih polos, dasi pita merah, dan rok lipat hitam polos. Dengan sebuah stocking hitam pekat dan army boots yang menyelimuti kaki panjangnya. Gadis yang lebih tinggi beberapa cm dibanding dari keempat lainnya ini dipercayai bahwa ia adalah Anri.
"Kalian sudah datang," katanya lembut, menggendong seekor anjing ras Jack Russel Terrier dan seekornya lagi yang berjalan di dekatnya adalah seekor anjing ras English Cocker Spaniel.
Keempat gadis itu menoleh, dan menatap kagum sosok ramah itu.
"You must be Anri, aren't you ?" tanya Chloe.
Pemilik orb grey-silver—Anri itu tersenyum dan menggangguk.
"Yes, I am. Nice to meet you all," ucapnya ramah, "Dan aku tahu kalian semuanya. Kau Eri, lalu Chloe, Minri, dan Yoonmi,"
Keempat gadis lainnya menggembangkan senyumannya, ketika Anri menyebutkan nama mereka satu persatu. Senyuman Eri memudar ketika anjing Anri berjenis Cocker Spaniel itu maju selangkah dan menggendus-endus dari kejauhan.
"Yikes ! Jauhkan anjing dariku !" pekik Eri memeluk Chloe yang berada di sampingnya.
Anri tersadar dan menatap salah satu anjing kesayangannya, "Ginger, You've promised to me,"
.
.
"Yah, yah. Tapi manusia ini memancingku,"
.
.
Keempat gadis asal Portal Awal menoleh satu sama lain saat mereka mendengar suara lucu dan sedikit menyebalkan—seperti tokoh kartun di televisi, Kiara versi Lion cub dari Lion King II.
"Siapa yang berbicara tadi ?" tanya Eri takut-takut.
.
.
.
"Aku…" gumam suara lucu tadi.
.
.
.
Keempat gadis itu menundukkan kepalanya ke Ginger, anjing betina dengan bulu coklat kemerahan itu. Mereka masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.
"Kyaha, mereka tidak percaya kalau kita bisa berbicara ! Ya kan, Lady Anri," suara lain pun muncul.
"Tony, jangan berulah," balas Anri memperingatkan.
"Siapa itu Tony ?" tanya Minri pada Anri.
"Aku !" seru si Jack Russel Terrier—Tony.
.
.
.
"HAAA ?!" seru mereka serentak.
.
.
.
"Kecilkan suara kalian, dasar manusia selalu hiperbola !" seru Ginger menjauhkan wajahnya.
Mereka berempat pun membungkam mulut mereka. Karena perasaan mereka tercampur antara takut, tersinggung, dan gemas. Anri menghela nafas dan meminta maaf atas perlakuan binatang peliharaannya. Kemudian Anri pun mengajak mereka berempat menuju ruangan wakil kepala sekolah karena sang kepala sekolah masih sedang absen, katanya.
Kaca-kaca besar dan panjang memantulkan cahaya-nya masuk ke dalam sela-sela korirdor, dengan lukisan fresco yang masih berlukiskan malaikat-malaikat surga. Beberapa siswa yang bertemu langsung dengan Anri, dengan ramah menyapa dirinya. Bahkan makhluk yang menyeramkan seperti Centaur itu menyapa sosok ramah itu. Keempat gadis itu berpikir siapa gerangan si Anri itu.
Lalu Anri mempersilahkan keempat murid baru itu menaiki tangga yang berputar ke atas. Lalu, sampai puncak dimana tangga itu berhenti sebuah pagar besi kuno masih tertutup rapat. Anri memajukan diri dan memutar kode angka untuk membuka segel ruangan tersebut.
Di ruangan wakil kepala sekolah itu terlihat seperti perpustakaan yang amat besar, dimana ada sebuah meja kerja dengan lemari panjang yang mengelilingi ruangan. Masih banyak buku-buku yang sengaja berserakan di lantai ruangan. Sedikit berantakan, tetapi itu lah ruangan orang penting nomer 3 di Inverse Portal.
Seekor elang mengepakkan sayapnya turun dan hinggap di lengan Anri.
"Young Lady," sapanya.
"Halwk," balas Anri merongoh saku mantelnya dan memberi elang tersebut sebuah permen jelly dengan strawberry jam.
Elang itu melahap permen itu tanpa menggigitnya terlebih dahulu.
"Eww. Bisa-bisanya dia menelannya bulat-bulat," ucap Ginger jijik.
"Kyahaa ! Dia kan tidak punya gigi, Ginger !" sahut Tony.
Sebelum Anri memperingatkan kedua binatang kesayangannya, elang bernama Halwk itu menatap tajam Tony yang kini mengbungkam mulutnya rapat-rapat.
"Baiklah, dimana ayahku, Halwk ?" tanya Anri.
"Ah ! Tuanku sedang di atas sana," Halwk menoleh ke atas lemari yang terdapat lantai lain di sana.
Anri mendongakkan kepalanya ke atas, menemukan wakil kepala sekolah—sekaligus ayah kandungnya melambaikan tangannya.
"Ayah, biasakah kau turun sebentar ?" ujar putri kesayangannya, Anri.
"Baiklah, aku turun," sang pria separuh baya itu melompat dari ketinggian 3 meter itu dan menubrukkan diri di atas tumpukkan buku.
Ketika terdengar dentuman yang cukup keras, membuat yang lainnya harus memejamkan kelopak matanya dan berharap mereka tidak pernah melakukan hal tersebut. Anri hanya memutarkan bola matanya malas.
Pria yang dikenal sebagai wakil kepala sekolah itu berjalan menuju meja kerjanya, membaca sedikit keterangan mengenai mereka berempat.
"Ayah. Ini adalah murid-murid yang menjadi rekomendasiku," ucap Anri.
Sang ayah hanya menggangguk-angguk, "Ya. Aku sudah membaca hasil laporanmu, Anri. Dan memang benar mereka memiliki potensi dan ambisi,"
Si pria separuh baya itu mengamati satu sama lain dan terdiam, "Baiklah. Biar saya perkenalkan diri. Nama saya adalah Donghae, wakil kepala sekolah Oberon School yang mewakilkan Dongyup selaku kepala sekolah dan kakek dari Anri. Saya disini mewakili dan memperjelas mengapa Anri mengundang kalian masuk ke sini. Tidak dan bukan sembarang alasan. Karena sudah ada peraturan tertulis tidak boleh manusia dari portal awal. Dikarenakan terjadi krisis di portal terbalik, maka Anri sebagai pemegang kartu 'Wheel of Fortune' yang dipercaya dapat melihat masa depan. Ia memberikan sugesti para dewan kasta atas untuk membawa 4 orang terpilih yaitu kalian, untuk menunjukkan bahwa kalian juga bisa menggunakan kekuataan seperti para kaum kami dari Portal Terbalik,"
Keempat gadis itu hanya terdiam.
"Kalian tidak perlu kuatir menggenai masalah kalian memiliki kekuataan atau tidak, karena kalian memang sudah ditakdirkan memiliki kekuataan tersebut," tambah Anri tersenyum.
"Benar, percayalah kata-kata Anri dan pelajarilah semua hal yang berada di dunia ini. Jangan buang-buang waktu karena kalian sudah ditakdirkan seperti itu," sambung Donghae, "Anri. Saatnya, kau memberikan hadiah kecil kepada mereka,"
Anri menggangguk mengerti. Tony melompat turun dari gendongan Anri dan duduk di samping Ginger, sedangkan Halwks terbang pindah ke atas sangkar emasnya. Anri berdiri membelakangi meja ayahnya, menggeluarkan sebuah kartu tarot dan botol kaca berwarna agak kehijauan. Lalu menaruh botol tersebut di atas kartu tarot yang tergeletak di lantai. Jemari lentiknya, kemudian memutar botol kaca tersebut.
Botol itu berputar dengan cepat, hingga ia terhenti tepat pada Chloe. Tony dan Ginger hanya bergumam.
"Kartu apa itu, Anri ?" tanya Tony hati-hati.
Anri tidak menjawab dan membuka kartu tarot tersebut. Matanya sedikit terkejut, dan pikiran sedikit berpikir.
"Anri, ada apa ?" tanya Donghae kali ini.
Anri menunjukkan kartunya pada Chloe. Sebuah kartu 'The Empress' sebuah kartu tarot yang mengartikan keibuan. Donghae tersenyum senang karena ini akan semakin menarik.
"The Empress. Bijaksana, keibuan, kreativitas. Dan—pasangan dari The Emperor," jelas Anri mendeskripsikan.
"Kris akan patah hati,"lirih Ginger.
Anri menatap tajam untuk ke sekian kali pada Ginger. Demi Titan, mengapa anjing kesayangannya dan salah satu kepercayaannya memancing Anri untuk menghukum mereka. Kemudian, kartu itu terbang dan mendarat di atas telapak tangan Chloe yang menatap kagum kartu tarot pertamanya. Anri kemudian memutarkan lagi botol kacanya di atas kartu tarotnya.
.
.
.
Kemudian berhenti di depan Eri.
.
.
.
Flip.
.
.
.
Anri menatap kartu itu seolah 'not-bad' dan memperlihatkan kartu itu pada Eri.
"The Temperance. Ketenangan, Kompromi, pengampunan. Jaga baik-baik kartu ini," Anri membiarkan kartu tarot tersebut ke telapak tangan Eri.
.
.
.
Selanjutnya, botol kaca tersebut berhenti tepat pada Minri.
.
.
Flip
.
.
Anri tersenyum, "The Star. Spiritual Cinta, Inspirasi, Harapan dan keyakinan. Kartu ini milikmu, jagalah baik-baik,"
Kartu tarot tersebut berpindah dan terbang tepat di tangan Minri. Minri merasakan sesuatu yang baik ketika menerima kartu ini. Sebelumnya, ia takut mendapatkan kartu yang tidak terlalu bagus. Namun, ia salah.
Tinggalah Yoonmi seorang. Anri menggambil setumpukkan kartu tarot dan diedarkan secara rapi setengah memutar. Sisa kartu tarot tersebut menggambang di udara.
"Yoonmi," panggil Anri.
Yoonmi pun maju.
"Pilih salah satu di antara semua kartu ini,"
Yoonmi menatap sebentar Anri lalu menatap semua kartu yang terbalik itu. Setelah berpikir keras, Yoonmi menunjuk ke salah satu kartu tersebut dan terbaliklah kartu itu.
"The Lovers. Atraksi, Keputusan, Pilihan dan resiko. Kartu yang bagus, jaga kartu ini baik-baik,"
Kartu The Lovers itu terbang dan mendarat mulus di telapak tangan Yoonmi. Anri lalu merapikan kartu tarot tersebut dan memasukkannya kembali ke deck berbentuk kotak kecil emas dengan segel-segel di sekelilingnya.
"Kartu tarot yang kuberikan ini adalah sebuah kekuataan yang aku berikan dan petanda kekuasaan di Oberon School. Tidak ada yang berani melawan kalian, jika kalian memiliki kartu ini," jelas Anri selesai merapikan kartu tarotnya.
Keempat gadis itu tersenyum senang dan puas.
"Kalian semua selamat datang di Oberon School," ucap Donghae.
Mereka pun diajak ke North Tower, dimana asrama mereka berada dan mayoritas siswa di sana adalah kaum perempuan. Bahkan angka kaum lelaki di sini nihil. Bisa dikatakan North Tower—atau biasa disebut dengan 'La Jeune Fille' yang berarti perempuan dalam bahasa perancis ini mewakili Naturn region yang memang daerah itu mayoritas wanita.
Anri dan kawan-kawan harus melewati Transfiguration corridor dimana lapangan tengah berumput hijau ini menjadi tempat istirahat para murid Oberon School. Lalu, segerombolan pemuda tampan berjalan berpapasan dengan Anri.
Otomatis, langkah Anri terhenti.
"Good day, Lady Anri," sapa pemuda berambut blonde yang tampaknya adalah pimpinan dari kelompok ini.
"Good day, Kris," balas Anri membungkukkan badannya ala putri-putri zaman bahala.
"Jadi, apa kau siap pesta nanti malam ?" tanya Kris.
Anri memutarkan bola matanya malas, "Iya,"
"Pakailah baju yang bagus, nona Anri."
Kris bersama dengan gerombolannya berjalan melewati Anri dan kawan-kawan. Anri hanya menghela nafas. Hingga seorang pemuda pirang lainnya berhenti di hadapan Anri, menyunggingkan senyuman lembutnya.
"Sehun," ucap Anri.
Pemuda bernama Sehun itu diam, jemari panjangnya menyisir sela-sela rambut hitam Anri.
"Sampai jumpa nanti, Anri," lirih Sehun.
Setelah gerombolan itu pergi, membuat keempat gadis yang dibawa Anri itu terkagum-kagum pada ketampanan tiap kedua-belas pemuda tampan tadi. Penasaran, tentu saja.
"Siapa itu tadi, Anri ?" tanya Eri.
Anri menatap jauh punggung segerombolan pemuda tadi.
"EXO. Elite—Xanctuary—Organizational," jelas Anri, "Mereka adalah tuan rumah dari South Tower dan pemuda berambut blonde tadi itu adalah Kris. Dia berdarah hybrid. Setengah serigala karena keluarganya adalah keturunan Werewolf dan sebagian besar dari gerombolannya berasal dari kasta teratas dan otak mereka lebih sekedar dari jenius."
Yang lainnya hanya bergumam. Betapa hebatnya para segerombolan pria tampan tadi. Walau sedikit takut, karena beberapa diantaranya adalah kaum yang ditakuti manusia, Werewolf.
"Tenang saja, tidak akan menyerang manusia seperti kalian. Memang betul mereka mengkonsumsi daging segar. Tapi tidak untuk daging manusia. Mereka kaum werewolf sengaja hidup dengan manusia berupaya untuk melindungi kaum manusia seperti kita," sambung Anri.
Lega mendengar penjelasan Anri. Kemudian mereka pun berjalan masuk ke area North Tower. Di gedung menara itu berbeda dengan keadaan di gedung sebelumnya. Sadar atau tidak sadar, aroma manis menusuk hidung mereka. Aroma parfum ? Coklat, barang kali ? Atau permen ? Entahlah, tetapi aroma itu begitu menenangkan.
Setiap lorong menara diselimuti karpet merah dan dinding mamer yang mewah. Para siswi North Tower berlalu lalang, mereka menyibukkan diri dengan masalah mereaka sendiri-sendiri. Ketika mereka semua melihat sosok Anri, mereka tersenyum dan menyapa Anri. Tapi tidak untuk keempat gadis yang menggikuti Anri.
Anri menuntun mereka berempat menuju kamarnya yang seperti Penthouse mahal. Ruangan yang berbentuk lingkaran dengan keseluruhan ruangan berwarna merah dan bernuansa victorian. Di sana terdapat ruang tamu, mini bar yang terletak di dapur, dan beberapa ruangan.
"Ini kamarku. Dan sekarang adalah kamar kalian juga," ucap Anri.
Tanpa sungkan-sungkan, Eri dan Minri sudah melompat-lompat senang di sofa ruang tamu. Yoonmi masih terkagum-kagum dan melangkahkan kakinya ke tangga terbuat dari kayu. Sedangkan, Chloe masih setia berada di samping Anri.
"Ini kamar kita ?" tanya Chloe.
Anri menggangguk.
"Nona Anri dahulu tidak mau share-room dengan orang lain. Bahkan, aku juga enggan. Tapi karena kalian spesial, aku terima-terima saja," ucap Ginger sedikit angkuh.
"Jadi selama ini ?" Chloe menoleh ke arah Anri.
"Bukannya, aku tidak mau share-room dengan orang lain. Tapi, tidak memiliki teman dekat karena aku bernotabene sebagai cucu kepala sekolah dan teman dekatku berada di menara lain," Anri menghela nafas berat.
.
.
"Tapi kami mau menjadi temanmu," ucap Yoonmi.
Anri tersontak dan melihat teman-teman barunya. Dan akhirnya mengganggukkan kepalanya. Karena bersyukur karena ia bisa menemukan teman-teman sebaik mereka. Kemudian, hari ini lah hari dimana persahabatan diantara mereka di mulai.
Si gadis berambut panjang itu mengajak keempat temannya masuk ke dalam kamar tidurnya yang berbentuk lingkaran dengan sebuah ranjang berbentuk king size bermodel Victorian dengan beberapa bantal empuk. Ginger dan Tony melesat masuk dan menaiki ranjang milik Anri. Di sebelah ranjang Anri terdapat cemrin panjang, setinggi ukuran manusia dewasa.
"Ini adalah kamar kalian, dan disitu adalah Reflection Mirror—cermin yang mengabulkan permintaan para pemilik kartu tarot," ucap Anri.
"Mengabulkan permintaan ?" tanya Minri.
"Ya, termasuk memberikan binatang peliharaan seperti Ginger dan Tony. Mereka adalah salah satu hadiah dari kartu tarot," jawab Anri.
"Jadi, kau juga punya kartu tarot seperti kami ?" tanya Eri.
Anri menggangguk, dan mengeluarkan dua kartu tarotnya yaitu : 'The Wheel of Fortune' dan 'The High Priestess'.
"Dua ?!" seru Yoonmi.
"Tentu saja, setiap orang bisa memliki lebih dari satu kartu jika sang pemilik mempindah tangankan kartu tarot tersebut. Jadi, lebih baik nona-nona berhati-hatilah," ujar Tony.
"Bagaimana ? Kalian siap untuk mendapat hadiah lainnya ?" tanya Anri tersenyum.
Anri memberikan instruksi kepada teman-temannya untuk menggeluarkan kartu tarotnya dan satu persatu menempelkan kartu tarot mereka di cermin itu. Giliran pertama adalah Chloe dengan The Empress-nya. Jemari berhiaskan kutek dark red menempelkan kartunya ke cermin. Tiba-tiba, kartu itu tercemplung masuk ke dalam cermin.
"Sekarang, pikirkan binatang peliharaan apa yang kau inginkan," lirih Anri.
Chloe memejamkan matanya, sekejap seekor anjing menyerupai serigala berbulu abu-abu dengan campuran putih keluar dari cermin tersebut. Ya, seekor anjing Siberian Husky. Chloe memekik senang dan langsung memeluk anjing itu.
"Oh my gosh ! A husky !" pekiknya.
Anjing Siberian Husky itu menggelus-elus pipi pemiliknya dan menggoyangkan buntutnya senang. Melihat kejutan untuk Chloe, Minri pun maju dan melakukan hal yang sama dengan Chloe.
.
.
.
Seekor anjing setinggi pinggang Minri dan seekor kucing berbulu tipis keluar dari cermin tersebut. Kini giliran Minri yang memekik senang dan memeluk anjing jenis Borzoi itu dan kucing berjenis Siamese itu. Saking senangnya, ia menggeluarkan airmata.
"Bagaimana bisa dua yang keluar ?" kejut Ginger.
"Bukankah masing-masing satu binatang peliharaan yang keluar," sambung Tony.
Anri hanya terdiam, "Kurasa dia memikirkan sebuah harapan karena dia adalah pemegang The Stars,"
.
.
Yoonmi perlahan memasukkan kartunya, lalu memejamkan matanya rapat-rapat. Berharap sesuatu yang lucu dan menggemaskan. Dan yang benar saja, seekor Toy Poodle kecil keluar. Bagaikan bongkahan coklat yang keluar dari cermin. Cepat-cepat Yoonmi menggendong anjing tersebut.
"Neomu kyeopta," kata Yoonmi memeluk sayang anjingnya.
.
.
Tersisa Eri. Dia maju, dengan penuh keraguan. Ia sesekali menoleh ke arah Anri yang sedang memanjakan Tony.
"Ada apa ?" tanya Anri.
"Binatang peliharaannya terserah kan ?" balas Eri.
"Apa pun itu yang masih masuk akal saja," jawab Anri santai.
Eri pun memasukkan kartunya ke dalam cermin sambil memejamkan matanya. Cukup lama walaupun itu hanya hitungan detik. Mengapa binatang peliharaan pendamping Eri tidak kunjung keluar ?
.
.
Tiba-tiba kepala seekor sapi menggeluarkan kepalanya dan mengeluarkan suara khasnya 'Mooooo~'. Yang lainnya tersontak, bahkan Tony dan Ginger langsung menyembunyikan diri di belakang Anri.
"YA ! KIM ERI !" seru Minri masih kaget dengan mahkluk putih berbercak hitam itu, "Kau serius berbagi kamar dengan sapi, eoh ? Aku sih tidak mau !"
Eri menoleh ke arah Anri, matanya sudah mulai berair, "Lalu, aku harus bagaimana ?"
Anri menghela nafas, "Dorong sapi itu masuk kembali ke dalam,"
Eri dengan pasrah mendorong kembali sapi tersebut.
"Sekarang pejamkan matamu lagi," instruksi Anri.
Eri memejamkan matanya, dan lagi-lagi binatang itu tak kunjung keluar seperti yang sebelumnya. Sebuah bayangan hitam mulai mendekat ke arah cermin. Karena Anri merasakan sesuatu yang aneh, ia menarik cepat lengan Eri menjauhi cermin itu.
Dan yang benar saja mahkluk berleher panjang baru keluar dari cermin itu. Membuat yang lainnya memojokkan mereka masing-masing karena saking terkejutnya.
.
.
.
Seekor jerapah, saudara-saudara.
.
.
.
"Kim Eri," geram Yoonmi kali ini.
"Maafkan aku !" seru Eri memeluk Anri.
Anri hanya menepuk bahu Eri, dan menyetikkan jarinya. Dengan sekejab, mahkluk berleher panjang itu menghilang dan membuat menghela nafas lega.
"Sekarang, jangan munculkan binatang-binatang yang aneh seperti tadi," ujar Anri.
Eri pun menggangguk dan sekali lagi ia menatap cermin panjang tersebut, kemudian memejamkan kedua matanya. Tenang. Damai.
Seekor kelinci melompat keluar dan berbulu putih berbecak hitam seperti sapi.
Chloe menggusap-usapkan dadanya, karena Eri tidak menggeluarkan binatang aneh lainnya. Eri pun menggendong kelinci kecilnya.
"Jadi kalian menamai mereka dengan apa ?" tanya Tony antusias.
Ruangan kembali hening dan akhirnya Chloe bersuara.
"Aku menamainya dengan Rui," ucap Chloe sambil menatap mata anjing Siberian Husky-nya.
"Aku suka nama itu. Gracias, Mademoislle," balas Rui dengan aksen bahasa perancisnya.
"Kalau aku menamai anjing ini dengan Jjangah dan kucing ini dengan Unyil seperti kartun kesukaanku," sambung Minri memeluk anjing tipe Borzoinya.
Mata Anri berpindah ke sosok gadis berambut ombre yang menggendong anjing toy poodle-nya.
"Anjing ini kunamakan Kayo, semenjak dia adalah namja," kata Yoonmi, "Dan bagaimana dengan kau, Eri-ya ?"
"Bubu ! Kunamainya dengan Bubu !" seru Eri semangat.
Anri menggangguk senang, "Baiklah, girls. Setelah ini kita akan menghadiri pesta pemilihan tuan rumah yang baru dan penyambutan murid baru. Kita harus bersiap-siap,"
.
.
.
TBC
Anyeong haseo. Lin imnida.
Akhirnya ngeluarin debut FF yang mengenai supernatural kyk buku-buku hasil J.K. Rowling. Tapi di FF ini ga ada terkaitannya dengan Harry Potter dan sejenisnya. Ini benar-benar origin dari saya. Di FF ini bakal ada beberapa idol SM, EXO, BTS, dan GOT7. Aku sengaja bikin straight karena memang lebih cocok cerita straight.
Jadi jika nanti ada yang menjiplak atau plagiat, tidak segan-segan aku message orangnya langsung.
Jika kalian tidak suka, mohon jangan dibash sana-sini. Karena ini FF Straight.Tolong dihormati untuk FF bergenre straight ini.
Semoga kalian suka. Lestarikan RnR.
XOXO,
Lin
