Campursari

Fandom : Kuroko no Basuke / Kuroko no Basket

Rated : T – indonesia

Genre : Romance

Pairing : TakaMido, AkaKuro, AoKise

Warning : Yaoi, AU, Bahasa daerah (Jawa)

Disclaimer : Kuroko no Basuke / Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi-sama. Tidak ada keuntungan materil yang diperoleh dari membuat ataupun mempublikasikan fanfiksi ini. Fanfiksi ini dibuat hanya untuk kesenangan dan penyaluran hobi pribadi.

Summary : Lagu campursari yang dinyanyikan mereka untuk pasangan masing-masing. TakaMido, AkaKuro, AoKise

####


Sri Minggat


Takao namanya. Pemuda dengan poni belah tengah itu adalah salah satu murid kelas tiga di SMA Shuutoku. Takao memang cukup keren jika dibandingkan dengan Moriyama dari SMA sebelah dan bisa saja dia menggaet cewek sebanyak-banyaknya – ditambah nilai plusnya sebagai mantan ketua club musik di SMA Shuutoku.

Tapi sayangnya, hati lembut pemuda itu jatuh pada adik kelasnya yang kini menjabat menjadi ketua OSIS di sekolahnya itu, Midorima Shintarou.

Saat itu guru Kimia di kelas Takao sedang tidak masuk dan meninggalkan sebuah kertas tugas, namun karena memang geng Takao – yang berisi Miyaji, Ootsubo, dan Kimura – itu malahan duduk di dekat jendela kelas Midorima. Takao yang memang setiap harinya membawa gitar itu, kini tengah memangku benda tersebut dan mulai memetik salah satu senarnya.

Jreng..

Digenjreng lagi –

Jreng…

"Cek..cek..Mas Kazunari kang Dek Shin tresno arep nembang. (Cek..cek..Mas Kazunari yang Shin-chan cinta akan bernyanyi.) " Test Takao.

"Dek Shin~ Kapan kowe bali~ (Shin-chan~ Kapan kamu pulang~)

Kowe minggat~ Ora bali-bali~ (Kamu pergi~ Tidak pulang-pulang~)

Jarene~ neng pasar…Arep tuku trasi~ (Katanya~ Ke pasar…Mau beli trasi~)

Nganti saiki~ Kowe during bali~ (Sampai sekarang~ Kamu belum pulang~)

Dek Shin~ Opo Kowe lali~ (Shin-chan~ Apa kamu lupa~)

Janjine~ Sehidup semati~ (Janjinya~ Sehidup semati~)

Aku ora nyongko~ Kowe arep – (Aku tidak menyangka~ Kamu akan – )"

DUAGH !

"O-ojo ngomong sing aneh-aneh ! Sopo sing janji sehidup semati karo Sampeyan ! – nodayo ! (Jangan bicara yang aneh-aneh ! Siapa yang janji sehidup semati sama kamu ! – nodayo !)"Ujar Midorima lewat jendela kelasnya dengan wajah yang memerah dan sebuah sepatu yang siap dia lemparkan lagi.


Yen Ing Tawang


Hari itu para Anggota Kiseki no Sedai sedang melakukan acara Kemah Latihan dan acara kali ini mereka menggunakan rumah sang Kapten sebagai tempat bermalam sebelum menjalani latihan neraka pada esok harinya.

Malam ini Kise mengusulkan untuk bermain "Truth or Dare" dan karena tingkat kesetres-an anggota Kisedai yang lain juga sedang berada diambang batasnya, maka mereka menyetujui permainan tersebut.

Sudah lima putaran dan hampir semuanya tertunjuk oleh ujung botol itu, kecuali Akashi.

Dan kali ini merupakan giliran Kuroko. Dia memutar botolnya. Dan –

"Mas Akashi. Badhe milih napa ? (Akashi-kun. Mau memilih apa ?)"

Akashi mengerjapkan bola matanya perlahan sebelum membuka mulutnya, "Wani. ( Dare)"

Dengan sigap Aomine langsung mengangkat tangannya untuk memberikan tantangan bagi Akashi.

"Nembangen campursari. Karepmu meh nembang apa. (Nyanyi campursari. Terserahmu mau nyanyi apa.)"

Semua menatap cemas, takut apabila Akashi akan menolak dan mem-pleset-kan sebuah gunting dari sakunya. Tapi ternyata, Akashi malah mengangguk.

"Takdir. Emang dasare aku isih pengen nembang, Daiki.(Takdir. Pada dasarnya aku sedang ingin bernyanyi, Daiki.)" Akashi tersenyum sekilas dan melirik Kuroko.

"Yen ing tawang ana lintang, Tetsuya [jika dilangit ada bintang, Tetsuya ]
aku ngenteni tekamu [aku menanti hadirmu]
marang mega ing angkasa [kepada awan di langit]
ingsun takokke pawartamu [Aku menanyakan kabarmu ]

Janji-janji aku eling, Tetsuya [semua janji aku ingat]
sumedhot rasane ati [
terputus rasanya hati ]
lintang-lintang ngiwi-iwi, nimas [bintang-bintang mengoda aku, ]
tresnaku sundhul wiyati
[cintaku tak berbatas, setinggi langit]

Dhek semana janjiku disekseni mega kartika [Semenjak itu janjiku di saksikan awan bintang]
kairing rasa tresna asih
[teriring rasa cinta kasih]

Yen ing tawang ana lintang, Tetsuya [jika dilangit ada bintang, Tetsuya]
rungokna tangising ati [dengarkan rasa terdalam hatiku]
binarung swarane ratri, nimas [resapi suara diwaktu malam hari]
ngenteni mbulan ndadari
[ menunggu bulan purnama]"

Akashi selesai bernyanyi. Kuroko membatu dengan wajahnya yang memerah. Sedangkan Anggota Kiseki no Sedai yang lain kini tengah menganga tak percaya.

"Akashi/Akashicchi/Aka-chin, modus nemen ! (Akashi/Akashicchi/Aka-chin, modus banget !)"


Ketaman Asmara


Malam itu memang biasa untuk Momoi bermain ke rumah sahabat sejak kecilnya, Aomine Daiki. Terlebih lagi rumah mereka memang bertetanggaan dan orangtua mereka juga saling kenal.

Dua murid SMA Too itu kini sedang berdua di kamar Aomine dengan Momoi yang tampak tengah berbaring dan menutup matanya serta menyangga kepalanya dengan kedua tangan kecil itu. Sedangkan Aomine terlihat sedang bersandar di dinding dan memangku sebuah gitar. Posisi mereka yaitu Momoi di ranjang Aomine dan Aomine di lantai beralas karpet.

Aomine mulai menarik nafasnya dan menutup mataya untuk menghayati lagu yang akan dia nyanyikan.

"Saben wayah lingsir wengi (Setiap waktu menjelang tengah malam)
Mripat iki ora biso turu
(Mata ini tidak bisa tidur)
Tansah kelingan sliramu
(Masih teringat dirimu)
Ryouta kang dadi pepujanku
(Ryouta yang jadi pujaanku)

Bingung rasane atiku (Bingung rasanya hatiku)
Arep sambat nanging karo sopo
( Ingin mengeluh tapi dengan siapa)
Nyatane ora kuwowo
(Kenyataannya tidak berdaya)
Rasane atiku sansoyo nelongso
(Rasanya hatiku semakin sengsara)

Wis tak lali-lali (Sudah kucoba melupakan)
Malah sansoyo kelingan
(Namun semakin teringat)
Nganti tekan mbesok kapan nggonku
(Entah sampai kapan waktuku)
Mendem ora biso turu
(Memendam, tidak bisa tidur)

Opo iki sing jenenge (Apa ini yang namanya)
Wong kang lagi ketaman asmoro
(Orang yang lagi tertambat asmara)
Prasasat ra biso lali
(Seolah tidak bisa lupa)
Esuk awan bengi tansah mbedo ati
(Pagi siang malam masih menggoda hati)"

Aomine kini membuka matanya setelah mendengar suara –

"Aominecchi ?"

Oh, ternyata Momoi menyambungkan sebuah panggilan pada Kise saat Aomine tengah khusyuk bernyanyi yang membuat gadis merah muda itu kini nyengir kecil karena mendapat tatapan mematikan dari Sang Ace tim basket SMA Too itu.

"Err..Kise, Kowe krungu kang aku tembangke mau ? (Err..Kise. kamu dengar yang aku nyanyikan tadi ?)" Tanya Aomine ragu.

Dari telepon genggam pink itu, terdengar suara tawa kecil yang mengalun merdu ke gendang telinga Aomine. "Aku ra ngandel Aominecchi bakal seromantis iki. (Aku tak percaya Aominecchi akan seromantis ini.)"

Aomine menggaruk tengkuknya setelah mendengar itu – meski dia tahu Kise takkan melihatnya, "Terus priye ? (Lalu bagaimana ?)"

"Jelas toh ? Aku gelem kok karo Aominecchi. Aku wis suwi ngenteni Aominecchi ngomong yen Aominecchi seneng aku.(Jelas kan ? Aku mau kok sama Aominecchi. Aku sudah lama nunggu Aominecchi bicara kalau Aominecchi suka aku.)"

Aomine tersenyum lebar, 'Sesuk aku bakal njajaake Satsuki Es Dawet ngarep sekolah. (Besok aku akan membelikan Satsuki Es Dawet depan sekolah.)' Batinnya.


Owari


A/N :

1. Shin-chan : Karena menurut saya itu suatu bentuk panggilan nama kecil jadi saya pakai Dek Shin disini.

Semoga dapat menghibur~

terimakasih sudah membaca~