Anata no Tame ni
(For You)
By Amaya Katsumi
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance, Family, Hurt/Comfort, Drama
Pairing : NaruHina
Rate : T
Warning : Typo, gak jelas, gak nyambung (dan kesalahan lainnya)
Inspiration The Story and Song from film Veer Zaraa (Tidak Semua)
Don't like, don't read
…
Kehidupan telah membawaku
Ke masa lalu
Aku dikelilingi oleh kenangan
Yang tak terhitung jumlahnya
Sekarang aku menemukan
Jawaban yang kucari
Apa yang kurindukan
Dan apa yang kuterima
Aku diperintahkan untuk terus hidup
Tapi tanpamu
Namun dalam hatiku
Api cinta selalu membakar
Untukmu
…
Charisma seseorang yang tinggi membuat para kaum hawa pun dengan mudah berpaling padanya. setiap kali dia lewat, wanita akan menatapnya dengan pandangan penuh puja.
Begitu pula dengan Naruto. Dengan tas punggung yang bertengger di punggung tegapnya, dia turun dari taksi. Hampir seluruh perempuan yang melihatnya seolah-olah ingin memakannya. Wajah mereka pun memerah.
Setelah memasuki area sepi, dia bernapas lega. Menurutnya, para wanita yang seperti itu padanya cukup mengganggunya.
Kakinya telah menginjak tempat yang selalu menjadi tempatnya bersembunyi, bermain, dan berlari. Tidak ada yang berubah dari tempat ini. Masih terasa sejuk dan sepi dari orang-orang. Dan yang paling penting adalah tidak jauh dari rumahnya karena hanya berjarak beberapa meter saja sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Dia lepaskan tas punggungnya di bawah pohon lalu berjalan menyusuri tepi danau dengan airnya yang jernih dan tenang. Yang dia tempat ini tidak akan ada orang yang mendatangai, ternyata dia salah. Di jembatan yang dekat dengan jalanan ada seorang gadis sedang berjalan di depannya.
Saat Naruto sedikit lagi melewati gadis itu, tiba tiba saja…
SRRREEEETT
"WHOOOAA!"
Dia menyenggol gadis itu dan sedikit lagi akan terjun ke air.
TAP
Dengan sigap, Naruto menarik tangan gadis itu sehingga tidak jadi jatuh. Di sini cukup berbahaya karena jembatan ini tidak ada sisi yang membatasi dan juga jaraknya yang sangat dekat dengan belokan jalan yang selalu dilalui pengguna kendaraan. Dan sekarang terjadilah pada dirinya yang tersenggol motor sehingga gadis inilah yang kena batunya.
Gadis itu pun sama terkejutnya dengan dirinya. Posisinya sangat tidak seperti kecelakaan yang terselamatkan. Jika ada yang melihat, pasti orang mengira bahwa Naruto sedang bermesraan yang posisinya yang begitu intim. Lihat saja, dengan napas yang terengah-engah, dia memeluk gadis itu setelah menarik tangannya. Dan gadis itu pun memeluk dirinya. Kepalanya yang bersandar pada dadanya dan kedua tangannya yang melingkari tubuhnya.
Gadis itu mengangkat kepalanya sehingga Naruto dapat melihat kedua mata lavender yang menatapnya. Namun, tiba-tiba dia melepaskan dirinya dan menjauh.
"KYAAA!"
Dia berteriak karena kakinya tidak sengaja terpeleset di ujung jembatan lalu jatuh ke bawah karena punggungnya tidak menyentuh tanah.
BYYUUURRR
"SIAL!" umpat Naruto karena melihat gadis itu panic karena mungkin tidak bisa berenang.
Akhirnya dia pun ikut terjun ke danau untuk menyelamatkan gadis itu.
…
Gadis bersurai indigo itu tampak sedikit mengigil. Maklum saja karena air danau sangat dingin meski di musim panas.
Naruto mengambil tasnya dan meletakannya di samping gadis itu terduduk. Dia menatapnya dari bawah ke atas. Tadi dia menyebutkan bahwa namanya adalah Hinata. Menurut Naruto dia memang cantik, tapi cara berpakaiannyalah yang terlihat kuno dan kurang modis.
Tangannya meraba-raba lehernya yang putih. Lalu tiba-tiba wajahnya terlihat panik.
"Kalungku!" gumamnya.
"Kalungku!" dia berucap lagi sambil merangkak ke tepi danau.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Naruto mencengkram bahunya untuk mencegah gadis itu masuk lagi ke dalam danau.
TAP
Hinata malah menepis tangannya. "DIAM!" bentaknya.
Naruto yang gereget, menarik tubuh Hinata sehingga wajah mereka berhadapan.
"Apa kau ingin mati? Kau kan tidak bisa berenang!" Naruto balik membentaknya tapi dengan nada yang sedikit rendah.
TAP
Lagi-lagi Hinata menepis tangannya dan mencoba kembali berenang. Kakinya telah masuk ke dalam air.
"Kaa-san!"
Naruto sedikit terkejut dengan nama yang diucapkan gadis itu. apa benda itu pemberian dari ibunya sehingga sangat berharga dan dia pun ingin bertaruh nyawa hanya untuk kalung?
Kini Naruto memegang tangan Hinata. "Biar aku yang mengambilnya untukmu."
Tanpa pikir panjang lagi, Naruto kembali berenang ke dalam danau dan mencari kalung yang dicari gadis itu. dia menyusuri tempat tadi mereka tenggelam dan dilalui saat mereka akan berenang ke tepi.
Ah, akhirnya Naruto mendapatkannya! Kepalanya muncul ke permukaan sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi yang memegang kalung itu. Hinata bersorak riang dan menyambut sang penyelamatnya yang berada menuju kearahnya.
"Arigatou!" ucap Hinata sambil menatap Naruto dan mengangkat tasnya.
"Douita!"
Namun tiba-tiba tubuh Naruto terjatuh dan membuat Hinata panic. Gadis itu membuat tubuh Naruto bersandar pada batang pohon dan meluruskan kakinya. Dia melihat kaki Naruto yang berdarah seperti habis digigit serangga beracun. Lalu dia mengambil air dari danau untuk membersihkan dulu luka Naruto. Dengan lihai Hinata mengeluarkan racun dari luka Naruto dengan mulutnya. Setelah itu dia merobek ujung bajunya yang bersih dan mongering untuk menutupi luka Naruto.
"Sekarang sudah lebih baik. Jika takut akan terjadi sesuatu, kau bisa pergi ke dokter. Kau masih kuat, kan?" tanya Hinata.
Naruto mengangguk.
"Kalau begitu, aku pergi. Maaf sudah membuatmu begini. Dan sekali lagi terima kasih karena sudah menyelamatkanku dan mengambilkan kalungku. Benda ini sangat berharga untukku karena merupakan satu-satunya benda peninggalan ibuku yang sudah tidak ada." Jelasnya. "Sekali lagi, arigatou dan gomenasai!"
Setelah itu, Hinata pergi meninggalkan Naruto. Sebelum itu, dia berhenti sejenak dan membalikkan badannya untuk menatap Naruto lalu tersenyum padanya. lalu kembali melanjutkan perjalanannya. Kini Naruto hanya bisa menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh.
…
Kehidupan selalu datang yang baru
Meskipun begitu masih tetap sama
Kehidupan yang mengandung perasaan
Ada beberapa cinta
Dan ada beberapa cerita
Pertemuan dan perpisahan
…
Waktu terus berputar. Hari demi hari dilalui. Sudah hampir setahun lamanya Naruto tinggal di tanah kelahirannya, di Jepang. Bekerja sebagai direktur perusahaan dan memimpin klan menggantikan ayahnya. Keluarganya adalah klan Uzumaki yang merupakan seorang bangsawan. Klan yang masih menjunjung tinggi aturan leluhurnya.
Ngomong-ngomonh soal pertemuannya dengan gadis indigo waktu itu. Telah Naruto ketahui bahwa Hinata adalah anak dari pembantunya di rumah. Sejak tinggal di rumahnya, Naruto menjadi sangat dekat dengannya. Hinata diperintahkan ayahnya untuk menjadi pelayan pribadinya. Membangunkan majikan, mengurus kebutuhan majikan, menuruti apapun keinginan majikan, serta mengantarkan makanan ke kantor pun telah menjadi kebiasaan Hinata sekarang.
Diam-diam Hinata sangat mengagumi sosok Naruto yang penuh semangat dan berjiwa tinggi. Dia sangat menyukai seorang Uzumaki Naruto yang berwibawa dan penuh kharisma. Namun dia sadar akan posisinya. Lagi pula dia sama sekali jauh dari tipe Naruto. Naruto akan menyukai perempuan yang cantik, modis, seksi, dan tentunya sederajat dengan keluarganya. Tidak mungkin Naruto akan menyukai dirinya yang tidak seksi, tidak modis, dan seorang pelayan.
Berlanjut ke cerita...
Di kediaman Uzumaki, sekarang tengah mengadakan pesta topeng. Hinata tidak mengetahui apa alasan keluarga ini mengadakan pesta. Namun katanya, Naruto ingin mencari jodoh. Konyol sekali!
Hinata ikut hadir dalam pesta ini. Tentunya tanpa diketahui oleh siapapun termasuk Naruto sendiri. Hanya ayahnya dan adiknyalah yang tahu. Dalam pesta, Hinata berpenampilan sangat cantik. Sangat jauh dengan dirinya yang dalam keseharian, sehingga orang-orang tidak akan mengenal dirinya dan menyadari kalau gadis cantik tersebut adalah Hyuuga Hinata. Ditambah dengan topeng yang membuat indentitas dirinya semakin tertutup.
Terlihat sebuah tangan terulur padanya. Menunjukkan kalau dia mengajaknya untuk berdansa.
"Maukah kau berdansa denganku, wahai gadis cantik?"
Hinata terkejut saat melihat siapa pria yang mengajaknya berdansa. Postur tubuhnya, warna rambutnya, dan suaranya sangat dia kenal. Dia adalah Uzumaki Naruto.
"Umm".
Hinata mengangguk dan menerima uluran tangan itu. Ini kesempatannya untuk bisa lebih dekat dengan Naruto, kan? Mungkin tidak apa-apa hanya berdansa saja. Lagi pula dia tidak tahu dirinya yang sebenarnya. Kesempatan tidak akan datang dua kali.
Dengan sebelah tangan saling bertautan dan sebelahnya lagi di tempelkan pada tubuh pasangannya, mereka menari mengikuti irama musik romantis yang merdu. Lama-kelamaan posisi mereka semakin intim dan Naruto semakin mendekatkan wajahnya ke wajah gadis yang menjadi pasangannya. Hinata dapat mencium aroma maskulin pria di depannya yang khas. Dan Naruto dapat mencium aroma lavender gadis dalam dekapannya ini. Sebelah tangan besarnya, digunakan umtuk menyentuh wajah gadis lavender tersebut. Lalu mereka sama-sama memejamkan mata untuk merasakan betapa lembutnya kedua bibir yang saling bersentuhan. Lama mereka berciuman, akhirnya wajah mereka terlepas. Mata mereka saling bertatapan tanpa mengetahui wajah mereka masing-masing. Warna iris mata mereka pun samar-samar terlihat. Naruto merasa sangat mengenal gadis ini, tapi siapa sih sebenarnya dia?
"Siapa... siapa namamu? Katakan siapa kau?"
Gadis itu tersenyum padanya. Ada sedikit tawa kecil dari mulutnya.
"Panggil saja aku Lily."
Naruto ikut tersenyum lembut pada gadis yang memperkenalkan dirinya sebagai Lily itu.
"Kau sangat cantik Lily! Bolehkah aku melihat wajahmu?" Izin Naruto.
Hinata sedikit terkejut dengan permintaan Naruto. Apakah ini saatnya dia membongkar identitas aslinya?
"Aku...—"
DING... DONG...
Suara jam dinding besar berbunyi. Angka kedua jarum itu mengarah ke angka 12. Hinata yang melihat itu menjadi panik.
"Gomen, aku harus pergi!"
Hinata melepaskan dirinya pada Naruto. Tubuhnya sedikit menjauh dari pria itu.
"Ada apa? Kau mau kemana?" Tanya Naruto. "Bisakah kita bertemu lagi?"
Hinata menolehkan kepalanya ke belakang. "Mungkin saja. Karena kita selalu bertemu." Kemudian dia berlari meninggalkan pesta itu.
'Apa maksud dari perkataannya itu?' Tanya Naruto dalam hati.
Pria itu hanya berharap penuh pada gadis itu. Dia harap suatu hari akan bisa memiliki Lily.
...
Bukannya apa-apa. Tapi Hinata harus kembali sebelum tengah malam. Karena pada jam 1 ada pekerjaan yang harus dia lakukan atas perintah dari ibu Naruto yang merupakan nyonya besar Uzumaki. Tugas itu dialihkan kepada adiknya atas kemauan adiknya itu sendiri. Dia bilang Hinata lebih baik pergi ke pesta dan menarik hati Naruto. Dan pekerjaan ini adalah menjahit baju yang katanya harus selesai hari ini juga. Pada jam 2 pagi, nyonya besar akan kemari.
"Biar kulanjutkan! Kau boleh istirahat, Hanabi!"
Setelah mengganti baju dan melepaskan riasan untuk menghilangkan kecurigaan, Hinata melakukan tugasnya untuk menjahit baju. Untung saja Hinata dan Hanabi memang diajarkan teknik menjahit oleh mendiang ibunya sehingga dapat menjahit baju nyonya besar yang sangat rumit dan mahal.
Hinata terlihat panik tapi mencoba untuk tenang karena jam telah menunjukkan pukul 2 pagi. Tinggal sedikit lagi jahitannya selesai. Nyonya Uzumaki Kushina terlihat berjalan kearahnya.
"Bagaimana?"
"Anda datang tepat waktu, nyonya! Saya baru saja menyelesaikan baju nyonya."
Kushina melihat bajunya yang terlihat rapi. Sebelumnya jahitan baju ini terbuka. Padahal dia harus menggunakan baju ini untuk berangkat jam 3 pagi ini. Untung saja dia mempunyai pelayan yang bisa diandalkan.
"Arigatou, Hinata! Aku harus berangkat jam 3. Untung saja ada kau."
Setelah itu, Kushina berjalan meninggalkan Hinata. Gadis itu tersenyum karena rencananya berjalan dengan lancar. Dia merutuki kebodohannya karena terlalu menikmati kedekatan intimnya dengan Naruto. Untung saja dia masih bisa cepat.
...
"Hinata, kau yang waktu semalam, kan?"
Baru saja Hinata kembali ke kamarnya setelah menyelesaikan tugasnya mengurusi kebutuhan majikannya, dia telah didatangi dua orang perempuan yang langsung disuguhi oleh berbagai macam pertanyaan seputar kedatangannya ke pesta topeng waktu malam itu.
"Apa maksudmu?" tanya Hinta pura-pura tidak mengerti sambil melakukan sesuatu tanpa mau menatap kedua orang itu.
"Kau datang dengan gaya yang sangat cantik dan berdansa dengan Naruto-kun sampai tengah malam." Ucap Shion.
Hinata menghentikan pekerjaannya sejenak lalu menatap Shion dan Shizuka yang menatap tajam padanya.
"Aku hanya pelayan pribadi Naruto-sama. Dan aku punya banyak pekerjaan yang lebih penting daripada turut hadir dalam pesta dan berdansa dengan tuanku sendiri."
Setelah mengucapkan itu, Hinata keluar dari ruangannya dan berjalan menuju taman berniat untuk melanjutkan pekerjaannya di sana. Sedangkan kedua gadis itu memasang ekspresi kesal lalu mengikuti Hinata pergi.
"Mengaku sajalah! Aku tahu itu kau! Jangan lari dari kami!" kata Shizuka.
"Jika itu aku, memangnya kalian mau apa?" tantang Hinata setelah menyimpan sejenak alat untuk menyiram tanaman.
"Kau tidak pantas dengan Naruto-kun! Kamilah yang akan dipilih oleh keluarga Uzumaki untuk menjadi pengantin Naruto-kun. Kami sama-sama dicalonkan karena kami adalah keluarga bangsawan. Sedangkan kau, hanya rakyat jelata dan seorang pelayan."
Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi orang yang tengah mereka bicarakan sedang memperhatikan. Dan sekarang sedang berdiri di belakang Hinata.
"Jika Hinata hanya seorang pelayan, memangnya kenapa? Dia lebih baik daripada kalian. Bahkan aku pernah tidur dengannya."
Suara baritone sangat mengejutkan mereka. Hinata langsung menghadap kepada majikannya sambil membungkuk hormat.
"Naruto-sama!"
'Baka!' umpat Hinata dalam hati.
"Kalian pergilah! Aku ingin pelayanku melakukan sesuatu untukku."
Karena takut dengan Naruto yang memandang mereka tajam, kedua gadis itu memilih menuruti perintah pria itu daripada terkena semprotan perkataan Naruto.
"Arigatou, Hinata! Kuharap dengan perkataanmu barusan akan membuat mereka berhenti mengejarku. Tapi, apa benar kau gadis Lily itu, Hinata?"
"Tentu saja tidak, Naruto-sama! Waktu itu aku sedang diberi perintah oleh nyonya besar. Tidak mungkin aku datang ke pesta itu." kata Hinata masih membungkukkan badannya.
Naruto menatap pelayannya curiga. Jika dari penampilan, Hinata dan Lily sangatlah berbeda. Tapi Naruto tidak mungkin salah. Warna rambut mereka sama begitu juga dengan postur tubuhnya. Aroma tubuhnya pun sama. Saat Naruto sakit, Hinata pernah tidur di samping ranjangnya. Dan juga Naruto sering menyuruh Hinata tidur di sampingnya. Pria itu sangat mengenal ukuran tubuh serta aroma tubuh Hinata karena dia sering tidur sambil memeluknya. Satu lagi yang sama dari Hinata dan Lily adalah senyumannya.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu!" tidak mau berdebat lebih panjang lagi, Naruto memilih pergi.
'Kuharap Lily adalah kau, Hinata! Aku tidak mungkin salah.' Ucapnya dalam hati. 'Aku akan terus mengawasimu!'
Hinata menghela napas lega setelah Naruto pergi dari hadapannya. Hampir saja dia ketahuan. Sepertinya kali ini dia harus lebih hati-hati lagi karena Naruto sudah menaruh curiga padanya.
…
Sepertinya kali ini keberuntungan tidak memihak Hinata. Tanpa sengaja, Naruto mencari Hinata ke kamar gadis itu. kamar khusus pelayan yang letaknya bersebelahan dengan rumah kediaman Uzumaki. Dia mencari Hinata karena meminta untuk dimasakan sesuatu malam ini karena dia merasa ingin memakan apapun yang dimasak oleh pelayan pribadinya itu. namun, Naruto tidak menemukan Hinata di mana pun. Tanpa diduga, sang majikan melihat sebuah gaun yang tergantung di kamar Hinata.
Gaun yang dia sangat kenal dan juga topeng yang tersimpan di atas meja rias. Topeng yang menutupi setengah wajah dengan warna ungu yang serasi dengan gaunnya. Gaun yang juga berwarna ungu tanpa lengan panjangnya hanya menutupi setengah pahanya. Jika saja kali ini Hinata memakainya lagi, dipastikan Naruto akan menjatuhkan tubuh gadis itu ke atas ranjang. Karena kesehariannya Hinata sangat terlihat kuno, sehingga ketika memakai gaun yang cantik, dia akan terlihat sangat manis dan akan mengundang pria mana pun untuk menariknya ke atas ranjang.
"Tadai—"
Hinata membelalakan matanya ketika melihat orang yang ada di kamarnya. Cerobohnya dia yang tidak langsung memasukkan gaunnya ke dalam lemari setelah dicuci. Dia juga baru ingat kalau hari ini ayah dan adiknya tidak akan pulang. Tadinya dia hanya akan membeli bahan makanan keluar sebentar. Tapi dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.
"Sudah kuduga kalau aku tidak mungkin salah." Ucapnya sinis. "Kali ini aku menangkapmu, Lily!" Naruto menyeringai dan membuat Hinata ketakutan.
…
Tak pernah disangka-sangka akan menjadi seperti ini. Hinata tidak percaya akan ketahuan bahwa putri cantik bertopeng saat itu yang tak lain adalah dia. Juga Naruto pun tidak percaya bahwa dia memang jatuh cinta pada gadis di depannya yang tak lain adalah pelayannya sendiri.
Entah takdir atau memang hanya kebetulan. Seolah-olah mereka harus dan memang dipertemukan untuk dipersatukan oleh Tuhan. Pertemuan dan kebersamaan yang mereka alami membuat hati mereka merasakan sesuatu yang tak biasa saat keduanya saling bertemu.
"Kenapa kau melakukan ini, Hinata?" tanya Naruto.
"Ano…"
"Kenapa kau berbohong?"
"Saya tahu saya tidak pantas untuk Anda. Saya hanyalah seorang anak pembantu dan juga pelayan. Sedangkan Anda adalah seorang bangsawan kaya raya yang akan bersanding dengan wanita yang sederajat dengan Anda."
Bukan itu maksudnya! Ingin sekali Naruto membantah semua perkataan Hinata. Namun entah kenapa lidahnya terasa kelu.
"Gomenasai, Naruto-sama! Saya harap, Anda melupakan kejadian itu."
Setelah itu, Hinata berjalan keluar meninggalkan Naruto yang menatap sedih Hinata dengan hati yang penuh dengan perasaan bersalah. Hinata telah salah paham tentang dirinya. Padahal Naruto ingin mengatakan bahwa sebenarnya mencintai Hinata.
Kehidupan telah membawaku
Ke masa lalu
Aku dikelilingi oleh kenangan
Yang tak terhitung jumlahnya
Sekarang aku menemukan
Jawaban yang kucari
Apa yang kurindukan
Dan apa yang kuterima
Aku diperintahkan untuk terus hidup
Tapi tanpamu
Namun dalam hatiku
Api cinta selalu membakar
Untukmu
…
To be continue
…
Amaya's note :
Moshi-moshi, minna-san! Amaya kembali hadir dengan fanfic NaruHina. Maaf ya kalau akhir-akhir ini Amaya jarang update. Di tengah kesibukan yang padat, Amaya juga sering sakit. Malah pernah sampai pingsan.
Kali ini ada dua fic yang terinspirasi dari film Bollywood. Tapi chapter ini lebih mirip dengan cerita Cinderella ya? hehe.
Fanfic ini lebih cenderung ke romance family ya! tapi jangan bilang kalau ini kaya sinetron Indonesia loh! Di update ulang karena ada tambahan di akhir ya! ^^
Amaya udah lihat pemenangan IFA 2015. Ternyata fandom Naruto berkurang ya? Tapi, selamat ya buat senpai-senpai yang udah menang!
Udah cukup bacotannya. Seperti biasa, sebelum meninggalkan halaman ini, untuk para reader diharapkan meninggalkan jejak ya! dan jangan lupa untuk memberikan komentar.
Arigatou gozaimasu
Kiss and hug :*
Amaya Katsumi
