"QUALITY TIME"
ChanBaek version
It's GS FANFICTION, if you don't like it please click 'X' on the right corner.
HAPPY READING!
Baekhyun turun dari bus setelah sampai di sebuah halte dekat rumah Chanyeol. Kira-kira lima ratus meter jauhnya jika ia harus berjalan kaki lagi.
Ngomong-ngomong, hari ini memang jadwal kencannya dengan Chanyeol. Laki-laki itu menelpon Baekhyun untuk datang ke rumahnya, dan mengatakan bahwa Chanyeol tidak bisa jika harus berkencan di luar. Jadi, mau tak mau Baekhyun mengiyakannya.
Baekhyun berjalan sambil membawa satu kantong plastik roti serta minuman yang tadi ia beli sebelum berangkat. Dressnya yang berwarna putih gading itu sedikit berkibar terkena hembusan angin musim gugur. Baekhyun sedikit menyesal ia tidak mengenakan sweater atau jaket hari ini, karena pada dasarnya angin musim gugur masih terasa menusuk tulangnya. Baekhyun tidak tahan udara dingin.
Baekhyun mengulas senyum tipis ketika melihat rumah Chanyeol yang bercat abu-abu terang ada di depan matanya. Gadis itu lalu mendorong pagar rumah Chanyeol yang tidak dikunci.
Baekhyun memencet bel dua kali. Kemudian bersenandung pelan sambil menunggu seseorang membukakan pintu.
KLEK
"Oh, Baekhyun. Kau datang? Masuklah. Chanyeol menunggumu di dalam." Ujar Nyonya Park saat menemukan Baekhyun yang ada di balik pintu.
Baekhyun tersenyum. "Ya. Chanyeol yang menyuruhku kemari. Bibi apa kabar?"
"Seperti yang kau lihat. Aku baik. Ayo masuk, Baekhyun-ah."
"Terimakasih, Bibi Park." Kata Baekhyun.
Nyonya Park berjalan mendahului Baekhyun yang mengikutinya di belakang setelah gadis itu menutup pintu.
"Chanyeol bilang kau akan datang. Anak itu bermain gitar dari tadi pagi. Dia serius sekali sampai tidak mau diganggu." Nyonya Park terkekeh sementara Baekhyun hanya tersenyum.
"Aku akan menemuinya, Bibi Park." Baekhyun berujar sopan.
Nyonya Park tersenyum sambil menepuk pundak Baekhyun. "Temuilah dia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku di dapur. Chanyeol ada di studionya. Tak apa kan kau sendiri?"
Baekhyun mengangguk. "Tidak apa-apa, Bibi."
"Baiklah. Kutinggal sebentar, dan segeralah naik."
Baekhyun mengangguk lagi. Dan segera bergegas menaiki tangga sesaat setelah Nyonya Park pergi untuk menemui Chanyeol di studionya yang berada di lantai dua.
Saat Baekhyun sampai di depan pintu studio Chanyeol yang tidak tertutup sempurna, ia bisa mendengar suara bunyi gitar yang Chanyeol mainkan seorang diri. Baekhyun berjalan masuk, dan membuat Chanyeol menoleh setelah dirasa laki-laki itu mendengar suara pintu tertutup.
"Kau sudah datang?" Chanyeol menoleh sebentar lalu kembali terfokus pada gitar di pangkuannya.
"Baru saja sampai. Apa di rumah hanya ada Bibi? Kemana yang lain?" Tanya Baekhyun sembari meletakkan bungkusan plastik di atas meja di samping pintu.
Chanyeol menggumam. "Ayah pergi ke kantornya. Kakakku pergi ke perpustakaan kota." Jawab Chanyeol.
Baekhyun hanya mengangguk paham.
Kemudian hening.
Baekhyun menatapi Chanyeol yang kembali sibuk dengan gitar dan juga sesuatu yang ia tulis. Mungkin semacam buku akord gitarnya. Laki-laki itu kadang terlihat serius, lalu tiba-tiba berubah kesal karena nada yang dia mainkan terdengar sumbang.
"Aish, kenapa sulit sekali?" Rutuk Chanyeol.
"Aku membawa roti kesukaanmu. Tapi aku tidak beli kopi hari ini." Baekhyun meraih kantong plastiknya, seraya berjalan mendekati Chanyeol.
Sambil menulis, Chanyeol mengatakan, "Eum. Letakkan saja disitu. Aku akan memakannya nanti." Dan kembali lagi pada gitarnya.
Baekhyun mengedikkan bahunya. Dia membuka salah satu roti yang ia beli, dan melahapnya. Sesekali Baekhyun menyuapi Chanyeol, lalu laki-laki itu akan membuka mulut menerima dengan senang hati suapan roti yang Baekhyun ulurkan padanya.
"Lagu apa yang kau mainkan?" Baekhyun mengintip ingin tahu apa yang Chanyeol tulis di buku akordnya.
"Creep. Tapi aku coba mengubah nadanya sedikit." Ujar Chanyeol sembari memainkan gitarnya lagi dan lagi.
"Apa akan ada kompetisi band lagi?" Tanya Baekhyun.
Chanyeol mendesah frustasi, ia salah memainkan kunci gitarnya. "Bukan. Apa kau lupa sekolah akan mengadakan pentas seni untuk festival?"
Baekhyun menjerit tertahan. "Kau benar. Akan ada festival, ya. Kenapa aku sampai lupa padahal Luhan mengajakku untuk membantunya menjaga stand bazar."
Chanyeol tidak menanggapi apapun lagi. Laki-laki itu masih sama, bermain-frustasi-bermain lagi-frustasi lagi.
Saat dirasa Baekhyun lelah berdiri, gadis itu berjalan mendekati sebuah kursi di dekat jendela dan mendudukinya. Baekhyun menikmati hembusan angin dan melihat pemandangan di luar. Rumah Chanyeol memang ada di pinggir jalan, tetapi tidak terlalu ramai hilir mudik kendaraan.
Baekhyun suka saat mengunjungi rumah Chanyeol, apalagi di studio milik kekasihnya ini. Walaupun hanya menyuguhkan pemandangan atap tiap-tiap rumah, Baekhyun sangat menyukainya apalagi ketika menjelang senja. Cahaya matahari akan masuk lewat jendela, dan dinding studio milik Chanyeol akan berubah warna menjadi oranye seketika. Dan di ruangan ini merupakan tempat favorit mereka berdua kalau-kalau mereka tidak mempunyai referensi kencan di luar.
Baekhyun sesekali melirik Chanyeol yang bernyanyi-nyanyi sendiri sambil terus mencoba menyesuaikan nada yang dimainkan.
Jika sudah bermain gitar, Chanyeol sangatlah tampan. Baekhyun suka melihat Chanyeol dengan gitarnya. Kekasihnya itu memang pandai memainkan alat-alat musik. Kalau Baekhyun yang menyanyi, maka Chanyeol-lah yang akan mengiringinya.
"Chan." Panggil Baekhyun.
"Chanyeol."
"Park Chan." Panggil Baekhyun lagi dan lagi.
Baekhyun membuang napas. Dia diabaikan.
Menit-menit telah berlalu.
Baekhyun melirik Chanyeol. Kekasihnya itu masih berkutat dengan gitar dan juga buku akordnya. Baekhyun mendengus pelan, kemudian mengeluarkan ponselnya.
LINE (10 unread messages)
BaekSooHan (3)
DeerLu : Mau keluar tidak?
KyungsooDo : Kemana?
DeerLu : Aku tidak tahu hehe
KyungsooDo : Baekhyun bagaimana?
DeerLu : Baek keluarlah
DeerLu : Baeeeek
DeerLu : Byun Baeek~~
KyungsooDo : Baekhyun sedang bersama Chanyeol?
DeerLu : Benar juga
DeerLu : Pasti sedang berkencan ㅠㅠ
Baekhyun tersenyum geli.
ByunBaek : Aku disini
ByunBaek : Chanyeol sedang sibuk dengan gitarnya
ByunBaek : Aku diacuhkan ㅠㅠ Bagaimana ini huwee ㅠㅅㅠ
ByunBaek : Lu?? Kyung??
ByunBaek : Kenapa sekarang kalian yang mengacuhkanku?! ㅠㅅㅠ
Baekhyun menggembungkan pipinya. Ia melihat jam di layar ponselnya. Sudah hampir satu setengah jam dan Baekhyun hanya duduk diam dengan rasa bosan yang membuncah. Chanyeol, kekasihnya itu seolah-olah tak menganggapnya ada. Bahkan hanya menanggapi Baekhyun seadanya. Demi Tuhan, hari ini adalah waktu untuk mereka berkencan dan Chanyeol bersikap seolah-olah tak peduli padanya.
Baekhyun menghampiri Chanyeol lagi.
"Chan." Panggil Baekhyun yang hanya dijawab gumaman oleh Chanyeol.
"Mau ke taman kota tidak?"
"Tidak bisa, Baek," Chanyeol sembari menulis di buku akordnya untuk yang kesekian kali. "Aku harus menyelesaikan ini secepatnya."
Baekhyun memasang muka masam. Ia kesal sungguhan. Ia tidak suka jika harus berdiam diri seperti ini. Mood Baekhyun jadi berantakan ketika Chanyeol mengacuhkannya dari tadi.
"Apa masih lama?" Tanya Baekhyun kesal.
"Eum. Hanya tinggal sedikit dan semuanya beres."
Kesal. Baekhyun mengerucutkan bibirnya lalu berjalan kembali ke kursi. Kalau tahu begini, Baekhyun pergi jalan-jalan saja dengan Luhan dan Kyungsoo.
LINE!
KyungsooDo : Baek, cara menjawab soal essay nomor 26 bagaimana hehe?
Baekhyun berjengit. Ada tugas dari Guru Shin dan ia belum selesai mengerjakan. Hft, moodnya semakin turun ketika mengingat tugas dari guru tambun itu berjumlah empat halaman.
Yasudah.
"Chan." Baekhyun memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang.
"Aku mau pulang." Ujar Baekhyun dingin.
Mendengar itu, Chanyeol mengangkat wajahnya. Laki-laki itu menghentikan permainan gitarnya.
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa. Aku ingin pulang."
"Tunggu sebentar. Aku selesai sebentar lagi. Bersabarlah." Chanyeol menatap Baekhyun.
"Aku pulang saja. Lanjutkan lagumu." Baekhyun sudah bersiap melangkah, sebelum Chanyeol membuka suaranya lagi.
"Tunggu, Baek. Sebentar lagi selesai, tolong mengertilah."
"Aku mengganggumu kan? Aku pulang saja, tidak apa-apa."
Chanyeol meletakkan gitarnya dan bangkit berdiri. "Kau ini kenapa? Tidak biasanya kau begini. Kubilang tunggulah sebentar." Ujar Chanyeol dengan suara yang agak meninggi.
"Kau yang kenapa Chanyeol. Kau menyuruhku untuk datang, dan aku datang. Tapi kau mengacuhkanku. Kau pikir apa yang baru saja kau lakukan? Dan jangan berteriak padaku!" Baekhyun setengah menjerit dengan menatap Chanyeol.
"Baekhyun, jangan berteriak. Ibuku bisa mendengar."
Baekhyun berdecak. "Sudah. Aku mau pulang."
Baekhyun melangkah tergesa. Tangannya sudah hampir membuka knop pintu, tetapi tangannya dicekal erat oleh Chanyeol dan kemudian laki-laki itu menutup pintu dengan cepat hingga menimbulkan suara debuman pintu yang keras.
"Jangan pergi kubilang." Kata Chanyeol dengan suara beratnya.
Baekhyun membuang napas. Ia menatap Chanyeol yang juga menatap intens dirinya. Baekhyun tersandar di daun pintu, sementara Chanyeol mengurungnya dengan tangannya yang panjang.
"Maafkan aku, oke? Kumohon tunggulah. Aku akan benar-benar selesai sedikit lagi."
Baekhyun memalingkan wajah tanpa menjawab.
"Hei," Chanyeol mengapit dagu Baekhyun dan membawanya untuk kembali bertatapan, "Maafkan aku, hm?"
Baekhyun menyelami manik bulat milik Chanyeol. Setelahnya, gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Jangan meneriakiku lagi. Aku tidak suka." Gumam Baekhyun yang masih bisa didengar oleh Chanyeol.
"Aku tidak." Chanyeol menarik pundak Baekhyun dan membawa gadisnya ke sebuah pelukan singkat yang hangat.
"Boleh aku minta sesuatu padamu?" Tanya Chanyeol.
"Apa?"
Chanyeol membawa Baekhyun mendekat ke meja di tengah-tengah ruangan itu. Tempat Chanyeol berkutat dengan gitarnya seharian ini.
Laki-laki itu meraih gitarnya dan duduk. "Dengarkan dan berikan pendapatmu untukku." Chanyeol mulai memainkan alunan gitarnya.
When you were here before
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Chanyeol menatap mata Baekhyun. Lalu dibalas senyuman tipis dibibir gadis itu.
Your skin makes me cry
You float like a feather
In a beautiful world
Wajah Baekhyun memanas. Senyuman masih terpatri di bibir tipisnya yang merona.
I wish I was special
I wish I was special
But I'm creep
I'm a weirdo
Chanyeol menatap Baekhyun lagi.
What the hell I'm doing here
I don't belong here
I don't belong here
Chanyeol mengakhiri permainan gitarnya dengan iringan tepuk tangan dari Baekhyun.
"Bagaimana?" Chanyeol bangkit sesaat setelah meletakkan gitarnya.
Baekhyun mengacungkan kedua ibu jarinya. "Keren sekali. Kau tidak pernah mengecewakan saat bermain gitar dan juga...tampan."
Chanyeol terkekeh. Laki-laki itu lantas kembali meraih Baekhyun dalam pelukannya.
"Terimakasih sudah mau mendengarkan aku latihan, Baek. Jadi, sekarang sudah tidak marah?" Tanya Chanyeol tepat di telinga kanan Baekhyun.
Chanyeol bisa merasakan gelengan kepala dari kekasihnya itu. Laki-laki itu tersenyum lebar akhirnya.
"Maaf karena aku menyebalkan hari ini."
Kedua sejoli itu masih setia berpelukan. Tubuh Baekhyun yang mungil seolah-olah tenggelam dalam rengkuhan Chanyeol. Baekhyun sangat nyaman berada di pelukan kekasihnya ini. Ia memejamkan mata, menikmati elusan tangan Chanyeol di rambutnya.
Sepersekian menit, baik Chanyeol maupun Baekhyun akhirnya memisahkan diri. Si jangkung meraih kedua tangan si mungil, lalu menggenggamnya erat. Dengan penuh cinta si jangkung menatap mata indah si mungil.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu." Ujar Chanyeol.
"Hm?"
"Jangan lupa. Di festival, depan panggung. Aku akan menunggumu untuk ini."
"Eh?"
"Pastikan kau benar-benar ada di depan panggung, Byun Baekhyun."
Baekhyun tersenyum manis lantas mengangguk.
-END-
-*-*-
-*-*-
HALO?!
Setelah sekian lama, akhirnya keinginanku buat publish tersampaikan. Teladan banget di tengah kesibukan buat tugas dan praktek malah bikin FF wkwk. Ide emang suka ga tepat kalo dateng hehe.
FF ini juga aku publish di wattpad. Yang mau cek boleh buka 'adorepuffy' (itung2 promosi dikit). Btw, FF ini akan ada 3 chapter dengan maincast Trio Bangsat yang masing2 beda alurnya dan ga saling berhubungan.
Untuk update, aku ga bisa menjanjikan buat cepet karena aku juga sibuk di real life. Jadi mohon pengertian dan kesabarannya.
Sekian aja dulu. Terimakasih sudah membaca dan jangan lupa reviewnya untuk perbaikan dimasa depan HIHII
much love, beeya.
