D.O.P.E

Rating: T - untuk saat ini u.u

Genre: Yaoi/Romance/Friendship/School Life

Length: Chaptered

Main Cast:

Bang Yongguk

Kim Himchan

Other Cast:

Kim Namjoon

Kim Seokjin

Kim Heechul

Jackson Wang

Jung Hoseok

Yoo Youngjae

Park Sang Kyung (OOC)

Other cast menyusul~

This is my first fanfiction. Mian kalau banyak kurangnya T.T kalau ada kurang atau lebih, or any other comments just write it in review. Enjoy...

DOPE

Namja tampan itu menatap malas meja kerjanya. Kenapa hidupnya begitu sulit saat ini? Adalah hal yang sangat menyebalkan dan membuatnya frustasi yang harus ia lakukan sekarang. Yaitu memeriksa tugas siswa yang datang secara tiba-tiba di pagi hari. Ingin rasanya ia berteriak-teriak di kantornya saat ini. Mungkin menendang-nendang meja guru lain dapat mengurangi kekesalannnya. Bukannya apa-apa, tapi tulisan para murid bodohnya itu membuat matanya sakit. Belum lagi kalau ada murid yang mengerjakan tugasnya asal-asalan. Ingin rasanya ia menggiti remaja-remaja puber itu saat ini.

"Hei kau tak pergi ke kelas?"

Pertanyaan dari rekannya yang duduk di hadapannya menyadarkannya. Ah benar, ia memiliki jam di pagi yang cerah ini, bertolak belakang dengan hatinya yang mendung dan hujan deras. Dengan malas, namja 25 tahun itu membereskan mejanya. Mengambil peralatan mengajarnya, dan tentu saja jangan lupakan jam pasir yang menakutkan bagi para siswa.

"Ah dan jangan lupa kau akan mendapatkan murid baru hari ini. Kepala sekolah bilang siswa baru itu akan telat, sehingga kepala sekolah sendiri yang akan mengantar. Dan terakhir hati-hati dengan murid itu", ucap rekan meja seberangnya lagi.

"Okay, terima kasih dan sepertinya murid itu yang harus berhati-hati padaku Seokjin-ssi", jawabnya dingin sembari pergi meninggalkan kantor. Seokjin hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan guru math itu.

'Yang penting aku sudah memperingatinya kan?'

-3-3-3-3-

Langkah kaki yang terasa begitu berat terdengar dari ujung lorong. Membuat siswa-siswa yang berada di luar kelas langsung berlari masuk ke kelas. Termasuk kelas paling ujung sekalipun. Seorang namja dengan rambut berwarna putih menahan pintu dan menunggu hingga semua temannya masuk ke kelas. Setelah semua masuk, ia menutup pintu dan berlari menuju kursinya.

"Namjoon-ah, bersiap", ucap namja tadi.

"Ah Jackson kau sudah memasangnya dengan benar kan?", tanya Namjoon pada rekan di sampingnya. Yang ditanya langsung memberi kode siap pada Namjoon.

Suara langkah berat itu semakin terdengar. Para siswa tetap diam dan tidak bersuara. Sampai langkah kaki itu terhenti tepat di depan pintu.

"Jackson Wang! Kim Namjoon!", suara berat itu tidak berteriak namun tetap terdengar keras dan menyeramkan. Membuat Jackson dan Namjoon seketika diam tak bergerak. Jangan bilang kali ini mereka akan ketahuan lagi. Di sisi lain, para siswa menatap mereka dengan tajam, menyuruh mereka mengaku agar yang lain tidak menjadi korban.

"Kemari sekarang, atau kalian harus melakukan hukuman spesial", ancaman dingin yang keluar mampu membuat Jackson dan Namjoon langsung berdiri dan berjalan takut ke arah pintu. Mereka membuka pintu dengan perlahan. Berharap manusia menyeramkan itu menghilang tiba-tiba.

"Kalian berdua sekarang keluar kelas", perintahnya langsung dituruti oleh Namjoon dan Jackson. Begitu mereka keluar, namja berbalut kemeja hitam masuk ke kelas dan menutup pintu dengan pelan.

"Sekarang, kalian masuk ke kelas seperti kebiasaan ku masuk ke kelas. Dan apabila itu tidak sama, siap-siap menerima akibatnya", perintah guru killer itu lagi.

Namjoon dan Jackson mengacak rambut mereka frustasi. Hari ini mereka kalah lagi? Dari sekian percobaan yang mereka buat untuk guru math itu, hanya sekali yang berhasil.

"Kau bawa baju ganti?", tanya Jackson.

"Tentu saja, aku sudah siap kalau kita gagal lagi", Namjoon menjawab dengan lesu.

"Baiklah, 1… 2… 3!", Jackson dan Namjoon membuka pintu dengan keras hingga pintu itu menghantam dinding kelas. Mereka masuk dan memperhatikan keadaan kelas lebih dahulu. Para siswa menunggu sembari menghitung dalam hati.

'1… 2… 3… 4… 5!'

'Byuuurr!'

Air beserta embernya terjatuh tepat ke badan Namjoon dan Jackson. Membuat mereka basah dari ujung kepala sampai kaki. Keduanya hanya bisa diam tak berkata apapun. Ini yang namanya penyesalan itu akan datang di akhir.

"Buahahaha!", tawa guru killer itu membahana tiba-tiba. Disusul dengan tawa dari siswa lainnya. Kelas begitu kacau saat ini, para siswa itu tertawa dengan puas. Bahkan beberapa diam-diam merekam kejadian itu. Namjoon dan Jackson tak tahu lagi harus bagaimana, mereka hanya bisa mengacak rambut mereka, membuat air terciprat kemana-mana.

"Ya! Stop it kids! Berhenti mencipratkan air kemana-mana. Sekarang lebih baik kalian bersihkan ini semua selama 5 menit baru kalian bersihkan diri kalian. Akan kuberi waktu 1 jam pelajaranku. Hoseok, tolong buka kelasku sekarang", perintahnya sembari memutar jam pasirnya.

"Baik Bang songsaenim", Hoseok segera berdiri dan menyiapkan kelas. Membiarkan Namjoon dan Jackson yang membersihkan lantai sembari merengut kesal. Lalu langsung pergi dengan cepat setelah selesai. Mereka memang harus cepat karena pasir di jam tersebut akan terus turun, dan mereka harus kembali sebelum semua pasir turun. Itu sudah seperti peraturan tidak tertulis di kelas math ini. Sang pengajar, Bang Yongguk, adalah seseorang yang sangat tepat waktu, tegas, dan disiplin tingkat tinggi. Pengajar yang cepat, pintar, dan menyeramkan. Selalu membawa jam pasir yang berdurasi 1 jam ke tiap kelas, untuk mengingatkannya akan waktu. Jangan lupa juga dua jam pasir kecil lainnya, berdurasi 1 menit dan 3 menit. Tampan tapi bengis.

Terkecuali untuk kelas G. Kelas terujung dan ternakal. Semua guru pasti merasa gila apa memegang kelas ini, tapi tidak untuk Bang Yongguk. Dirinya yang tegas sebenarnya dapat mengeluarkan dirinya yang lain di kelas ini. Mempersilakan siswanya tertawa bukanlah hal yang akan Yongguk biarkan di kelas lain. Kelas G terkenal juga dengan keahlian mereka menjahili guru, dan Yongguk? Ia mempersilakan siswanya menjahilinya, karena setiap ia dijahili, Yongguk pasti tau. Kecuali sekali itu, ia sedang lengah. Lebih tepatnya tidak ada inforrman yang memberitahunya.

'Tok… tok…'

"Masuk", ucapnya dingin. Cepat sekali Namjoon dan Jackson membersihkan diri mereka. Padahal ia memberi kesempatan bagi keduanya untuk beristirahat sebentar. Pintu terbuka dengan pelan.

"Chogiyo, Bang songsaenim", suara lembut namun dingin itu menyadarkannya. Sepertinya bukan dua siswa nakal itu yang datang. Yongguk langsung keluar kelas menghampiri suara yang memanggilnya.

"Ah maafkan aku Heenim hyung. Kupikir kau muridku", Yongguk menggaruk lehernya yang tidak gatal. Namja di depannya memukul jidatnya pelan.

"Pabbo! Jangan panggil aku hyung gusi besar! Kita masih di sekolah", bisik Heechul.

"Kau tidak perlu memukul Cinderella buas. Jadi, ada apa?", tanya Yongguk. Heechul begitu dingin pada manusia lainnya. Tapi dengan mudah dingin itu berganti dengan panas api neraka apabila kau sudah dekat dengannya.

"Kau dapat murid baru ingat? Namanya Kim Himchan. Jaga keponakanku dengan baik, dan jinakan. Arraseo?", Heechul menunjuk namja dengan rambut hitam legam yang memandangi mading di depan kelas.

"Aku bukan penjinak anak liar. Dia sama saja dengan siswa lainnya", jawab Yongguk sembari berjalan masuk ke kelas. Heechul sudah tahu Yongguk akan menjawab seperti itu. Ia sangat hafal kelakuan hoobae-nya. Bagi namja gusi besar itu pengistimewaan seseorang adalah hal termenjijikan yang dilakukan manusia.

Begitu Yongguk memasuki kelas, semua mata memperhatikannya. Penasaran ada siapa di balik pintu cokelat kelas mereka. Bahkan beberapa anak tadi berusaha mengintip lewat jendela kelas.

"Attention! Kita kedatangan murid baru. Aku harap kalian dapat menerimannya dengan baik. Kim Himchan silakan masuk", ucap Yongguk. Heechul langsung memanggil murid baru itu dan menyuruhnya masuk. Murid baru itu berhenti tepat di depan pintu. Yongguk dengan tidak peduli tetap melihat bukunya, menunggu murid baru itu memperkenalkan dirinya sendiri. Sampai ia sadar siswa kelasnya berbisik ribut. Matanya menatap murid-muridnya dengan bingung, hingga ia sadar mata anak-anak itu terfokus pada satu hal. Pandangannya berallih pada murid baru itu. Dan tepat setelah ia melihatnya Yongguk terdiam menatap.

Kulit putih, hidung mancung, bibir pink yang sempurna, rambut lurus hitam legam, mata yang menyiratkan kepolosan, dan saat namja itu membuka mulutnya, terlihat bunny tooth yang membuatnya terlihat semakin… menggemaskan.

Menggemaskan?

Seorang Bang Yongguk menganggap bocah ingusan itu menggemaskan?

Yongguk menggoyangkan kepalanya dengan cepat sembari mengedip-kedipkan matanya. Ada yang salah dengan dirinya hari ini.

"Ma-masuklah Kim Himchan. D-dan perkenalkan dirimu", Yongguk berusaha mengalihkan perhatiannya. Namun, sebelum itu terjadi-

'Bruuk!'

Himchan terjatuh dengan suksesnya. Pantatnya tepat mengenai lantai kelas. Ups… sepertinya lantai yang tadi basah karena Namjoon dan Jackson masih belum kering sepenuhnya. Para siswa hening seketika, begitu pula Yongguk yang malah menatap kebingungan.

"Ya! Kau tidak mau membantuku?".

Hening berkepanjangan. Tidak ada yang berani mengeluarkan sepatah katapun. Murid baru itu berlaku tidak sopan pada seorang Bang songsaenim. Sebentar lagi ia pasti akan kena hukum-

"Ah ne, maaf", Yongguk justru menghampiri namja itu dan mengulurkan kedua tangannya.

Tidak ada yang berani berkata-kata. Bang songsaenim mereka tidak marah? Apa itu benar guru terkiller satu sekolah ini? Sepertinya ada yang salah dengan hari ini.

Himchan meraih tangan kekar itu dan ia terangkat dengan mudahnya. Hal ini membuat jarak di antara keduanya cukup dekat. Mata hitam Yongguk hanya menatap dengan kosong. Sedang dalam hati memuji makhluk cantik di hadapannya.

'Malaikat itu nyata ternyata'.

Bang Yongguk mabuk akan keindahan sepertinya.

-3-3-3-3-

Heechul diam memandang kejadian di dalam kelas. Mata namja kulit tan itu menjelaskan sesuatu pada dirinya. Mengisyaratkan sebuah obsesi. Oh dan betapa Heechul sudah mengetahui hubungan kuat antara Yongguk dan obsesinya. Sepertinya ia yang harus menjaga Himchan dari penjaga aslinya. Ah salahnya memberikan ide pada adiknya untuk menyekolahkan Himchan di sekolahnya. Apalagi memberikan wewenang penjagaan itu pada seorang Bang Yongguk. Kenapa ia ceroboh kali ini.

"Kuharap kau baik-baik saja Himchan".

-3-3-3-3-

Sungguh Yongguk berusaha untuk tidak melihat ke arah namja gigi kelinci itu. Aih berhenti terbuai oleh keindahannya Bang Yongguk! Tak sadarkah saat ini semua siswa memperhatikanmu dengan kebingungan. Bang songsaenim mereka hari ini terlihat begitu gugup dan tidak fokus. Bahkan ia membiarkan Namjoon dan Jackson yang telat datang 5 menit masuk ke kelas. Sedari tadi pelafalan guru killer itu pun agak tersendat-sendat. Aneh, sangat aneh, bahkan ini lebih dari sangat.

"Cho-chogiyo songsaenim", Hoseok mengintrupsi pelajaran.

"Ah ne, ada apa Hoseok-haksaeng?", tanya Yongguk linglung.

"Waktu pelajaranmu sudah habis. Pasir di jam songsaenim sudah turun semua", ucap Hoseok denngan polos dan pelan.

Yongguk melihat jam pasirnya. Benar, sudah turun semua. Hari ini terasa begitu cepat. Padahal baru tadi pagi ia mengumpat hari bernama Senin ini. Segera ia membereskan semua buku dan peralatannya dan pergi keluar kelas.

"Songsaenim!", Jackson berteriak.

"Ne?"

"Tidak ada PR?", tanya Jackson.

"T-tidak ada", Yongguk langsung keluar dan menutup kelas dengan pelan.

Entah mereka beruntung atau tidak, tapi yang jelas hari ini, entah kenapa, Bang songsaenim terasa lebih menyeramkan.

-3-3-3-3-

Setelah membereskan pemeriksaan tugas anak-anak di jam kosong yang biasanya ia gunakan untuk mengerjakan tugas malamnya, Yongguk berjalan ke arah kantin siswa. Ini juga baru pertama kalinya Yongguk ke sana, sebelumnya ia selalu menolak ketika Seokjin mengajaknya makan murah di kantin sekolah itu.

"Yongguk-ssi kau agak berbeda hari ini", komentar Seokjin.

"Memangnya aku kenapa?", Yongguk bertanya balik.

"Kau mau makan di kantin. Padahal sebelumnya kau selalu menolak. Lalu kau menjawab sapaan siswa dengan kata-kata. Dan ju-".

"Song… songsaenim! Itu… itu di kantin!", seorang siswa berlari ke arah mereka dengan terburu-buru.

"Ada apa Youngjae? Katakan dengan perlahan", Seokjin menatap Youngjae dengan bingung.

"K-kyungie! Maksudku… Park Sang Kyung, murid baru itu bertengkar dengan Sang Kyung", Yongguk yang mendengar perkataan Youngjae langsung berlari kalut. Ia menabrak siswa yang berjalan berlawanan dengannya. Ia tidak peduli dengan keadaan sekitarnya lagi.

Begitu sampai kantin, terdapat kerumunan yang cukup besar. Ia langsung menerobos kerumunan itu dengan kasar. Tak memedulikan siswa yang nyaris memakinya. Matanya panik mencari sosok yeoja itu di tengah kerumunan.

Matanya menatap garang. Saat ini, murid baru tadi pagi yang membuatnya terpesona sedang menatap yeoja di depannya dengan jarak yang sangat dekat. Dan tatapan yang ditunjukan Himchan adalah tatapan merendahkan, tatapan menghina yang membuat Yongguk semakin marah melihatnya. Ia berjalan mendekati mereka berdua.

"Kau tahu, yeoja sepertimu hanya akan berakhir menjadi sampah. So, please go away bitch!".

'Bughh!'

Tepat saat Himchan menyelesaikan kalimatnya, tepat saat itu juga Yongguk melayangkan pukulannya pada namja cantik itu. Membuat Himchan terjatuh dari kursinya, dan jangan lupakan darah yang mengalir di sudut bibirnya. Kerumunan itu mendadak diam, tak bisa berkata apa-apa.

Yongguk langsung mengalihkan perhatiannya pada yeoja kecil itu. Mata polos yeoja itu tidak berekspresi apapun. Ia tahu ini akan terjadi.

"K-Kyungie-ah neo gwaenchana?", Yongguk memegang pundak yeoja kecil itu dengan lembut dan memperhatikan yeoja itu dengan mata panik. Memastikan tak ada satu bagian pun yang terluka.

Yeoja itu mengalihkan pandangannya pada Yongguk, lalu tersenyum manis. Menepuk tangan yang ada di pundaknya dengan pelan, meminta untuk melepasnya. Yongguk melepaskan pegangannya, memperhatikan apa yang akan yeoja itu lakukan.

Sang Kyung melangkahkan kaki dengan tenang ke arah Himchan. Menatap Himchan dengan lembut dan mendekati wajahnya pada Himchan.

"Itu berarti ibumu juga ada di tempat yang sama sepertiku. Hanya seonggok sampah".

Park Sang Kyung mengucapkannya dengan perlahan, tegas, dan dingin. Membuat suasana kerumunan itu semakin tegang. Semua siswa tahu, Park Sang Kyung adalah yeoja yang begitu lembut dan sempurna, kecuali saat kau membuatnya marah. Dan saat ini yeoja itu marah sepertinya. Sang Kyung lalu berdiri dan memegang lengan Yongguk, meminta namja tampan itu membawanya pergi.

Sedangkan Himchan? Berdiri dan berjalan dengan cepat mendekati Yongguk dan Sang Kyung. Lalu tangannya menahan pundak Sang Kyung, menarik yeoja itu ke arahnya, dan…

memeluk Sang Kyung dari belakang.

"Ternyata Kyungieku masih tetap sama".

•••-3-•••

Don't forget to review Bae~~~