DISCLAIMER

Final Fantasy & it's characters belongs to SquareEnix (Squaresoft)

I own nothing but the story plot.


Menurut takhayul, apabila seseorang telah menjadi mantan kekasih, dia takkan pernah kembali lagi. Tapi, menurut takhayul, apabila mantan itu kembali lagi, besar kemungkinan yang ditinggalkan tidak akan mau bersama kembali. Takhayul ketiga mengenai mantan, apabila seseorang menikahi mantannya, maka itu adalah pernikahan yang membahagiakan. Seperti kalimat penutup pada dongeng anak-anak; happily ever after.

Seifer tidak pernah mendengar satupun dari takhayul mengenai mantan itu, walau dia sendiri tidak pernah lagi berteman dengan Rinoa sejak Lunatic Pandora. Itu adalah peristiwa yang sudah ditinggalkan mereka berdua lima tahun lalu. Kini gadis berambut gelap dengan mata yang jernih itu sudah menikah dengan orang lain, namun bukan orang asing; tidak ada yang mengenal Squall Leonheart lebih dari Seifer Almasy. Sepertinya benar kata pepatah; sahabat terbaikmu adalah musuh terbesarmu.

Berbeda dengan Seifer, Quistis sepertinya mengalami nasib yang berlawanan bersama mantannya. Sedikit yang Seifer tahu mengenai Zone selain dia adalah seorang pimpinan Forest Owl, grup perlawanan terhadap penjajahan Galbadia yang pada waktu itu berambisi untuk menguasai dunia. Bahkan, dia pernah sesekali berjumpa dengan Zone saat dia masih menjadi pacar Rinoa-secara Rinoa juga bagian dari grup tersebut. Rupanya dunia memang sempit, orang itu kemudian menjadi kekasih Quistis. Dimanfaatkan oleh wanita itu untuk melupakan Squall Leonheart.

Untung Seifer bukan jenis orang yang suka berpikir berlebihan seperti Squall, bisa gila dia memikirkan tautan-tautan dalam lingkaran percintaan antara dirinya, Rinoa, Squall, Zone, dan Quistis.

Tunggu dulu ... Quistis? Apa hubungannya Seifer dengan wanita itu? Bukankah mereka selalu bertengkar ketika Seifer masih menjadi bagian dari Ballamb Garden? Pertengkaran mereka tidak main-main; Quistis seringkali mempermalukan Seifer di depan kelas, menjadikannya tokoh antagonis dalam perspektif Squall si SeeD legendaris. Sebaliknya, Seifer pun seringkali menghina instrukturnya itu dengan menyebutnya "guru gagal", walau tidak di hadapan semua orang. Pertikaian antara Seifer dan Quistis tentunya membuat semua orang mengira bahwa keduanya bagaikan air dan minyak, bilapun ditempatkan dalam satu wadah yang sama, mau diaduk seperti apapun, mereka tidak akan pernah menyatu.

Tapi kenyataannya sekarang, Seifer hadir di sana, di upacara pernikahan antara Quistis dan mantannya, yang juga mantan ketua grup pemberontakan Forest Owl. Namun lelaki berambut pirang itu tidak membaur dengan para hadirin lainnya. Padahal dia terlihat ganteng dengan kemeja biru muda dengan blazer putih, serasi dengan celana bahannya yang putih. Tidak ada debu atau noda dalam pakaian putihnya. Dasi kuning yang menutupi benik-benik kemejanya yang berwarna mutiara itu pun terikat dengan baik. Rambut pirangnya juga terlihat licin mengkilap berkat gel yang dioleskan Selphie tadi pagi. Tidak ada alasan baginya untuk tidak membaur dengan orang banyak, kecuali dia adalah seorang Squall Leonheart saat berusia 17 tahun.

Memang, kian lama dia menjadi seanti-sosial Squall. Mungkin karena reputasinya pada saat Perang Penyihir yang kedua kemarin. Perang tersebut telah mencoreng wajahnya, harga dirinya, reputasinya, dan rasa percaya dirinya sehingga Seifer menjadi pribadi yang sungguh berbeda dari sebelumnya. Ya, pasti itu sebabnya kenapa dia menghindari orang banyak dan memilih untuk menonton resepsi pernikahan mantan instrukturnya itu dari jarak sekitar dua ratus meter dari lokasi. Dia bersandar pada sebatang pohon rindang, dengan sabar mengawasi jalannya upacara.

"Yang keberatan dengan persatuan kedua mempelai ini, silakan mengangkat tangannya," suara Laguna Loire, pemimpin resepsi pernikahan itu berkata lantang. Suaranya terdengar sampai dua ratus meter, itu berarti Seifer mampu mendengarnya. Terima kasih pada pengeras suara yang berfungsi dengan baik di padang terbuka Winhill ini.

"Aku! Aku keberatan dengan upacara tersebut. Aku yang duluan mengejar-ngejar dia! Bahkan sejak kita di panti asuhan, kampret!" ucap Seifer yang dikatakannya dengan cara berbisik-bisik layaknya seorang pengecut.

"Tidak ada? Baiklah. Mulai saat ini, aku resmikan kalian sebagai pasangan suami istri," kata Laguna Loire yang memimpin resepsi pernikahan.

Confetti meletus, serpihan kertas warna-warni terbang di udara seperti kembang api kecil. Irvine duduk di meja keyboard dengan Zell Dincht memegang bass mengiringi Selphie yang melantunkan lagu "A Thousand Years". Tapi liriknya yang ini :

"I have died everyday waiting for you,
Darling don't be afraid,
I have loved you for a thousand years,
Will love you for a thousands more."

Ya, bagian itu terutama... menendang bokong Seifer, mementalkan jantung hatinya ke tanah lumpur, lalu menginjak-injaknya sampai penyok dan bau.

"Kamprett..." bisik Seifer yang sudah terlihat pasrah.

Seketika, seikat buklet bunga mendarat di pangkuannya, membuat Seifer jadi ternganga. Menurut takhayul, siapapun yang mendapatkan buklet bunga yang dilemparkan oleh mempelai wanita, akan menjadi mempelai berikutnya. Itulah sebabnya setiap wanita yang berhasil memenangkan buklet bunga tersebut akan melonjak-lonjak gembira. Tapi Seifer jelas terlihat tidak gembira. Pertama, dia bukan wanita. Kedua, dia takkan mau jadi mempelai wanita. Ketiga-ini yang paling aneh-Seifer berani bersumpah bahwa Quistis melemparnya tidak jauh dari tempat dia berdiri mengkirarkan janji setia bersama Zone. Lantas bagaimana bunga ini bisa terbang sampai dua ratus meter?

Datanglah Quistis ke hadapannya, menjinjing gaun pernikahannya yang berat dan tebal. Dia, dengan pakaian seperti itu berlari naik sampai ke atas bukit di hadapan Seifer.

"Eh, maaf, tadi Zell iseng merapal aeroga, jadi buklet bunganya terbang sampai ke sini," kata Quistis.

Tanpa bicara apapun, Seifer hanya menyodorkan tangannya untuk mengembalikan buklet bunga itu.

"Kamu yakin mau di sini terus?" tanya Quistis sambil menerima buklet bunga itu. "Di bawah sana banyak yang nanyain kamu, lho. Turun, gih. Siapa tahu ketemu yang cocok."

Ujung bibir Seifer terlihat naik perlahan, mengesankan senyum angkuhnya yang khas, "nggak mau."

Quistis hendak kembali menuruni bukit, tapi kemudian dia kembali lagi. Dia memandangi Seifer untuk beberapa saat, kemudian memeluknya dengan erat. Tanpa bicara apapun, dia pergi meninggalkannya seorang diri di atas bukit, di tepi hutan.

Orang seperti Seifer takkan mungkin mengatakannya, tapi dalam hati dia berharap bahwa dia bisa memutar waktu untuk mengubah kejadian hari ini. Karena semua ini terjadi karena malam itu saat Quistis berbaring dalam pelukannya, dia tidak berani menunjukkan cincin yang telah dibelinya.

Tapi Elone ada di sana, di atas bukit di sebelah Seifer. Dia memperhatikan adiknya selama di panti asuhan itu dan memperingatkannya, "kita tidak bisa mengubah masa depan, aku pernah mencobanya dengan Squall. Tidak bisa."

"E-emang siapa yang mau?!" gertak Seifer yang panik dengan wajah memerah.