Seorang lelaki membanting roda kemudi mobilnya ke persimpangan, sebelah kaki menekan pedal rem tatkala menangkap seonggok tubuh terlungkup dengan tangan melambai kepayahan di pinggir jalan.

Ia segera melepas pengaman, menuruni kendaraannya dan menghampiri sosok berantakan itu. Sungguh mengerikan. Wajahnya dijejaki tindak kekerasan hingga tak ada satupun pori-pori tak terselimut cairan kental nan amis. Dress putih yang ia kenakan sudah tak pantas disebut dress lagi karena juga tampak senasib dengan si empu.

"To-tolong a-aku..." lirihnya tertatih.

"Ke-kenapa kau bisa begini? Ya, aku akan menolongmu!" lelaki itu baru akan menelusup tangan di tengkuk sosok itu, jika saja tak ada raungan keras di ujung sana.

"HEI, SIAPA KAU?! BERHENTI!"

Sang lelaki tak menggubris, ia lanjutkan kegiatan yang sempat tertunda.

"JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN KAMI!"

Dua sosok besar di ujung sana telah mendekat, sontak sosok berantakan itu menengadah. "Lu-lupakan, permintaanku. Se-selamatkan d-dirimu..."

"Tidak." Si lelaki mengangkat tubuhnya, menatapnya penuh keyakinan. "Aku akan men—"

DORRR.


KNIFE: Behind a Curse by suyominie

Cast: Jung Hoseok, Bangtan, and Other.

Warning: AU, OOC, brothership bisa jadi tapi bisa nyimpang sewaktu-waktu, school life, miss typo, etc.


"Hei."

"Hm?" panggilan riang dari pemuda manis bergigi kelinci di hadapan terbalas dengan sahutan malas yang jelas tak bermakna.

"Kudengar, kelasmu akan ada murid pindahan. Benarkah, Hyung?"

Pertanyaan penuh minat Jeon Jungkook tergantung selama satu setengah menit lamanya dalam suasana kelas yang terbilang masih belum terlalu ramai. Hanya kisaran sepuluh orang. Sisanya? Mungkin saja masih bersiap, bergelung, atau bahkan masih terlelap di kamar asrama yang nyaman.

Ya, terang saja. Sekarang baru pukul 06.30 pagi, artinya masih ada limapuluh menit lagi untuk bunyi bising itu pamer aksi. Pelajar yang lain mungkin memilih untuk bersantai, tapi tidak untuk Jung Hoseok.

Walaupun sekarang ia sedang menumpuh seluruh berat kepalanya malas di atas meja, tak lupa dengan mata sayup-sayup dan raut wajah letih, Hoseok akan tetap pergi lebih awal. Kenapa? Karena dia akan berkata, 'Lebih baik tertidur di kelas ketimbang terlambat'. Sungguh dia anak teladan.

"Oh ya?"

Lagi-lagi, sungguh respon yang sangat tidak setimpal.

"Huh, tak biasanya kau mengecewakan seperti ini, Hyung!" Jungkook memoyongkan bibir.

"Kuharap dia gadis yang cantik dan seksi," desahan Hoseok sukses membuat Jungkook mendengus geli lalu ia berkata, "Ucapkan selamat tinggal. Harapanmu sudah kandas, Hyung, karena kudengar dari obrolan si gosip Lisa, murid itu laki-laki."

"Tak apa, asal enak." Racaunya.

Jungkook melempar mimik mencela, "Dasar homo." Hoseok mengembalikan celaan dengan seringaian.

"Yo," merasa ada beban tertanggung di bahu, Jungkook lekas menoleh. "Yo juga, Namjoon-hyung." Ia beringsut dari kursi, mempersilahkan Namjoon mengambil alih. Tentu yang ia duduki adalah tempat sang kakak.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Namjoon di sela-sela merapikan tasnya.

"Anak baru."

"Ah," Memang dasar koneksi otak bagus, Namjoon mengangguk paham kemudian menatap Hoseok yang masih melemas. "Hobi, kau tak apa?" Hoseok menggeleng lemah. "Apa yang kau lakukan semalam hingga tak layak hidup bigini? Kau tidak melakukan hal aneh dengan teman sekamarmu, 'kan?" sambungnya dengan nada curiga.

Kepala Hoseok otomatis terangkat, matanya melotot sempurna. "Gila, ya?" Gelak tawa Namjoon dan Jungkook terdengar menghina di gendang pendengaran Hoseok. Dan pemuda Jung itu berdalih, "Aku menyempurnakan gerakan, tak sadar lupa waktu."

"Nah, Jungkook-ah," Namjoon mengalih pandang pada Jungkook, "Kau lihat sendiri, 'kan? Mari kita beri Hyung kita yang satu ini untuk beristirahat sejenak, dan kau bisa ikut denganku ke perpustakaan sembari mengantarmu ke kelas. Ayo!"

Tangan Jungkook menggelepar ketika kerah bajunya ditarik paksa oleh Namjoon, sedangkan Hoseok menutup mata seraya mengibas tangan, mengusir Jungkook. Setelah kedua makhluk itu tak terlihat, Hoseok menungkup kepala. Namun, getaran di blazer abu-abunya membuat kegiatan tersebut kembali terhambat.

Ia merutuk, orang gila mana yang berani mengganggunya saat ia tengah berada dalam mode ini. Hoseok meraih benda sialan tersebut kemudian membaca nama yang tertera, ia lekas menarik kata-kata 'orang gila mana'. Hoseok menempel ponsel di telinga.

"Halo, Hyung?"

"..." Nampak ia menjauhkan benda itu dari telinganya sejenak diiring dengan ringisan.

"Maafkan aku. Jadi, apa yang ingin Hyung sampaikan?"

"..."

"Oh, selamat, Hyung." Hoseok mengangguk pelan, "Iya, iya, kalau aku diizinkan."

"..."

Dan Hoseok kembali menjauhkan, ia heran kenapa ada laki-laki yang dapat melengking begitu. Hm, ia tidak sadar dengan dirinya sendiri. Hoseok mendengus kasar. Buru-buru dia mematikan sambungan sebelum ia dirujuk pihak sekolah ke dokter THT.

Entah kenapa, ekor mata cokelat gelap itu melirik ke bangku belakang yang tak berpenghuni, setidaknya belum karena sang pemilik belum memberi hak.

Oke, terserahlah. Seperti kata Kim Namjoon, ia sangat membutuhkan istirahat atau Jung Hoseok hanya tinggal nama. Dan sekarang, dia hanya ingin tidur barang sejenak. Hanya itu.


To Be Continued


.

.

.

.

.


A/N:

Hai~!

Ahaha, saya bawa ff baru nih pftt... anggap aja ini penggantinya ff yang ono.

Kemaren fantasy, lah sekarang thriller. Ngehaha, doain ya moga bisa nyelesein sampe tamat :") oh iya, ini seluruh member saya pake, tapi fokusnya Hoseok sama Yoongi hohoho

Dan sebelum itu, sudilah kiranya buat mampir ke kotak review, terserah mau ngebacot apa di situ, saya tetep bakalan seneng kok

Sampai jumpa di chappy selanjutnya~~