Teacher?

Rated: K

Genre: Humor

Disclaimer: Hiro Mashima

Warning: OOC..eh OOOT(Over Out Of Character) malah

Don't Like Don' Read.

.

.

Di pagi hari yang cerah ini, seorang pemuda berambut hitam bernama Zeref bangun dari tidur panjangnya eh.. tidurnya itu. Dia melihat seorang gadis berambut blonde berdiri di dekat tempat tidurnya.

"Ohayou Zeref-kun."ujar Mavis pelan.

"Hmm.." gumam Zeref sambil merentangkan kedua tangannya. Dan baru Zeref sadari kalau Mavis itu sudah berada di kamarnya. "HUWAA… KENAPA KAMU ADA DISINI?." teriak Zeref plus nada kayak cewek.

Mavis yang mendengarnya hanya bisa menutup telinga karena tuli dadakan "Jangan teriak seperti itu, kamu membangunkan kucing tetangga yang lagi mengerami telur nya tau(?)."

"Lalu mau apa kamu kemari?." tanya Zeref to the point.

"Untuk ini." Mavis menyerahkan surat.

Zeref menerima surat itu "Dari kakek Makarov? Apa isinya?." tanya Zeref

"Entahlah..mungkin kakek Makarov ingin mengajakmu ke hotel bintang berapa pun itu dan…dan…"

"UAPAAA?." teriak Zeref syok.

Mavis hanya bisa menutup telinga lagi 'Lama-lama aku budek permanen ini' batin Mavis. "Kenapa tak kau buka saja dulu." kata Mavis sambil mengorek lubang telinganya.

Zeref pun membuka surat itu, dan seketika suasana jadi tegang dan sunyi, sampai suara detak jantung-pun ikut terdengar. Mavis diam sambil memperhatikan Zeref. Zeref membuka surat itu dengan slow motion. (author: lebay ih Zeref)

DEG..

DEG..

DEG..

TESS..

Peluh Zeref mengalir melewati pipi-nya, tangannya gemetar, mataya melotot, dan apa yang akan terjadi selanjutnya sodara-sodara, akankah hal yang di katakan Mavis tadi menjadi kenyata—DUAGH *author di lempar sanda*l.

Akhirnya surat itu terbuka, dengan kecepatan kilat Zeref membaca isi surat itu. Dan alhasil Zeref cengo banget, mulutnya ternganga nyampe lalat bisa masuk kali, Mavis hanya tetap diam.

1 detik

"Apa isinya?." tanya Mavis.

2 detik

"Zeref-kun?." Mavis melambaikan tangannya di depan muka Zeref yang lagi cengo.

3 detik

Zeref masih aja cengo.

4 detik

Gak ada yang berubah dari Zeref.

5 detik

"ZEREF-KUN..JANGAN KACANGIN AKU!" DUAGH..Mavis ngelempar TV 2 pintu(?) ke Zeref dan seketika Zeref-pun mati *plak* maksudku..tepar dengan mulut berbusa(?).

"uh..umm..aduh badanku" akhirnya Zeref bangun juga dari teparnya "apa tadi itu mimpi ya..?"

"Zeref-kun?." panggil Mavis.

Zeref menatap Mavis dan dengan slow motion menatap surat yang digenggam-nya "WHAT?." akhirnya kamar tidur yang tadinya sepi itu berhasil jadi berisik karena teriakan lebay dari Zeref. Burung yang bertengger di atap rumah-pun sampai berterbangan, dan para burung-pun bersumpah(?) agar tidak lagi nangkring di atap rumahnya Zeref.

"Zeref -kun bisa tidak kamu tidak bersikap kayak anak kecil gitu." ujar Mavis yang lagi-lagi menutup telinganya.

"Gimana bisa kita jadi guru? Di taman kanak-kanak lagi?" keluh Zeref yang tidak bisa menerima kenyataan yang pahit ini(?).

"Eh..? jadi guru?." tanya Mavis bingung.

"Kakek Makarov meminta kita untuk menjadi guru di taman kanak-kanak." jelas Zeref.

Mavis cengo "Yey..jadi guru, jadi guru." teriak Mavis girang.

"hah?" Zeref cengo karena tidak menyangka bahwa respon Mavis berbeda 180o dari responnya yang sangat lebay itu (author: ternyata Zeref nyadar juga klo dia lebay *death glare dari Zeref)

"Kenapa Zeref-kun? Bukankah ini menyenangkan?" kata Mavis tanpa beban

"Gak kebayang dalam hidup gue yang perfect dan wajah gue yang ganteng gini jadi guru buat anak kecil. Gue gak suka ama anak kecil." ujar Zeref dengan kata-kata narsis di dalamnya.

Mavis cuma bisa sweatdrop di tempat karena kenarsisan Zeref yang gak nanggung-nanggung itu.

.

.

.

Keesokannya Zeref dan Mavis menuju sebuah taman kanak-kanak. Zeref masih ngedumel dalam hati gak abis pikir dirinya harus jadi guru buat anak kecil.

"Ngapain juga ngajar anak kecil?" batinnya "Tapi gak apa-apa deh, yang penting sama Mavis" pikirnya nista. Zeref malah senyam-senyum aja, yang tadinya kesel sekarang jadi seneng. (author: dasar gila *death glare dari Zeref)

Akhirnya setelah jalan cukup dekat (baca: jauh) sampailah mereka di taman kanak-kanak itu. Gedung yang terlihat cukup besar dan di atas-nya tertulis 'Fairy Tail'.

"Yo..akhirnya kalian datang juga"

"Eh? Siapa itu?" tanya Mavis clingak clinguk. "Zeref-kun dengar tidak?"

Zeref celingukan "Ya. Aku juga mendengarnya"

"WOI…AKU DISINI…!"

"Tuh kan ada suara, tapi ga ada orang-nya. Aku takut Zeref-kun" kata Mavis sambil meluk Zeref.

"Tenang abang Zeref ada disini" kata Zeref sambil senyam-senyum senang di peluk Mavis.

"HEY..DISINI..!DIBAWAH SINI!." kata suara itu frustasi.

"Ah…kakek Makarov!." Mavis terkejut dan dengan sengaja atau tidak Mavis mendorong Zeref ..dan BYUUR… lho? Kok BYUUR? ahahaha ternyata Zeref kecemplung di got dengan tidak elitnya *author ketawa sampai guling-guling *.

Mavis yang menyadari keadaan Zeref hanya ikut ketawa sama author.

.

.

.

.

Akhirnya meraka sampai juga di depan kelas, setelah nungguin Zeref yang harus mandi dulu karena kecemplung got.

"Kamu lama banget Zeref-kun" kata Mavis malas karena harus nungguin Zeref yang mandi plus harus dengerin Zeref yang karaokean di kamar mandi.

"Karena siapa aku kecemplung got" balas Zeref.

"Kenapa ngomong gitu, itu kan bukan salah ku" balas Mavis ga mau di salahkan.

"Tapi kan kamu yang dorong aku sampai aku kecemplung got..err..dengan tidak elit pula." kata Zeref malu untuk mengakui bahwa keadaan-nya waktu itu benar-benar tidak elit.

"Aku kan cuma di suruh author." balas Mavis polos.

Author yang mendengar itu langsung lari seribu langkah,karena Zeref dah menegeluarkan hawa Black Magic-nya.

To be continue..

Nyahaha pendek banget ya -.-

Untuk chapter selanjutnya taichou akan bikin yg lebih panjang lagi XD
Oia..taichou tunggu review dari senpai-senpai =w=