Minna-san… gak bisa lama lama nih, mending langsung aja. Truss silahkan di koment bila ada ketidak mengertian yaa… sorry banget, Milda masih author baru

.

.

.

.

Hai semuanya. Namaku Uzumaki Kushina. Umur 16 tahun. Ini adalah hari kedua sejak kedatanganku ke Tokyo. Pagi ini aku akan masuk ke sekolah baruku di Konoha Senior High School. Sekolah yang terkenal karena di khususkan untuk pengguna cakra.

Kali ini aku akan berkenalan dengan sangat baik. Kesempatan emas hanya datang sekali. Pasti..

"mamoru"

.

.

Pairing: Minato Namikaze, Kushina Uzumaki

Disclaimer: Naruto from Masashi Kishimoto

Warning: ceritanya aneh, ancur, sulit dimengerti.

DON'T LIKE , DON'T READ

-kelas 2D-

Seorang gadis berambut merah panjang berdiri di depan kelas dengan kaki yang gemetaran. Tangannya menggenggam rok dengan sangat erat. Bagaimana tidak, disaat dia akan memperkenalkan diri, kelas yang hanya berisikan 13 orang itu ribut dengan urusan mereka masing masing.

Ada yang sedang bergosip, main HP, berkelahi, mencoba menggunakan cakra dan lain lain. Bahkan guru wali kelasnya sendiri sibuk mengetik laptopnya.

"p-perkenalkan namaku…" ucap gadis itu, tapi tidak ada yang menghiraukannya.

"namaku…" guru disampingnya pun sibuk mengetik. "NAMAKU UZUMAKI KUSHINA DARI KOTA SEBELAH" triaknya dengan lantang.

Sejenak seluruh kelas terdiam, pandangan tajam mereka tertuju pada Kushina. Kushina langsung menutup wajahnya yang sudah kehilangan darah itu. Guru yang tadinya masih asik mengetik, segera berdiri. "semua, kembali ke tempat masing masing. Kita kedatangan murid baru" pinta guru itu.

"UDAH TAUU" jawab semuanya serentak.

Guru itu menghela nafasnya "hah… baiklah. ada pertanyaan?"

Seorang siswi mengangkat tangannya "putri dari keluarga bangsawan Uhera, Mikoto Uhera ingin bertanya. Apa kemampuan yang kau miliki sampai mampu masuk kekelas ini?" Tanya gadis berambut hitam itu.

"kemampuanku? Itu.. aku bisa_"

"mengendalikan tomat?" potong Mikoto.

"a-apa?" Tanya Kushina kaget.

"melalui mata bangsawanku ini, aku bisa melihat kalau kau… putri tukang kebun to..mat!" ejek Mikoto, dan akhirnya semua siswa tertawa.

Kushina hanya bisa menunduk.

-Kushina POV—

Itulah yang ku alami saat pertama kali bersekolah disana. Semua orang di kelasku adalah anak dari orang orang penting dijepang. Kelas D adalah kelas unggulan di sekolah itu. Siswanya berjumlah 15 orang ditambah denganku.

Kupikir hari hariku akan menjadi lebih baik. Ternyata sama saja. Aku pindah ke Tokyo bersama dengan Mito baa-san. itupun, dia Paling sering menginap dirumah sebulan sekali. Alasanku kesini, itu karena pekerjaan Mito baa-san dipindahkan ke Tokyo.

-end POV—

"huh… hari yang sangat berat" Kushina berdiri diantara kerumunan orang-orang yang menunggu lampu merah untuk menyebrang.

"BUMMM" seketika semua warga berlari menuju asal suara, Kushina yang memang sangat lelah hanya bisa ikut hanyut dalam arus orang orang yang berlarian tidak karuan.

Setelah lama terseret akhirnya Kushina lepas dengan tidak ada seorangpun disekelilingnya. "BUMM! BRUAKK" suara itu terdengar lagi. Kushina menengok kebelakang.

"ampun.. apa lagi sekarang?" semua orang tampak berkerumun mengelilingi sesuatu. Saat ada seorang ibu ibu lewat di depannya, Kushina langsung menghentikannya.

"anu.. permisi.. apa yang terjadi di sana?" Tanya Kushina sambil menunjuk kerumunan manusia itu.

"katanya ada pengguna cakra saling berkelahi. Salah satunya siswa dari Konoha Senior High School. Dia berkelahi dengan pria bertopeng. Ah! Seragammu! Kau juga siswa sekolah itu? Kau juga pengguna cakra? Apa kau akan menghentikan mereka?" Tanya ibu itu dengan berbagai rentetan pertanyaan.

Kushina hanya bisa tersenyum paksa "a..ahaha.. sayangnya.. aku tidak bisa" mendengar itu, ibu tadi langsung meninggalkan kushina dengan wajah jengkel.

Kushina yang melihat lampu merah cepat cepat berjalan menyebrang, melewati jalan sunyi, menghindari kerumunan orang banyak. "meskipun bukan siapa siapa. Semua siswa KSHS sangat di istimewakan seperti aktris. Bahaya jalan jalan dengan seragam ini" gumam Kushina.

'pengguna cakra hanya ada satu dalam sejuta orang. Mereka sangat langka. Penyebab cakra masih belum di ketahui. Para pengguna cakra dipuja sekaligus dihina. Tergantung bagaimana memakainya. Asalkan tidak membahayakan warga. Pertarungan antar pengguna sering terjadi. Ada yang menyukai pertarungan mereka, dan ada yang tidak. Seperti ibu tadi. Kerusakan yang diakibatkan mereka selalu di tanggung pemerintah' pikiran Kushina terhenti saat melihat sebuah toko roti kecil di depannya.

Dengan segera Kushina masuk dan memilih beberapa roti 'masyarakat tidak tahu hal ini. Jika terjadi kerusakan, sang pengguna harus membayarnya. Jika tidak bisa, mereka akan diberikan sebuah misi dan upah yang didapatkan dipakai untuk memperbaiki fasilitas yang rusak. Tapi jika tidak mau membayar dan tidak mengikuti misi yang diberikan, para pengguna akan langsung di cap sebagai buronan kelas atas yang dibenci semua orang. Karena itu sekarang, banyak pengguna cakra yang disebut penjahat. Jika penjahat di temukan, mereka akan dihukum tanpa masuk ruang sidang. Pilihan yang didapat hanya dua, masuk ke dalam kemiliteran atau mati' batin Kushina.

2 buah roti panjang dibungkus. Segera Kushina memberikan uang pada nenek penjaga toko. Ia lalu keluar menyelusuri jalan sepi. 'kenapa aku tahu semua itu? Itu karena kakak ku pernah mengalaminya. Karena tidak menurut adalah sifat alaminya, sekarang dia telah tiada. Kakak ku adalah ketua genk dari kota tempat asalku. Dia berkelahi dengan ketua genk lain dan merusak fasilitas umum. Lawannya berhasil kabur dan dia ditangkap. Dalam berkelahi, penting menyembunyikan identitas. Namun jika pengguna cakra adalah siswa KSHS, Maka itu diperbolehkan. Karena saat masuk ke sekolah, secara otomatis telah menjadi bagian dari kemiliteran'

"jika saja alat pendeteksi cakra itu tidak ada! Aku pasti tidak akan… tidak akan pernah masuk ke KSHS" sibuk dengan pemikirannya, tanpa sadar Kushina menabrak anak kecil.

"ah.. maaf.. maaf.. kau tidak apa-apa?" Tanya Kushina. Bocah itu hanya menatapnya dengan pandangan dingin. Rambutnya pirang dikuncir dua berponi rata. Matanya sebiru laut. Dia menggunakan gaun berlengan panjang. rok dibawah lutut yang mengembang.

"i….imutnya!" segera Kushina memeluk gadis itu. Sedang yang dipeluk hanya diam.

-sebuah bangunan tua—

Seorang pria dengan rambut dikuncir mendekati pria lain bertopeng yang masuk ke banguna itu.

"Minato! kau berkelahi lagi?" Tanya pria berkuncir tadi.

"Aku harus repot repot berkelahi dengan Fugaku itu di depan umum hanya untuk mencari Miu. Ternyata dia tidak menculik Miu. Menyebalkan. Kemana anak itu sebenarnya? Apa dia masih belum ditemukan, Shukaku?" ucap pria bertopeng bernama Minato itu penuh emosi.

Pria bernama Shukaku tadi memegang bahu Minato "yah.. Miu-chan masih belum ditemukan. Mungkin dia sedang bermain. Mengingat kau selalu menjaga ketat adikmu itu, ini seperti hal yang wajar wajar saja"

Minato langsung menepis tangan Fugaku dan membuka topengnya memeperlihatkan mata sapphire yang sangat khawatir "masalahnya, Miu bisa melukai masyarakat dan dia bisa saja ditangkap orang orang berjubah hitam. Terlebih dia tidak hafal satupun jalan. Kemungkinan besar Miu sedang tersesat sekarang"

"maksudmu pasukan elit mamoru?" Tanya Shukaku dan dibalas dengan tatapan mematikan milik Minato.

"baiklah baiklah. Jika tentang adikmu, kau langsung khawatir. Jiwa kepemimpinan mu itu entah hilang kemana. Oke.. aku akan menyuruh beberapa orang lagi mengintai di luar sana"

-malam hari, rumah Kushina—

Bunyi gemericik air menggema. Kushina tengah mencuci piring. Saat melihat ke meja, hanya tatapan pasrah yang bisa ia perlihatkan. Kegiatannya itu segera dihentikan. Kushina segera duduk di depan gadis yang dia temui siang tadi.

"wah… Miu-chan.. makan-mu banyak sekali.. memangnya kau tidak diberi makan keluargamu?" Tanya Kushina.

Gadis bernama Miu itu berhenti sejenak "Oni-sama selalu membatasi jatahku" dan dia makan lagi. Sudah sepuluh mangkok ramen habis dimakan, bahkan sebelumnya juga dia memakan sepuluh piring kare, dimana piring itu tadi yang sedang Kushina cuci.

'bocah ini memang imut. Tapi dia sudah menghabiskan jatah makanku selama seminggu. Roti yang kubeli tadi dia juga yang habiskan. Untung saja masih banyak simpanan. Tapi aneh, pakaiannya seperti pakaian orang bangsawan. Kalau tidak salah, tadi dia menyebut kakaknya dengan embel embel sama. Tapi jika memang seperti itu, masa' jalan pulang kerumah sendiri tidak tahu. Jangankan jalan pulang, satupun jalan di kota Tokyo ini saja dia tidak tau. Apa dia kabur. Apa Miu marah pada keluarganya sampai sampai tidak mau mengatakan nama keluarganya' pikir Kushina.

"trima kasih untuk makanannya" ucap Miu dengan nada imutnya.

"heh! Sudah selesai? Miu-chan masih mau makan lagi?" Tanya Kushina dan di jawab dengan gelengan kepala Miu. "yosh! Sekarang saatnya mencuci piring" saat Kushina akan berdiri, Miu juga ikut berdiri.

"One-chan… biar Miu yang mencuci. Semua ini juga bekas makanan miu" kata Miu.

"kyaa! Miu perhatian banget! One-chan tidak apa-apa, kok! Selain itu, memang Miu bisa?" Tanya Kushina meyakinkan.

Miu mengangguk "um" kedua tangannya diarahkan ke westafel, tiba tiba air menguncur deras menyambar piring dan mangkok. Hanya butuh 2 menit dan semuanya sudah bersih tersusun rapi.

Kushian hanya melongo melihat hal itu "Mi-Miu-chan… kau seorang pengguna cakra? Pe-pengendali elemen air?"

'diantara para pengguna cakra, pengendali elemen atau disebut anak khusus-lah yang paling berbahaya. Karena kekuatan mereka sangat melanggar logika. Selain itu, pengendali elemen bisa saja mengganggu kondisi alam' batin Kushina.

"One-chan kaget? Bukannya One-chan juga pengguna cakra? Siswa KSHS?" Tanya Miu balik.

Kushina tersadar dan menggaruk pipinya yang tidak gatal "ahaha! Benar juga.. hanya saja.. ini pertama kali aku melihat pengguna elemen. Kau hebat Miu-chan. Masih 10 tahun tapi sudah menguasai kemampuanmu dengan baik"

Miu melihat tangannya sendiri "ini masih belum cukup. Miu ingin semakin kuat. Agar Oni-sama tidak meremehkan Miu terus"

Kushina langsung memeluk Miu "kakak macam apa itu. Menghiraukan gadis imut seperti Miu-chan. Tinggallah dulu dengan One-chan ya! Sudah malam! bahaya untuk keluar. Besok kita akan mencari rumahmu"

Miu membalas pelukan Kushina "hangat"

"eh?" Kusina sedikit mengendurkan pelukannya.

"hangat.. pelukan One-chan sehangat pelukan mama" tambah Miu.

-besok paginya, KSHS—

"Minato-kun.." panggil Mikoto dan mendekati Minato yang sedang duduk di bangkunya. Sedang Minato hanya diam tidak menanggapi.

"kenapa kau kemarin tidak sekolah? Padahal kami habis bersenang senang tau…" kata Mikoto.

"bersenang-senang?" Tanya Minato.

"IYAA! Kemarin ada siswa baru. Entah kenapa dia bisa masuk ke kelas ini, tapi siapa yang perduli. Rambutnya semerah tomat. Dia sangat lemah dan penakut, jadi kami sedikit bermain-main dengannya" jawab Mikoto.

Beberapa saat kemudian, Kushina masuk ke kelas dan duduk di depan Minato. dia lalu mengambil handphonnya dan sibuk mengirim sms pada Miu.

Mikoto berbisik pada Minato "ah! Itu dia. Yang ku katakan tadi"

Guru matematika masuk dan semua siswa segera duduk di tempat masing masing. Pelajaran di mulai. Guru itu mulai menulis. Dia lalu berhenti dan menatap tajam ke arah Kushina. Sedang yang ditatap masih sibuk mengetik.

"Uzumaki Kushina" triak guru itu.

Kushina terkaget "I-IYA" jawabnya.

"kau, jawab soal ini!" pinta guru itu.

"ba-baik" Kushina segera menyimpan handphonnya. Baru saja akan berdiri, Kushina langsung duduk kembali. 'rok ku..! rasanya kursi ini sudah dipenuhi lem' batin Kushina

"ada apa, Uzumaki-san?" Tanya guru itu. Sedang Kushina hanya diam. Beberapa siswa tampak menahan tawa kecuali Minato.

'kalau memang begitu.. konsentrasi! Konsentrasi!' Kushina lalu berdiri seakan akan tidak terjadi apa apa. Selagi dia menjawab soal, semua siswa yang kaget melihat ke arah tempat duduk Kushina. Di kursi itu terdapat lem yang telah mengering.

-jam istirahat—

Kushina sedang duduk di tangga sambil bertelefon. Minato yang lewat di atasnya terhenti setelah mendengar pembicaraan itu.

"Miu-chan… di lemari warna ungu ada beberapa cemilan jika kau mau? Oh, ya. Kalau bosan, miu boleh menggunakan laptopku. Itu ada di kamar. Jangan khawatir. Sekolah dekat kok. Jadi Nee-chan pasti pulang cepat. ok" kata Kushina.

Namun ke sibukan Kushina terganggu setelah kedatangan Mikoto dari bawah sambil membawa ember dan pel. Kushina berdiri. Dari seberang, Miu terus memanggil manggil Kushina.

"apa yang kau lakukan disini anak baru? Tugasmu belum selesai" Mikoto melempar dua benda itu ke kaki Kushina. Sedang Kushina hanya menunduk diam.

Minato menyandarkan badannya ke tembok sambil menonton mereka. Mikoto mendekati Kushina dan menendang kakinya hingga dia jatuh.

"sa-sakit" rintih Kushina. Mikoto berjongkok di depannya "aku ada satu pertanyaan. Bagaimana bisa lem itu mengering sangat cepat?"

Kushina terlihat bingung "i-itu… anu.. aku…"

Mikoto berdiri dan menendang Kushina berkali kali "jawabnya yang benar! Aku tidak suka bertele tele"

darah segar mengalir dari kaki kanan Kushina. "lem itu bening dan hanya berfungsi jika sudah dihimpit dua benda. Tapi bagaimana bisa kau bersikap seakan akan kami sudah kalah hah?" bentak Mikoto masih terus menendang.

Namun Tiba tiba, tangga itu membeku. Terdengar suara tapak kaki dari bawah. Belum sempat Mikoto melihat ke belakang. Tubuhnya terhempas ke dinding. Kushina dan Minato terkaget.

Dari bawah, Miu muncul tergesa gesa dan menghampiri Kushina. "One-chan baik baik saja?"

Mikoto bangkit dari posisi tidak elitnya tersebut. "brani-braninya kau bocah! Menyakiti anggota keluarga bangsawa Uhera" rambutnya bertebrangan di ikuti cahaya hitam di sekeliling tubuhnya "kupastikan kau membayar apa yang sudah kau perlakukan padaku"

"orang yang sudah menyakiti One-chan" tiba tiba kaki Mikoto membeku membuatnya terkejut dan cahaya hitam disekitarnya ikut memudar "tidak akan ku maafkan" Miu membalikan badannya menghadap Mikoto. Tatapannya penuh amarah. Mikoto yang melihat itu langsung ketakutan.

Tangan Miu di rentangkan ke depan "matilah dengan tidak tenang" seketika bongkahan es runcing bermunculan. Dengan cepat es itu itu meluncur ke arah Mikoto. Kushina cepat cepat berdiri dan memeluk Miu dari belakang. Namun es itu terlanjur lepas ke arah Mikoto.

"PRANGGG" bagaikan kaca pecah, bongkahan es itu terbelah belah menjadi bagian bagian kecil.

"Minato~" panggil Mikoto pada pria di depannya dengan nada gemetar.

Miu tersentak kaget. "O-Oni-sama"

Minato muncul dengan tameng berwarna kuning transparan dihadapannya yang mulai menghilang "Miu! Kemana saja kau?"

Kushina terjatuh membuat Miu memalingkan wajahnya dari Minato. Miu berjongkok dan menggoyang goyang tubuh Kushina.

"One-chan! Nee-chan! Bangun.. bangun… Nee-chan tidak apa apa kan?!" panggil Miu panic. Ia lalu menyadari luka di kaki Kushina. Meskipun kecil, Darah terus mengalir.

"bukannya dia pengguna cakra? Tapi kenapa lukanya tidak cepat sembuh?" Tanya Minato.

Miu terhenti "aku tidak merasakan cakra apapun. Mungkinkah.. One-chan.."

Mata Minato menyipit "dia bukan pengguna cakra"

Mikoto terkaget "a-apa? Dia manusia biasa? Bagaimana bisa manusia biasa masuk kesekolah ini! Terlebih.. aku menyakitinya.. apa jadinya nanti jika wartawan tau penerus keluarga Uhera menyakiti manusia biasa?"

"berhentilah memikirkan dirimu sendiri, Mikoto" Minato mendekati Kushina dan menggendongnya.

"Oni-sama…" panggil Miu yang terlihat sedih "One-chan…"

"tidak usah khawatir. Kau sudah menyelamatkannya. Ini juga salahku karena sudah membiarkannya disakiti" Minato lalu turun tangga di ikuti Miu "lukanya tidak mau sembuh ya.. Miu! Coba kau bekukan darahnya. Jika seprti ini terus, dia bisa mati kehabisan darah" pinta Minato.

Miu mengangguk dan menyentuh kaki Kushina. Alhasil perlahan lahan darah berhenti mengalir.

"selain itu" tiba tiba aura menakutkan keluar dari tubuh Minato membuat Miu merinding "setelah aku mengurusi gadis ini! Kau selanjutnya, bocah nakal"

-UKS—

Kushina terbangun dan menyadari bahwa dia berada di uks sekolah. Kakinya diperban. Perhatiannya teralihkan. Kushina mendengar suara pria marah marah dari balik tirai putih pembatas kasurnya dengan ruang uks. Terlihat bayangan pria dengan anak kecil.

"tunggu dulu! Anak kecil?!" Kushina langsung membuka tirai melihat Miu tertunduk karena dimarahi pria berambut jabrik kuning.

"MIU-CHAN…" Kusina berdiri hingga melupakan kondisi kakinya sendiri. Alhasil, dia terjatuh di belakang pria itu.

"ah~ sakit skali…" rintih Kushina. Tiba tiba aura gelap menghampiri Kushina membuatnya merinding. Kushina menengok ke samping dan mendapati pria tadi penuh amarah.

"jadi kau yang membuat Miu tidak pulang pulang kemarin" katanya dengan penuh tekanan. "baiklah..sekarang saatnya pemberian hukuman"

Melihat itu, Kushina langsung berteriak dan menutup matanya meringkuk ketakutan. Namun, "BUKK! WUSS! BRUAKK!" Kushina membuka matanya.

Dia sangat terkejut melihat pria tadi yang sekarang terbaring bersimbah darah "Miu tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Nee-chan. Meskipun itu Oni-sama" ucap Miu.

"Oni-sama? Benar juga. Rambut pirang dengan mata biru. Jadi kalian kakak beradik ya..?" pikir Kushina. Ia lalu tersadar "HAHH.. BENAR JUGA! JADI KAU! KAKAK MIU-CHAN YANG TIDAK BERPERASAAN ITU!" triak Kushina.

Minato lalu berdiri membuat kushina bergidik ngeri melihat darah yang melumuri tubuhnya "aku tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi.." Minato lalu mencubit pipi Miu "kau tahu Miu! Tadi itu sakit loh… padahal Aku hanya ingin mengujinya"

"uu~ Oni-sama! Sakit" rintih Miu.

"tolong jangan kasar pada anak kecil" pinta Kushina. Minato terhenti dan melepaskan cubitannya.

"jadi.. to the poin saja… siapa kau sebenarnya?" Tanya Minato.

TBC~

Bagaimana? Kurang jelas ya… kalau begitu, sampai jumpa di chapter berikutnya…. By by… ^_^