Chapter 1 : The Beginning

.

.

.

.

Hi Minna! Emi balik dengan fic yang makin abal dan gaje(?)! Gomen lama banget update fic yang lain, Emi usahakan nanti update! DX ya! Daripada Emi banyak curcol, mending langsung ke ficnya! Ok! Happy reading~

.

.

.

.

Desclaimer : Vocaloid bukan milik Emi,emi hanya bermodalkan ficnya saja

WARNING : Gaje, Abal, Alur ga bener, tidak sesuai EYD, Typo(s) (maybe), dll

.

.

.

.

"A-apa? Ke-kenapa tiba tiba kau bilang begitu? Ka-kau sudah berjanji untuk tetap bersamaku, menjalani hari hari bersama, dimana hanya ada kebahagiaan dan kehangatan... Ke-kenapa?"

"Maafkan aku... Sebenarnya dari awal kita sudah tidak bisa bersama... Kita berbeda...kita tidak ditakdirkan untuk bersama..."

"Alasan apa itu?!, kau selalu bilang kalau kita akan selalu bahagia walaupun kita berbeda! Kau juga bilang kita bisa melawan takdir itu! Kenapa kau berkata seperti itu sekarang?!"

"... Aku baru menyadari semuanya.. Ya... Takdir.. Takdir adalah sesuatu yang kita tidak bisa ubah sekalipun kita sudah berusaha sekuat apapun..kita hanya bisa menerimanya... Tidak bisa mengubahnya.. termasuk.. Perasaan kita.. Sekuat apapun perasaan kita terhadap satu sama lain... Kita tetap tidak ditakdirkan untuk bersama.."

.

.

.

- Asrama Memoria-

"..sune... Zatsune!... Zatsune!,"

kubuka mataku dengan perlahan lalu mencoba mencari sumber suara bising yang mengganggu acara tidurku.. Bukan.. Lebih tepatnya acara mimpi burukku (ya, untuk kali ini aku berterimakasih karena suara bising itu telah menghentikannya), oke, kembali ke sumber suara bising, dapat kulihat seseorang sedang berdiri tidak jauh dari tempat tidurku dan dia membawa sebuah... Eh? Sebuah... Ikan Tuna?

"BakaZatsune! Sampai kapan kau mau tidur seperti itu!," ujar seseorang itu.. Ehm.. Kalau aku tidak salah liat, dia adalah Luka.. Tapi sepertinya dia memang Luka, sudah terbukti dengan keberadaan ikan tuna di tangannya itu..

"Aa.. Bukankah hari ini bukan tugasku untuk mengecek keadaan di danau tua itu?," ucapku seraya mengubah posisi badanku yang tadinya masih tertidur menjadi duduk..

"Heii! Itu bukan hanya danau biasa! Kau tau kan kalau danau itu adalah salah satu sumber kehidupan kita, para peri, bisa dibilang itu adalah jantung dari para peri, tanpa danau itu, kita bisa mati! jadi harus dijaga keadaannya! Dan jangan pernah menyebut danau itu danau tua! Sebut dengan namanya!," he? Sepertinya dia marah hanya karena aku menyebut air terjun itu dengan sebutan air terjun tua

"Ehm?.. Namanya ya... Apa namanya?," tanyaku pura pura lupa dengan nama danau tua yang merepotkan itu...

"Aaargh! Kau lupa dengan namanya?! Apakah kau begitu pelupa sampai-,"

"Sudah.. Cukup.. Aku tau namanya.. Rapsodia... Iya kan?," ujarku memotong omongannya sebelum omongan itu menjadi sebuah ceramah tanpa akhir...

"Baguslah kalau kau tau! Ah iya, aku lupa kalau aku harus memberitaumu sesuatu, hari ini kau yang harus berdoa di Danau Rapsodia,"

"He?..,apa? Apa aku tidak salah dengar? Bukankah aku baru bertugas besok? Kenapa sekarang?,"

"Temanmu yang bertugas hari ini, Yowane Haku, tidak bisa melakukannya karena sedang sakit, jadi penggantinya adalah kau," ucap Luka sambil mengarahkan Tunanya kearahku

"He? Dia sakit apa?,"

"Sudah! Jangan banyak bertanya! Sekarang jalankan tugasmu!,"

"Cih.. Iya iya, aku mengerti, tante ganjen..."

"Apa katamu?,"

"Tidak.. Tidak ada apa apa..., baiklah, aku berangkat...," ucapku sebelum meninggalkan kamarku dan tentunya Luka yang masih di dalam kamarku

.

.

.

.

.

- Danau Rapsodia -

Kicauan burung, bunga yang bermekaran air yang memantulkan sinar matahari, air terjun yang terus menerus menjatuhkan air dari atasnya... Sungguh... Sangat tenang dan indah.. Sebenarnya walaupun aku tidak suka ditugaskan mengecek danau tua ini, di waktu luang yang kupunya, aku selalu pergi kesini untuk menenangkan diriku.. Termasuk di malam hari..

"Aa.. Sungguh, tidak ada tempat lain yang membuatku tenang selain disini...," aku berjongkok di depan danau dan menyentuh permukaan air danau tersebut dan dengan pelan memainkan air danau tersebut.. Dingin.. Dan begitu lembut...

"Ah! Kau ada disini juga ternyata ,Zatsune!," mendengar suara itu, aku berhenti melakukan aktifitasku dan menoleh ke belakang

"Eh? Yukari? Mau apa kau kesini? Bukankah seharusnya hari ini kau belajar soal healing dengan Kaito-senpai dan Miku-senpai?,"

"Memang apa salahnya kalau sekali kali aku bolos? Lagian aku juga sedang malas belajar sekaligus menenangkan diri disini," ucapnya seraya menggembungkan pipinya

"Dasar.. Tidak masalah kalau kau sekali kali bolos.. Tapi.. Masalahnya kau yang meminta mereka hari ini untuk mengajarimu.. Kau tau sendiri kan kalau mereka itu super sibuk dan mereka sudah meluangkan waktu mereka untuk mengajarimu, jadi, bukankah tidak baik kalau kau bolos?," yukari sempat diam lalu menunduk, mungkin dia merasa bersalah setelah mendengar omonganku.. Tapi dipikir pikir, sejak kapan aku jadi bijak?, ah, lupakan

"Arigatou Zatsune, aku jadi sadar aku salah, kalau begitu aku akan kembali ke sekolah, jaa!," yukari pergi meninggalkanku menuju sekolah.. Hah.. Dari dulu dia tidak berubah, selalu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu

'Hm? Seperti ada bayangan dari bawah danau.. Apa ya?,'

Saat aku sedang berpikir tentang apa benda yang berada di bawah danau, aku mendengar suara dari arah semak semak, akupun mendekati semak semak itu untuk mengecek apa yang berada di balik semak semak itu... Tapi sepertinya keputusanku salah karena... Yang berada di balik semak semak itu adalah... Manusia?

TBC

.

.

.

.

Ya! akhirnya selesai juga! XD gomen kalau terlalu pendek DX chapter depan Emi usahain lebih panjang! Ah iya, mohon kritik dan sarannya! semakin banyak saran dan kritik yang emi terima, semakin memotivasi emi untuk jadi lebih baik, sekian dari Emi, sampai ketemu di chapter selanjutnya! XD