Valentine's Day
Ooc, GS, Typo(s), tidak sesuai EYD dll.
Ranted : T
One Shoot
Cast : KaiSoo
.
Salah satu hal yang sangat sulit saat valentine datang adalah menyiapkan sebuah hadiah untuk pasangan. Itulah yang sekarang tengah di rasakan oleh Jongin. Dia sedang mencari sebuah kado yang untuk pacaranya yang pendiam bernama Do Kyungsoo. Dan menurutnya ini lebih sukit karena mereka berdua adalah dua penyanyi papan atas, dia sediri tergabung di sebuah boyband bernama EXO sedangkan Kyungsoo adalah penyanyi solo yang sedang di eluk – elukan namanya.
Mereka tidak bisa keluar untuk berkencan dan jarang sekali bertemu karena jadwal padat keduanya. Semua ini benar – benar jauh dari kata normal layaknya orang di luar sana berpacaran. Mereka bahkan harus sangat berhati – hati saat menggunakan ponsel untuk menghubunngi satu sama lain melepas rasa rindu yang sesunggunya sudah meluap – luap ingin keluar.
Tapi sekali lagi di karenakan mereka berdua adalah penyanyi papan atas, mereka tidak bisa melakukan semuanya dengan bebas, selalu ada batas, selalu ada jarak diantara keduanya. Sejujurnya Jongin sudah lelah dengan semua ini dan ingin memberi tahu dunia bahwa mereka adalah sepasang kekasih, tapi di sisi lain dia tidak ingin menyakiti fansnya. Fans adalah segalanya bagi Jongin layaknya seperti Kyungsoo. Dia tidak mungkin mematahkan jutaan hati fansnya karena sekarang dia berkencang dengan seorang penyanyi cantik yang memiliki suara merdu layaknya malaikat.
Jongin dan Kyungsoo benar – benar di tempatkan di sebuah jalan tanpa ada pilihan lain. Mereka hanya harus terus berjalan lurus tanpa bisa menengok ke samping apalagi memilih jalan lain. Mungkin kata normal seperti layaknya orang – orang di luar sana, akan jauh sekali untuk di gapai. Normal untuk mereka seperti ini dan mungkin akan terus seperti ini. Berkencan diam – diam dan menyembunyikan perasaannya pada dunia.
Kembali pada Jongin yang sedang kebingungan setengah mati karena harus memilih kado untuk kekasihnya. Ini memang bukan valentine pertama yang mereka lewati, dan justru karena itulah dia bingung, ide – ide cemerlangnya sudah pernah di lakukan di tahun – tahun kemarin dan dia tidak mungkin memberikan kado yang sama untuk kedua kalinya.
Untungnya EXO sedang hiatus, setelah sibuk selama bertahun – tahun dengan perisapan beberapa album baru dan tour konser, akhirnya dia bisa menghela nafas panjang dan liburan selama beberapa bulan sebelum kembali lagi sibuk dengan persiapan album baru.
Pria itu sedang berpikir sambil berbaring di tempat tidurnya, mendengarkan beberapa lagu beat yang membuat Junmyeon, sang leader menggerutu sambil meninggalkan pria itu sendiri di kamar. Jongin tidak mendengarkan ocehan Junmyeon dan berpusat pada pikirkannya sendiri.
Sesekali matanya menatap ponsel yang berada di sisi kanan tangannya, menunggu sebuah pesan masuk dari Kyungsoo. Wanita itu tengah sibuk mengakhiri masa promosi album barunya di acara musik, terakhir Jongin mendapat pesannya adalah tadi pagi, sekitar jam 6 pagi dan sekarang sudah hampir jam 9 malam. Namun wanita itu masih belum mengirim pesannya sama sekali.
Bip Bip Bip
Ponsel Jongin bergetar dengan cepat tangannya menyambar ponsel itu dan menerima sebuah telphone masuk dari Kyungsoo. Dia tersenyum sebelum menempelkan ponselnya di telinga.
"Jong~"
"Kyung~"
Mereka berdua mempunyai panggilan lucu yang selalu membuat Jongin tersenyum setiap kali namanya di sebutkan oleh Kyungsoo. Seakan dia menjadi orang spesial dengan nama panggilan yang special. Mungkin ini terdengar menggelikan, tapi saat nanti kalian merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta dengan seseorang dan akhirnya kalian bisa mendapatkan hatinya saat itulah kalian akan mengerti bahwa hal ini sangatlah menyenangkan.
"Maaf, aku baru saja sampai di apartemen. Tadi ada beberapa hal yang harus di urus."
"Tidak apa – apa, bagaimana tadi? Apa ada pria yang menggangumu?" Tanya Jongin dengan nada yang sedikit dinaikan, hal itu membuat dia mendapatkan sebuah tawa merdu dari Kyungsoo.
"Tenang saja, tidak ada yang mengangguku kali ini."
"KALI INI? Jadi sebelumnya ada pria yang menganggumu? SIAPA? Katakan padaku?!"
Jongin kembali menapatkan sebuah tawa dari Kyungsoo, kini tawa itu terdengar lebih lepas walau helaaan nafas lelah tidak bisa di sembunyikan dari suaranya.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan? Kau baru beberapa tahun debut, kau masih di katakan junior. Apa yang bisa kau lakukan untuk melawan seniormu, huh?"
"Jadi pria yang menganggumu seorang senior? Daebak! Nugu ya?!" Tanya Jongin dengan suara pura – pura marah. "Kau tau aku akan melakukan apapun untumu kan?" Walaupun tidak melihat wajah Kyungsoo, tapi dia yakin kalau sekarang wajah wanita itu sudah memerah dan kepalanya akan menunduk untuk menyembunyikannya.
"Terima kasih tapi lupakanlah. Aku hanya menganggapnya sebagai senior, kau juga tau kan aku akan selalu memilihmu."
Inilah kenapa Jongin masih saja jatuh cinta dengan wanita cantik bak bidadari ini. Kyungsoo seakan selalu bisa mengerti apapun dan bagaimanapun Jongin. Dia akan selalu mengalah untuknya, dia juga selalu mengerti bagaimana situasi mereka dan dia juga akan selalu memaafkan semua kesalahan Jongin. Walau kadang Jongin menemukan wanita itu tidak membalas pesannya berhari – hari dan menolak untuk berbicara apalagi bertemu dengannya.
"Kau tau? Aku senang sekali mendengarnya." gumam Jongin. Dia mendengar helaan berat dari Kyungsoo. "Kau terdengar kelelahan?"
"Sedikit, tapi sekarang aku sudah berbaring di tempat tidur walau bajuku…" Ringisnya sambil tertawa, kemudian terdengar lagi suara helaan nafas.
"Tidurlah, aku akan menemuimu lusa di apartemen, kau tidak empunyai scadule untuk lusa, kan?"
"Kau yakin? Aku belum begitu mengantuk, jadi-"
"Kau terdengar kelelahan Soo. Tidurlah, aku akan menemui Lusa. Kita akan pergi."
Untuk sesaat Jongin mendengar Kyungsoo terkesiap dan detik berikutnya dia tidak mendengar jawaban dari wanita itu, dia tau Kyungsoo pasti sangat terkejut. Mereka jarang sekali menghabiskan waktu bersama di luar.
"Kemana?" tanya Kyungsoo.
"Kau akan mengentahuinya nanti. Jalja nae baby~" Ucpa Jongin sambil menirukan suara kecupan membuat sebuah kekahan pelan dari Kyungsoo.
"Arraseo, Jaljja."
"Saranghae."
"Nado-ing~"
Seperti biasa Kyungsoo selalu mengucapkannya malu – malu kemudian dengan cepat menutup sambungan membuat Jongin selalu tersenyum dengan kelakukannya. Dan dia kembali sibuk memikirkan kado apa yang cocok untuk di berikan pada wanita itu sampai akhirnya tanpa sadar dia jatuh tertidur.
…
Bahkan saat sang fajar belum menampakan sinarnya, Jongin sudah terbangun. Berterima kasihlah pada 7 alarm yang tidak berhenti berdering di telinganya. Dia sudah siap – siap dengan semua barang yang harus di bawanya, satu tas punggung dan sebuah hadiah valentine untuk Kyungsoo. Dia sudah menemukan sebuah kado yang pas sekali untuk wanita itu dan hari ini dia siap untuk memberikannya.
Jongin membawa semua barangnya menuju basement, dia sudah mendapatkan ijin untuk membawa mobil sendiri, jadi sekarang dia bisa berpergian sendiri tanpa harus di temani oleh manager. Jongin meletakan semua barangnya di bagasi dan langsung menyalakan mobilnya menuju apartemen Kyungsoo.
Di tengah perjalanan, mobilnya berhenti saat lampu merah menyala. Dengan cepat Jongin menggunakan earphone dan menelphone Kyungsoo. Pada dering ke empat barulah wanita itu menjawab.
"Yeobseo."
"Kau baru bangun tidur?" Tanya Jongin. Kyungsoo bergumam tak jelas dan terdengar suara beberapa benda yang jatuh, sebelum akhirnya terdengar suara Kyungsoo yang merengek. "Apa yang kau lakukan?" tanya Jongin sejurus kemudian.
"Alarm di nakas jatuh." Jawab Kyungsoo sambil menghela nafas panjang membuat Jongin hanya tersenyum.
"Aku sedang berada di jalan menuju tempatmu."
"Hemm…" Jawab Kyungsoo dengan suara serak. "DI JALAN?" Detik berikutnya barulah dia sadar. Suara Kyungsoo terdengar melengking membuat Jongin mengerutkan dahi.
"Aku bisa menunggu di ruang tamu sementara kau siap – siap." Ujar Jongin sedangkan Kyungsoo bergumam tak jelas sambil merengek layaknya anak kecil.
"Tapi ini masih jam 4 pagi Kim Jongin. Kemana kau akan membawaku hari ini?"
"Justru itu bukan? Kau akan mengetahuinya nanti." Untuk sesaat Jongin tidak mendapatkan jawaban, dia mengira kalau Kyungsoo kembali jatuh tertidur tapi beberapa detik berikutnya dia mendengar Kyungsoo menghembuskan nafas panjang.
"Kau benar. Kita hanya bisa berkencan saat orang – orang baru saja naik ke tempat tidur setelah lembur malam, saat orang - orang lain masih bergumul di balik selimut mereka." Helaan nafas berat dari Kyungsoo terdengar.
"Hanya ini yang bisa kita lakukan bukan? Tidak ada pilihan dan tidak ada jalan lain."
"Aku tau." Bisik Kyungsoo. "Baiklah, menyentir dengan hati – hati, aku akan bersiap – siap."
"Okay, berdandanlah yang cantik."
"Arraseo-ing~"
…
Saat sampai di apartemen Kyungsoo, wanita itu sudah sangat cantik dengan sebuah coat tipis berwarna soft pink, sebuah tali melingkar cantik di pinggangnya, mempertegas lekuk tubuh wanita itu, di padukan dengan sebuah denim. Sebuah bando dengan bunga kecil menempel memperindah rambut panjang Kyungsoo yang hitam bergelombang, kedua kakinya di balut oleh flat shoes pemberian Jongin dengan warna yang hampir sama dengan coat yang di gunakannya. Kyungsoo benar – benar cantik hari ini. Jongin bahkan tidak bisa mengedipkan mata saat melihat Kyungsoo.
"Apa aku baru saja melihat bidadari jatuh dari langit?" Ujar Jongin saat mereka duduk di ruang tengah. Kyungsoo hanya memukul pundak Jongin sambil tersenyum dan berlalu untuk mengambil makanan di dapur.
Senyuman Kyungsoo yang cerah mengingatkannya pada bunga sakura berwarna pink yang selalu terlihat indah. Dia baru sadar kalau dia sangat merindukan senyuman itu. Sudah berapa lama mereka tidak bertatap muka secara langsung? Satu bulan? Dua barangkali? Entahlah, Jongin tidak suka menghitung karena semakin hari dia semakin merindukan Kyungsoo.
"Bagaimana liburanmu?" tanya Kyungsoo sambil duduk di samping Jongin menyerahkan segelas jus jeruk pada pria itu.
"Bosan, tanpamu." Jawab Jongin spontan membuat semburat berwarna pink itu kembali terlihat di pipi Kyungsoo. Dia semakin intens menatap Kyungsoo membuat wanita itu mengelak untuk membalas tataannya.
"Jongin-ah…" Kyungsoo mulai merajuk sambil memukul pundak Jongin pelan membuat pria itu mengangguk sambil tersenyum.
"Arraseo." Jawabnya singkat sambil mengalihkan pandangannya dari Kyungsoo. Wanita itu memang tidak suka saat dia di tatap dengan intens karena kedua pipinya akan semakin bertambah merah.
"Jadi kemana kita akan pergi?" tanya Kyungsoo.
Jongin menghela nafas panjang dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnnya. Sebuah topi dan masker. Kyungsoo yang melihatnya hanya tersenyum tipis dan menerima kedua benda itu dari Jongin. Mereka harus menyamar menjadi orang lain setiap kali keluar. Mereka tidak bisa menjadi diri mereka sendiri hanya karena ingin berkencan.
Mungkin kata hanya terlalu berlebihan dan terasa meremehkan, tapi itulah faktanya. Apa salahnya mereka berkencan? Apa salahnya mencintai satu sama lain? Lihatlah orang di luar sana, mereka bisa bergandengan tangan dengan mudah tanpa harus menyamar menjadi orang lain, mereka bisa dengan mudah melewati jalanan ramai tanpa harus memakai topi dan masker, mereka tidak perlu menyembunyikan diri mereka.
Tapi sayang itu tidak berlaku dalam kehidupan Jongin dan Kyungsoo. Kata kencan mungkin sangat tabu dan tidaklah terasa nyata di kehidupan baru mereka. Seakan berkencan adalah salah satu dosa terbesar yang seharunya tidak mereka lakukan.
"Sudah lama sekali kita tidak keluar berdua bukan?" Gumam Kyungsoo sambil menyisir rambutnya dengan tangan. Jongin mengangguk, dia tau kekasihnya itu tengah mengalihkan pembicaraan. Jongin menangkup kedua pipi Kyungsoo agar menghadapnya.
"Sejujurnya kita sudah tidak bertemu hampir dua bulan." Ujarnya sambil menarih topi di tangan Kyungsoo dan membantu wanita itu memakainya.
"Kau benar, maafkan aku. Belakangan ini memang sangat sibuk, pergi ke acara musik, variety show, talk show dan menjadi bintang tamu di acara – acara lain." Keluh Kyungsoo sambil memberengutkan wajahnya. Jongin meraih kedua tangan Kyungsoo dan mengusapnya perlahan.
"Wow, aku tidak pernah tau kekasihku ini sangat terkenal sampai – sampai banyak sekali acara yang ingin menggundangmu. Jalhanda sunbae-nim." Jongin memberikan Kyungsoo sebelah jempolnya membuat wanita itu tertawa.
"Kau sudah siap? Kita harus cepat sebelum banyak orang yang datang."
Jongin melihat Kyungsoo mengerutkan keningnya. Tapi wanita itu mengangguk sebelum akhirnya berjalan menuju kamarnya untuk mengambil tas.
…
Ternyata Jongin membawa Kyungsoo ke sebuah desa yang benar – benar jauh dari kota, bahkan memerlukan waktu setidaknya memakan waktu empat jam untuk sapai di sana, meskipun jalanan sepi tanpa ada kemacetan sama sekali.
Tapi tak lama kemudian, mata mereka di suguhkan pada sebuah lautan membentang yang begitu indah. Jongin menatap Kyungsoo yang sekarang tidak bisa mengedipkan matanya sama sekali. Dia tau Kyungsoo pasti akan suka.
"Bagaimana?"
Kyungsoo menatapnya, masih dengan ekspresi terkejut dalam wajahnya.
"Kau membawaku ke laut?" tanya Kyungsoo.
Jongin hanya menaikan bahunya sabil tersenyum puas. Kyungsoo kembali menatap ke luar jendela, menatap dengan senang pada pantai dengan pasir putih itu.
Untungnya ini bukan musim liburan dan lebih beruntungnya mereka karena pantai ini jarang sekali terjamah oleh orang banyak karena jalanannya yang memang rusak dan perjalann yang ditempuh cukuplah jauh. Lagi pula masih ada banyak sekali laut yang lebih indah dan menarik dari pada yang mereka kunjungi hari ini.
Saat mereka sampai, Jongin membawa Kyungsoo masuk ke sebuah rumah lama yang termakan jaman. Kemudian mereka di sabut oleh sepasang suai istri lanjut usia yang telrihat sangat ramah.
"Nugu?" bisik Kyungsoo pelan saat membuka sepatunya.
"Halmoni, aboji." Jawab Jongin tak kalah pelan.
Kyungsoo langsung terkejut setengah mati saat menyadari kalau itu adalah kakek dan nenek dari Jongin. Wanita itu memukul lengan Jongin sambil memberengut.
"Kenapa kau tidak mengatakan kalau kita akan mengunjungi nenek dan kakekmu?" Suara Kyungsoo mulai terdengar gugup dan cemas.
"Jongin tidak memberi taumu?" tanya sang nenek membuat Kyungsoo langsung mengalihkan pandangannya.
"Ne, josonghaeyo halmonie. Saya tidak membawa apa – apa." Jawab Kyungsoo sambil membungkuk 90 derajat. Tapi nenek Jongin menggeleng dan malah merangkul Kyungsoo untuk masuk.
Beberapa menit kemudian Kyungsoo sudah sangat akrab dengan kedua orang itu. Nenek dan kakake Jongin sudah menganggap dia sebagai cucu mereka. Dan tentu saja hal itu membuat Kyungsoo lega. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan salah satu dari keluarga Jongin dan demi Tuhan! rasanya lebih gugup saat dia pertama kali di bawa ke dorm Jongin dan bertemu dengan ke 5 member EXO itu.
Jongin membawa Kyungsoo keluar dari rumah itu dan mengajaknya berkeliling, tanpa sebuah masker, walau topi mereka masih terpasang di sana. Tangan mereka bertautan satu sama lain dan senyuman tidak bisa lepas dari keduanya.
"Kau mau melepas sandalmu?" tanya Jongin.
Karena sekarang mereka tengah berjalan di atas pasir putih yang terlihat jenih. Kyungsoo mengangguk dan melepas sandalnya. Pasir – pasir itu langsung menggelitih kakinya, sensasi hempasan angin laut membuat semuanya terasa sempurna. Riak – riak ombak yang saling mengejar satu sama lain menambah indahnya pemandangan.
"Kapan terakhir kau mengunjungi pantai?" tanya Jongin sambil meraih sandal Kyungsoo untuk di bawa olehnya. Ini adalah hal – hal kecil yang sering Jongin lakukan setiap mereka bertemu, dan karena hal itulah Kyungsoo semakin mencintainya.
"Setahun yang lalu, mungkin? Dua? Tiga tahun? Aku tidak ingat." Gumamnya sambil tersenyum menggoyang – goyangkan tangannya yang bertautan dengan milik Jongin.
Akhirnya mereka duduk di atas pasir beberapa meter di depan pantai. Kadang ombang yang menghempaskan air laut mencapai kaki mereka membuat sebuah senasi menggelitik yang menyenangkan. Langit biru yang cerah semakin menambah suasana indah hari ini.
"Bagaimana kabar member lain?" tanya Kyungsoo memulai percakapan. Jongin menganggukan kepala sabelum menjawab.
"Mereka baik dan apakah kau tau, sekarang Chanyeol hyung mengikuti WGM?"
"Ya, dengan Baekhyun, artis drama musikal itu kan? Oh, aku pernah melihatnya beberapa kali dan…" Kyungsoo tertawa sambil membayangkan Chanyeol dan Baekhyun di acara itu. "mereka terlihat lucu."
"Kau tau? Dia benar – benar berisik sekali saat membahas wanita bernama Baekhyun itu. Apalagi saat memberikan wanita itu kejutan, dia benar – benar menceritakannya dengan detail." Keluh Jongin yang disambut tawa oleh Kyungsoo.
"Mungkin Chanyeol memang benar – benar menyukai Baekhyun."
"Aku yakin sekali dengan hal itu."
Detik berikutnya tidak terdengar pembicaraan apapun, hanya deru ombah hembusan angin yang terdengar. Hening tiba – tiba menghinggapi mereka, tapi ini lain. Walau mereka tak mengutarakan sebuah kata, tapi terasa kehangatan diantara keduanya. Mata mereka kadang menatap satu sama lain, tangan mereka bertautan dan kadang Jongin mengecup punggung tangan Kyungsoo membuat wanita itu tersipu.
"Kau ingat hari apa ini?" tanya Jongin.
Kyungsoo menatapnya sambil mengangguk. Tangannya memainkan jemari Kyungsoo yang lentik dengan sebuah cincin pembiriannya yang melingakar di jadi manisnya.
"Sebenarnya aku mempunyai sebuah hadiah untukmu." Ujar Jongin menatap Kyungsoo langsung pada matanya.
"Apa itu?"
"Tapi aku tak yakin kau akan menyukainya." Gumam Jongin sambil mengalihkan pandangan membuat Kyungsoo tersenyum. Wanita itu meremas tangan Jongin pelan membuat pria itu kembali menatapnya.
"Aku juga memiliki sesuatu untukmu, tapi aku tidak akan memberikannya sebelum kau memberikan hadiah untukku." Ucap Kyungsoo sambil mengedipkan matanya berkali – kali mencoba terlihat lucu untuk melelehkan hati sang kekasih.
Dan berhasil, Jongin memang tidak akan pernah tahan dengan semua sikap manis Kyungsoo. Dia juga tidak akan pernah bisa menolak keinginan sang kekasih.
"Baiklah, tunggu di sini sebentar." Ucap Jongin sambil melepaskan tangan mereka dan berlari menuju rumah. Tapi baru beberapa langkah pria itu berbalik kembali menatap Kyungsoo. "Tutup matamu." Seru Jongin.
"Ya?"
"Tutup matamu." Ulanginya sekali lagi. Kyungsoo hendak mengatakan sesuatu tapi kemudian dia kembali mengatup mulutnya dan mengangguk menuruti keinginan Jongin.
Beberapa menit kemudian dia mendengar langkah kaki mendekat. Dia sudah tau itu langkah kaki Jongin. Dan kemudian dia merasakan pria itu duduk di sampingnya. Saat angin menerpa cukup kencang dia bisa merasakan aroma parfum dan tubuh Jongin yang sangat khas.
"Aku sudah boleh membuka mata?" tanya Kyungsoo.
"Bagaimana bisa kau tau yang duduk di sampingmu adalah aku?" Tanya Jongin yang tak bisa menyembunyikan keterkejutan dari suaranya.
"Tentu saja. Kau pikir aku tidak mengenalmu dengan baik?" Jongin malah tertawa membuat Kyungsoo berdecak lidah.
"Aku senang kau mengenalku dengan cara itu." Bisik Jongin membuat tubuh Kyungsoo langsung kaku. "Happy Valentine's day dear."
Detik selanjutnya Kyungsoo bisa merasakan bibir Jongin yang menempel di pipinya. Sontak Kyungsoo membuka mata dan menatap pria yang sekarang sedang menatapnya sampai tersenyum lebar. Senyuman itu. Senyuman yang selalu membuat perut Kyungsoo seakan di penuhi oleh kupu – kupu, senyuman yang selalu membuat jantungnya berderup di luar nalar, senyuman yang selalu di rindukan Kyungsoo di setiap hari lelahnya.
Mata Kyungsoo menangkap sesuatu yang di pegang Jongin. Sebuah gitar acoustic berwarna putih dengan tulisan nama Kyungsoo di sampingnya. Kyungsoo membelalakan matanya, menatap Jongin dan gitar itu bergantian.
"Aku mendengar kalau sebentar lagi kau akan melakukan promosi di jepang." Gumam Jongin sambil menatap gitar itu. "Aku juga dengar kau ingin bermain gitar, jadi… aku kira… ya…"
"Terima kasih." Ujar Kyungsoo membuat Jongin mendongakan kepalanya.
"Kau menyukainya?"
"Apa kau bertanya? Tentu saja! Oh Tuhan, bagaimana bisa kau berpikir kalau aku tidak menyukainya?" tanya Kyungsoo sambil menerima gitar itu dari Jongin.
Jongin tersenyum puas, ternyata dugaannya sangat salah. Kyungsoo menyukainya, bahkan jika wanita itu tidak mengatakannya secara langsung, Jongin tetap bisa melihat dari mata Kyungsoo. Kedua mata bulat itu langsung bersinar saat menatap hadiah yang di berikannya. Dan untuk Jongin, kebahagiaan Kyungsoo jauh lebih penting dari apapun, bahkan dirinya sendiri.
"Aku pasti akan menggunakannya saat promisi di Jepang." Ucap Kyungsoo dengan sebuah senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
"Jadi…" Gumam Jongin sambil meluruskan kakinya membiarkan air laut membasahinya. "Apa yang akan aku dapat tahun ini?" tanyanya sambil tersenyum memiringkan kepala pada Kyungsoo yang masih sibuk melihat gitar barunya.
Kyungsoo menatapnya dengan sebuah tatapan tak bisa di artikan, kemudian tersenyum dan menaruh kitar itu di atas pasir.
"Aku membuatkanmu sesuatu."
"Apa itu?" tanya Jongin langsung tertarik. Handmade memang selalu menjadi kado paling menarik saat valentine apalagi kado itu diberikan oleh seseorang yang dicintai.
"Coba tebak." Ucap Kyungsoo sambil tersenyum.
Jongin berdecak lidah, kemudian menyilangkan tangannya di dada, berpikir lama sememtara Kyungsoo menarik tas berwarna biru pastel yang berada di belakangnya.
"Syal?" tanya Jongin. Kyungsoo langsung mengerutkan keningnya.
"Kau berpikir akan memakai syal di hari secerah ini?" Tanya Kyungsoo sambil menggeleng.
"Cake?"
"No."
"Coklat?"
"Aniyo…" rengek Kyungsoo yang mulai frustasi.
"Jadi kau ingin aku membuatkanmu cake dan coklat di hari valentine? Sayang sekali aku tidak bisa karena sibuk. Mungkin hadian ini tidak seperti yang kau bayangkan." Rajuk Kyungsoo kembali menaruh tasnya di pasir.
"Ey… jangan begitu. Ayolah." Ujarnya sambil tersenyum menarik tas Kyungsoo membuat wanita itu menghela nafas panjang.
"Baiklah, jadi kenapa tidak aku berikan hadiahnya sekarang?" tanya Jongin sambil menangkup kedua tangannya di depan Kyungsoo. Waniat itu menatap Jongin beberapa saat sebelum akhirnya menyerah dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Di tangan Jongin, sekarang sudah ada sebuah surat berwarna merah muda dengan gambar hati yang bertuliskan I love you di tengahnya. Untuk sesaat pria itu mengerutkan kening menatapnya.
"Hanya ini?" tanya Jongin. Kyungsoo langsung membelalakan mata, hendak menarik surat itu dari Jongin, tapi sayang sang pria menjauhkan tangannya lebih cepat.
"Kau baru saja mentakan 'hanya ini?' apa kau tau berapa sulitnya aku membuat itu?" Gerutu Kyungsoo dengan wajah yang memerah karena marah.
Jongin tersenyum melihat wajah yang berwarna merha padam itu. Kyungsoo benar – benar terlihat sangat menggemaskan ketika marah.
"Boleh aku membukanya?" tanya Jongin.
"Terserah padamu. Aku juga bisa melemparkanya ke laut jika kau suka." Jawab Kyungsoo ketus membuat Jongin langsung melingkarkan tangannya di bahu Kyungsoo dan menarik tubuh wanita itu untuk sebuah kecupan di rambutnya.
"Kau menggemaskan sekali hari ini." ujar Jongin sambil sambil menghujani kepala Kyungsoo dengan kecupan.
"Lepaskan." Ucap Kyungsoo sambil mendorong tubuh Jongin menjauh.
"Kenapa? Jangan mengatakan kau tidak suka? Aku bisa melihat semuanya di matamu." Kyungsoo hanya mendecak lidah dan mendorong tubuh Jongin menjauh, sekarang wajahnya sudah sewarna dengan kepiting rebus.
Jongin tertawa dan membuka surat itu, ternyata di dalamnnya ada sebuah kertas sang warnanya sama dan di penuhi kata – kata yang di tulis dengan rapi. Jongin membaca setiap kata itu sebelum akhirnya menatap Kyungsoo.
"Apa ini sebuah puisi?" tanya Jongin membuat wajah Kyungsoo kembali bersemu.
"Bukan."
"Bukan? Lalu apa ini?" Tanya Jongin kembali membacanya. Beberapa saat kemudian, dia kembali menatap Kyungsoo dengan wajah terkejut.
"Jangan katakan ini adalah sebuah lagu?" tanya Jongin.
Kyungsoo hanya mengangguk malu – malu dan menatap Jongin sambil tersenyum bangga.
"Kau membuatnya sendiri?" tanyanya kembali membaca lagu itu bait demi bait.
"Tentu saja. Membutuhkan waktu satu bulan agar semuanya jadi. Aku terus mengganti lirik dan nadanya berkali – kali sampai aku merasa puas." Gerutu Kyungsoo sambil menunjuk – nunjuk kertas itu.
Jongin hanya tersenyum sambil menatapnya. Tidak ada kata apapun yang keluar dari bibir itu. Hanya sebuah tatapan yang penuh dengan makna.
"Mwo?" tanya Kyungsoo yang entah kenapa terdengar gugup. Jongin mengulurkan sebelah tangannya yang bebas dan menangkup pipi Kyungsoo.
"Terima kasih, aku bahkan tidak pernah memikirkan untuk membuatkanmu sesuatu seperti ini." Ujarnya dengan lembut membuat tatapan Kyungsoo ikut berubah. Wanita itu mengangguk dan kembali tersenyum.
"Kau mau mendengarkannya?" tanya Kyungsoo.
"Tentu saja."
"Kebetulan sekali ada gitar di sini." Ucap Kyungsoo sambil menatap Jongin yang tertawa.
Kyungsoo pun mulai memainkan lagunya. Suara petikan gitar yang merdu ditambah suara Kyungsoo yang lembut seakan membius Jongin, pria itu tidak melakukan apapun, dia hanya menatap Kyungsoo. Kyungsoo dan hanya Kyungsoo. Tidak ada yang dapat mengalihkan perhatiannya.
"Nan noreul sangranghae…"
Lagupun berhenti. Senyuman di bibir Jongin semakin mengembang dan memberikan tepuk tangan pada Kyungsoo.
"Oh… Do Kyungsoo." Seru Jongin dengan riang. "Do Kyungsoo."
"Kau menyukainya?" tanya wanita itu dengan wajah ceria.
"Apa kau sedang bertanya? Tentu saja aku suka. Bagaimana tidak? Oh Tuhan!" Jongin hanya tersenyum menatap Kyungsoo yang malu – malu.
"Sebenarnya nanti saat di Jepang aku akan mengeluarkan lagu ini. Mungkin liriknya juga akan di ubah." Kyungsoo mengakui.
"Kau akan menyanyikannya di depan orang banyak?"
"Tentu saja." Jawabnnya. "Untukmu." Bisik Kyungsoo pelan membuat Jongin benar – benar bahagia.
Ingin sekali dia menunjukan pada dunia kalau Kyungsoo adalah miliknya. Kalau dia mencintai wanita itu dengan sepenuh hati. Bahwa Kyungsoo adalah wanita paling sempurna yang pernah dia kenal.
"Aku… ini benar – benar. Oh tidak, Do Kyungsoo kau membuatku benar – benar tidak berkata – kata." Ujar Jongin putus – putus. Kyungsoo hanya tersenyum tipis dan menyandarkan tubuhnya pada Jongin.
"Nanti saat di Jepang, pastikan kau akan datang diam – diam dan melihatku membawakan lagu ini."
"Kau mau aku datang?" tanya Jongin yang di sambut dengan anggukan Kyungsoo.
"Kalau bisa dan memunkinkan. Jika kau tidak mendapat ijin, tidak apa. Aku bisa merekamnya untukmu, atau kau juga bisa mencarinya di internet. Akan ada banyak sekali fans yang merekamnya."
"Tentu, aku pasti datang." Ucap Jongin.
Itu tidak terdengar seperti ucapan main – main atau candaan Jongin, tapi itu terdengar sepert janji seorang laki – laki pada pasangannya.
…
Satu bulan berlalu sudah berlalu, dan Kyungsoo mulai sibuk dengan kegiatannya di Jepang. Dia hanya sempat menelphone Jongin satu atau dua kali dalam sehari dan mengirimkan pesan yang terlalu singkat untuknya. Kyungsoo mulai merasa bersalah tapi Jongin selalu mengatakan kalau dia mengerti dengan keadaan Kyungsoo. Mereka berdua memang pernah merasakan hal yang sama. Terjebak dalam padatnya jadwal dan menumpuknya pekerjaan yang harus di rampungkan.
Sampai saatnya di mana Kyungsoo mengerluarkan album baru dan mulai mengadakan konser. Konser Jepang pertamanya akan di adakan di Tokyo. Banyak fans yang bergitu menanti konsernya membuat Kyungsoo tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, tapi mungkin kebahagiaannya akan semakin sempurna jika Jongin ada di sini, melihatnya membawakan lagu baru itu untuk pertama kali.
"Kyung~"
Suara itu langsung terdengar setelah dering pertama masuk, Kyungsoo tersenyum mendengar suara Jongin. Dia benar – benar merindukan pria berkulit tan itu.
"Jong~"
"Bagaimana persiapan konsermu?" tanya Jongin.
"Beberapa jam lagi konsernya akan di mulai. Aku sedang di dandani oleh eonnie Hanseul." Jawab Kyungsoo.
"Kau tidak bisa datang ke sini bukan?" tanya Kyungsoo. Dia mendengar Jongin menghela nafas panjang sebelum mendapat jawaban. Tentu saja dia sudah tau apa yang akan di katakan oleh kekasihnya itu.
"Tentu saja, apa menurutmu manager akan membiarkanku pergi terbang ke Jepang sendiri?" Jongin balik bertanya.
"Kau benar. Tidak mungkin bukan? Ya sudah, kau bisa melihat videonya nanti. Pastikan kau melihatnya."
"Tentu saja! Aku pasti akan melihatnya. Ngomong – ngomong, Kyungsoo…"
"Ya?"
"Bagaimana bisa kau terlihat secantik itu?" tanya Jongin membuat Kyungsoo mengerutkan keningnya.
"Apa yang kau kata-"
Kyungsoo terdiam saat dia mendongakan kepalanya. Dia menatap pantulan seseorang di cermin meja riasnya. Seseorang yang sebulan kebelakang ini amat di rindukannya. Seseorang yang seharunya tidak berada di sini.
"Jongin…" bisik Kyungsoo membuat pria yang membawa buket bunga itu tersenyum.
"Hi dear." Ucap pria di telphone. "Kau boleh berbalik dan memelukku sekarang." Lanjutnya sambil berjalan mendekat Kyungsoo yang masih mematung di kursinya.
Beberapa staff yang sudah mengetahui hubungan mereka hanya terkekeh melihat wajah Kyungsoo yang terkejut. Beberapa diantara mereka ada yang menyuraki Kyungsoo dan Jongin yang terlihat begitu romantis.
"Kau akan terus membeku seperti itu atau bangkit memelukku?" tanya Jongin di pantulan cermin.
Tanpa harus di suruh dua kali wanita itu bangkit dari kursinya dan bergeser untuk memeluk Jongin. Kyungsoo hampir saja meneteskan air mata saat kehangatan pelukan Jongin kembali di rasakannya, tapi Hanseul yang berdir tak jauh dari mereka berteriak untuk tidak menghancurkan hasil karyanya membuat Jongin terkekeh.
"Tidak nunna, aku tidak akan membiarkan dia menangis hari ini." jawab Jongin membuat Hanseul mengangguk dan membiarkan pasang sejoli itu berdua.
"Bagaimana bisa?" tanya Kyungsoo, sesaat setelah melepaskan pelukannya.
"Tentu saja, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan." Jawab Jongin membuat Kyungsoo tersenyum tipis. "Mereka mengatakan kalau aku dan para member akan membuat sebuah video clip di Jepang. Dan hal itu bisa menjadi alasan untukku bisa mengunjungimu hari ini."
"Oh…." Kyungsoo kembali memeluk tubuh tegap itu membuat Jongin tertawa. "Sekarang aku yang tidak bisa berkata – kata." Ujarnya.
"Sekarang karena kita sudah bertemu jadi biarkan Hanseul nunna mengerjakan pekerjaannya atau aku akan di tariknya keluar ruangan." Ucap Jongin yang sekarang menatap wanita yang berumur sekitar 30 puluhan itu sedang berdiri di ambang pintu.
"Terima kasih Jongin. Dia benar, jika kalian terus bermesraan aku akan menarik pria ini keluar dan akan mengembalikannya setelah kau selesai di dandani"
Mereka berdua tertawa sambil menatap Hanseul yang sekarang menarik Kyungsoo lepas dari pelukan Jongin dan mendudukan wanita itu kembali di kursinya.
…
Beberapa menit lagi konser akan di mulai, Jongin tengah berpura – pura menjai staff dan duduk di samping panggung yang gelap dan tak terlihat oleh orang – orang. Dari sana dia bisa melihat Kyungsoo memainkan lagu barunya.
Dan saat konser di mulai, teriakan keras menyambut Kyungsoo dia atas panggung. Wanita itu terlihat sangat cantik dan mempesona di bawah sorot lampu. Dia mulai membawakan lagu – lagu andalannya. Sampai akhirnya kini giliran lagu yang di buat Kyungsoo untuk dirinya pun di mainkan.
Dan saat nyanyian itu kembali terdengar semua fans menjadi hening seakan terbius oleh indahnya suara Kyungsoo dan merdunya petikan gitar pemberian Jongin. Kyungsoo benar – benar menggunakan gitar pemberiaannya itu.
Di saat itu juga Jongin merasakan kehangatan yang menjalar di setiap sudut hatinya. Kehangatan dari lagu dan semua kenangan Kyungsoo. Mungkin bukan hal yang mudah berkencan diam – diam seperti ini tapi itu bukan juga hal buruk. Selama dia masih bisa dicintai selama itu dia akan bertahan. Dan dia percaya, Kyungsoo akan selalu mencintai dirinya.
THE END
HALLO KALIANNNNNN~~~
Author memutuskan untuk membuat cerita menggelikan ini. lol. Dan ini adalah salah satu dari 6 fanfic yang akan di post selama februari. Jadi author memutuskan untuk membuat sebuah cerita mengenai valentine dengan cast semua couple EXO, Semua. Tidak ada yang terlewatkan dan ceritanya memang tidak berkaitan satu sama lain tapi ada satu hal yang membuat membuat ceritanya berhubungan. Jika kalian tidak mengerti, tunggulah chapter selanjutnya.
Anyway…. Kalian bisa milih couple siapa dulu yang mau di post.
So? Pick one guys for the next chapter ^^
Untuk yang menunggu You're My London, chapter selanjutnya mungkin di post akhir bulan yaaaa… author agak sibuk ini itu maafkan u.u
Terima kasih untuk semua yang baca FF ga jelas ini dan author juga akan sangat berterima kasih pada yang bisa meluangkan sedikit waktunya untuk memberikan review. Seperti apa yang selalu author katakan, satu review dari kalian berharga selangit buat author. Jadi tolong reviewnya ^^
Love ya,
xoxo
