Summary: jika kalian tahu kapan kalian akan meninggal apa yang akan kalian lakukan sebelum waktu kematian kalian datang?

Disclaimer: Bleach punya om Tite Kubo, saya hanya meminjam beberapa chara yang saya butuhkan.

Rated: T

Pairing: always! IchiRuki!

Warning: OOC! EYD tidak sempurna! Dll, dsb, etc...

Genre: Friendship/Angst

Tulisan yang tebal itu adalah pesan dari Dewa Kematian untuk Rukia.

SELAMAT MEMBACA! JANGAN LUPA REVIEW!

Akulah yang akan menjemput ajal kalian, kalian akan takut padaku!

Kalian tidak bisa menghindariku,

Akan aku ambil nyawa kalian dengan caraku,

Waktu sudah ditentukan mulai dari sekarang

100 hari menuju kematian.

KEMATIANKU

Perkenalkan namaku Rukia, aku duduk di kelas 1 SMA. Kehidupanku selama ini biasa-biasa saja dan menurutku aku tidak mempunyai hal yang istimewa, aku punya sahabat yang sangat aku sayangi, namanya Orihime. Orihime merupakan anak yang sedikit pemalu, dan taukah? Dia menyukai seseorang, kadang-kadang aku kagum pada Orihime karena dia bisa menyembunyikan rasa sukanya pada seseorang, tidak seperti aku yang terlalu memikirkan orang yang aku suka, ingin tahu siapa? Baiklah akan aku beritahu,namanya pertama kali melihatnya aku tidak tertarik sama si Ichigo itu, tapi entah kenapa lama-lama aku bisa tertarik dengannya. Di kelas aku merupakan anak yang agak pendiam, aku hanya sering bertukar pikiran dan bercerita segala hal pada Orihime, jujur aku jarang bergaul dengan teman-teman di sekolah, tapi anehnya banyak anak-anak dari kelas lain yang mengenalku walaupun aku sendiri tidak mengenal mereka semua. Aku sangat menyukai bermain tenis, penghargaan yang aku dapat dari bermain tenis cukup banyak juga, seperti kejuaraan antar perfektur. Yah...cukup untuk bekal masuk universitas yang aku inginkan walaupun itu masih lama sih...

"Hey! Rukia! Bagimana pertandingannya kemarin?" tanya Orihime pada ku.

"Hah...sangat melelahkan, maaf ya Orihime"

"Lho kenapa minta maaf pada ku?"

"Aku hanya bisa mendapat juara dua" kata ku lesu

"Owh! Kukira kamu kalah"

"Kamu meledekku ya!"

"Ha...ha...ha...tidak aku hanya menghinamu saja kok!"

"Yee! Kirain mau muji!" aku menyenggol lengan Orihime.

"Just kidding!"

"Wuih! Pake bahasa Inggris segala! Duh sekarang temenku yang satu ini udah sok!"

"Gak ada salahnya donk!"

"Iya deh jangan ngambek donk! Bisa-bisa bibirmu yang indah itu jadi seperti bebek baru tahu rasa lho!"

"Ih! Kamu gitu!"

"Eh udahan yuk makan siangnya, aku udah kenyanng nih! Masuk kelas yuk!"

"Ok!" Orihime membereskan bekal makan siangnya.

Di dalam kelas

"Hey! Ada pemberitahuan katanya, wali kelas kita tidak masuk! Jadi kita diberi tugas! Harus dikumpulkan setelah jamnya selesai!" kata Ichigo mengumumkan di depan kelas.

"Yah kok dikasih tugas sih! Males tau!" komentar Ikkaku.

"Dasar pemalas! Susah dah!" gerutu Ichigo sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hey! Sudahlah tidak usah banyak ngomong! Cepat! Kasih tau apa tugasnya!" teriak beberapa anak.

"Ya ya! Sabar dulu!"

"Lama nih Ichigo!" protes anak lain.

"Bentuk kelompok! Masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak! Kalau sudah masing-masing perwakilan kelompok minta soalnya ke aku! Paham?" kata ichigo

Semua anak yang ada di kelas langsung mencari kelompok, dan tentunya kelompok abadi ku yaitu: aku, Orihime,Tatsuki, Grimmjow, dan Renji. Entah kenapa selalu saja kami berlima itu selalu satu kelompok! Sebenernya aku agak nggak nyaman sama Grimmjow dan Renji, yah mereka berdua itu selalu berisik dan mengganggu! Tapi apa boleh buat, mungkin ini sudah jadi takdir kami berlima.

"Eh! Rukia sana cepat minta soalnya sama Ichigo!" kata Orihime pada ku.

"Eh! Kenapa aku! Tuh suruh aja si rambut nanas yang ngambil!" bentak ku.

"Ogah! Gue lagi punya masalah sama tu jeruk!" tolak Renji seenak jidat.

"Udah! Sini! Gue aja yang ngambil !" Grimmjow bangkit dari kursinya dan pergi minta soal pada ichigo.

"Yah Rukia payah! Padahal itu kesempatan lho!" kata Orihime agak kecewa.

"Terserah deh! Eh Tatsuki gimana masuk 3 besar gak?" tanya ku pada Tatsuki.

"Masuk donk! 2 minggu lagi pertandingan final, oh ya bukanya kamu juga masuk final?"

"Yup bener banget!" kata ku sambil tersenyum.

"Uh! Kalian berdua kalau udah ngomongin olah raga pasti aku di cuekin" protes Orihime yang dari tadi memperhatikan aku dan Tatsuki.

"Duh! Si tuan putrinya ngambek lagi!" kata ku mengejek

"Capek deh!" tambah Tatsuki.

"Nih soalnya!" kata Grimmjow sambil melemparkan soal ke meja.

Kelompok kami pun mengeerjakan soal yang diambil Grimmjow tadi dengan diselingi bercanda, karena di kelompok kami ada bahan ejekan jadi gampang donk buat candaan, tapi lama-lama kalo ngeliat Renji yang jadi bahan ejekan terus, kasihan juga ya? Tapi gak apa lah yang penting kelompok kami bisa nyelesein tugasnya.

Nggak kerasa bel pulang udah bunyi.

Ini berarti waktunya pulang ke rumah masing-masing! Akhirnya aku bisa pulang! Setelah ngerjain tugas tadi rasanya otak udah mau pecah!. Yah tapi gak enak pulang sendirian, Orihime pulangnya bareng sama Tatsuki, sedangkan aku? Aku pulang sendiri! Udah resiko rumahku paling jauh dari sekolah sih! Pulang naik bis aja ah! Daripada naik kereta yang udah lama, rame lagi! Jadi pusing dah. Seperti biasa kalau mau pulang naik bis, aku nunggunya di halte yang nggak begitu jauh dari sekolah.

Sekitar 10 menit kemudian ada bis, tanpa basa-basi lagi aku naik itu bis, taukah apa yang ada ada di dalam bis yang aku naiki? Di dalam bis itu ada Ichigo! Wah keuntungan nih bisa satu bis sama dia! Eh? Emangnya rumahnya dia dimana? Kok aku baru liat dia naik bis ini? Atau jangan-jangan satu jurusan? Wah tambah seneng aja nih aku!

20 menit kemudian, aku udah nyampe halte yang ada di depan kompleks rumahku. Eh? Perasaan kenapa Ichigo nggak turun-turun dari bis ya? Ah gak usah pikirin! Ngapain juga aku mikirin dia!

Bersenang-senanglah selagi kamu bisa,

Sebentar lagi kamu akan menghilang dari dunia ini,

Tapi tampaknya aku ingin sedikit bermain denganmu,

Ayo kita mainkan permainana ini.

Permainan maut.

"selamat siang paman!" sapa ku

"oh Rukia! Baru pulang sekolah ya?"

"iya!" jawabku

"ayo kita makan siang bersama! Sepertinya ada rumah makan baru di pinggir jalan sana!"

"baiklah! Ayo cepat turun paman!" kata ku. Jangan heran kenapa aku berteriak, yah itu karena paman masih mengerjakan sebuah bangunan di dekat rumah.

KRAAAAAK!

BRAAAAAK!

"RUKIAAA! AWAS!" teriak paman

"eh?"

BRAAAK!

Ke...ke...kenapa semuanya gelap? Apa yang sedang terjadi? Paman? Paman berteriak pada ku! Sekarang paman ada dimana? Apa yang terjadi pada ku?

"dia mengalami pendarahan! Kita harus memberinya tranfusi darah!" perintah sang dokter.

"baik!" jawab para suster yang mendampingi.

"bagaimana keadaan keponakan saya?" tanya paman pada dokter

"dia mengalami pendarahan di kepalannya"

"apa dia bisa diselamatkan?"

"kami akan terus berusaha semampu kami" kata sang dokter dengan nada lemah.

Sang Paman terkulai lemas dilantai, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin yang ada di benaknya sekarang hanya sebuah penyesalan, penyesalan karena terlambat menyelamatkan keponakan tersayangnya. Sungguh sangat tragis! Rukia tertimpa puing-puing kayu yang jatuh dari ketinggian 10 meter di atas tubuhnya.

Permainan sudah dimulai!

Kita lihat, apa kamu akan bertahan? Atau?

Kamu akan menyerah dan mati?

Akan aku permainkan nyawamu itu,

Sampai waktunya tiba untuk benar-benar mengambil nyawamu.

TBC

Wah chapter satu udah selesai! Gimana aneh ya? Nyambung gak? Bingung? Sama aku juga bingung, sebenernya aku mau bikin fic apaan! Review!

REVIEW!