Donghyun is broken.
Ia terlalu sering dihiraukan.
Seharusnya, ia sudah terbiasa.
Ia adalah lelaki yang tangguh, sekalipun badai menghadang.
Tetapi mengapa hanya karena seorang Im Youngmin, hatinya merintih sakit?
Meneteskan air mata, tak berniat menyekanya sedikitpun. Padahal yang ditangisinya pun tak tahu, karena ia pun tak menunjukkannya.
Untuk apa? Pikirnya.
Toh, lelaki itupun tak pernah menoleh untuknya. Tak pernah dihargai, memangnya ia ini apa?
Ia telah berkorban banyak demi angin fana, bukan?
Cerita ini seharusnya berakhir bahagia, bukan? Sebuah happy ending yang klise membayangi.
Tapi ia telah kosong; tak berharap apa apa.
Karena dia sudah terlalu patah, terlalu dalam, menancap.
Lalu untuk mengakhiri cerita ini, terbesit dipikirannya,
'Apa lebih baik aku pergi saja selamanya?'
