"Kau yakin akan tetap mengejarnya? Meski dia seorang iblis dan bahkan sekarang dibuang ke dunia manusia?"

Seorang wanita cantik –tidak, sosok itu memang cantik, tapi dia tidak bisa disebut 'seorang', karena dia bukan manusia. Dia adalah Tenshi, atau umumnya disebut Angel. Sesosok angel dengan rambut madu yang tergerai panjang diantara kedua sayap putihnya itu menatap angel lainnya yang lebih muda dengan rambut pirang yang panjangnya hampir menyamainya, angel yang lebih muda itu tersenyum mendengar pertanyaan bodoh dari kakaknya yang satu ini.

Angel dengan rambut pirang itu berdiri dan menyampingi kakaknya, lalu tersenyum seolah pertanyaan kakaknya itu bukanlah pertanyaan sulit. Angel yang lebih muda itu tersenyum, sembari menyelipkan rambutnya di belakang telinga. "Tentu saja. Aku mencintainya, aku ingin bersamanya. Itu hal yang sama saat kakak memikirkannya bukan?"

Pipi sang kakak merona malu, kebenaran akan apa yang dikatakan adiknya tidak bisa dibantah lagi. Sedangkan sang adik hanya tersenyum lembut dan mulai berjalan menjauhi kakaknya.

"Ah, dan satu lagi." Angel muda itu berbalik, dan menatap kakaknya yang balik menatapnya heran. "Dia itu setengah iblis, bukan iblis."

Dan setelahnya Angel muda itu mengepakkan sayap putih besarnya, meninggalkan sang kakak yang menatap sendu adiknya. "Aku mengharapkan kebahagiaanmu." Lirihnya.

The Forgotten Memory

Author : Niel Hill

Pair : KyuMin and others.

Genre : Romance, Fantasy, Drama.

Rated : T

Summary : Sungmin adalah seorang angel yang menyamar sebagai pria culun demi mendapatkan cinta dari pria arogan bernama Kyuhyun yang ternyata memiliki keturunan Devil di darahnya. 'Sesuatu' yang dilupakan Kyuhyun selama bertahun-tahun adalah kunci dari semuanya. Bagaimana perjuangan Sungmin yang dilarang mengungkapkan identitasnya untuk mendapatkan cinta Kyuhyun?

WARN ! : YAOI, SOUNEN AI, TYPOS dan banyak lagi.

_TFM_

Suara senandungan merdu memenuhi suatu apartemen, berkat indahnya suara tersebut burung-burung kecil dan hewan-hewan lainnya betah untuk terbang atau sekadar berada disana untuk mendengarkan suara itu.

Sedangkan sang pemilik suara sedang asik membuat bekal makanan di dapurnya dan tentu sembari bersenandung senang. Pemuda dengan wajah cantik dan mungil dengan rambut coklat itu mengambil sendok dan mencoba mencicipi makanan buatannya.

"Oke."

Pemuda itu tersenyum mantap dan mulai mengemas makanan itu ke dalam dua kotak bekal berbeda, satu bekal lainnya terlihat lebih mewah serta menu makanan yang lebih lengkap, bahkan desain kotak bekalnya pun lebih bagus dan elegan. Dan bekal satunya lagi sederhana dan secukupnya, dengan desain kotak bekalnya pun yang sama sederhana.

"Selesai."

Pemuda itu tersenyum manis dan melirik ke jam dinding yang menunjukan bahwa setengah jam lagi bel masuk akan berbunyi. Pemuda itu segera melepas apronnya dan berlari untuk mengambil tasnya yang berada di kamar, dan tak lupa untuk memasukan kedua bekal itu kedalamnya.

_TFM_

Seorang pemuda tinggi dengan tubuh yang sepurna serta wajah sempurna berjalan malas menuju ke gerbang sekolah, ia benar-benar enggan pergi ke sekolah jika saja nenek sihir di rumahnya –seharusnya ia memanggilnya dengan umma- akan menelepon ke apartemennya dan marah-marah jika ia tak berangkat ke sekolah.

'Lagipula hanya tinggal masuk dan mengisi absen, tidak harus belajar bukan?'

Pria itu hanya mengisi perjalanan singkatnya ke sekolah dengan menatap dingin orang-orang yang melihat atau bahkan menyapanya, dan terkadang mendecih pada siapapun dan masa bodoh terhadap apapun.

Ketika gerbang sekolahnya sudah terlihat, ia semakin menekuk wajahnya dan mendecih dengan dalam begitu melihat sosok menyebalkan yang berada di dalam jangkauan matanya. Ia menghela nafasnya cuek dan mulai berjalan tanpa memperdulikan sosok itu tersenyum, melambai, bahkan memanggil namanya.

"Kyuhyun-sshi!"

Kyuhyun bisa mendengar langkah kaki kecil yang terburu-buru karena mengejar langkah kakinya yang jauh lebih besar dari sosok di belakangnya. Namun ia tak akan berbalik, takkan pernah.

"Kyuhyun-sshi! Kumohon berhenti!"

Cih. Kyuhyun mendecih saat dalam sekejap ia menjadi pusat perhatian karena mulai memasuki wilayah sekolah, orang dibelakangnya ini benar-benar membuat moodnya rusak seketika.

"Kyuh-"

"WAE?" Bentak Kyuhyun kasar plus wajah dinginnya pada pemuda berambut coklat dengan kacamata tebal di hidungnya. Jangankan untuk pura-pura berbaik hati pada pria culun ini, melirik saja enggan.

Meski di bentak pria itu tetap tersenyum, lalu mengeluarkan kotak bekal mewah dari tasnya. Lalu dengan merunduk ia memberikan itu pada Kyuhyun yang menatap benci padanya.

"Ini bekal untukmu." Pria berambut coklat itu tersenyum dalam tunduknya, berharap Kyuhyun akan menerima bekalnya meski nantinya akan-

PAKK

-ditepisnya dengan keras tanpa menyentuh kotak itu sedikitpun. Sungmin segera terhentak kaget dan sedikit meloncat untuk menyelamatkan kotak bekalnya itu agar utuh tak tumpah sedikitpun.

Setelah berhasil menyelamatkan kotak bekal berharganya, ia menghela nafasnya berat lalu tersenyum. Ia nyaris memanggil nama Kyuhyun lagi jika saja pria itu tidak meninggalkannya jauh didepan.

Lagi-lagi menerima penolakan, pria berambut coklat itu tetap tersenyum lalu kembali memasukan bekal itu kedalam tas.

"Mungkin aku terlalu awal memberinya, akan kuberikan saat istirahat siang nanti." Gumamnya meskipun ia tahu apa yang akan ia dapatkan jika ia benar-benar melakukannya nanti.

_TFM_

"Apa yang kau katakan barusan? Hahahaha."

"Sudah ku bilang kan? Wanita kemarin hanya 'murah', begitu ku beri kartu kredit setiap malam dia datang ke apartemenku. Hahaha."

"Hidupmu surga sekali huh, iriii."

"Paboya! Hiduplah sendiri di apartemen! Itu akan menjadi seperti surga!"

"Eoh? Kyuhyun juga tinggal di apartemen bukan? Ya kan Kyuhyun?"

Kyuhyun hanya menatap sebal teman-temannya yang mulai membicarakan hal-hal bodoh yang ia benci. "Entahlah."

"Jangan terlalu cuek begitu Kyuhyun! Kami tau kau pasti juga menyewanya kan? Para wanita murah itu?" Salah seorang temannya tertawa terbahak-bahak disapingnya, mengabaikan pandangan marah Kyuhyun yang ditujukan padanya.

"Oi oi jangan begitu, belum tentu Kyuhyun menyewanya hahahaha."

"Cih." Kyuhyun mendecih, namun nyaris saja ia hendak memukul teman-temannya disampingnya ini kalau sosok familiar dimatanya tidak tiba-tiba mucul.

"Kyuhyu-"

BRAKK

Kyuhyun mendorong bangku yang di dudukinya secara kasar, lalu segera melenggang pergi dari sana mengabaikan semua mata yang tertuju padanya.

"Kyuhyun-sshi!"

.

.

.

SRAKKK BRAKK

"BERHENTI MENGANGGUKU IDIOT! KENAPA KAU BENAR-BENAR SUKA SEKALI MENGANGGUKU!" Teriak Kyuhyun setelah melempar bekal makanan dan membuatnya berantakan begitu saja.

Pria dengan rambut coklat itu membelalakan matanya, air matanya hendak mengalir namun di tahannya. "A-a-aku t-tidak bermak-sud. M-mianhae.."

"APA MAKSUDMU TIDAK BERMAKSUD! SETIAP PAGI KAU BERADA DI GERBANG DAN MENGHANCURKAN PAGIKU, LALU KAU BAHKAN DATANG DI JAM ISTIRAHAT DEMI MEMBERIKAN BEKAL BODOH INI! CIH YANG BENAR SAJA." Kyuhyun kembali berteriak kesal, diinjak-injaknya bekal nasi yang sudah berantakan di lantai itu.

"M-mianhae.." Bibir pria itu bergetar. Sedikit lagi, kumohon tahan sedikit lagi. Jangan menangis, jangan menangis.

"Dan akhirnya kau hanya mengatakan maaf? Kau pikir setelah mengganggu hariku berminggu minggu, aku akan memaafkanmu begitu saja? JANGAN BERCANDA!"

"M-m-mianhae, mianhae mianhae." Pria mungil itu membungkukan badannya 90 derajat, tapi tak lama ia menatap lantai dengan sendu. "Aku hanya ingin kau memakan bekal buatanku." Gumamnya dengan kecil, tapi masih bisa didengar Kyuhyun yang telinganya memang tajam.

Kyuhyun menyeringai lalu menarik kerah pemuda itu, dibenturkannya punggung pemuda itu ke tembok. Lalu ia menatap sangar pemuda yang bahkan air mata sudah menggenang. "Kau ingin aku memakan bekal buatanmu? Apa yang kau pertaruhkan? HAH?"

Tubuh pemuda itu bergetar, keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya. "A-a-apa-pun."

Seringai Kyuhyun makin melebar. "A-pa-pun kah? Bagaimana kalau menjadi anjingku?"

Tubuh mungil itu terhentak, getaran di tubuhnya masih belum berhenti. "A-a-arraseo."

Kyuhyun membelalak kaget, adakah manusia bodoh seperti dia? Benar-benar idiot orang ini! "Baik, datang ke apartemenku kapanpun aku membutuhkanmu."

"N-ne."

Kyuhyun melepaskan cengkramannya pada kerah pemuda itu, lalu berniat pergi meninggalkannya. Pemuda yang tadinya merasa tercekik akhirnya terbebas dan segera mengambil nafas sebanyak banyaknya.

"Siapa namamu?"

Pemuda itu tampak kaget pada Kyuhyun yang berbalik dan melirik ke arahnya.

"L-lee Sungmin… imnida."

Setelah mendengar nama itu, Kyuhyun tanpa menjawab segera berjalan menjauhinya.

Pemuda berambut coklat yang diketahui bernama Sungmin itu menghela nafasnya berat, ia mengambil sebuah kain di kantungnya. Sembari melamun, ia melepas kaca mata tebalnya dan mengelapnya.

"Apa yang akan terjadi kalau aku menjadi anjingnya?"

Sungmin menatap ke arah jendela yang menampilkan pemandangan langit, dan mata rubah dengan warna magentanya itu terlihat dengan jelas. Dan karena itu juga ia harus memakai kaca mata tebal untuk menutupi jenis matanya yang berbeda dengan manusia biasa.

"Kyunie, aku merindukan Kyunie-ku yang dulu."

PROLOG END

Halo halo, author kembali comeback dengan membawa fanfic yang alurnya tiba-tiba nongol di otak author. Ini baru prolog, jadinya sedikit. Kan gak enak kalo langsung banyak :D author juga pengen liat reaksi readers sih sebenernya, jadi kalau kalian berniat ingin cerita ini berlangsung, Silahkan revieww, ne? ;)

REVIEWWW ONEGAII ;););););)