Based on True story, Shinji Aime presents MENUNGGU CINTAMU

All Characters belongs to Masashi Kishimoto

WARNING : ShikaInoSai on this chap, EYD less, AU, SASUXSAKU tidak ada di chap ini, Slight SASUXKARIN

Enjoy my Fic minna :)


...Menunggu Cintamu...


Sasuke tengah duduk sendirian di tempat duduk sebuah bar ternama di Konoha. Ia kini sedang mabuk berat. Itu terlihat dari wajahnya yang sayu dan beberapa botol minuman keras di mejanya. Naruto, sahabat dari Sasuke yang tampaknya agak prihatin dengan keadaan sahabatnya pun menghampiri Sasuke. Pemuda tampan berambut raven itu tampak urak-urakan.

"Sasuke, sudahlah. Jangan minum lagi. Sudah lima botol." Naruto menepuk bahu Sasuke. Niatnya ia hanya ingin menemani Sasuke untuk melepas stress setelah ditinggal oleh sang kekasih. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Sasuke akan mabuk berat seperti ini. Sasuke sendiri adalah tipe playboy yang tidak akan ambil pusing jika kehilangan seorang wanita. Hanya saja kali ini sedikit berbeda. Sasuke benar-benar mencintai mantan kekasihnya itu.

"Tidak, sampai Karin meninggalkan Bajingan itu dan memohon untuk kembali padaku." Tolak Sasuke sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat hingga membuat dirinya sendiri hampir terjatuh dari kursi. Untung saja Naruto menahan pundak Sasuke. Sasuke menepis tangan Naruto dari pundaknya lalu berdiri dengan sempoyongan.

"Karma itu benar-benar berlaku. Kini akhirnya kau merasakan perasaan para gadis-gadis yang telah kau campakan. Mengerikan." Ujar Naruto sambil memejamkan mata sapphirenya karena prihatin akan kondisi Sasuke. Kalau saja Sasuke kini tengah sadar, maka Naruto tidak akan berani untuk menyindir Sasuke dengan kata-kata pedas seperti itu. Ia tidak akan mau kalau-kalau Sasuke akan membunuhnya.

"Karin! Bawakan Karin padaku! Bawa-" Raung Sasuke lalu jatuh tersungkur karena terlalu mabuk.


...Menunggu Cintamu...


"Saku, besok mau antarkan aku untuk berkencan dengan Shika-kun? Kau boleh mengajak pacar imutmu itu. Double date pasti mengasyikkan" Tanya Ino yang tengah mengelap meja cafe kepada Sakura, sahabatnya. Gadis berambut blonde itu nampak antusias. Ia sampai menarik-narik seragam maid yang tengah dikenakan Sakura.

"Nani!? Sasori-nii bukan pacarku! Dan jangan harap aku mau ikut menemanimu berkencan! Itu pasti sangat menjijikan." Sakura yang tengah menyapu lantai cafe menjawab dengan wajah cemberut khas-nya. Sesekali ia menyelipkan anak rambut merah mudanya yang jatuh menutupi mata.

"Terserahlah apa katamu. Sayang sekali loh. Padahal mau aku kenalkan pada teman-teman Shika-kun yang katanya sih Tampan semua. Bahkan ada Neji-san kekasih barunya Tenten-san dari fakultas kesenian dan olahraga." Rayu Ino sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir. Mata aquamarinenya menatap mata emeraldSakura dengan Nakal.

"Ishhh, Aku tetap tidak peduli! Aku tidak mau ikut. Lebih baik kau tuntaskan perkerjaanmu. Sebentar lagi cafe sudah mau buka." Sakura yang nampaknya sudah selesai menyapu pun meletakkan Sapu di dalam sebuah lemari yang menyatu dengan dinding. Cafe bernuansa permen itu tampak nyaman dan manis. Sama halnya dengan para pelayannya. Semua pelayan disini adalah para mahasiswa maupun mahasiswi yang tengah mencari perkerjaan sambilan untuk menambah uang saku.

KLINING

KLINING

Bel diatas pintu cafe terdengar saling bersahut-sahutan kala pintu cafe terbuka. Kedua pelayan berpakaian maid berwarna biru muda itu langsung menoleh ke arah pintu masuk.

"Maaf, kami belum buka. Silahkan menunggu beberapa saat lagi." Sahut Ino. Tampak sesosok pemuda tampan berwajah putih pucat tengah menunggu di depan pintu masuk. Dari almameter yang ia kenakan dapat diketahui bahwa ia adalah seorang mahasiswa dari Konoha Art University.

"Aku Shimura Sai. Aku ingin melamar kerja disini. Apa ada lowongan yang tersedia?" Tanya pemuda itu sembari menghampiri Ino dan Sakura.

"Kebetulan sekali. Tsunade-sama sedang mencari pelayan pria. Kebanyakan pria tidak suka bekerja disini karena seragamnya yang agak sedikit feminim." Jelas Sakura sambil terkekeh pelan.

"Bukan feminim. Hanya sedikit kurang terkesan maskulin. Tapi aku tidak masalah dengan hal itu." Sai menyungingkan seulas senyum aneh yang membuat Sakura dan Ino sedikit bergidik.

"Yokatta. Kau sudah bawa biodata dirimu?" Tanya Ino ramah. Sai meletakkan tas ransel yang ia kenakan ke atas meja. Lalu ia mengambil sebuah buku binder dan pena dari dalam tas tersebut.

"Gomen'nasai. Aku belum menulisnya. Tapi aku dapat menuliskannya sekarang." Sai membungkuk sekilas.

"Tentu saja. Kami akan menunggu." Balas Sakura canggung. Gadis berambut sebahu ini nampak amat penasaran dengan pemuda bernama Shimura Sai tersebut.

"Eto, Biodata diriku." Sai memberikan kertas berisikan biodata dirinya pada Ino. Bola mata onyx Sai terdiam seakan terpaku kala menatap sepasang permata biru cantik di mata Ino.

KLINING

KLINING

"Konnichi-" Pemuda berkuncir itu menghentikan ucapannya kala menyaksikan Sai dan Ino yang tengah saling bertatapan satu sama lain.

"I-ino.." Bisik Sakura perlahan sambil menunjuk ke arah pintu. Ino yang sempat terhanyut akan keadaan pun tersadar dan memalingkan wajahnya mengikuti kemana jari Sakura tertuju. Gadis berkuncir satu ini terkejut kala mendapati kekasihnya tengah menunggu di depan pintu cafe.

"S-shika-kun." Wajah Ino yang tadinya merona seketika berubah menjadi pucat pasi.

"Aa... Ino. Aku hanya ingin mengantarkan jaketmu yang tertinggal di jok mobilku. Aku takut kau akan memerlukannya nanti untuk pulang." Ujar Shikamaru sambil berjalan menghampiri Ino. Ia sempat memicingkan matanya ke arah Sai.

"Arigatou, Shika-kun." Ino mencium pipi Shikamaru. Sambil meletakkan jaket kulit Ino diatas meja, Shikamaru menyeringai penuh kemenangan.

"Hoammm.. Wanita itu memang merepotkan sekali. Aku harus kembali ke tempat lesku segera. Jaa~" Ucap Shikamaru sambil melenggang ke arah pintu keluar cafe.

"Shika-kun.. Kau kembali kemari hanya untuk mengantar jaketku?" Tanya Ino sambil menundukkan kepalanya. Shikamaru yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh.

"Nee. Karena setidaknya aku dapat memastikan kau memakai jaketmu kembali malam nanti." Jawab Shikamaru sambil tersenyum perlahan.

"Arigatou Gozaimasu. Dan maaf kalau aku merepotkanmu." Ino merasa bersalah.

"Apapun demi Gadisku." Balas Shikamaru sambil menekankan kata 'gadisku'. Sekilas pandangannya sempat tertuju ke arah Sai yang sedari tadi hanya menjadi penonton dari drama romansa antara Shikamaru dan Ino.

"Asyiknya kalian berdua sampai-sampai tidak menghiraukan keberadaan Sai dan Aku!" Teriak Sakura kesal. Ino tertawa mendengar perkataan Sakura, Sai tersenyum dipaksakan dan Shikamaru hanya menguap bosan. Tapi Sakura sadar bahwa mulai saat ini akan terjadi kisah cinta segitiga di antara Ino, Shikamaru dan Sai.


...Menunggu Cintamu...


Sakura sedang sibuk berkaca sambil mengikat helaian merah mudanya. Ino sedang sibuk memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas. Kini kedua sahabat itu sudah tidak memakai seragam maid lagi. Mereka sudah berganti baju karena shift kerja mereka telah habis. Dan sebentar lagi akan ada orang lain yang menggantikan mereka.

Haruno Sakura adalah mahasiswi tingkat dua Fakultas kedokteran di Konoha University. Ia bekerja di Bloom Cafe untuk menambah uang saku dan untuk membantu orang tuanya untuk membayar uang kuliah karena mereka bukanlah orang kaya. Gadis yang baru menginjak usia sembilan belas tahun ini tergolong gadis super ramah yang manis. Sakura memiliki penampilan selayaknya gadis remaja seumurannya. Hanya saja kalau soal penampilan fashion, Sakura masih kalah jauh dari Ino. Helaian merah mudanya baru tumbuh sampai sebahu. Ia memiliki bola mata hijau cerah dan dahi yang cukup lebar. Sakura belum pernah berpacaran. Jangankan berpacaran, menyukai seseorang saja belum pernah. Temperamennya amat mudah terpancing atau dengan kata lain dia adalah gadis yang pemarah.

Sahabat pirang Sakura yang tak lain adalah Yamanaka Ino berkuliah di universitas yang sama dengan Sakura. Namun Ino berada di Fakultas Keperawatan. Ino bekerja di Bloom Cafe hanya untuk menemani Sakura. Mereka berdua sudah seperti sahabat sejiwa yang tak dapat terpisahkan. Uang bayaran dari Bloom cafe hanya sepertiga dari uang jajan dari kedua orang tuanya yang membuka bisnis toko bunga. Ino memiliki selera bergaya yang berkelas. Walau wajahnya tak secantik Sakura, Ino selalu tampil lebih menarik ketimbang Sakura. Ino memiliki helaian pirang yang tumbuh melewati pinggang rampingnya. Biasanya ia selalu mengikat rambutnya membentuk ponytail. Bola matanya berwarna biru aquamarine. Dan gadis yang mirip barbie ini menyukai warna ungu.

"Ayo Ino. Aku ingin cepat-cepat meninggalkan ruang ganti ini dan ingin segera tidur di rumah. Badanku terasa pegal sekali." Sakura menguap sambil memijat-mijat tangannya sendiri. Ino menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau tidak mengerjakan tugas kuliahmu? Bukankah fakultas kedokteran biasanya selalu disuruh membuat kliping?" Tanya Ino sarkatis.

"Huh, kau benar. Untung saja kau ingatkan aku. Andai kita satu fakultas. Pasti menyenangkan." Jawab Sakura lemas. Salahkan orang tua Sakura yang menyuruh Sakura untuk masuk fakultas kedokteran. Untung saja Sakura tergolong anak cerdas yang cepat belajar, sehingga ia dapat diterima di fakultas manapun di Konoha University. Tapi tetap saja Sakura selalu berharap dapat masuk di fakultas keperawatan bersama Ino, sahabatnya sejak sekolah dasar dulu.

"Saku, menurutmu apa Sai-san akan diterima di cafe ini?" Tanya Ino sambil memakai sepatu flat merah mudanya.

"Entahlah. Hanya Tsunade-sama yang mengetahui hal itu. Mudah-mudahan saja diterima." Sakura memakan roti melon sambil memakai sepatu sneaker miliknya.

"Ya, mudah-mudahan saja. Ponselmu mati?" Tanya Ino, lagi. Ia kini tengah asyik dengan ponsel flip berwarna ungu miliknya.

"E-eh iya. Aku belum mengisi baterainya. Ada apa? Mau pinjam ponselku?" Balas Sakura.

"Tidak. Seseorang bernama Sasori menanyakanmu. Ia khawatir karena katanya nomormu tidak dapat dihubungi." Ino kini menatap Sakura lagi.

"Bagaimana Sasori-nii tahu nomormu? Aa..apa lagi yang dia katakan Ino?" Tanya Sakura.

"Aku juga tak tahu. Katanya nanti kau tidak perlu naik bus karena dia akan menjemputmu di halte. Dia pacar imutmu yang waktu itu, ya?" Ino melompat ke arah Sakura hingga Sakura hampir terjungkal.

"Bukan. Dia itu sudah kuanggap seperti Onii-san ku sendiri." Cibir Sakura. Sasori adalah tetangga Sakura yang baru pindah dari Kota Suna saat Sakura masuk Sekolah Menengah. Dulu menjelang Sakura ujian akhir sekolah, Sasori diminta oleh orang tua Sakura untuk memberinya les privat. Kini Sasori sudah bekerja di perusahaan keluarganya yang mengurus bisnis pembuatan puppets untuk pementasan. Dan entah mengapa akhir-akhir ini pemuda tampan itu jadi semakin perhatian pada dirinya.

"Tapi dia itu imut lohhhh. Wajahnya seperti boneka. Benar-benar Baby face!" Seru Ino dengan meluap-luap hingga membuat Telinga Sakura sakit.

"Imut? Dia itu sudah berumur dua puluh lima tahun. Dan dia adalah seorang eksekutif di kantor tempat ia bekerja. Kata imut tidak pas untuknya." Protes Sakura.

"Tidak terlihat dari dandanannya. Ia lebih kelihatan seperti remaja kota modern yang imut." Lagi-lagi Ino berbeda pendapat dengan Sakura.

"Dasar! Terserah kau saja. Ayo kita pulang." Sakura yang memakai sweater biru torquoise dan jeans selutut menarik tangan Ino kencang-kencang.

"Aww..Tapi nanti diperjalanan kau ceritakan tentang Sasori-san ya?" Pinta Ino.

"Ya, setelah beli es krim." Sakura mengalah.


...Menunggu Cintamu...


Warehouse modern itu diisi oleh sekelompok pemuda tampan yang tengah bercengkrama. Nampaknya pemuda-pemuda itu tengah berkumpul untuk merayakan sesuatu. Itu terlihat dari banyaknya hidangan dan beberapa botol sake diatas meja. Empat dari pemuda itu tengah duduk di sofa single yang terpisah. Sedangkan yang terakhir sedang berbaring di sofa panjang.

"Hoi, Neji." Panggil Shikamaru yang sedang berbaring di sofa kepada seorang pemuda berambut coklat panjang. Pemuda bermata amethys itu menoleh.

"Nani?" Balasnya ketus.

"Kenapa tidak kau ajak saja kekasih barumu itu kemari. Perayaan jadian seperti ini hanya membuatku mengantuk saja. Hoammm..." Shikamaru menguap lagi.

"Tidak, jika kalian tidak mengajak kekasih kalian juga." Neji bersikeras.

"Hei, bukankah tidak baik jika membawa kekasih masing-masing disaat teman sendiri ada yang sedang patah hati?" Protes Naruto sambil asyik memainkan psp ditangannya. Ia menujukan kata 'teman sendiri' kepada Sasuke yang sedang membaca buku.

"Bilang saja kau keberatan karena kau sendiri belum punya kekasih, Naruto. Jangan pura-pura mengasihani Sasuke." Cibir Kiba.

"Aku tidak butuh rasa kasihan dari kalian. Kalau mau bawa kekasih kalian, silahkan saja. Bahkan aku akan tetap datang kemari." Sahut Sasuke dengan segala ego Uchihanya.

Itulah Sasuke Uchiha, Sang pewaris Uchiha Group yang terkenal akan sifat playboynya. Ia berkuliah di International Campus of Konoha (ICK) bersama Naruto, Neji, Shikamaru dan Kiba. Mereka sering memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul menghabiskan waktu bersama-sama. Sasuke berkepribadian dingin, cuek dan acuh. Namun soal ego dan kesombongan tak perlu ditanya lagi. Ialah juaranya. Sasuke kini tengah patah hati karena baru saja ditinggal oleh kekasihnya, Uzumaki Karin yang merupakan sepupu Naruto. Sasuke baru menyadari betapa berharganya Karin setelah Karin tidak tahan menghadapi kelakuan playboy Sasuke. Kini ia selalu dilanda oleh rasa penyesalan. Sasuke memiliki rambut model emo berwarna raven. Warna bola mata obsidiannya sekelam malam. Namun hal itu justru menambah ketampanan wajah Sasuke. Ia menyukai warna biru tua dan paling benci jika dikasihani dalam hal apapun.

Uzumaki Naruto adalah sahabat yang paling dekat dengan Sasuke. Kiba, Neji dan Shikamaru pun heran mengapa Naruto tahan berlama-lama menghadapi sikap dingin Sasuke. Mungkin karena Naruto dan Sasuke adalah sahabat sejak masih dalam kandungan. Dan juga didukung dengan sikap supel, ceria dan ramah Naruto sehingga dapat menutupi kekurangan Sasuke dalam hal bergaul. Naruto adalah anak dari walikota Konoha, Namikaze Minato. Karena satu dan beberapa alasan, namanya tidak mengikuti marga ayahnya. Malahan namanya mengikuti marga ibunya yang merupakan sosialita Konoha. Diantara mereka berlima, hanya Naruto yang belum pernah berpacaran. Pemuda berambut kuning jabrik ini memiliki mata biru sapphire yang hangat seperti warna langit musim panas. Kulit Naruto berwarna tan dan di kedua belah pipinya terdapat iga buah goresan yang terlihat seperti kumis kucing. Ia menyukai warna orange yang menurutnya cerah dan tidak menyukai gadis yang berpakaian terbuka.

Kalau Shikamaru merupakan anak paling jenius diantara teman-teman sebayanya. Bahkan beredar isu bahwa nilai IQ Shikamaru lebih dari 200. Namun hal itu belum dapat terbukti karena Shikamaru sendiri selalu menolak untuk mengikuti tes IQ. Frasa yang sering pemuda berkuncir ini ucapkan adalah 'Merepotkan'. Ia berkenalan dengan kekasihnya-Yamanaka Ino-saat akan membeli bunga untuk ibunya yang sedang sakit. Kebetulan saat itu Shikamaru membeli bunga di toko bunga milik keluarga Ino. Karena ia bingung untuk memilih, Ino pun membantunya untuk merangkai bunga. Sejak saat itu mereka sering berkomunikasi hingga menjadi sepasang kekasih.

Yang sedang sibuk dengan tablet pc adalah Hyuuga Neji. Ia menyukai olahraga bela diri sama seperti kekasihnya, Tenten. Dan bela diri lah yang mempertemukan kedua insan itu. Mereka bertemu di kejuaraan karate tingkat mahasiswa di Kota Suna. Saat itu Neji dikalahkan oleh Tenten. Karena penasaran dengan Tenten, Neji terus mengumpulkan informasi mengenai gadis berambut cepol itu. Hingga akhirnya ia bertemu kembali dan jatuh cinta dengan Tenten. Neji memiliki seorang adik sepupu yang amat ia sayangi yaitu Hyuuga Hinata. Keluarga Neji merupakan salah satu keluarga terkaya di Konoha setelah Uchiha. Penampilan Neji amat sederhana, Namun rambut coklat panjangnya amat menarik perhatian. Mata amethysnya selalu menunjukkan sikap acuh yang berlebihan.

Yang memiliki tato sepasang taring di pipi adalah Inuzuka Kiba. Keluarganya membangun usaha petshop terkenal di Kota Konoha. Nama kekasih dari penggemar Anjing ini adalah Tsuchi Kin dari kota Oto. Mereka berkenalan lewat jejaring sosial. Kebetulan kini Kin sedang berada di Konoha sehingga mereka sering bertemu akhir-akhir ini. Kiba memiliki kepribadian yang hampir sama seperti Naruto. Ia konyol, suka melontarkan lelucon pedas dan amat peduli pada teman-temannya. Namun ia memiliki rasa percaya diri yang berlebihan.

"Yosh, kalau begitu besok kita ajak kekasih kita semua. Peringatan untuk Naruto dan Sasuke, kami membawa mereka bukan untuk memanas-manasi kalian loh." Ujar Kiba dengan semangat.

"Pasti." Naruto mengacungkan ibu jarinya ke arah Kiba.

"Hn," Sahut Sasuke acuh.

"Aku akan menyuruh Ino untuk membawa teman perempuannya agar nanti jumlah pria dan perempuannya sepadan." Tutur Shikamaru.

"Sebaiknya kau membawa adik sepupumu yang pemalu itu, Neji." Usul Kiba.

"Tidak." Balas Neji singkat.

"Ayolah.." Pinta Kiba.

"Tidak." Balas Nej dengan sinis.

"Berarti kau lebih suka adikmu itu lajang seumur hidup." Shikamaru berucap dengan tanpa dosa.

"Hn, baiklah kalau itu yang kalian mau. Asal jangan macam-macam saja." Ucap Neji singkat. Mereka semua di ruangan itu tertawa kecuali Sasuke dan Neji.


...Menunggu Cintamu...


Udara malam kota Konoha di musim panas terasa begitu dingin. Semua orang langsung mengencangkan syalnya. Begitu pula dengan dua sahabat yang sedang asyik berbincang di kedai es krim. Dua sahabat perempuan itu adalah Sakura dan Ino.

"Ayo kita ke halte sebelum Sasori-san datang." Ino menarik tangan Sakura sambil sibuk memegangi es krim tawar rendah lemak miliknya.

"Iya, tapi jangan tarik-tarik tanganku." Pinta Sakura sambil menikmati es krim coklat dengan corong wafel miliknya.

"Bagaimana kau bisa mengenal Sasori-san?" Tanya Ino sambil berjalan menuju halte yang masih sekitar setengah kilo meter lagi.

"Dia tetanggaku. Dulu dia pernah mengajariku sebelum ujian akhir sekolah. Dia orang yang baik dan ramah." Jawab Sakura cepat.

"Kau tidak menyukainya? Dia manis lohhh. Mirip bintang film sinetron." Ino menangkupkan telapak tangan kirinya di pipi.

"Sasori-nii sudah punya kekasih, yaitu Uzumaki-san." Sakura berkata dengan datar.

"Uzumaki? Kayak nama temannya Shika-kun." Tanggap Ino.

"Ya soal itu aku tidak tau. Masih ada yang ingin kau tanyakan?" Sakura mulai malas menanggapi ocehan Ino.

"Kapan Sasori-san dan Uzumaki-san jadian?" Akhirnya Ino memutuskan untuk bertanya lagi.

"Hmm..baru dua minggu yang lalu. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi." Jawab Sakura.

"Kalau dia sudah punya kekasih, kenapa dia malah menjemputmu dan bukannya kekasihnya sendiri? Jangan-jangan.." Ino mulai mencurigai hal tersebut.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Bisa saja karena kami searah. Dan mungkin saja Uzumaki-san sudah pulang dari tempat kuliahnya." Ujar Sakura cepat-cepat agar Ino tidak berpikir yang aneh-aneh.

"Oh..Hei itu sepertinya Sasori-san sudah di halte. Waw dia tampan sekali hari ini." Puji Ino saat mereka berada di dekat halte.

"Um, iya. Sasori-nii!" Panggil Sakura hingga Sasori menoleh.

"Saku akhirnya kau datang. Kau pasti Yamanaka 'kan?" Tebak Sasori kepada Ino yang saat itu mengenakan kaus putih beserta rok katun pendek berwarna ungu.

"I-iya." Jawab Ino gugup.

"Terima kasih sudah menemani Saku. Mau ikut bersama kami?" Tawar Sasori sambil tersenyum manis.

"G-gomen. Tapi nanti aku akan dijemput oleh orang lain." Tolak Ino sopan.

"Iya, Sasori-nii. Nanti Ino akan pulang bersama kekasihnya." Sakura menekankan kata 'kekasih' agar Ino tidak kecentilan di depan Sasori.

"Sou ka." Ucap Sasori.

"I-iya, terima kasih atas tawarannya, Sasori-san." Ino membungkuk sekilas.

"Kalau begitu kami pulang duluan ya. Konbanwa, Yamanaka." Sasori pamit dan mengajak Sakura untuk masuk ke dalam mobil mercedes hitamnya.

"Ha'i. Konbanwa mou." Balas Ino

"Jaa~ Ino. Mata ashita." Sakura melambai-lambaikan tangannya dari dalam mobil kepada Ino.

"Jaa~" Ino balas melambai-lambaikan tangannya.


...Menunggu Cintamu...


Sudah satu jam Ino menunggu Shikamaru di halte. Ia sudah mulai mengantuk. Shikamaru kini sedang asyik merayakan hari jadiannya Neji dan Tenten di warehouse Neji. Sayangnya Ino tidak mengetahui hal itu karena Shikamaru sama sekali belum menghubunginya sejak sore. Ino ingin menghubunginya, namun ia berpikir Shikamaru sedang berada di jalan dan ia tak ingin menganggu konsentrasinya dalam berkendara.

'Shika-kun..Kamu dimana?' Pikir Ino cemas.

"Yamanaka-san?" Sapa sebuah suara hingga menyadarkan Ino dari lamunannya.

"Sai-san?" Ino terkejut saat mendapati Sai tengah berada di hadapannya.

"Sedang apa kau disini? Bukankah shiftmu sudah berakhir tiga jam yang lalu?" Tanya Sai.

"Ya...aku sedang menunggu seseorang." Jawab Ino muram karena kembali teringat tentang Shikamaru.

"Sebaiknya kau segera pulang karena semakin malam akan semakin dingin untuk menunggu disini." Usul Sai.

"Kau benar, tapi..." Ino ragu untuk pulang. Ia tak ingin saat Shikamaru datang, dirinya sudah pulang duluan. Ia ingin setia menunggu Shikamaru.

"Ayo kita pulang naik bus saja. Kebetulan hari ini aku tidak membawa motorku." Ajak Sai, lagi.

"T-tapi..."

"Kalau kau sakit, kau tidak akan bisa berkerja besok." Sai berkata.

"Aku...baiklah" Ino masih ragu, namun akhirnya ia mengangguk juga.

Di saat yang bersamaan Shikamaru ternyata sudah tiba di halte. Namun ia sengaja memarkir mobilnya sebelum mencapai halte karena di depannya sudah ada bus. Ia keluar dari mobilnya dengan malas.

"Ino-" Shikamaru yang berniat memanggil Ino pun mengurungkan niatnya saat melihat tangan Ino digenggam Sai dan keduanya pun masuk ke dalam bus dengan ceria.

"Kuso, bocah itu benar-benar mencari masalah denganku." Shikamaru mengepalkan tangannya dengan erat.

"Ia berani sekali menyentuh gadisku." Ucap Shikamaru perlahan.


...Menunggu Cintamu...

To be continued


Author Curhat Zone*

Ketemu lagi sama Aimeeee. Aime udah lama bgt pengen bikin fic ttg gadis yg tersakiti gitu. Nah, disini Aime akan membuat Saku menderita. Gomen bgtttttt. Dan soal chap ini, baru prologue loh. Sama sekali belum menyentuh ceritanya. Disini banyak Shika-Ino-Sai? Sengaja! Karena mereka yang nanti akan mempertemukan Sasu dan Saku.

Sasu kok sampe stres gara-gara Karin? Itu karena biasanya dia yang ninggalin cewek, tapi tiba-tiba berbalik Karin yang ninggalin dia. Aku sengaja bikin Shika dan Ino jadi crack di fic ini. DI next chap ceritanya bakalan fokus ke Sasu-saku kok. Stay read, minna.

Dan kalo gk berhalangan, Dua hari lagi bakalan update. Review boleh dong? Kasih tau kesalahan di fic ini biar aku bisa lebih banyak belajar. Flame? Boleh kok. Dengan senang hati aku menerimanya