Summary: Rasa cintaku membuat segalanya menjadi lebih rumit dari yang kuduga. Aku akhirnya bingung diantara dua pilihan, sahabat atau pujaan hati. Yukimura x OC x Sasuke.

Warning: maybe OOC, AU, OC's point of view.

Disclaimer: semua tahu kan kalau Sengoku Basara punya CAPCOM? Nggak tahu? Capek deh *dihajar*

Chapter 1

Aku memandang ke lapangan terbuka di tengah sekolah. Sekarang, seluruh anggota klub sepakbola sedang berlatih. Semua tampak serius dan berkeringat. Namun diantara seluruh anggota, aku memandang lekat ke arah seorang pemuda berparas manis yang mengenakan hachimaki (ikat kepala) merah terang. Dia mengomando latihan sementara pelatih mereka, Takeda-sensei berdiri di pojok lapangan sambil tersenyum melihat kerja keras anak didiknya.

Dingin di atas sini. Aku tengah berdiri di atas atap gedung utama. Rok seragamku melambai pelan dibuai angin sore. Pipiku bersemu merah sembari memperhatikan gerak-gerik pemuda tadi. Dia tak merasa diperhatikan, jadi aku dengan aman mengekor tingkahnya dengan kedua bola mata biruku. Sekolah telah usai satu jam yang lalu, namun aku setiap hari sepulang sekolah naik kemari dan memperhatikan pemuda itu. Aku tak mampu berbicara dengannya walaupun dia sekelas denganku. Menurutku ia terlalu.. bersinar..

"Apa yang seorang gadis lakukan di atap sesore ini?" terdengar suara yang agak familier di telinga, di belakang punggungku.

Aku menoleh dan menemukan teman sekelasku yang lain berdiri di depan pintu atap. Dia memutar-mutar ballpoint di jari-jemarinya yang panjang. Dia mengenakan headband hitam dan kaos seragamnya sama sekali tidak terkancing, menunjukkan T-shirt hijau yang dia kenakan di baliknya. Dia tersenyum kearahku dan mulai berjalan menuju tempatku berdiri, di belakang pagar pembatas atap. Aku baru ingat kalau aku tak melihatnya sejak tadi di kumpulan anggota klub sepakbola. Ia juga salah satu anggotanya. Kenapa dia berada disini?

"Sa-sarutobi-san, kenapa kau ada disini?" Aku bertanya, gugup. Ketakutan menjalariku. Dia anggota klub berita juga, jika dia tahu aku memperhatikan kapten klub sepakbola pasti jadi gosip! Fans-fansnya akan mengancamku karenanya. Lagipula menurut informasi yang beredar, Sarutobi Sasuke tak mudah dibohongi. Aku harus bagaimana?

"Yo Noto Natsumi. Memperhatikan sesuatu? Kau nampak tak nyaman." Sial, dia hafal namaku. Aku harus bilang apa?

"Aku hanya sedang bosan, Sarutobi-san.." Ujarku singkat.

"Panggil aku Sasuke saja. Kau terlalu formal. Aku juga boleh memanggilmu Natsu?"

"B-baik. Sasuke, aku hanya sedang bosan." Entah kenapa udara tiba-tiba terasa sesak. Namun aku juga merasa senang, karena jarang ada orang yang mau memanggilku dengan sebutan khusus.

"Hmm.. Lalu kenapa daritadi kau nampak asyik memperhatikan sesuatu? Apa yang kau lihat di bawah sana, Natsu?" DHEG! Sekarang aku benar-benar tak berkutik. Wajahku pucat dan aku hanya bisa terdiam dengan pipi yang sedikit bersemu merah. Rambut dark blonde-ku yang panjang sebahu berantakan diterpa angin kencang yang tiba-tiba lewat. Untunglah itu bisa sedikit menyembunyikan raut wajahku.

"Ada yang salah, Natsu?" Sasuke menatapku khawatir. Nampaknya dia cemas kalau aku sakit. Alisnya meninggi karena ia merasa penasaran.

"…" Aku tetap membisu. Aku menunduk dan menggeleng pelan, namun Sasuke tetap menanyaiku. Sekali lagi aku menggeleng, dia akhirnya menyerah.

"Kau memperhatikan seseorang?" pemuda itu bertanya lagi dengan suaranya yang khas. Suara yang tidak terlalu rendah dan selalu tampak ceria. Dia sedikit mirip Yukimura, tetapi sikapnya lebih dewasa dan bijak.

"A-aku tidak sedang memperhatikan Yukimura kok.. UPS!" Aku langsung menutup mulutku dengan paniknya. Aku sungguh bodoh!

"Yukimura-dono? Kau menyukainya?" Pertanyaan itu membuatku tak bisa menyembunyikan kepanikanku lagi. Sasuke tetap mengamati gerak-gerikku penuh tanda tanya. Aku benar-benar tersudut. Apa yang sebaiknya kukatakan? Apa aku harus memberitahunya soal ini? Sebetulnya dia dapat membantuku bila dia dapat menyimpan rahasiaku. Dia kan orang terdekat Yukimura..

"A-aku.." Gugup, aku hampir tersedak. "Aku memang menyukainya. Namun aku tak punya cukup keberanian untuk mengatakan padanya. K-kau sebagai sahabatnya pasti tahu dia punya banyak penggemar. Aku tak mau membuat mereka merasa tersaingi dan memusuhiku. Aku, aku.." Tanpa kusadari, linangan airmata mengaburkan pandanganku. Tiap memikirkan hal ini, aku jadi sedih.

Sasuke lalu memelukku. Suatu hal yang cukup membuatku setengah melongo. Dengan simpati ia lantas mengatakan padaku bahwa tak ada hal yang patut disesalkan dalam menyukai seseorang. Aku tentu saja ragu, namun ia justru mendorongku untuk menyatakan perasaanku disaat aku sudah yakin akan itu. Dia juga berkata bahwa setiap orang punya haknya masing-masing untuk mencintai dan dicintai.

Aku menelaah seluruh ucapan Sasuke dalam diam, dan masih di pelukan hangatnya. Aku merasa tenang sekarang, walaupun rasa tidak percaya dan malu menghantuiku, mengatakan semua yang baru terjadi bisa saja hanyalah mimpi. Mungkin aku hanya perlu mencubit pipiku dan terbangun. Namun ini semua benar-benar baru saja terjadi. Aku bangkit dari pelukannya dan malu-malu menatap kedua bola matanya yang menurutku indah.

"Sasuke, aku punya pertanyaan.. Boleh aku mengatakannya?" Aku mulai memberanikan diriku untuk mencari tahu lebih banyak.

"Tentu. Aku bersedia membantumu. Aku bersedia jadi sahabatmu.. hanya jika kau setuju."

Aku tersentak mendengar kalimat terakhirnya. Sahabatku? Kata itu jadi benar-benar aneh di telingaku. Sasuke si informan? Sasuke sahabat Yukimura? Yang benar saja..

"Apa? Sahabatmu? Apa kau yakin?" Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirku, karena aku tak percaya dia bisa menawarkan persahabatan denganku.

Sasuke mengangguk mantap dan aku mengerjap-ngerjap seakan yang ada di depan mataku saat ini adalah ilusi semata. Melihatku seperti itu, Sasuke justru tertawa.

"Ini bukan pertama kalinya aku menawarkan persahabatan seperti ini pada seseorang, Natsu-chan. Yah, mungkin kau pertama kali untuk perempuan." Dibilang seperti itu aku makin gugup. Pantaskah aku.. Ralat, benarkah aku bisa menerima kebaikan ini? Apa dia hanya kasihan melihatku seperti ini?

Sasuke tersenyum. Seakan mengerti apa yang kupikirkan, ia lantas berkata, "aku tidak menawarkannya karena kasihan. Aku hanya kagum melihat semangatmu. Rasanya kau bisa mengimbangi Yukimura-dono."

Warna merah muda menghiasi wajahku. Aku tak pernah sanggup membayangkan aku berada di samping Yukimura, apalagi menjadi pacarnya! Wow, ini sungguh hari teraneh dalam hidupku. Pertama aku tertangkap basah mengamati orang yang amat kusukai di atas sini, sekarang aku menerima tawaran persahabatan dari orang terdekat Yukimura, Sarutobi Sasuke. Siapa saja tolong katakan kalau aku sedang bermimpi.

Setelah memikirkannya beberapa saat, aku memutuskan. "Kau bisa menjaga rahasiaku tetap aman? Kalau kau tidak bisa, lebih baik aku menolaknya."

"Tentu rahasiamu aman bersamaku. Aku informan terbaik di sini, dan banyak rahasia sekolah yang aku ketahui, namun jika tidak dalam keadaan mendesak, aku tak akan mengatakan rahasia-rahasia tersebut begitu saja." Sekali lagi Sasuke tersenyum ringan. Enak sekali jadi dia.

Pemuda berambut merah itu mengulangi kata-katanya dan akhirnya aku mengangguk setuju. Hari ini aku, Noto Natsumi akhirnya bersahabat dengan Sarutobi Sasuke. Apakah ini awal yang bagus, aku tidak tahu. Namun, semoga ini merupakan hal yang baik.

OMAKE

"Sasuke, aku belum menanyaimu tadi.." Aku menatap wajah Sasuke dengan sedikit malu. Dia mengangguk, menandakan aku boleh menanyainya.

"Ehm.. Apa Yukimura sedang menyukai seseorang?" Memberanikan diri, aku bertanya dengan tangan mencengkeram rokku.

Sorot mata Sasuke seketika berubah iseng. "Oh, itu. Kau pikir bagaimana?"

"Nggg.. aku tak tahu.. Dia punya banyak fans tapi aku tak tahu siapa diantara mereka yang dia suka." Semburat merah muda di wajahku semakin jelas. Sasuke lantas menepuk pundak kiriku sambil tersenyum.

"Kurasa dia belum menyukai siapapun. Dia kurang berani berhadapan dengan perempuan. Ahaha, aku ingat saat dia melarikan diri dari adik kelas yang mau menyatakan perasaannya."

"Apa? La-lalu.. Aku bagaimana? B-bagaimana kalau dia juga takut padaku?" Aku gelagapan sambil memegangi kepalaku.

"Tenang saja, kau pasti bisa membuatnya sembuh dari ketakutannya. Aku juga kasihan padanya."

"He? Aku? Darimana kau yakin?"

"Perasaanku saja." Jawabnya sambil melangkah ke pintu atap sembari Takeda-sensei memanggilnya dari lapangan bawah.

"Hah? Aku? Apa aku mampu.." Aku menggumam sendiri karena Sasuke telah menghilang diiringi koak gagak menjelang petang.

oOo

Author's note: Ini fic keduaku di fandom ini dan fic bersambung pertamaku dengan original character. Saran, kritik, dan pujian *plak* ditunggu di review ^^ kalau kalian suka, aku akan berusaha melanjutkan cerita ini secepatnya. Di chapter depan Yukimura akan bertemu Natsu dengan cara yang unik. Tunggu chapter lanjutannya ya.. Ciayou~