Disclaimer: Supernatural isn't mine. I didn't take any profit either from this.
Warning: Alternate Universe – Canon Divergence. This is mostly Rated T. Yeah, hanya percakapan jadi ini T. Humor about sex. BL, be warned. Destiel from Sam POV. Inspired by real live event of mine, which still left me laughing out loud if I remember it.
Note: oke, berhubung ane baru nonton supernatural, HANYA season sembilan doang, jadi ane pake latar di season sembilan. Ini adalah canon divergence dari season sembilan. Perbedaannya adalah, Sam nggak dirasuki ezekiel, dia nggak koma. Para malaikat masih jatuh dari surga, dan Cas itu manusia. Di latar ini, mereka sedang berburu sesuatu, dan memutuskan untuk bermalam di motel. Ya, Castiel udah sama-sama dengan mereka mungkin seminggu lah.
Udah jelas kah? Jika ada yang mau ditanyakan nanti review aja.
Oh, dan sebelum baca fic ini, bayangkan perasaan kalian ketika kalian mendengar kakak atau adik atau orang tua kalian... bercinta. Supaya feelnya dapet lah. Ngerinya dan lucunya itu.
Enjoy!
Supernatural © CW Network
Supernatural © Eric Kripke
The Horror of Unexpectedly Listening (and trapped) When Your Brother Is Having Sex
Dedicated to Mbik
Sam Winchester tidak mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi. Tapi satu hal yang pasti, dia menyesal tidak berpikir untuk menyewa dua kamar saat dia tahu bahwa Cas akan tidur dengan mereka. Dia sangat menyesalinya saat malam semakin larut. Tapi dalam pembelaannya, dia tidak menyangka kakaknya akan melakukan itu dengan Cas.
Serius, Dean―kakaknya yang dikejar-kejar wanita―malah melakukan 'itu' dengan Cas... tidak masuk dalam logikanya.
Melakukan apa?
"Dean..." sebuah desahan terdengar.
Yap, melakukan itu. Dan tadi itu suara Cas―Sam semakin mengubur dirinya ke dalam bantal. Bisa saja menaruh kepalanya di bawah bantal untuk sedikit mengurangi volume suaranya, tapi dia tidak ingin mereka sadar bahwa dia belum terlelap. Mungkin karena suasana canggung yang akan menyambut mereka nanti.
Entah bagaimana semua ini terjadi. Yang Sam ingat, dia baru saja akan memasuki dunia mimpi saat suara Cas menariknya kembali ke dunia nyata. Terkutuklah insting pemburunya yang peka terhadap suara-suara kecil.
"Dean―"
Ya Tuhan, rasanya mau mati saja. Seseorang tolong bukakan tanah di bawahnya dan biarkan dia tenggelam saja. Dan Dean, kenapa kau melakukan ini. Sam mungkin akan memutar bola matanya, kalau saja dia tidak merasa ngeri.
Serius, sebernafsu apa sih mereka ini sampai melakukan seks dengan Sam yang masih ada di kamar? Memangnya mereka belum berhubungan intim untuk waktu yang lama ya, hingga mereka tidak bisa menahan nafsu.
Ngeri, jengkel, geli; semuanya bercampur menjadi satu. Dan―Cas mengeluarkan desahan yang bisa menyaingi bintang film porno. Darimana dia belajar membuat suara seperti itu? Apa mungkin Cas memang punya bakat alami? Lebih baik Sam jangan terlalu memikirkannya.
Jika saja mereka adalah orang lain, mungkin Sam akan mempunyai sedikit masalah mengontrol libidonya (siapa yang tidak saat Cas mengeluarkan suara seperti itu). Tapi ini adalah kakaknya dan Castiel. Sam masih normal, sangat normal. Tidak akan dia merasa bernafsu mendengar kakaknya berhubungan seks dengan sahabat mereka.
"De―Dean… ungghhh,"
"Apa?"
"Sam…?"
Sam membeku seketika. Apa yang terjadi? Sam tidak mengeluarkan suara apapun. Tubuhnya memang sedikit tegang, tapi tidak mungkin mereka menyadarinya. Lagipula, Sam tengah membelakangi mereka, jadi mereka tidak mungkin melihat wajahnya (dan Sam tidak perlu melihat posisi mereka).
"Apa?" itu suara Dean. Dia kedengaran jengkel… oh bagus, Dean cemburu.
"Tidak masalah kita melakukan ini sementara dia masih di sini?"
Hening melanda sementara. Assholes, giliran sudah setengah jalan baru berkata seperti itu. Ketika sudah mengeluarkan suara yang mengerikan baru mereka sadar ada orang lain dalam kamar ini. Jerks.
"Kurasa dia tidur," jawab Dean enteng.
Sam membuka matanya seketika dengan mulut menganga.
DEAN! Yang benar saja!? Ini pasti bercanda. Masa Dean akan mengira kalau dia tidur, itu tidak masuk akal.
Dan… mereka melakukannya lagi. Apa memang nasib Sam yang buruk ya?
Setiap detik yang berjalan terasa seperti penyiksaan bagi Sam. Kenapa ini tidak selesai-selesai juga?
Lalu Dean menggeram.
Oke, Sam tidak tahu kalau kakaknya seperti itu di atas tempat tidur. Pantas saja semua wanita pada pandangan pertama tertarik padanya. Mungkin mereka mempunyai radar alami yang mengatakan pria mana yang dominan di tempat tidur.
Ini adalah usaha menyedihkan Sam untuk mengalihkan perhatiannya dari situasi yang terjadi sekarang. Lebih baik memikirkan hal lain daripada memikirkan tentang suara yang dikeluarkan keduanya. Teruslah memikirkan hal lain. Ya, Sam bisa melakukannya.
Masih mengherankan bagaimana asal mulanya hingga kejadiannya sampai seperti ini. Seingat Sam tidak ada tanda-tanda yang mengindikasikan keduanya bakal berakhir seperti ini. Atau mungkin karena itulah semua ini terjadi. Dean mengambil langkahnya secara perlahan. Bukan seperti dengan wanita-wanita yang sibuk dia tiduri; yang berakhir sebagai one night stand saja.
Dean tidak menunjukkan niatnya karena dia sibuk berunding di dalam kepala. Yang dia pertaruhkan di sini adalah persahabatannya dengan Cas. Ini tidak mungkin hanya cinta satu malam saja. Dean harus yakin dia menginginkan hal ini sebelum bertindak. Dan keyakinannya datang di saat yang tidak tepat.
Pasti akan sangat canggung jika ini hanya tindakan sekali saja; dengan Cas yang sifatnya masih polos seperti itu.
Wow, Dean pacaran. Sam sibuk tertawa kecil―di dalam kepala tentunya.
Ingat bagaimana Dean terdengar cemburu tadi. Salah satu bukti... tapi jika dipikir-pikir lagi, tidak etis jika kau sedang bercinta dengan seseorang dan seseorang itu tiba-tiba menyebutkan nama adikmu.
Ah―"De... Dean!"
Suara tarikan napas Cas terdengar begitu jelas. Oh bagus, mereka sudah hampir selesai. Teruslah berpikir positif Sam, lihat sisi positifnya.
"De―Dean," desah Cas.
"Cas..."
Lalu hening melanda. Sam menghitung sampai sepuluh dalam hati dan yang terdengar hanyalah tarikan napas mereka. Tak ada desahan atau suara erotis lainnya.
Yesss!
Sam mungkin melakukan lompatan girang di dalam kepalanya. Mungkin.
Sudah selesai. Tak perlu lagi Sam mendengar mereka. Anggap saja ini tidak pernah terjadi. Anggap saja dia tidak pernah berada di dalam kamar ini saat mereka melakukan itu. Beres.
Sekarang tinggal menunggu.
Ada suara mereka bergerak; mungkin untuk mengatur posisi kembali sih. Lalu tenang lagi.
Setelah sekian lama―namanya juga menunggu, hanya beberapa menit saja terasa begitu lama―Sam berpindah posisi tidur menjadi terlentang.
Matanya masih tertutup, tapi dia mengulur waktu lagi. Tak mungkin dia bisa kembali tidur. Jadi dia harus keluar dari kamar ini dulu. Tapi Sam harus membuatnya kelihatan seperti dia baru bangun. Mungkin saja Dean atau Cas masih bangun; dia tidak ingin keadaan berubah jadi canggung. Ini terlalu cepat.
Entah sudah berapa menit berlalu, Sam memutuskan untuk keluar dari kamar ini. Dia bangun, tidak menoleh ke tempat tidur Dean dan Cas, lalu berjalan santai ke arah pintu. Santai, jangan terlihat seperti kau sedang terburu-buru. Tidak ada jaminan Dean sudah tidur.
Begitu pintu tertutup di belakangnya, Sam bernapas lega. Dia menghirup udara segar, melupakan udara di dalam kamar yang sudah terkontaminasi partikel-partikel seks.
Tujuan berikutnya, vending machine.
Mungkin Sam akan menyewa satu kamar lagi. ah, coret mungkin; Sam akan menyewa satu kamar lagi. Persetan dengan mereka akan merasa curiga kalau Sam tadi belum tidur, dia tidak akan mengulang kejadian seperti ini lagi.
END
Dedicated to Mbik that had requested this for one and a half year #sigh. Yeah, too long right? Sorry, sis. Dia udah paksa aku buat main-main di fandom ini sejak aku masih kacau nulisnya, (sekarang udah baikkan dikit lah).
Ini terinspirasi dari event real life. Aku akan menceritakannya singkat di sini. Jadi ceritanya kita (aku dan teman-temanku ada 4 orang (dua laki dua perempuan, mereka masing-masing pacaran)) nginap di rumah teman. Berhubung rumah kecil (pokoknya kecil deh), kamar cuman dua, jadi kita bagi tidur itu seperti ini: aku sama yafet (teman lelaki) dan pacarnya di satu kamar; pasangan yang lain ama kakak pemilik rumah di kamar si kakak. Ibu, ama adeknya pemilik rumah tidur entah di mana (mungkin kamar orang tuanya yang beda bangunan). Dan bapak ama pemilik rumah tidur di ruang tv.
Jadi semakin malam berlarut, ane yang udah mau tidur kaget tetiba saat si Yafet bisik-bisik minta jatah ama si pacar. Si pacar nggak mau soalnya nggak enak karena di rumah orang dan ada aku di tempat tidur, tapi si yafet maksa (maklum, pria itu kalau udah nafsu lupa segalanya). Pokoknya setelah sekian lama, eh, mereka malah mau lakuin itu. Aku udah tahan ketawa sambil tahan jengkel aja. Truss seketika aku duduk dan mereka yang lagi tahap lakuin itu langsung mematung seketika. (masih ketawa kalau ingat ini). tangan yang udah masuk celana ama baju ditariklah, segala lah. Pokoknya kacau banget. Sambil mengomel gue keluar dan tidur bareng pemilik rumah.
Ehh... belum lama nyenyak, pasangan yang lain berantem. Yang dikamarnya si kakak itu loh. Pokoknya itu mungkin karena si perempuan (bitch banget, serius bikin jengkel lagi. gue bersyukur mereka udah putus, kasian temen gue) minta berhubungan dan si laki-laki nggak mau karena perasaan. Ini kan di rumah sahabatnya, ada kakaknya lagi.
Pokoknya parah deh...! ane tidur cuman dua jam doang.
Oke, cukup. Any question, just ask me.
Oh, what they did just a handjob. Sam open your eyes and see it yourself. (still having sex, #sigh)
And review please.
