Really

Rated: T

Genre: Drama, Romance

Cast: Jeon Wonwoo, Kim Mingyu, and other Seventeen's member.

Disclaimer : Semua cast milik Tuhan YME dan orang tua mereka, tapi ff ini asli dari pemikiran saya(walau terinspirasi suatu hal/?)

Warning : Typo(s), EYD yang berantakan, gaje, judul yang gak nyambung dengan isinya, bad summary, dan BL! BxB

.

.

.

.

.

.

.

Really

Happy reading!^^

.

.

.

.

.

.

"Gyu!"

Merasa namanya dipanggil Mingyu pun menoleh dan mendapati kakak sepupunya-Jun memanggilnya.

"Oh, hai hyung. Ada apa?"tanya Mingyu.

"Mau pulang bersamaku?"tawar Jun.

"Tentu, kajja!"jawab Mingyu.

Kemudian, mereka berdua berjalan menuju halte bis. Sambil menunggu bisnya datang, mereka berdua memutuskan untuk berbincang bincang seputar klub basket yang ada di sekolahan mereka. Tak lama setelah itu, bis kemudian datang dan mereka berdua masuk ke dalam bis tersebut. Ternyata, di dalam bis sudah sangat penuh sehingga dengan terpaksa Mingyu dan Jun harus berdiri.

"Hyung, kakiku pegal"rengek Mingyu setelah bis berjalan beberapa menit yang lalu.

"Yah, mau bagaimana lagi? Tempat duduknya saja sudah tidak ada yang kosong lagi. Sudahlah, sebentar lagi juga sampai"ujar Jun menenangkan Mingyu.

Yang diajak bicara malah tidak mendengarkannya. Mingyu sibuk mengamati seorang namja dengan temannya yang menurutnya manis. Sedangkan namja itu tidak menyadari bahwa Mingyu sedari tadi memerhatikannya. Pasalnya, namja itu sedang asik mengobrol dengan temannya.

'Dia manis juga'gumam Mingyu dengan senyum senyum sendiri (mungkin dia gilaXD#digampar)tolong abaikan aja kalimat yang ada di dalam kurung.

"Hei Mingyu"

Tidak ada jawaban

"Mingyu?"

"Mingyu?!"

"Kim Mingyuu!"panggil Jun tepat di telinga Mingyu.

"A-apa?!"jawab Mingyu gelagapan karena terkejut.

Semua penumpang memandang Mingyu dengan tatapan heran termasuk namja yang Mingyu kagumi tadi. Mingyu malu setengah mati beruntung bis berhenti tepat pada tujuan rumahnya dengan segera Mingyu turun dari bis tersebut.

"Hyung, kenapa kau tadi memanggil tepat ditelingaku eoh? Bagaimana jika aku tuli? Dan kau membuatku malu karena aku berteriak tadi"tutur Mingyu dengan kesal.

"Salah sendiri dipanggil berkali kali kau tidak menggubrisnya"ujar Jun dengan santainya sambil memainkan ponselnya. Mingyu hanya mendengus kesal mendengar penuturan hyungnya itu.

"Oh ya, memangnya apa yang kau pikirkan tadi? Senyum senyum sendiri seperti orang gila saja"tanya Jun heran. Mingyu berpikir sebentar dan kemudian ia kembali membayangkan namja tadi dengan tersenyum.

"Yak! Kau ini memang gila ya?!" Dengan kesal Jun kemudian menjitak kepala Mingyu. Mingyu hanya meringis dan menampilkan cengiran bodohnya. Jun memutar matanya jengah dan pergi meninggalkan Mingyu sendirian.

"Yak! Hyung tunggu! Kau mau kemana?!"teriak Mingyu dan pergi mengejar Jun.

"Pulang"jawab Jun singkat

"Hyung tunggu aku!"

"Aku tidak ingin ketularan virus gilamu jadi aku pergi duluan"ujar Jun.

"Hyung!"

.

.

.

.

.

.

.

"Jihoon-ah, apa nanti kau ada kegiatan?"tanya Wonwoo. Hari ini kelas mereka kosong selama satu jam pelajaran karena tiba tiba kepsek mengadakan rapat dadakan para guru.

"Mm... tidak ada. Memangnya ada apa? Pulang bersama?"tanya Jihoon balik. Wonwoo membalasnya dengan sebuah anggukan sembari memasukkan alat tulisnya ke dalam tas karena beberapa menit lagi bel pulang akan berbunyi.

"Oh, baiklah"ujar Jihoon dengan tersenyum.

Tak lama kemudian, bel pulang pun berbunyi dan semua siswa berhamburan keluar kelas menuju rumah mereka masing masing.

"Ayo Jihoon-ah"ajak Wonwoo.

"Ne, kajja!"

Kemudian mereka berjalan menuju halte, tepat setelah mereka datang bis datang dan kemudian mereka berdua bergegas masuk ke dalam bis dan duduk di paling belakang karena tidak ada yang kosong lagi kecuali di sana. Setelah duduk, Wonwoo melihat seorang namja dengan temannya yang seperti harus terpaksa berdiri karena memang tidak ada lagi tempat duduk yang kosong.

'Dia tampan sekali. Ya ampun apa yang aku pikirkan? Buang jauh jauh pemikiran itu'batin Wonwoo dengan menggelengkan kepalanya.

"Wonwoo~ya, kau kenapa? Apa kau sakit?"tanya Jihoon khawatir.

"A-ani aku tidak apa apa"jawab Wonwoo gelagapan.

"Oh, syukurlah. Oh iya Wonwoo~ya, apa kau tadi mengerti apa yang Min saem jelaskan?"tanya Jihoon.

"Mm... lumayan. Kenapa? Kau tidak paham?"tanya Wonwoo dan dibalas anggukan oleh Jihoon.

"Entah mengapa saat dia menjelaskan aku benar benar mengantuk sehingga aku tidak bisa berkonsentrasi mendengarkannya"tutur Jihoon dengan mem-poutkan bibirnya. Wonwoo hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang sudah seperti anak kecil itu.

"Baiklah, aku akan mengajarkanmu nanti"ujar Wonwoo yang langsung membuat Jihoon berbinar cerah seketika.

"Benarkah Wonwoo~ya? Ah kau memang sahabatku yang paling baik"ujar Jihoon tersenyum cerah hingga membuat eye smile. Namun, sebuah suara menghentikan perbincangan mereka.

"Apa!"

Wonwoo, Jihoon dan semua penumpang yang ada di bis itu secara serentak menoleh ke arah sumber suara. Semua menatapnya dengan heran. Sebenarnya Wonwoo ingin tertawa namun ia tahan karena ia sadar ia masih ada di dalam bis. Jika dia kelepasan bisa bisa ia akan bernasib sama seperti pemuda itu. Bis kemudian berhenti dan terlihat bahwa pemuda itu turun dengan tergesa gesa.

'Mungkin dia malu'batin Wonwoo dengan mengedikkan bahunya acuh.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bel pulang berbunyi, membuat para siswa yang tadinya lemas tidak bersemangat, cerah seketika dan dengan segera mereka membereskan peralatan alat tulis mereka dan berhamburan keluar.

"Wonwoo~ya, mianhae hari ini aku tidak bisa pulang bersamamu karena hari ini ada rapat dadakan di klub musik"ujar Jihoon sedih.

"Iya, tidak apa apa. Aku juga tau kok, baiklah aku pulang dulu. Sampai jumpa Jihoon~ah"ujar Wonwoo dengan melambaikan tangannya.

Jihoon membalas lambaian juga sebelum Wonwoo berbalik dan pergi keluar kelas. Kemudian Jihoon pergi keluar kelas menuju klub musik. Baru setengah perjalanan menuju klub musik, Jihoon berpapasan dengan Soonyoung.

"Eh, Soonyoungie? Kenapa masih di sini?"tanya Jihoon seraya berhenti.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh ya?"

"Bu-bukan begitu, maksudku kau tidak pulang?"tanya Jihoon lagi dengan membenarkan pertanyaannya.

"Aku baru saja mau pulang. Lagipula, aku ingin bertemu denganmu"jawab Soonyoung santai.

"Eh? Bertemu denganku? Ada apa?"tanya Jihoon bingung.

"Aku ingin mengajakmu jalan jalan nanti"

"Mianhae Soonyoungie, hari ini aku tidak bisa"ujar Jihoon dengan wajah sendu.

"Hei, tidak apa apa. Besok juga bisa" setelah berkata seperti itu dengan secepat kilat Soonyoung mengecup pipi Jihoon. Jihoon tersentak dan tiba tiba muncul semburat merah samar di pipinya.

"Sampai jumpa Jihoonie"ujar Soonyoung dan pergi meninggalkan Jihoon. Jihoon sadar dengan cepat apa yang dilakukan Soonyoung tadi.

"Yak! Soonyoung! Berhenti kau di sana! Akan kubunuh kau!"teriak Jihoon dengan garangnya. Jihoon yang tadinya masih menjadi anak yang baik seketika berubah menjadi seperti singa yang sedang PMS/? tolong abaikan ini-_-'

"Coba saja, lalu kenapa wajahmu menjadi merah begitu?"tanya Soonyoung dengan nada sedikit mengejek.

"Soonyoung!"

Mereka berdua berakhir dengan kejar kejaran. Dengan Soonyoung yang terkekeh karena wajah Jihoon itu. Mungkin Jihoon lupa akan tujuan awalnya bahwa ada rapat di klub musik.

.

.

.

.

.

"Huh! Kenapa bisnya selalu penuh?"gumam Wonwoo kesal. Dia kemarin memang beruntung mendapatkan tempat duduk, namun tidak untuk hari ini. Wonwoo dengan berat hati harus berdiri karena tidak ada tempat duduk lagi yang kosong.

'Ya tuhan, aku sudah tidak kuat lagi. Tasku juga berat karena buku yang ku bawa terlalu banyak. Tidak adakah penumpang yang turun?'batin Wonwoo miris.

Setelah membatin, tiba tiba saja ada seorang penumpang yang turun dan itu membuat Wonwoo bahagia. Walaupun sebenarnya penumpang tersebut turun bukan di tempat yang seharusnya. Tapi Wonwoo tak ambil pusing dengan itu yang penting dia bisa duduk untuk mengistirahatkan kakinya. Kemudian dengan segera Wonwoo duduk di tempat penumpang tadi. Baru beberapa detik Wonwoo duduk, tapi bis telah berhenti tepat pada tujuannya. Wonwoo melongo tidak percaya. Dengan kesal Wonwoo keluar dari bis sembari menggerutu akan kesialannya hari ini.

Kemudian Wonwoo berjalan menuju rumahnya. Wonwoo ingin sekali cepat cepat sampai rumahnya dan tidur dengan nyenyak. Ia benar benar lelah. Hari ini jalanan terdapat banyak sekali kubangan air karena memang tadi siang hujan turun dengan deras. Tiba tiba dari arah berlawanan muncul sebuah mobil dengan kecepatan sedang. Wonwoo tidak begitu peduli dengan mobil itu. Tapi yang membuatnya peduli akan mobil itu adalah saat mobil itu berpapasan dengannya dengan tidak elitnya Wonwoo terkena cipratan air karena mobil itu. Karena sudah terlalu kesal dan lelah dengan samar muncullah perempatan di kepalanya.

"Yak! MOBIL SIALAN! BERHENTI KAU! BRENGSEK!"umpat Wonwoo. Kini baju sekolahnya kotor dan basah karna cipratan kubangan air tersebut. Wonwoo seperti bermain lumpur karena bajunya yang kotor itu. Dengan kesal, Wonwoo kembali melanjutkan perjalanannya. Dan sesampainya di rumah, dia langsung dihujani pertanyaan dari saudara sepupunya-Jeonghan yang tinggal bersama dengan Wonwoo.

"Aku tertimpa kesialan hyung. Sudahlah aku lelah, aku mau tidur"ujar Wonwoo. Jeonghan hanya bisa menghela napas.

"Baiklah, setelah ini kau mandi lalu makan,ne?"perintah Jeonghan.

"Hmm" Dengan lemas ia menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ia tak habis pikir apa yang telah menimpanya sedari tadi. Tertimpa kesialan bertubi tubi membuatnya kehabisan tenaga. Wonwoo benci hari ini, hari ini hari apa? Oh, ternyata hari senin. Kali ini Wonwoo benar benar membenci hari senin.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC/Delete?

Gimana reader-nim? Lanjut apa kagak nih? Chapter ini dibuat dari sudut pandangnya Wonwoo dan sudut pandangnya Mingyu (paham gak? Nggak paham yaudah author sendiri aja kagak pahamXD#ditendang) Oh,ya bagi yang tau ff OMG sebenernya aku mau bikin sequelnya dan juga udh hampir jadi, cuma kurang ditambahin aja. Tapi tiba tiba dokumen itu ilang padahal udah lumayan banyak-menurutku, aku pengen nangis rasanya tapi ya mau gimana lagi#curhat. Jadi maaf ya, aku juga gak tau jadi sequel ff itu apa nggak setelah kejadian itu. Balik ke ff ini, jadi gimana lanjut ato buang?

DON'T BE SILENT READER! Jangan cuma diem aja oke? Tinggalkan jejak kalian readers. Entah itu review,fav,ataupun follow. Jadi mohon bantuannya ya/bow

See you next chapter(kalo ada yang mau)

Lastly, review please?