Namaku Midorima Shintarou, aku bukan orang yang percaya pada hal-hal mistis. Tapi itu pada awalnya, sampai aku mengalaminya sendiri. dan sekarang aku akan menceritakan mengenai pengalaman mistis pertama-ku.
.
.
.
Kamar Kosan-ku !
.
.
.
Diclamir :
Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi-sensei.
Warning :
Horor(gagal, sepertinya), Typo(masih eksis banget), dll..
.
.
.
Aku berkuliah disebuah kampus swasta terkenal di Kyoto. Jauh, dari rumahku yang berada di Tokyo. Aku mengambil fakultas kedokteran di Kyoto University. Sudah menjadi cita-citaku menjadi seorang dokter. Awalnya aku tinggal bersama Mayumi-bacan, adik dari ibu-ku yang ditinggal di Kyoto. Namun karena banyak kegiatan kampus yang aku ikuti dan juga banyak tugas, aku selalu pulang larut dan menjadi tidak enak hati pada Mayumi-bacan yang selalu menungguku pulang bahkan menyiapkan makan malam untukku.
Akhirnya aku meminta pada orang tuaku untuk pindah dari rumah Mayumi-bacan karena tidak mau merepotkan Mayumi-bacan. Akhirnya orang tuaku menyampaikan keinginanku dengan Mayumi-bacan, walau awalnya Mayumi-bacan tidak mengizinkan karena aku terus menjelaskan alasanku akhirnya Mayumi-bacan mengizinkanku untuk mengekos dengan perjanjian kalau aku harus sering berkunjung kerumah Mayumi-bacan dan mengabarinya.
Aku memilih sebuah kosan yang berada dekat dengan kampusku. Kosannya memang bukan kosan mewah namun cukup nyaman untukku tinggali. Setelah melihat-lihat sekeliling kosan, aku memutuskan untuk menetap dikosan itu dan esoknya aku memindahkan barang-barangku. Mayumi-bacan ikut mengantarku kekosan baru yang akan aku tempati.
Beruntung. Aku mendapatkan kamar yang cukup luas dari kamar kosan yang ada dan juga didalam kamarku sudah ada tempat tidur, kaca besar, dan juga lemari yang berukuran sedang. Setelahnya aku membereskan barang-barangku dan menatanya.
Kriuk.
Ah aku lapar, aku pun melihat jam dan ternyata sudah jam 7 malam. Pantas aja lapar, ini harusnya sudah masuk jam makan malam. aku teringat makanan yang dibelikan Mayumi-bacan sebelum ia pulang. Ya sepertinya aku tidak perlu keluar kosan malam ini. Aku pun keluar kamar menuju dapur dan ruang makan yang ada. Ah iya kosanku sepertinya rumah pada umumnya, berisi 4 kamar tidur dapur, ruang makan, kamar mandi, ruang tv, dan ruang tamu. Sampai didapur, aku mengambil peralatan makan dan menuju ruang makan dan ternyata diruang makan ada seseorang yang juga sedang makan.
"Pemisi." Ucapku pada orang itu.
"Hai… kau orang baru ya, kenalkan namaku Takao Kazunari. Aku yang menempati sebelah kamar yang kau gunakan."
"Oh. Nama-ku Midorima Shintarou."
"Baiklah akanku panggil kau, Shin-chan."
"Kau bisa memanggilku Midorima saja."
"Ah Shin-chan aja ya."
'MENYEBALKAN!' Teriakku dalam batin. Setelahnya aku makan dan Takao terus berceloteh menanyakan berbagai macam hal padaku. Katanya untuk pendekatan sebagai teman kosan. Ah sungguh orang yang berisik sekali.
Aku pun kembali ke kamar dan mengambil peralatan mandiku. Sampai dikamar mandi, aku menikmati guyuran air hangat dari shower. Terasa terangakt beban dari tubuhku yang lelah karena seharian beres-beres dikamar. 30 menit kemudian aku selesai mandi. Aku berjalan sembari mengeringkan rambutku.
"Shin-chan, habis mandi ya harum sekali."
"Wajar kalau wangi nanodayo, namanya juga habis mandi."
"Hehehehe iya deh iya… Oh iya Shin-chan, kalau sudah jam 12 malam jangan mengaca ya dan kalau mau tidur harus ucapkan permisi dulu. Kamar-mu sudah lama sekali kosong jadi mungkin kasurmu ada yang menggunakan jadi lebih baik permisi saja dulu, oke hehehehehehe."
Setelah berucap panjang lebar Takao masuk kedalam kamarnya. Aku pun masuk ke kamar dan duduk didepan cermin sembari menggosok rambutku dengan handuk untuk mengeringkannya. Aku pun teringat perkataan Takao tadi, walau mengucapkannya dengan nada bercanda tapi ada keseriusan didalamnya. Tapi begitu aneh kata-katanya itu, apa ia bermaksud menakutiku. Ah tidak mempan.
Setelah mengeringkan rambut, aku langsung membaringkan tubuhku diatas kasur. Lagi, aku teringat perkataan Takao. Tapi nyatanya, tidak ada apa-apa saat aku meniduri kasur ini. Aku pun mengambil TAB-ku dan mulai main game. Aku pun melirik jam dan ternyata sudah pukul 12.34 tengah malam. Aku menyudahi bermain game, dan mengambil air putih yang ada dimeja kecil samping tempat tidurku.
"Kenapa jadi sangat panas ya padahal ac-nya sudahku hidupkan." Gumamku sembari setelah meneguk air putih.
Lagi, aku teringat perkataan Takao dan aku pun bangun dari kasurku dan duduk didepan kaca. Kalau menurut Takao, tidak boleh mengaca lewat dari jam 12 malam. Aku pun mengaca sembari merapihkan rambutku yang berantakan.
'Ah memang tampan ya diriku ini.' Gumamku dalam hati.
Aku pun terus mengaca sembari merapihkan rambut dan sesekali mencoba merubah sytle gaya rambutku.
DRRRT….DRRRT….DRRRT….
Aku pun mengalihkan pandanganku dari cermin dan mengambil ponselku dan ternyata pesan dari operator, sungguh tidak penting sekali. Aku pun meletakan ponselku dan kembali mengaca, aku terus bergumam dalam hati kalau wajahku ini amat sangat tampan, sampai-
TUNGGU
DI CERMIN ITU BUKAN WAJAHKU
- aku sontak langsung bangun dari duduk-ku dan setengah berlari menuju kasur dan langsung menutupi diriku dengan selimut sampai kepala. Tubuhku gemetar takut, banyak pertanyaan dalam benakku. Siapa orang yang ada dicermin tadi, apakah itu alasan Takao tidak membolehkanku untuk mengaca setelah lewat jam 12 malam. Sungguh aku menyesal karena tidak mendengar perkataan Takao.
'TAPI MASIH ADA SATU LAGI YANG TAKAO KATAKAN!'
'DIA BILANG KALAU MAU TIDUR, HARUS MENGUCAPKAN PERMISI!'
BRAK.
Sebuah tangan. Sungguh, itu sebuah tangan yang tiba-tiba menyentuh pundakku. Tangan itu terus bergerak semakin kebawah. Aku merinding dan tanpa-ku sadari kalau aku mulai menangis.
SRET.
Selimut yang membungkus tubuhku, tiba-tiba saja ditarik dan terjatuh dilantai. Aku menahan nafas dan mencoba membuka mata yang memang sengaja-ku pejamkan.
HUFFFFT.
Aku merasa ada deru nafas ditelingaku. Aku pun mencoba menengok kebelakang dan perlahan membuka mata-ku.
'KAMI-SAMA, TOLONG AKU !'
AKU MELIHAT SOSOK MAKHLUK TANPA WAJAH YANG SUNGGUH MENYERAMKAN DAN DIA BERADA TEPAT DIBELAKANGKU.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA TOLONGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG!"
.
.
.
Aku perlahan membuka kedua mata-ku dan saat terbuka aku menyesuaikan dengan cahaya yang ada disekitarku. Ketika sudah nampak dengan jelas, aku melihat kalau aku bukan berada didalam kamarku.
"Shin-chan, syukurlah kau sudah bangun."
"Takao ?"
"Iya."
"Aku dimana ? ini bukan kamarku."
"Shin-chan berada dikamarku."
Kamar Takao. Aku pun kembali mengingat-ingat kenapa sekarang aku bisa berada dikamar Takao. Ingatanku kembali pada kemarin malam, saat-
TUBUHKU MERINDING
- aku melihat sesosok makhluk tanpa wajah dikamarku dan juga wajah orang asing dicermin kamarku.
"Shin-chan, kau mengaca ya tadi malam dan tidak mengucapkan permisi saat mau tidur dikasurmu ?"
"I-iya nanodayo… Sebenarnya apa yang terjadi sampai aku berada disini."
"Shin-chan kutemukan pingsan didalam kamar saat aku mendengar teriakan Shin-chan aku langsung berlari menghampiri kamar Miyaji-senpai untuk menemaniku masuk kekamarmu."
"Apa yang kau tahu tentang kamarku nanodayo ?"
Hening
Takao tidak langsung menjawab pertanyaanku. Ia terlihat mengucap tengkuk lehernya. Terlihat sangat enggan untuk bercerita, sepertinya.
"Ceritakan semua yang kau tahu nanodayo." Tuntutku pada Takao.
"Baiklah, Shin-chan dengarkan baik-baik ya."
"Iya nanodayo."
"Dulu sebelum Shin-chan kamar itu digunakan oleh seseorang yang bernama Mibuchi Reo. Dia orang yang ceria dan baik. Namun sayang, takdir begitu kejam. Reo-nee diculik oleh seseorang dan orang itu menyiksa Reo-nee sampai meninggal."
Merinding. Aku benar-benar merinding setelah mendengar cerita Takao.
"Kalau bolehku tahu kenapa Shin-chan berteriak semalam ?"
"A-aku melihat sesosok makhluk tanpa wajah."
Aku melihat Takao meneguk ludahnya dengan susah payah dan kembali ia menggosok tengkuknya. Jujur saja, aku pun sama dengan Takao. Takut dan merinding.
"Ah iya kenapa kau melarangku untuk mengaca setelah lewat jam 12 malam ?"
"…."
"Takao ?"
"Karena itu waktunya Reo-nee untuk mengaca."
END
Fiuh… selesai…..
Silakan berikan review-nya ya Reader-san
Sankyu.
