" Baby "
Disclaimer: Kuroko no Basuke punya Fujimaki Tadatoshi.
Story: InacchiFuri412
Rating: T
Pairing: AkaFem!Furi , KuroFem!Furi
Genre: Family, Hurt/Comfort
Warning: OOC. Alur kecepatan (mungkin), (sedikit) GAJE
Jika tidak suka, jangan dipaksakan untuk membacanya,ya :)
.
.
.
.
Enjoy \(=w=)/
-oOo-
Sudah 1 bulan Kouki yang sekarang menjadi Akashi Kouki hidup bersama orang yang dicintainya, dan sudah tibanya mereka untuk mempunyai anak atas permintaan mertuanya. Malampun tiba, kedua sepasang suami-istripun melakukan apa yang harus dilakukan. Keesokan harinya ketika cahaya mentari menyelimuti mereka ,tiba- tiba koukipun terbangun merasakan hal yang mengganjal dan langsung lari ke kamar mandi sambil memegang perutnya. Melihat kejadian itu sang suami –Seijuurou- menghampiri istrinya untuk menanyakan keadaannya.
"Kouki, kau baik-baik saja?" Tanya Seijuurou cemas
"Sepertinya aku masuk angin –"
-HUEK
Seijuroupun mengambil air hangat dan memberikannya kepada sang istri. Seijuurou tak tega melihat istrinya pucat, tanpa berpikir panjang akhirnya Seijuurou memutuskan untuk pergi kedokter untuk mengecek kondisi istrinya.
"Kouki, setelah ini bersiap-siaplah kita akan pergi kedokter sekarang"
"Kedokter?, aku gak sakit kok cuman masuk angin"
"Tidak apa-apa, lagi pula aku kurang yakin dengan ucapanmu itu"
"Eh?"
Daripada berdebat akhirnya Koukipun bersiap-siap dan pergi ke dokter kenalannya Seijuurou dengan menggunakan mobil mewahnya.
Saat sampai, Seijuurou dan Kouki masuk dan bertemu dokter kenalannya Seijuurou –Midorima- bersama suster yang taklain adalah istrinya sendiri –Takao-. Seijuurou meminta Midorima untuk memeriksa kondisi istrinya. Setelah beberapa menit kemudian, sangdokter keluar dari ruang pemeriksaan dan menghampiri Seijuurou dengan senyum yang menandakan kabar baik. Disusul dengan senyuman sang istri yang menandakan kebahagiaan.
"Midorima, bagaimana kondisi istriku?"
"Dia sehat kok, mual itu menandakan bahwa dia sedang mengandung"
"Mengandung?" ucap Seijuurou heran.
"Iya, sebentar lagi kau akan menjadi ayah, Akashi." ucap Midorima sambil tersenyum.
"Sei..." ucap Kouki menghampiri Seijuurou dan langsung memeluknya. "Aku hamil, sekarang kau akan menjadi Ayah untuk anak kita" tambahnya lagi sambil menangis bahagia.
Seijuuroupun meneteskan air mata kebahagiaan. Melihat mereka, Midorima dan Takao turut ikut berbahagia. Setelah itu, Seijuurou dan Koukipun pulang dan segera ingin memberitau kabar gembira untuk ayah & mertuanya. Sesampai dirumah, Seijuurou langsung menghadap sang ayah dan memberi taukan kabar gembira bahwa istrinya sedang mengandung begitu pula dengan Kouki yang menelpon orang tuanya memberitaunya bahwa dia sedang hamil.
Semenjak Kouki hamil, seijuurou berusaha pulang cepat agar dia mempunyai waktu bersama sang istri dan juga calon anaknya. Bulan demi bulan meleka lalui dengan cinta dan kasih sayang. Sudah sembilan bulan tepat dibulan November, Kouki merintih kesakitan yang menandakan sudah waktunya anaknya keluar. Seijuuroupun langsung membawa Kouki kerumah sakit dengan mobil mewahnya. Dengan kecepatan tinggi Seijuurou melajukan mobilnya tak peduli salju hampir menutupi separuh jalan demi sang istri yang meronta kesakitan. Sesampai dirumah sakit, Seijuurou menggendong sang istri dan meminta sang dokter untuk memeriksa keadaan istri dan juga calon anaknya.
"Sepertinya istri anda akan melahirkan, suster bawa perempuan ini keruang UGD sekarang!" ucap dokter tiba-tiba
"B-baik dokter!" ucap suster
Merekapun membawa kouki ke ruang UGD. Seijuuroupun menunggu di luar dengan perasaan cemas iapun mendengar suara meronta kesakitan dari sang istri. Beberapa menit kemudian, keheninganpun pecah ketika suara bayi menangis. Dokter dan susterpun keluar.
"Selamat! anak anda laki-laki "
"Terima Kasih dokter" ucap Seijuurou tersenyum lega
"Tapi ada satu masalah..."
"Apa itu?" Seijuurou mulai cemas
"Anak anda mengalami sedikit cacat fisik dibagian kaki kirinya"
Seijuurou yang tadinya bahagia sekarang mulai suram 'Cacat fisik?' seijuuroupun kaget bukan main mendengar anaknya terlahir dengan kondisi cacat fisik, karena keturunan Akashi tidak boleh terlahir cacat. 'Ini tidak boleh terjadi, ini pasti bohong kan?' batin Seijuurou
"Cacat fisik apa?"
"Anak anda tidak mempunyai jari kelingking di kaki kirinya"
"Oh begitu" ucap Seijuurou datar. Seijuuroupun menunduk hormat sambil mengucapkan rasa terima kasih, iapun masuk dan menemukan istrinya yang sedang tiduran diranjang dengan butiran keringat hasil perjuangan diwajahnya, Kouki tersenyum sambil menggendong anaknya yang sudah dibaluti selimut hangat.
"Sei..." panggil Kouki sambil menimang anaknya. Tetapi Seijuurou tidak merespon ia hanya berdiri di dengan muka pucat bercampur dengan perasaan kecewa.
"Sei...? kau sakit?"
"Aku tidak apa-apa kok" Seijuurou menghampiri istri untuk melihat kondisinya
"Lihat anak kita laki-laki, rambut dan matanya mirip sekali denganmu Sei" ucap Kouki sambil membelai rambut anaknya yang sedang tertidur. "Sei, kira-kira kita beri nama siapa ya?" tanya Kouki
"Aku tidak tau, menurutmu?"
"Hmm, kupikir Seiji cocok"
"Kenapa Seiji?"
"Eh? agak a-aneh ya?"
"Bukan, aku hanya ingin tau saja"
"Eh?, um... habisnya nama Seiji hampir mirip dengan nama Sei. Dan lagipula rambut dan bentuk matanya sangat mirip sekali denganmu . Jadi, jika kau lembur kerja aku tetap bisa melihatmu melewati Seiji" pipi Koukipun mulai merona. Seijuurou membelai wajah istrinya yang merona dengan senyum simpul –bukan senyuman bahagia karena pikirinnya masih kacau tentang anaknya yang terlahir cacat-.
"..."
"..."
"Ne~ Kouki, boleh kulihat kakinya?" tanya Seijuurou untuk memastikan anaknya cacat atau tidak. Tanpa pikir panjang Koukipun membuka selimut sang buah hatinya dan memperlihatkan kaki yang dimaksud suaminya.
Seijuuroupun melihat kaki anaknya –tidak ada jari kelingking di kaki kirinya- 'ternyata benar' batinya dengan wajah kecewa.
"Maafkan aku Sei, aku tau sepertinya kau tidak senang dengan anak kita karena terlahir caca-"
"-Kouki!"
"Um, ya?"
"Maafkan aku sepertinya anak itu harus disingkirkan, kau taukan ayahku pasti akan marah jika tau keturunannya terlahir tidak normal –cacat-"
"Apa maksudmu!? kau ingin membunuhnya!?"
"I-iya" ucap Seijuurou. Sebenarnya ia tidak ingin anaknya yang baru lahir kedunia sudah harus dibunuh hanya karena cacat fisik tapi apa boleh buat demi keturunan Akashi yang tidak boleh cacat sedikitpun –sempurna-.
Kouki kaget karena tidak disangka bahwa Seijuurou akan melakukan hal sekeji itu. Iapun langsung menutup kaki anaknya dengan selimut hangat dan memeluk eret-erat.
"A-aku tidak mau Sei!" ucap Kouki gemetar. "m-masa hanya karena dia mengalami cacat fisik sekecil ini kau ingin membunuhnya!" tambahnya. Sedikit-demi sedikit air mata Kouki mulai jatuh, ia tidak mau merelakan anaknya yang baru melihat dunia harus mati hanya karena keturunan Akashi harus sempurna. "J-jadi kau lebih memilih keturunan di bandingkan kebahagiaan!" tambahnya lagi. Seijuuroupun kaget melihat wajah istrinya yang sedang mengeluarkan air mata kekecewaan.
"Ya sudah kalau begitu" ucap Seijuurou –datar tanpa senyuman- untuk menutup konflik tanpa bicara lagi iapun pergi untuk menghirup udara dingin diluar sambil menetralkan emosinya. Kouki hanya terduduk kaku mendengar perkataan Seijuurou yang ingin membunuh anaknya, sekarang ia hanya bisa berdo'a agar keluarganya tidak hancur.
-oOo-
#TO BE CONTINUE
Hallo/Hai Semua. Ini adalah FF keduaku. cerita ini muncul waktu aku mimpi buruk tentang AkaFuri kemarin, jadi daripada nanti lupa akhirnya TA-DA! jadilah FF ini #curhat. Maafkan aku, bukannya lanjut untuk lanjutin FF "Lomba" malah membuat baru lagi *sungkem. Dan terima kasih untuk sebesar-besarnya yang sudah membaca FF ini *sungkem again.
RnR?
