The Peace
Cast:
Kim JongHyun| Hwang MinHyun
Kang Daniel| Ong SeongWoo
WANNA ONE
NUES'T
Genre: Fiction, Romance, Sci-Fi, AU
Warning : BL, Mpreg
Summary: Dunia masih belum sepenuhnya damai bagi penghuninya. Perjuangan mutant dan manusia dalam mewujudkan 'damai' yang sama masih berlanjut di setiap belahan dunia.
Cerita ini memakai konsep X-Men dan layaknya spin off dari cerita tersebut dengan latar tempat Koriyah dan pemeran idol. Cerita kemungkinan diselingi dengan flashback dan perlu perhatian pada tanggal kejadian ya.
Pemeran hanya milik Tuhan dan diri masing-masing, X-Men milik Stan Lee dan Jack Kirby, Author hanya memiliki alur cerita.
Chapter 1
16 Juni 2017 22.30 KST
Kerusuhan di daerah Gangnam diduga disebabkan oleh mutant yang diduga melakukan perampokan di Bank Cent-
Piip
Laki – laki itu menekan tombol power remote TV tersebut. Menghela napas dan kembali mengecek handphonenya, berharap seseorang disana mengangkat telepon dan mengabari keadaannya. Ia pun berdiri dari sofa ruang tamu yang didudukinya dan berjalan menuju jendela memandang suasana Kota Seoul dari lantai 17 apartemennya.
Perasaannya tidak enak perihal sang kekasih ditambah calon bayi yang masih dalam perutnya, sedari tadi aktif membuatnya sedikit kesakitan. Ia kembali menekan tombol dial di handphonenya dan pada sambungan kedua akhirnya terhubung,
"Jonghyun-ah kamu ada dimana?"
"Min Hyun-ie, mianhae.." terdengar suara seperti bisikan dari handphone yang dipegang Min Hyun.
"Yak, apa yang terjadi? Akh..." Min Hyun menggigit bibir menahan kesakitannya. Perutnya terasa sangat sakit dan keram. Ia jatuh terduduk dan meraup udara dengan rakus akibat sakit.
"Min Hyun, Gwechana?" terdengar berkali-kali sahutan nama Min Hyun dari handphone tersebut namun tidak ada jawaban yang didapat Jonghyun.
"Bajingan ternyata kau .." sambungan telepon itu akhirnya terputus.
v-^-^-v
Seong Woo terbangun akibat gangguan dari orang yang tidur di sebelahnya. Ia menghidupkan lampu tidur di atas meja sebelahnya dan mencoba menenangkan Daniel yang bergerak gelisah dalam tidurnya.
"Chagi bangun", Seong Woo menguncang bahu lebar Daniel agar terbangun. Tidak biasanya dia bermimpi buruk seperti ini apalagi dengan wajah dan leher yang bercucuran keringat. "Yak Daniel.. Bangun", Seong Woo meningkatkan intesitas guncangannya.
Akhirnya Daniel bangun dan menarik napas yang panjang untuk menetralkan detak jantungnya. Iya langsung duduk dan berniat untuk berdiri, namun dicegah terlebih dahulu oleh Seong Woo. "Yeobo apa kau baik-baik saja?"
"Chagi, Kau hubungi dulu Min Hyun Hyung" ujar Daniel sambil memakai sandal tidurnya.
"Ini sudah malam. Memangnya kenapa?" walaupun masih bingung Ia mengambil handphonenya di atas meja dan mencari kontak Min Hyun.
"Aku mimpi buruk tentangnya. Perasaanku tidak enak" Daniel membuka lemari dan mengambil pakaian ganti dan bersiap-siap keluar.
"Tidak diangkat. Aku sudah menghubunginya berkali-kali, mungkin Ia sudah tidur"
"Aniya, Min Hyun Hyung orang yang sensitif dan mudah bangun. Aku takut terjadi apa-apa dengannya" Ia sudah selesai mengganti baju dan mengambil jaket di gantungan yang terletak di sudut kamar.
"Mau kemana Daniel?" Seong Woo berdiri dan menghampiri Daniel.
"Ke apartemennya Jong Hyun Hyung"
"Bukannya terlalu berlebihan? Aku yakin dia baik-baik saja"
"Tidak Hyung, ini tidak baik-baik saja. Mimpiku terasa nyata, Jong Hyun Hyung juga menitipkan Min Hyun hyung padaku" Daniel akan membuka pintu kamar tidur ketika Seong Woo kembali menyahut untuk ikut. Seong Woo mengganti pakainnya dan Daniel menunggu di ruang tamu apartemen yang telah satu tahun ditempati mereka.
"Aku sudah selesai Dan"
Daniel pun mengambil kunci mobil di meja ruang tamu dan mereka pun berjalan tergesa-gesa ke basement parkir apartemen.
"Memangnya kamu mimpi apa Daniel?" Seong Woo memecah keheningan di dalam mobil yang dikendarai oleh Daniel.
"Min Hyun Hyung tidak sadarkan diri, tergeletak bersimbah darah Hyung. Jong Hyun Hyung juga dia terikat di kursi dan hanya bisa melihat. Aku takut Hyung"
"Jangan sampai, mudah – mudahan mereka baik-baik saja" Seong Woo mengusap bahu Daniel mencoba menenangkan suaminya itu.
Setelah 20 menit berkendara mereka akhirnya sampai di area apartemen 2Hyun. Selesai memarkirkan mobil mereka berjalan cepat menuju lift dan menekan angka 17.
Selang beberapa menit Daniel dan Seong Woo sampai di depan kamar 2Hyun. Mereka memencet bel dan mengetuk pintu apartemen berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Akhirnya mereka meminta bantuan pengelola apartemen untuk membukakan pintu.
Sekitar setangah jam kemudian, setelah kunci pintu dimanipulasi teknisi apartemen, pintu apartemen dapat dibuka. Daniel langsung masuk kedalam diikuti Seong Woo dan pengelola apartemen. Keadaan apartemen gelap, hanya berkas cahaya dari dapur yang membantu penglihatan.
Mereka menemukan Min Hyun tergeletak tak sadarkan diri di lantai.
"Hyung, bangun. Kumohon" Daniel menepuk pelan pipi Min Hyun mencoba menyadarkannya.
Seong Woo berada diseberang Daniel dan mengecek keadaan perut Min Hyun yang dalam kondisi hamil 7 bulan. Ia merasakan cairan di lantai dan terkejut ketika bawahan Min Hyun basah.
"Oh Tidak. Daniel, air ketubannya pecah"
"Bagaimana mungkin. Kita harus membawanya ke Rumah Sakit Hyung" Daniel pun menggendong Min Hyun ala bridal dan berjalan keluar menuju parkir.
Perjalanan ke Rumah Sakit memang tidak terlalu lama dari apartemen 2Hyun. Namun setiap menit terasa sangat mencekam bagi kedua orang yang ada di dalam mobil. Seong Woo duduk di kursi bagian tengan dengan kepala Min Hyun di pangkuannya.
"Min Hyun-ie, tolong bertahanlah. Kumohon" Seung Woo tidak dapat lagi menahan air matanya melihat kondisi sahabatnya. Hanya gerakan naik turun dadanya yang memperlihatkan nyawanya masih ada. Kulitnya yang sudah pucat semakin pucat dengan bibir yang memutih dan suhu tubuh yang dingin.
Saat sampai di depan pintu Rumah Sakit, paramedis sudah bersiap memindahkan Min Hyun ke ranjang. Mereka langsung membawa Min Hyun ke UGD untuk diperiksa. Sedangkan Daniel dan Seong Woo menunggu dengan cemas di luar ruangan.
Daniel mencoba menenangkan Seong Woo dengan memeluknya. Mengusap lengan atasnya dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang handphone. Ia mencoba menelpon Jong Hyun tapi tidak ada jawaban dari seberang.
Setelah beberapa dering hanya suara operator yang menyatakan penerima tidak dapat menerima telepon dan menyuruh mengulang kembali yang selalu didapat Daniel. Ah, Ia bisa gila kalau seperti ini. Dia tadi hanya cemas dengan mimpi tersebut dan tidak berharap jadi kenyataan.
Pintu ruang UGD terbuka dan seorang Dokter keluar menghampiri pasangan yang sedang duduk di bangku depan ruang UGD. Daniel langsung berdiri melihat Dokter tersebut.
"Apa kalian keluarga pasien"
"Kami sahabatnya Dok, kekasihnya sedang berada di luar Kota dan tidak bisa dihubungi. Bagaimana keadaannya Dok?" perasaan panik sangat kentara dari ucapan Daniel tersebut.
"Kondisinya tidak baik-baik saja, suatu keajaiban dia dan anaknya masih bisa selamat. Tapi kita harus melakukan tindakan selanjutnya dan itu butuh persetujuan keluarga" Dokter tersebut mencoba menjelaskan dengan tenang kepada pasangan di depannya.
"Dia tidak memiliki keluarga lainnya Dokter, kekasihnya juga menitipkannya kepada suami saya Dok. Kumohon selamatkan Min Hyun dan bayinya" Seong Woo memohon pada Dokter tersebut dengan air mata masih belum bisa dihentikan.
"Baiklah, kami akan segera melakukan operasi untuk mengeluarkan bayi. Anda dapat pergi ke bagian administrasi untuk mengurus suratnya. Saya kembali ke dalam dulu"
v-^-^-v
17 Juni 2017 01.10 KST
Seong Woo masih setia menunggu di depan ruang operasi. Min Hyun sudah dipindahkan ke ruangan ini sekita satu jam yang lalu. Operasi C-section masih berlangsung di dalam untuk mengeluarkan bayi yang masih berusia tujuh bulan tersebut. Sedangkan Daniel masih di bawah untuk mengurus administrasi persalinan.
Selang beberapa menit, Dokter yang memimpin operasi keluar dan menghampiri Seong Woo. Dokter tersebut menjelaskan keadaang Min Hyun dan bayinya.
Seong Woo merasa kepalanya sangat berat, ia merasa tidak bisa menangis lagi saat ini. Air matanya sudah kering setelah beberapa jam ini menangis. Daniel menghampiri suaminya yang terduduk lemas di kursi ruang tunggu operasi.
"Hyung, apakah sudah selesai operasinya?"
"Sudah, bayinya dipindahkan ke ICU. Min Hyun masih didalam" ujar Seong Woo lemas.
"Ada apa Hyung? Apa yang terjadi?"
"Bayinya prematur chagi, dia tidak menangis dan tubuhnya membiru. Dokter bilang bayinya kemungkinan terlalu banyak minum air ketuban. Min Hyun masih pemulihan di dalam" Daniel kembali membawa Seong Woo ke dalam pelukannya, mencium puncak kepala suaminya tersebut beberapa kali.
"Apa yang sebenarnya terjadi Daniel? Kenapa bisa seperti ini"
"Aku tidak tahu Hyung, Jong Hyun Hyung belum bisa dihubungi juga. Aku takut Hyung"
Daniel sangat cemas akan kedua kondisi hyungnya. Tidak biasanya Jong Hyun sulit dihubungi walaupun dalam tugas sekalipun. Perasaannya memang sudah tidak baik ketika tadi pagi Jong Hyun berangkat tugas sendirian untuk menyelidiki kelompok perampok di Busan dan tidak mengajaknya ataupun rekan lainnya di kantor kepolisian.
Apalagi pesan Jong Hyun untuk menjaga Min Hyun yang diberikan padanya. Ah, Daniel cemas memikirkan Hyungnya itu, tapi Daniel yakin Jong Hyun orang yang kuat dan bisa bertahan. Semoga dia baik-baik saja.
...
TT BB CC
*^* BA to the COT *^*
Setelah kobam dengan X-Men The Series akhirnya author memutuskan membuat cerita dengan konsep yang sama dengan tokoh idola-idola tersayang.
Udah sakit kepala ngebayanginnya, jadi mending dituangkan dalam bentuk tulisan. Akhirnya ada juga yang dihasilkan pas liburan ini, wkwk.
Ini masih prologue, jadi udah ketebakkan siapa yang X-Man?
Cast lainnya bakalan muncul seiring berjalannya cerita kemungkinan akan lambat, jadi nikmati dan sabar ya reader-nim. Jangan lupa tanggapan dan kritikan tentang alurnya reader-nim, Sankyu
