A/N: Yei para reader… kalian pada kangan sama aku ngga nih? ^reader:nggak^ -author pundung-
Ok, ini fic baruku ^dijitak Yuki^ (Yuki: lo bukannya urusin fic yang satunya!)
Hehehe… gomen ( _ _ ) soalnya ini cerita udah terngiang-ngiang diotak saya!
Yasud, daripada ntar fic ini berjamur, mending dipublih…. Iya toh!
Yosh… baca aja ya ^ ^
***** ( ^ ^ ) *****
"Se…senpai," ujar seorang gadis dengan gugup.
Hari ini, adalah hari yang bersejarah bagi Hyuuga Hinata, kelas 1-2 Konohagakuen. Gadis manis ini akan menembak kakak kelasnya. Uzumaki Naruto yang terkenal amat sangat dingin disekolah
"A…aku menyukaimu…maukah kau jadi pacarku," Tanyanya lagi dengan wajah yang sudah merah padam sambil menundukan kepala.
"Tidak"
"Ke…kenapa?"
"Aku tidak menyukaimu Hinata, jelas'kan?" pemuda itupun berjalan dan meninggalkan gadis bernama Hinata tersebut sendirian.
***** ( ^ ^ ) *****
Disclamer: Apakah komik Naruto judulnya SasuNaru? Bukan? Kalau begitu Naruto bukan punya saya. Dia milik my tousan Masashi Kishimoto ^dilempar telor busuk seantero negri^
Genre: Seperti biasanya. Romance and General
Pairing: SasuNaru again…
Rated: T *lagi* -author keliatan begonya karena nggak bisa bikin M –
Warning: Minim pendeskripsian, Sho-ai, B.L, AR,Typos tapi diusahain misstypo, Ooc.
Yang paling penting DON'T LIKE DON'T READ IT!
Golden Melody Cheppi 1: prolog
***** ( ^ ^ ) *****
Namikaze Naruto, pemuda berumur 16 tahun kelas XI-1 IPA di sekolah elit Konohagakuen adalah anak tunggal dari Namikaze Minato, pengusaha sukses yang memiliki lebih dari 30 perusahaan di hampir seluruh Asia dan Eropa. Ibu Naruto, Namikaze Kushina meninggal saat Naruto berumur 1 tahun. Ayahnya, Minato jarang kerumah karena sibuk mengurusi berbagai perusahaannya. Hal itulah yang membuat Naruto merasa kesepian dirumah dan menjadi orang yang dingin dan pemdiam. Di sekolah, Naruto tidak memiliki seorangpun sahabat. Kenapa? Karena menurutnya, mereka semua adalah penjilat yang hanya melihat serta memandangnya sebagai penerus keluarga Namikaze. Tidak ada yang berteman dengan dia dengan sungguh-sungguh, itulah pikirannya. Hanya satu orang yang dekat dengan dia, teman? Entahlah, Naruto menganggap pemuda Sabaku Gaara itu apanya. Yang pasti, hanya pemuda Sabaku itu yang bisa ngobrol dengannya di sekolah serta diperbolehkan kerumah Naruto.
NORMAL POV
Setelah meninggalkan taman belakang tersebut. Naruto berjalan ketempat favoritnya, atap sekolah.
Saat berjalan, Naruto melihat banyak para fans girlnya yang meneriakan serta memuja namanya seperti
'Kyaa~ Naruto-sama'
'Naruto-sama tetap keren seperti biasanya' dan teriakan lainnya yang mampu memecahkan gunung.
Meskipun begitu, Naruto sama sekali tidak menanggapi mereka semuanya.
'Menyebalkan.' batinnya.
Saat ini, memang saat dimana para murid untuk istirahat. Maka tidak heran, terlihat banya orang yang berlalu-lalang dikoridor kelas. Hal yang paling Naruto nggak suka 'ramai'.
Ceklek!
Saat pintu dibuka, hal pertama yang menyapa Naruto adalah hembusan angin. 'Sepertinya, akan mulai memasuki musim semi,' batin Naruto.
Naruto sangat menyukai tempat ini, tempat yang menurutnya bisa dekat dengannya, 'surga'. Dia ingin sekali kesana.
Teng! Teng! Teng!
Bel tanda istirahat usai telah belalu, Namun hal itu tidak ditanggapi olehnya. Sampai sebuah suara yang familiar memanggilnya.
"Naru…" ucap seseorang dari balik pintu.
"Kenapa disini? Kau mau bolos?" tanyanya lagi.
Naruto mendengus kesal dengan ucapan orang tersebut.
"Aku bukan anak kecil Gaara."
"…"
"…"
"Ayo kembali kekelas…." kata Gaara sambil berjalan kearah pintu. Namun…
"Hei Gaara…"
Gaara berhenti melangkah saat Naruto menyebut namanya, dan langsung berbalik kearah Naruto.
"Apa…"
"Apa kau pernah merasakan ingin bunuh diri?"
"Hn…?" sepertinya Gaara belum terlalu mengerti dengan yang apa Naruto katakan.
"Aku merasa bosan dengan hidup ini," Naruto berjalan perlahan kearah pembatas atap sekolah yang tingginya hanya 1 meteran.
"Apa dengan cara mati, aku akan senang?" Tanya Naruto lagi, mungkin pertanyaan tadi lebih tepat untuk dirinya sendiri.
Gaara tidak mengerti dengan pemikiran Naruto tadi. Mati? Kenapa dia berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Gaarapun berjalan kearah Naruto yang kini sedang duduk dipembatas pagar dengan badan kearah depan.
"Apa yang kau pikirkan sebenarnya!" bentak Gaara pada Naruto.
Naruto memutar badannya sehingga sekarang dia menghadap Gaara yang sedang memandangnya tajam. Mengerti maksud Gaara, Naruto kembali bersuara.
"Terjun dari sini…" sambil menunjuk kebawah
"Apa aku bisa mati?"
Karena merasa kesal sekaligus khawatir pada teman masa kecilnya itu, Gaara menarik tangan Naruto yang sepertinya akan melakukan hal bodoh. Sehingga Naruto yang tidak siap dengan gerakan itupun terjatuh dalam pelukan Gaara.
"He… hei!" Naruto ingin protes pada kelakuan Gaara yang seenaknya memeluknya itu. Tapi diurungkan niatnya saat Gaara malah mendekapnya semakin erat.
"Jangan bilang seperti itu lagi Naru…" bisik Gaara ditelinga Naruto dengan lirih.
"Kau berharga bagiku… mengerti!" lanjutnya. Masih dengan memeluk Naruto.
"Maaf…" kata Naruto sambil masih tetap dipeluk oleh Gaara. Sepertinya Naruto merasa nyaman saat seperti ini.
***** ( ^ ^ ) *****
DITEMPAT LAIN
-Bandara Narita-
"Kita sudah sampai Sasuke…" kata seseorang yang memiliki tinggi tubuh diatas rata-rata tersebut. Dia memakai baju berwarna Merah dengan gambar tengkorak didepannya. Suigetsu, itulah namanya.
"Hn…" hanya kata itu yang dikatakan oleh seorang pria dengan model pantat bebek atau mungkin unggas tersebut.
"Apa tidak apa-apa, kia pergi dari L.A ke Jepang tidak bilang-bilang dengan Itachi?" Tanya Suigetsu pada pemuda pantat bebek tersebut.
"Tidak akan ketahuan selama kau tidak membocorkan padanya"
***** ( ^ ^ ) *****
SKIP TIME
"Tadaima…" seru seseorang.
"…" tidak ada jawaban dari dalam rumah mewah tersebut.
Setiap hari selalu begitu, Naruto selalu sendirian dirumah itu. Ayahnya tidak pernah ada waktu untuk menemaninya setiap waktu. hari ini, Iruka paman Naruto sedang pergi. jadi hanya Naruto yang berada disini.
"Hah… lebih baik aku main tempat itu saja."
TAMAN
NARUTO POV
'Akhirnya sampai juga disini' batinku.
Akupun duduk diayunan usang disudut taman tersebut. Ayunan itu sudah lama berada ditaman ini. Jika sedang merasa bosan ataupun sedih. Aku pasti akan kesini, hanya sendirian…
Kemudian, aku mulai mengayunkan ayunannya dengan pelan.
Waktu ternyata sudah lama berlalu sejak saat itu, kataku sambil melihat awan mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan lebat hari ini.
"Sai…" kataku mengucap namanya.
Ya… nama seseorang yang kucintai dari dulu sekaligus teman masa kecilku dulu. Dulu…
FLASHBACK
10 tahun lalu…
"Hiks… hiks…" isak seorang bocah laki-laki disudut taman sendirian, itulah Naruto. Chibi Naruto sedang menangis dibawah ayunan tersebut.
Saat itulah, tiba-tiba datang seorang yang sepertinya sebaya dengannya. Ditangan bocah tersebut, terdapat 2 es krim rasa cokelat.
"Mau…?" Tanya bocah itu pada Naruto.
Narutopun melihat laki-laki baik hati tersebut. Diapun mengambil es krim yang ditawarkannya.
"Namaku Sai," sambil mengulurkan tangannya, bocah yang bernama Sai itu membantu Naruto untuk berdiri.
"Naruto…" ucap chibi Naruto dengan masih sedikit terisak.
Saipun bertanya pada chibi Naruto itu, sebab kenapa ia menangis. Tapi, baru bertanya, Naruto malah menangis keras lagi sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.
"Hiks… nggak ada yang hiks, mau bermain denganku hiks…" aku chibi Naruto.
Saipun merasa kasihan pada malaikat pirang perparas manis itu, akhirnya dia mengelus rambut pirang bocah yang lebih pendek darinya sambil berkata
"Aku akan menemanimu bermain."
"Benarkah!" mata biru chibi Naruto berbinar saat Sai mengatakan itu.
Melihat itupun, Sai tersenyum lembut. Kemudian, menautkan jari kelingkingnya pada kelingking chibi Naruto
"Aku janji!"
Dan mulai saat itu, mereka sering bermain bersama ditaman tersebut.
FLASHBACK END
"Kau bohong Sai," ujar ku pada diri sendiri sambil berteriak keras. Aku tidak peduli kalau ada yang mendengar suaraku itu.
"Kenapa semua orang selalu meninggalkanku sendirian?" tak terasa air mataku turun bersamaan dengan hujan.
Kenapa? selalu aku yang sendirian.
Kami-sama!
END OF NARUTO POV
***** ( ^ ^ ) *****
Meskipun hujan turun deras, Naruto sepertinya enggan untuk beranjak dari tempat itu.
Tanpa disadarinya, ada seseorang yang mengamatinya dari tadi…
TBC
Yuki: hah -cengo-… pendek banget fic satu ini?
Author: kan masih prolog…
Yuki: ^kemplang author^
Author: ^kemplang balik Yuki^
Naru: daripada liat pertarungan gaje mereka, lebih baik para reader ripiu fic ini…
REVIEW
"Reader yang baik, pasti selalu review fic yang mereka baca"
See you in next chapter minna~
Love
Rhie_
