Pertama kali bertemu dirimu...

kupikir kamulah yang terbaik,

dan ternyata tidak…

tetapi, terbaik baginya


Yume Hyunna

Presents

.

.

The Hard Love

.

a Naruto Fanfiction

Originally made by me

.

Rate K

.

Genre :

Romance/Friendship/Family

.

For this chapter pair

NaruHina—NarutoHinata

.

Warning :

Gaje, abal, OOC, OC, typo, diambil daari pengalaman sendiri

.

'blablablaba' berarti berbicara dalam hati

.

Don't like ? Just click 'back'


Pagi yang cerah. Pagi-pagi seperti ini, ribuan bunyi—bahkan triliunan—terdengar ditelinga Hinata. Hinata Hyuuga, perempuan yang duduk di bangku sekolah Konoha High School kelas 3-1, sedang menata buku-buku pelajaran hari ini. Pelajaran favoritnya—pelajaran Bahasa—tidak ada hari ini. Hinata memasang raut wajahnya yang tampak tidak senang. Hinata berharap bahwa hari ini akan terjadi sesuatu yang sangat aneh.

''Kaa-chan! Aku berangkat dulu ya! Jaa ne!" teriak Hinata dari luar rumah. Kaa-channya—Hyuuga Yumi—hanya bisa melambaikan tangannya ke arah Hinata yang sekarang hanya terlihat punggunya dan… hilang.

''Aduuh, aku bisa terlambat!" keluh Hinata ditengah perjalannya. Dengan gundah, dia menunggu Bus di Halte Bus.

Hinata melirik jam tangannya, bisa-bisanya saja Hinata yang murid teladan terlambat!

Bus yang Hinata tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Hinata dengan cepat masuk kedalam Bus dan memilih tempat duduk langganannya—tempat duduk paling belakang dekat jendela.

Disebelah Hinata, duduklah seorang lelaki yang—tentunya lebih tua darinya—sangat bisa dibilang bahwa sempurna. Laki-laki berambut oranye dan membawa tas berwarna oranye.

'Sepertinya orang ini sangat suka warna oranye' pikir Hinata dalam hati.

Hinata tidak mau melihatnya lagi. Hinata mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Hinata sesekali melirik lelaki yang duduk disebelahnya.

Seketika saja, Bus yang ditumpanginya hampir tertabrak mobil. Hal ini membuat Hinata kaget. Barang-barang bawaannya terjatuh semua.

'Aduuh, bagaimana ini. Banyak barang-barang berharga ditasku' keluh Hinata.

Hinata mengambil semua barang yang terjatuh, termasuk handphonenya. Lelaki yang duduk disebelahnya juga melakukan hal yang sama. Sepertinya—hampir—semua orang di Bus itu barangnya terjatuh.

Bus telah sampai didepan sekolah Hinata. Sepertinya saat Hinata turun, supir Bus itu berkata ''Gomen.'' Pada Hinata.

Hinata berlari ke kelasnya—3-1.

'Fuuuh, untung kelas masih sepi,'

Hinata menaruh tasnya ke bangkunya. Hinata mengeluarkan buku catatannya—yang sebenarnya adalah Diarynya, dan menulis sesuatu

05 January 2011

Dear Diary,

Hari ini aku sungguh lelah Dy. Bus yang kutumpangi hampir saja terbalik. Untung Tuhan masih berada dipihakku. Ohya Dy, tadi di Bus aku bertemu seseorang yang sangaaatt tampan. Dia duduk disebelahku Dy! Yaampun… dia sepertinya aku kenal. Tapi sia—

"Ohayou Hinata! Hei! Sedang tulis apa tuh?" tanya Mio Nakamura. Teman dekatnya.

"E..eh, ti-tidak ada apa-apa kok, Mio-chan," kata Hinata sambil mengambil buku catatannya—alias Diary.

"Hahaha, yasudah! Ngomong-ngomong Hinata-chan, kamu bawa tugas untuk hari ini?" tanya Mio.

"Ba..bawa kok, kenapa Mio-chan?" tanya Hinata heran.

"A…ano… boleh aku pinjam? Aku belum mengerjakan," tanya Mio-chan sambil memandang sekeliling.

"Eh? Kenapa tidak mengerjakan tugasnya Mio-chan?" tanya Hinata—lagi.

"Aku lupa, kemarin ada pertandingan basket. Dirumah aku langsung tidur karena kecapaian," kata Mio dengan nada memelas.

"Haah~ baiklah Mio-chan. Lain kali kerjakan sendiri ya! Ini yang terakhir kali!" kata Hinata sambil menyerahkan buku tugas.

"Hai," kata Mio. Hatinya berbunga-bunga karena bisa menghindari ancaman Kakashi-sensei karena tidak mengerjakan tugas.

Pulang sekolah, Hinata mengambil handphonenya. Dia menekan tombol 1 yang akan terhubung ke orangtuanya.

"Ha..halo kaa-chan," kata Hinata sambil memegangi handphonenya dengan gugup karena menelfon di kelas.

"Kaa-chan? Ini bukan kaa-chan. Ngomong-ngomong kamu siapa?" tanya seorang lelaki diseberang sana.

Dengan gugup, Hinata menutup flap handphonenya.

'Astaga Hinata! Kenapa bisa seperti ini?' Hinata mengeluh.

Dia mengechek handphone itu, ternyata memang bukan miliknya! Mereknya memang itu dan warnanya juga sama—biru.

Hinata berpikir, 'i…ini kan telfon lelaki disebelahku tadi saat di Bus? Jangan-jangan ini punyanya!'

Hinata berpikir bahwa dia harus mengembalikan handphone itu. Tapi sudah sore. Hinata memutuskan mengembalikan handphone itu besok saja.


-Other Place-

"Nii-san!" teriak lelaki oranye yang sedang berteriak memanggil nama kakaknya itu.

"Ada apa? Pelankan suaramu," kata seseorang berambut oranye—agak pirang—menutupi sebagian mata kanannya menghampiri adiknya.

"Nii, handphoneku tertukar, bagaimana ini," kata lelaki oranye itu sambil duduk di sofa.

"Bagaimana bisa? Tadi ada perempuan menelfon handphone ini Naruto," kata lelaki pirang—Deidara.

"Oh ya? Nanti saja aku telfon dia. Siapa tau dialah yang mengambil handphoneku," kata si oranye—Naruto.


Esoknya, Hinata baru sadar bahwa handphonenya tertukar. Ia segera menghubungi orang yang kemarin dia—dengan tidak sengaja—telfon.

"Ohayou, a...ano... aku menemukan handphone ini, apakah ini punyamu?" tanya Hinata.

"Ya, kupikir punyamu juga ada disini. Bisakah kamu kesini sekarang?" tanya orang diseberang sana—Naruto.

"Ba...baiklah. Dimana?" tanya Hinata.

'Untung hari ini libur'

"Di perumahan Konoha Mansion. C10, 3," kata Naruto.

"Ba...baiklah, ngomong-ngomong. Nama Anda siapa ya?" tanya Hinata sambil mengambil tasnya—yang tentunya tak terlihat Naruto.

"Naruto, Naruto Uzumaki. Kamu?" tanya Naruto.

"Hinata, Hinata Hyuuga. Baiklah, aku kesana dulu ya," kata Hinata sambil menutup flap handphonenya. Eh—itu bukan handphonenya.


"Pe...permisi," kata Hinata sopan sambil menekan bel.

Pintu dibuka, terlihat seorang lelaki tinggi, berambut oranye.

"Ah? Yang di Bus waktu itu, ya?" tanya lelaki itu—Naruto.

"I, iya. Ini handphonemu," kata Hinata sembari memberikan handphone biru itu.

"Ah! Arigatou! Handphonemu ada didalam. Tunggu sini ya," kata Naruto.

'Haah, untung saja ketemu, kalau tidak bagaimana nasibku,' gumam Hinata.

"Nah, ini dia. Arigatou Hinata-chan!" kata Naruto tersenyum.

Wajah Hinata memerah, baru pertama kali ini Hinata merasa jantungnya berdetak kencang.

"Ah? Hinata-chan? Kamu tak apa-apa kan? Wajahmu memerah, kamu sakit?" tanya Naruto bingung.

"E...eh, ti-tidak kok. Aku pulang dulu ya, Jaa!" kata Hinata melambai.

Naruto membalas lambaian Hinata.

To Be Continued

.

.

DoLoveSupportMe?

ICan'tLoveYouOrSayGoodbye. God,HelpMe...

.

Wait for Chapter2!

.

.

.

R

E

V

I

E

W

!