CHAPTER 1

Dipagi hari ini, seorang gadis yang sudah terjaga dari tidurnya, tengah memakai dasi sekolahnya dan terus memperhatikan rambut yang ia tata di depan kaca. Seperti ada yang kurang, tapi itu tak ia ambil pusing. Setelah selesai, ia bergegas keluar dari istananya, kamarnya, mengambil mantel yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan bergegas ke sekolah. Dan itu semua adalah hal rutin dan sudah menjadi kebiasaannya.

"Pagi eomma!" sapa gadis tersebut ke perempuan paruh baya.

"Pagi juga. Sepertinya kau akan terlambat honey" balas ibunya

"Oh! No! terimakasih sudah mengingatkanku eomma" jawab gadis tersebut sambil mencium pipi sang Ibu.

"Hati-hati dijalan! Dan jangan lupa bekalmu sayang!" teriak Ibunya dari depan rumahnya.

"Aku tidak akan melupakannya eomma!" balas gadis tersebut sambil berteriak (juga).

-000-

Sambil mendengarkan music yang terpasang di telinganya menggunakan earphone dan bersenandung kecil, ia menunggu dengan sabar bus yang sering ia naiki. Mengapa lama sekali? Tidak seperti biasanya.

Setelah hampir kebosanan ia menunggu bus nya datang, akhirnya datang juga. Ia sudah sempat kedinginan karena cuaca memang dingin dan ia hanya memakai mantel saja.

"Ahjussi! Kenapa anda sangat lama sekali? Aku lelah menunggu bus kesayangan ku ini" keluhnya kepada sang supir.

"aigoo-ya~ tadi sempat ada kemacetan, ada yang kecelakaan. Seorang pemuda dengan motor dan mobil sedan." Jelas ahjussi itu panjang lebar.

"Jeongmalyo?" Tanya yeoja tersebeut sambil duduk di kursi penumpang di belakang supir.

"Ne, agasshi. Tapi saya tidak tau apa yang terjadi kepada pemuda tersebut." Kata supir tersebut..

"Ohhhh..." Gumam yeoja tersebut sambil duduk dengan rileks di bangku penumpang.

Setelah hampir 15 menit di dalam bus, akhirnya ia sampai pada tujuannya, yaitu Seoul Senior High School, sekolah yang bisa di kategorikan untuk kalangan yang derajatnya tinggi, tetapi otak mereka juga jangan diremehkan. Yup, yeoja tersebut termasuk salah satu siswa yang sangat berprestasi di sekolah itu.

000

"Yak! Byun Jaeyoung! Palli!" Teriak salah seorang yeoja dari jarak yang lumayan jauh kepada ku tersebut.

Nama ku Byun Jaeyoung, kulitku putih, badan ku tidak terlalu tinggi, banyak yang bilang wajah ku cantik, ya aku akui itu.. Dan banyak pula namja yang sering menyatakan cinta mereka terhadap ku, namun aku tidak tertarik sama sekali. Dan yang pasti aku tidak akan tertarik oleh mereka.

"Eo?! Waegurae, kyungsoo-ya?" Tanya ku sambil berlari menemui temannya yang bernama Do Kyungsoo.

Yeoja aku tidak tahu apa benar dia yeoja hehe dengan badan yang proporsional, putih cantik, dengan badan yang tidak terlalu tinggi, yang membuatnya terlihat menggemaskan adalah matanya yang bulat itu. kkk~

"Apa kau mau terlambat masuk ke kelas hah? Lihat jam tangan mu!" Bentak kyungsoo kepada ku sambil terus menarik tanganku masuk kedalam gedung sekolah ini.

"Aigoo.. Aku baru tau kyungsoo-ah, mianhae.. Kajja!" Sambil berlari dengan senang menarik tangan sahabatku yang satu ini memasuki gedung sekolah.

"Wahh.. Percuma sekali kau memiliki IQ yang tinggi tapi sifat cerobohmu tidak pernah hilang." Jawab kyungsoo sambil terus berlari.

"Eii... Mianhae.. Oke? Ayo sekarang kita bergegas, sebelum pelajaran di mulai, liat sudah jam berapa?" Kata ku sambil menyusuri koridor sekolah yang sangat luas ini.

"Kenapa kelas kita sangat jauh? Apa ini hukumannya karena kita terlalu pintar?" Keluh kyungsoo.
"Gwaenchanna, apa hubungannya dengan kepintaran? Tidak ada sama sekali kyungsoo-ah." Jawab ku dengan menampakkan tersenyum.

Banyak yang bilang kalau aku tersenyum seperti itu, para namja tertarik dengan ku. Ya tapi tetap saja aku tidak tertarik dengan mereka.

"Arra.. Kita masuk ke kelas sekarang! Aku tidak mau Kim seosaengnim sudah ada di dalam kelas saat kita masuk." Keluh kyungsoo.
"Eo.." Jawab jaeyoung seadanya.

Karena kalau aku tetap menjawab, maka percakapan ini tidak akan ada selesainya.. Hahah..

Kyungsoo membuka pintu kelas mereka dengan sangat perlahan, dan.. Ternyata Kim seosaengnim belum datang ke kelas kami. kyungsoo langsung membuka pintu tersebut dengan semangat dan hampir membuat pintu itu rusak seketika. Aku langsung memeriksa apakah keadaan pintu tersebut baik-baik saja atau tidak. Dan terperangah karena bunyi yang dihasilkan terbilang cukup keras.

"Phew.. Aku kira Lee seosaengnim sudah datang ternyata tidak.. Hahaha.." Kata kyungsoo dengan senang, dan membuat ku hanya tekekeh geli melihat tingkah laku teman ku yang satu ini.

Setalah mereka duduk di bangku yang bersebelahan, Kim seosaengnim datang dengan membawa seorang namja...? Namja?

"Baik murid-murid, kita kedatangan teman baru bernama Park Chanyeol, dia baru saja pindah hari ini dari Amerika, baiklah perkenalkan dirimu Chanyeol."
"Ah. Ne, Annyeonghaseyo, nama ku Park Chanyeol, kalian bisa memanggilku chanyeol saja." Kata namja tersebut yang bernama chanyeol itu, dengan memberikan senyumnya yang lumayan menarik. Menarik? Ah molla.

"WUUUHHHH!" keadaan kelas menjadi sangat riuh. Jarang sekali aku melihat keadaan seperti ini. Apa karna ia tampan? Molla.

KRING! Bel tanda pulang dibunyikan.

Kyungsoo dan Jaeyoung sama-sama membereskan buku yang ada di atas meja belajarnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Oh iya kyungsoo, aku ada berita baik untuk mu.." Kata jaeyoung bersemangat.

"Mwo?! Apa sesuatu yang akan membuatku senang juga?" Tanya kyungsoo penasaran.

"Geuromnyeo! Hehe kau pasti akan sangat senang dan mungkin kau akan berteriak.. Hahaha" balas jaeyoung yang semakin membuat kyungsoo sangat penasaran.

"Aigoo! Kalau kau hanya mau membuatku mati penasaran lebih baik kau diam saja young-ah" balas kyungsoo dengan mempoutkan bibirnya

"Aigoo kyeopta, hari ini jinyoung oppa pulang, apa kau senang? Kata jaeyoung dengan enteng.. Dan disambut dengan keadaan kyungsoo yang...

"Mwo? Jinja? Jeongmal? Kau tidak berkata bohong kan kepadaku?" Balas kyungsoo yang masih tidak percaya.

"Aku selalu serius dengan perkataan ku kyungsoo. Ia mengambil libur di Korea, mungkin selama 4 bulanan." Balas Jaeyoung

"Oke. Pokoknya hari ini aku akan menginap di rumahmu Jaeyoung-ah! Aku akan menghubungi orang tua ku!" jawab kyungsoo dengan semangat yang membara.

Temanku yang satu ini memang sangat lucu, tapi aku senang berada dekat dengannya.

Tapi ada satu hal yang sangat aku rahasiakan dengan seluruh teman, guru, dan sekelilingku. Dan mungkin mereka memang tidak menyadarinya, dan yang mengetahui hanyalah keluargaku dan kyungsoo tentunya. Dan ada juga suatu rahasia yang orangtua ku beserta kakak ku tidak memberitahukannya kepadaku. Aku sungguh muak dengan hal itu.

000

Aku baru saja pindah dari negeri terkutuk itu, ya Amerika. Aku sudah muak lama-lama tinggal di negara asing itu. Selain membuat kedua orangtua ku yang sekarang telah tiada, itu merupakan ingatan buruk bagiku. Kehidupan mewah selalu saja aku jalani. Di negeri orang aku diperlakukan layaknya seorang pangeran, maka dari itu aku terbiasa dengan perlengkapan yang selalu terpenuhi. Selama 2 tahun tinggal disana aku terbiasa dengan kehidupan yang berhubungan dengan teknologi dan pusat penelitian terbesar Amerika. Namaku pun sudah terdaftar disana dan menjadi salah satu anggota mereka. Keren bukan?

Wasiat kedua orangtua ku yang diberikan kepadaku berupa aset kekayaan yang sangat melimpah. Tidak bisa diremehkan. Sekarang aku sebagai pemegang perusahaan orangtua ku yang telah tiada. Semuanya berujung kepadaku karena aku adalah anak tunggal dan hanya tinggal dengan kakak laki-laki yang merupakan anak angkat, ia sangat baik terhadap ku. Jarak umur kami pun tidak terlalu jauh, aku yang sudah 17 tahun ia baru 19 tahun. Banyak orang yang selalu mengungkit umur ku jika aku telah memegang kendali perusahaan ternama di Amerika dan sudah memiliki cabang banyak sampai ke negeri orang. Tapi tidak semuanya aku lakukan sendiri, karena kakak ku yang ini, bernama Wu Yi Fan atau bisa disebut Kris, selalu membantu ku dan karena ia kuliah di jurusan yang seperti ini jadi aku tidak terlalu sulit untuk mengelolanya. Dan terbilang terlalu muda untuk anak muda seumuran ku memegang kendali sebesar ini. Namun karena ini adalah wasiat dari mendiang ayahku aku harus berbuat apalagi?

Aku pindah ke Korea karena selain ingin melanjutkan sekolahku disini, juga karena perusahaan ayahku yang disini sedang dalam masalah. Maka dari itu aku dan Kris hyung pindah ke Negara gingseng ini. Dan surat perpindahan sekolahku tentunya sudah diurus oleh hyung ku. Aku mulai masuk sekolah setelah sampai di bandara Incheon, dan langsung menuju sekolah. Aku tidak suka mengulur banyak waktu, walaupun memang keadaanku sekarang sangat lelah tetapi demi ilmu, aku pasti turuti.

Sekolah dengan nama Seoul Senior High School, hyungku bilang ini adalah sekolah terbaik se-Seoul. Tapi apakah kualitasnya sama dengan yang di Amerika? Aku terlalu terpengaruh oleh ilmu disana.

"Kita sudah sampai Yeol-ah." Menyampaikan perkataannya dan menunjuk kearah gedung sekolah tersebut.

"Oh? Aku tidak sadar hyung. Hehe.. " balasku sambil tersenyum.

"Baiklah,. Cepat sana keluar, mungkin penjaga sekolah akan menutup gerbangnya sekarang." Balas Kris

"Maaf,aku tidak melihat jam ku" jawabku.

Aku langsung keluar dari mobil ku dan berlari menuju gedung sekolah tersebut. Setelah sampai di depan pintu masuknya, aku hanya memperhatikan keadaan gedung tersebut. Lumayan juga, batinku. Aku bergegas memasuki sekolah tersebut dan mencari-cari ruang gurunya. Sempat putus asa karena gedung ini sangat lebar dan banyak sekali tikungan di dalam gedung ini.

Setelah hampir 10 menit lebih, akhirnya aku menemukan juga ruangan guru tersebut. Sangat melelahkan, aku menyeka keringat yang mengalir di pelipis ku, padahal disini musim dingin, tapi aku merasa sangat kepanasan dan lelah.

"Permisi~" dengan menyembulkan kepala ku dan mengatakan hal tersebut, seisi ruangan tersebut memperhatikan ku.

"Iya, kau mencari siapa?" jawab salah satu guru wanita disana

"Hmm.. aku murid baru, murid pindahan tepatnya, dan baru masuk hari ini. Aku tidak mengenal nama guru kelasku siapa, dan.. bolehkah kalian membantuku?" tuturku panjang lebar, dan dibalas anggukan dari guru wanita tersebut.

"fiuh~ sangat gugup sekali. Apa aku menjawab dengan benar?" gumamku dalam hati.

Beberapa saat kemudian guru wanita tersebut menyuruhku untuk duduk disalah satu kursi di paling belakang, dan menunggu guru kelasku. Aku sangat gugup entah kenapa, bayanganku terus terpikirkan, apa yang aku lakukan nanti dikelas? Bagaimana respon murid-murid di kelasku nanti? Apa mereka mau berbaur dengan anak seperti ku? Tapi sepertinya aku tidak perlu membongkar identitas asliku disini.? Apa aku harus memberitahu mereka? Pertanyaan-pertanyaan it uterus terngiang didalam benak ku. Sampai tak sadar guru wanita tersebut telah berganti dengan guru laki-laki yang tengah menatapku bingung, dan terus menggerakkan tangannya didepan wajahku, membuatku terbebas dari lamunanku.

"Hei! Murid baru! Kau mendengarku?" kata guru tersebut sambil sedikit berteriak.

"Ah! Iya, maaf saya melamun pak." Jawabku, sambil menahan malu yang aku rasakan.

"Baiklah, perkenalkan aku guru kelasmu nama ku Kim Joonmyeon. Panggil saja aku seperti anak lainnya, Kim Seonsaengnim."

"Oh.. ya, saya Park Chanyeol."

"Kau masuk kedalam kelas unggulan disekolah ini. Sebenarnya aku sangat mengagumi prestasimu. Kau sangat pintar, sayang sekali kau harus pindah ke Negara ini, jika kau disana akan banyak manfaatnya." Tutur guru tersebut panjang lebar.

"Aku pindah kesini karena ada masalah perusahaan, dan aku tidak mungkin bolak balik Amerika-Korea untuk mengurusi perusahaan ayahku. Maka dari itu aku pindah ke sini bersama hyung ku." Balasku, dan sesaat aku melihat perubahan mimik wajah guru yang ada di depanku ini.

"Kau memegang sebuah perusahaan?" jawab Kim Seonsaengnim tak percaya, matanya membulat membentuk seukuran bola ping pong.

"Ne, aku memegang kendali perusahaan ayahku. Ia baru saja meninggal dengan ibuku beberapa bulan yang lalu." Jawabku dengan menundukkan kepalaku

"Wah.. kau sungguh berbakti, aku doakan semoga kau sukses nak!" balasnya dengan memegang pundakku, untuk memberikan semangat mungkin.

"Ne! gomawo Seonsaengnim" jawabku dengan senyum yang sangat aku paksakan. Karena jika aku mengingat orang tua ku aku akan merasa sangat terpukul.

"Baiklah, aku akan mengantarkanmu ke kelas mu"

Diperjalanan menuju kelasku, aku hanya bergumam tidak jelas. Aku sangat gugup memikirkan reaksi keadaan kelas yang akan merespon kedatanganku. Saat sudah berada di depan pintu, aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ketika aku masuk kedalam kelas, isinya hanya murid yang kutu buku, mereka langsung menutup buku yang mereka pelajari, langsung duduk dengan rapih. Mungkin mereka sulit untuk bersosialisasi, hanya bersosialisasi dengan buku pelajaran. Dan aku? Bersosialisasi dengan urusan pekerjaan yang dapat memecahkan kepalaku.

"Baik murid-murid, kita kedatangan teman baru bernama Park Chanyeol, dia baru saja pindah hari ini dari Amerika, baiklah perkenalkan dirimu Chanyeol."
"Ah. Ne, Annyeonghaseyo, nama ku Park Chanyeol, kalian bisa memanggilku chanyeol saja." Aku membungkukkan badanku 90 derajat

"WUUUHHHH!" mereka semua terdengar sangat riuh, berbeda dengan apa yang aku pikirkan.

Aku terpaku oleh seorang yeoja yang duduk dipaling belakang, ia sangat manis menurutku. Wajahnya sangat persis seperti seseorang, tapi apa benar dia? Aku tidak ingin mengingat hal tersebut.

Tempat yang kosong hanya ada di belakang tempat duduknya, dan aku hanya akan duduk disana, aku yakin.

"Baiklah chanyeol, kau duduklah dibelakang murid itu, karena memang tidak ada tempat lain." Tutur guru itu

"Ne" jawabku sambil mengangguk.

Selama pelajaran, aku hanya memperhatikan yeoja yang ada didepanku ini, aku sangat penasaran dengan identitas aslinya. Rambutnya yang terurai panjang, ikal dan sangat indah. Aku tidak terlalu memperhatikan guru itu yang sedang menjelaskan di depan karena aku memang sedang mengagumi perempuan yang ada didepanku ini.

KRING!

Saatnya pulang, dan aku langsung memasukkan buku tulisku kedalam tas, rasanya aku sangat ingin berkenalan dengan perempuan yang ada didepanku ini. Sesaat aku menguping tentang pembicaraan mereka berdua. Ternyata nama perempuan teresebut ada Byun Jaeyoung.. Byun Jaeyoung?! Itu benar dia?! Orang itu?! Pantas saja mukanya sangat mirip! Dan yang membedakan hanyalah rambut, tubuhnya, dan postur bdannya. Aku hanya terpaku di tempat duduk ku. Apa dia sungguh tidak mengenaliku? Sungguh kejam, bagaimana dengan keluarganya? Apa pernah terjadi sesuatu menyebabkan ia hilang ingatan atau sejenisnya sehingga ia tidak mengenaliku? Mengapa tidak ada yang mengabariku? Sampai Kris hyung pun tidak memberitahuku? Apa ada sebuah rahasia antara keluargaku dengan keluarganya? Aku tidak bisa berpikir jernih sekarang.

000

"Kyungsoo-ah, apa kau tidak merasa bosan? Aku sangat lelah sekarang." Aku berkata dengan wajah dibuat memelas, dan sambil mengkerucutkan bibirku.

"Apa aku tidak salah dengar? Seorang Byun Jeaeyoung sekarang bisa mengeluh?" balasnya dengan tatapan jahil, dan itu sangat menjengkelkan.

"Terserahlah yang pasti sekarang aku sudah sangat lelah!" aku langsung menarik rambut palsuku dan mengibas-ngibaskan tanganku di depan wajahku, seolah-olah merasa kepanasan.

"Kau nekat sekali Baekhyun-ah.." balas kyungsoo sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. nyatanya ia juga membuka wignya -_-

Apa kalian semua percaya dengan hal ini? Ya, tentunya kalian harus tau bahwa kami sebenarnya adalah namja. Ya! Apa perlu ku perjelas? KAMI ADALAH NAMJA! Jangan terlalu kaget dengan perkataanku.

Kami cantik? Memang. Badan kami berdua seperti yeoja? Sangat memang -_- suara kami hampir seutuhnya sama dengan yeoja? Itu benar dan tepat sekali. Hanya saja… alat vital beserta bagian penting lainnya tetaplah namja! Apa kalian ingin tahu apa yang terjadi membuatku seperti ini? Akupun tidak tahu, itulah yang aku ingin ketahui dari orangtuaku. Mereka menyembunyikan banyak hal dariku. Kalu kyungsoo melakukan hal ini karena seseorang aku mengetahuinya, tapi itu adalah secret.

Membutuhkan perkenalan kembali? Baiklah perkenalkan namaku Byun Baekhyun laki-laki berumur 17 tahu, duduk dibangku kelas 3 SMA, dan termasuk anak unggulan. Tentang identitasku? Tidak ada yang mengetahuinya kecuali keluargaku dan tentunya sahabatku kyungsoo. Dan sahabatku Do Kyungsoo, ia adalah namja, berumur 17 tahun dan teman sekelas ku sekaligus sahabat ku dari kecil. Pihak sekolah kami tidak mengetahui tentang identitas asli kami, karena kami menutup dengan rapat rahasia ini.

000

"kyungsoo-ah, aku bosan" keluhku pada sahabatku ini.

"memangnya kau saja? Aku juga bosan, sangat bosan. Kemana sih ahjumma? Kenapa belum datang juga?" jawab kyungsoo panjang lebar.

"molla. Mungkin macet, tapi aku sangat merindukan hyung ku" aku hanya dapat menumpahkan semua curhatan ku kepada sahabtku seorang, ya hanya pada kyungsoo seorang, karena hanya dia yang mengerti keadaan ku.

"aku tahu adik kecil." Balas kyungsoo dengan nada meledek.

"aku bukan adik kecil kyungsoo, aku sudah besar, sudah menuju dewasa malah, hanya saja mukaku sangat imut" aku senang menaikkan harga diriku didepan kyungsoo.

"terserah kau saja." Balas kyungsoo sambil memutar matanya malas.

000

Sangat lelah, setelah berjam jam didalam pesawat setelah sampai dibandara aku harus langsung ke sekolah dan hanya teringat oleh perkataan hyung ku saja selama di pesawat.

Berlakulah baik kepada semua temanmu, jangan buat mereka kecewa seperti dulu lagi sehingga kau harus dijauhi dan merasa terasingkan. Aku hanya berharap kau belajar dari pengalaman lamamu, jangan terlalu berpikiran untuk menjalin hubungan lebih dari teman dengan orang lain, pikirkanlah masa depanmu. Aku sangat mengkhawatirkanmu kau tahu?

Kata-kata it uterus terngiang didalam otakku. Akupun juga sangat bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Yeoja itu sangat mirip dengan 'dia'. 'aku merindukannya, aku merindukan pelukannya, aku merindukan senyumnya, aku merindukannya disaat ia menangis, aku merindukan saat tertawa bersamanya, dan hal lainnya.' Hal yang tidak ingin ku ingat adalah disaat melihatnya terbaring lemah tak berdaya, dengan selang yang menjuntai di seluruh tubuhnya, tabung oksigen yang menjadi salah satu alasan ia dapat bertahan sampai terakhir kali aku melihatnya, hal yang sangat menyakitkan dan akan terus teringat didalam otakku dan didalam hatiku, dimana aku harus pergi untuk pindah sekolah ke Amerika, demi perusahaan ayahku, aku merelakan meninggalkanya yang tidak tahu kapan lagi ia tersenyum, tertawa, memelukku, mencumbuku, tangannya yang masih terus teringat dalam benakku bersarang manis di pundakku, dan bermacam-macam hal lainnya yang sangat aku rindukan.

Setibanya dirumah, aku langsung memasuki kamarku tanpa meyapa para pelayan yang membungkukkan badannya setiap kali aku lewat. Aku merebahkan badan ku diatas kasur, melonggarkan ikatan dasi yang agak sedikit membuatku sesak, melempar tas dan seragam sekolahku entah kemana, bergegas bangun dan bersiap mandi mengurusi urusan yang belum sempat kuselesaikan kemarin dengan hyung ku.

TBC