IT'S YOU
Disclaimer : Semua chara milik Tuhan dan diri mereka sendiri. Fic ini punya saya.
Pairing : Kyuhyun Super Junior
Sugiachi Reika
Minho SHINEe
Silahkan melihat di dalam FF ini~
Rating : K
Genre : Romance
Warning :Abal, Gaje, Typhos, Romance gk romantis and Don't Like Dont Read.
Summary:
Sugiachi Reika adalah cewek koreanlover's dari Jepang. Akhirnya, dia berhasil ke korea dan bertemu Idola-idolanya. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang artis. Lalu, bagaimana cintanya? Artis dan penggemar?
A/N : Nichh.. adalah FF Keduaaaa romance~~ mohon bantuannya untuk mengenalkan sepak terjang#wuiihbahasanya. Saya di dunia FF yang gemilang ini..Mianhae, ada banyak typo dimana-mana..mohon diampuni. (_ _)
Pagi ini aku bangun kesiangan. Pukul 07.30 aku baru bangun.
"REI!" Teriak mamaku.
Tanpa disuruh aku sudah bangun dan menuju kamar mandi. Setelah mandi aku langsung keluar kamar dengan seragam lengkap di badanku.
"Selalu saja telat bangun! Cepat, makan sarapan dulu!" Suruh mamaku.
"Enggak usah ma. Nanti aku makin telat. Bye, aku berangkat!" Seruku.
Oh ya, kenalkan aku Sugiachi Reika. Panggil saja aku Reika. Aku sekolah di SMU Tokyo. Pagi ini aku berangkat pakai sepeda berwarna biru muda kesukaanku dengan mengunyah permen karet dan tidak lupa headset yang selalu ada di telingaku ini. Lagu SHINee mengalun, Lucifer. Aku tak perlu panik karena telat karena aku memang langganan BK karena selalu telat. Biarlah, kenapa harus dipikirkan?
Tak berapa lama aku sampai di sekolahku. Seperti biasa, gerbang sekolah sudah tertutup rapat.
"Aish… Kamu lagi.. Yasudah, sana masuk!" Keluh penjaga gerbang.
"Hahaha, maaf. Selamat pagi Pak!" Seruku sambil memasuki gerbang.
Yes! Hari ini bisa lewat tanpa harus masuk BK! Sepertinya penjaga gerbang itu sudah menyerah denganku. "Brak!" Aku membuka pintu kelasku keras. Saat itu memang ada guru, tapi mereka sudah biasa dengan sikapku yang nakal.
"Maaf, aku mengganggu, Maaf aku telat." Kataku sambil membungkukkan tubuhku 90 derajat di depan kelas.
"Yasudah, cepat duduk!" Suruh Bu Vivi, guru matematika.
Aku langsung duduk di tempat biasaku, di sebelah Miho di bangku paling belakang.
"Telat lagi nih? Gara-gara korea lagi?" Tebak Miho.
"Memangnya kenapa? Apa salah aku menyukai korea?" Kataku sambil membenarkan headsetku.
"Tapi itu mengganggu belajarmu kan?" Kata Miho.
Duh, mulai lagi deh dia menceramahiku tentang korea. Aku hanya diam sambil membenarkan rambutku yang sedikit tidak rapi.
"Kenapa kamu tidak menjadikan itu motivasi? Ayolah, kami sudah kelas 9! Ujian Nasional di depan mata kawan!" Serunya.
"Motivasi apaan? Kalau waktunya belajar aku juga akan belajar kok!" Ujarku berupaya membela diri.
"Ya buat kamu belajar terus mencari beasiswa ke korea." Ujarnya.
"Memangnya ada beasiswa buat seumuran kita?" Cibirku.
"Tentu ada! Aku bahkan sudah menemukan beasiswa ke Jerman. Katanya beasiswa ke korea akan datang minggu ini." Jelas Miho dengan semangat.
Korea… Telingaku bergerak, beasiswa? Berarti aku bisa ketemu SHINee Oppa!.
"Benarkah kapan!?" Tanyaku antusias.
"Minggu ini di Kantor BPD, makanya belajar kalau mau kesana!" Seru Miho.
"Selama ini, nilaumu tak terlalu buruk kok. Masih masuk 10 besar setidaknya pernah sekali menjadi rangking 3." Jelas Miho.
"Oh God! Thanks Miho!" Seruku sambil mencengkram bahunya erat.
Pikiranku melayang, terbayang wajah Oppa SHINee. Ok! Aku akan belajar! Niatku ini aku tanam dalam-dalam di hatiku. Beasiswa! Im Coming! Sesudah itu, hari-hariku di penuhi buku dan belajar. Banyak orang yang heran dengan perubahan ini. Tapi, biarlah, yang penting bahasa Koreaku mulai fasih! It's Final!.
Besok adalah hari minggu yang dijanjikan oleh Miho. Benar saja, Kantor BPD kini ramai, banyak juga yang ingin ke korea. Sialnya, aku kehilangan Miho! Dia sepertinya berjalan ke arah beasiswa ke Jerman. Yasudahlah, aku berjalan ke Counter Scholarship to Korea.
"Maaf, apa ini pendaftaran untuk beasiswa ke korea?" Tanyaku kepada wanita yang menjadi penjaga Counter ini.
"Iya, anda ingin mendaftar?" Tanyanya ramah.
Aku memberikanku selembar fomulir.
"Fomulir ini di isi secepatnya, lalu dikumpulkan nanti jam 12 akan ada test seleksi beasiswa." Jelasnya.
Tanpa menunggu lagi aku secepatnya mengisi fomulir kosong itu. Tada~! Fomulir ini bertuliskan menggunakan hangul korea. Untung aku sudah menguasainya. Aku mengisinya dengan cepat dan menyerahkannya pada wanita tadi.
"Tunggu sebentar ya. Samapi jam 12 nanti ada test seleksi, isinya bahasa Korea, Bahasa Inggris, Matematika, IPA dan Kesenian Jepang. Siap?" Tanya wanita tadi dengan nada menantang.
Aku mengangguk mantap.
"Ne!" Seruku.
Aku menunggu jam 12 dengan duduk bersantai di bawah pohon sakura sambil minum es dan membaca buku bahasa Inggris. Miho sedang menunggu dengan cemas. Dia baru saja mengikuti test seleksi, pengumumannya sebenarnya 2 minggu lagi setelah UN selesai. Tapi, dia menunggu test berikutnya yaitu Kesenian Jepang.
"Sudah, tenang saja Miho. Kamu kan pintar sejarah, suaramu juga bagus." Kataku menyemangatinya.
"Entahlah, aku hanya tidak yakin… tapi ini… AKu benar-benar tidak yakin Reika." Keluhnya.
"Ayolah, kemana kamu yang pintar dan selalu mengajak positive thinking itu? Percayalah kamu pasti bisa!" Seruku berupaya untuk menyemangatinya.
Akhirnya Miho mengangguk dan berjalan menuju counter beasiswa Jerman. Huft, menyemangati orang aku bisa tapi menyemangati diri sendiri saja tidak bisa. Jam menunjukkan pukul 12, sudah diumumkan bahwa saat inilah test untuk mendapatkan beasiswa ke Korea, negara idamanku.
Aku melangkah gontai, membuka pintu ruang test dan duduk di asal tempat. Pensil dan penghapus inilah -soal mulai di bagikan, yang mengejutkanku adalah semua soal di ketik dalam bahasa Inggris! Waw, aku lumayan kesulitan mengerjakannya.
Di tengah-tengah mengerjakan soal itu aku melihat ke sekitarku, banyak sekali orang yang mengikutinya. Apa aku sanggup? Aku mulai gelisah, aku mencoba untuk konsentrasi. Sial! Sama sekali tidak bisa konsentrasi! Tiba-tiba aku teringat wajah Oppa SHINee.
Bagai terkena petir, aku mengerjakannya dengan semangat penuh. Aku tak akan menyerah! Seoul Im Coming! Teriakku dalam hati. Sudah 2 jam test ini berlangsung. "TEEEET!" Bell tanda berakhirnya test berbunyi.
"Yeaaaah~!" Teriakku sambil berdiri dari kursi.
Oops, ternyata hanya aku yang berteriak. Orang –orang disekamirku melihatku dengan wajah yang di tekuk. Sepertinya mereka tidak yakin akan berhasil. Aku keluar bersamaan dengan Miho, dia berwajah cerah.
"Gimana nih, Miho? Berhasil gak?" Tanyaku dengan semangat.
"Pengumuman kami masih seminggu lagi setelah UN. Ayo, aku merasa sangat lega hari ini." Serunya.
Aku mengangguk dengan semangat. Kami melangkahkan kaki kami menuju sebuah kafe. Aku merasa menang! Aku merasa hidup kembali. Setelah itu, UN sudah di depan mata. Aku tetap belajar. Aku harus lulus! Aku harus menang! Go, I can be a Winner! I can be what I wanna be!
4 Hari UN aku lewati, masa-masa yang berat sebenarnya. Aku hanya ingin minggu depan! Ini hari keempat hari terakhir UN, ini masa akhir aku di sekolah ini dan Korea, Im Coming! Oh ya, mamaku juga sudah tahu tentang beasiswa ini. Syukurlah, mamaku mau melepasku kalau aku terpilih.
"Reika!" Seru seseorang.
Aku menoleh, aku melihat Miho lari terbru-buru mendekatiku. UN baru saja berakhir.
"Cepat! Kita ketinggalan!" Serunya sambil menarik-narik tanganku.
"Ada apa sih? Baru juga selesai UN!" Seruku sambil mengambil kembali tanganku.
"Pengumumannya! Pemngumumannya di ganti hari ini! Ayo!" Teriak Miho.
Pengumuman? Akh! Pengumuman beasiawa maksudnya? Oh God, hari ini. Dengan kecepatan lebih penuh, aku menarik Miho dan berlari lebih kencang. Tak btuh waktu lama, dengan kecepatan turbo extraku kami sampai di BKD tepat waktu.
Banyak sekali orang di papan pengumuman. "EOH!" Teriakku. Semua orang diam dan menoleh. Di saat itu lah aku memasuki kerumunan yang sedang lengah, aku ke arah counter Jerman dulu dan… Miho Lulus! Kemudian aku bergeser menuju counter Korea. Sial, aku tidak menemukan namaku. Aku lemas aku keluar dari kerumunan dengan wajah muram, Miho menungguku dengan cemas.
"Bagaimana? Kamu lulus? Aku bagaimana?" Tanya Miho.
"Kamu lulus, sedangkan aku… tidak" Lirihku. Aku merasa air mataku mulai mengalir memenuhi mataku.
Miho berlari memasuki kerumunan itu. Sepertinya dia tidak percaya kalau aku gagal. Tiba-tiba dia menarikku memasuki ke kerumunan itu.
"Nih! Siapa bilang kamu tidak lulus!" Teriak Miho tepat di telingaku.
Mataku membulat, mengikuti arah jari telunjuk Miho. Benar, ada namaku di sana dengan jurusan musik. Entah kenapa air mata ini malah makin keluar. Aku sangat bahagia… Aku lulus dan Korea di depan mataku… Ini… Hadiah terbaik dalam hidupku.
"Bagi yang Lulus, hasil SKHU/ fotocopy di serahkan ada panitia. Minggu depan akan diadakan pelatihan di asrama sementara untuk menguasai bahasa dan budaya." Seru pengumumng lewat microphone.
"Kami lulus Rei…" Lirih Miho sepertinya dia menahan airmatanya.
Rei adalah nama akrabku untuk orang-orang tertentu. Seperti keluargaku dan Miho. Tapi Miho jarang sekali memanggilku Rei, dia memanggilku Rei hanya saat senang saja.
Aku tersenyum. Aku sudah tak sanggup berkata-kata lagi. Pikiranku melayang ke Korea. Selama ini aku hanya bisa melihatnya lewat drama dan video clip. 2 minggu lagi para peserta beasiswa akan berangkat.
3 Hari setelah kejadian istimewa itu. Hari ini aku dan Miho berangkat dengan langkah tergesa-gesa. Hari ini ada cap 3 jari dan pembagian fotocopy SKHU. Memang lebih cepat karena kami adalah 'orang terpilih'.
"Ah, Reika! Miho! Sini cepat cap 3 jari! Hari ini akan di fotocopy!" Seru guru kurikulumku, Bu Ann.
Aku dan Miho segera ke tempat Bu Ann. Aku duluan yang cap tiga jari baru Miho. Setelah itu Bu Ann keluar dari ruangan kelas ini, sepertinya dia akan mem-fotocopy Ijasah kami. Tak Lama kemudian Bu Ann datang.
"Ini, fotocopynya. Cepat bawa ke panitia!" Perintah Bu Ann.
"OK!" Seru aku dan Mihoh bersamaan.
Setelah berlari dengen kecepatan extra dan memberikan fotocopy ijasah kepada panitia, aku dan Miho berbelanja untuk kepentingan lusa di asrama.
"Miho, kami disana selama 3 tahun?" Tanyaku.
"Benar! Kami akan disana selama 3 tahun! Menyenangkan bukan?" Serunya.
Aku mengangguk pasti. Setelah membeli beberapa perlangkapan aku dan Miho pulang ke rumah masing-masing.
2 Hari kemudian… Aku dan Miho memasuki gedung besar. Gedung besar ini adalah gedung tempat aku dan Miho akan belajar tentang bahasa dan budaya di Negara tujuan kami nanti.
"Rei, aku akan pergi ke lantai 3. Bagian Jerman." Kata Miho.
"Baiklah, kalau begitu aku ke lantai 5. Bagian Korea Selatan." Kataku.
Aku dan Miho berpisah. Huft, sahabatku selamat jalan! Miho sudah pergi dibalik pintu lift itu. Aku memang memilih naik tangga. Bikin kaki kuat!
Kini sudah di lantai 5. Rupanya sudah banyak yang datang. Ada yang sedang belajar percakapan bahasa Korea dengan temennya. Aku menaruh koperku di tempat para koper berkumpul. Aku duduk di tempat duduk panjang. Aku sudah bisa bahasa korea dengan baik. Makanya aku diam saja.
"Ya! Kenapa kau diam?" Tanya seseorang dengan logat Korea yang masih patah-patah.
"Mwoya? (Apanya?)" Protesku karena lamunanku diganggu.
"Wae? (Kenapa), sendirian saja." Kata perempuan itu.
"Huft, gwaenchanha (tidak apa-apa)." Ucapku.
Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya di depan mataku.
"Annyeong! Naneun Aikawa Kaoru ipnida!(Halo, namaku Aikawa Kaoru!)" Serunya.
Aku menggapai tangannya dengan senyum yang mulai mengembang.
"Naneun Sugiachi Reika ipnida." Kataku.
"Pangapseumnida (senang berjumpa denganmu)." Seru Kaoru.
"Na Deo (aku juga)." Kataku.
Kaoru duduk disebelahku. Dia menyanyikan lagu 'Oppa Oppa' milik Kyuhyun dan Donghae Super Junior. Aku menatapnya dengan tatapan aneh. Super Junior? Aku bahkan tak menyukai mereka. Gaya mereka terlalu aneh bagiku. Semoga saja aku tak bertemu mereka!
Tiba-tiba datang seorang perempuan berumur.
"Kalian disana akan dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan dearah yang dituju. Saya bacakan kelompoknya…" Bla bla bla. Perempuan itu terus saja berbicara. Huft, aku masuk kelompok pertama. Tujuannya Seoul. Akhirnya! Aku pasti bisa bertemu Minho Oppa! SHINee! Ternyata aku satu kelompok dengan Kaoru.
Berhari-hari aku dan kelompokku belajar tentang bahasa dan budaya. Hingga hari keberangkatan menuju korea tiba.
Kelompokku adalah aku, Kaoru, Ai, Aiko, dan Chii. Kami semua akan menju ke Bandara Internasional Incheon. Kini kami sudah di Bandara Internasional Tokyo.
"Aigoo, kami akan ke Seoul sekarang!" Seru Chii.
"Calm down. Huft, summer I'm coming!" Seru Aiko sambil tersenyum lebar.
"Annyeonghi kyesipsio Jepang! (selamat tinggal Jepang!)" Teriak kami.
Aku memasuki pesawat. Ai duduk di sebelahku. Dia memandang foto Sper Junior dengan penuh harap. Haah, Super Junior lagi. Aku bukan anti fan aku hanya tidak begitu menyukainya.
"Sorry sorry sorry sorry Naega naega naega meonjeo..." Ai menyanyikan lagu Sorry sorry Answer milik Super Junior.
Hmm, tidak terlalu buruk. Aku mulai menutup mataku. Hari ini begitu panjang. Aku butuh istirahat.
"Rei-ya! Ireona! (bangun) Rei-ya! Ireona!" Teriak Ai tepat di telingaku.
"Waeyo? (kenapa)" Lirihku sambil membuka mataku.
"Ireona! Bangunlah, kami sampai di Korea!" Ser Ai sambil menarikku.
****Back Sound : Super Junior KRY : FLY****
"Wuuaaaaah!" Teriakku sambil melompat bangun, mengambil koperku dan berlari keluar dari pesawat ini. Disusul oleh teman-teman sekelompokku.
Di dalam Bandara Incheon, aku dan kelompok pertama melompat.
"ANNYEONGIRAN SEOUL!(selamatdatang Seoul!)" Teriak kami.
****Back Sound: OF****
=Skip=
Aku dan kelompokku sedang di sebuah restoran di dekat bandara. Kata panitia, disini akan dibagikan orangtua asuh kami nanti. Satu persatu teman-temanku dipanggil dan di bawa oleh orangtua asuh mereka. Aku yang terakhir.
"Reika Raisa Putri. Kamu akan bersama keluarga Cho." Kata Panitia.
Aku mengangguk. Yang menjemputku seorang lelaki. Dia mengajakku masuk ke dalam mobilnya. Di sepanjang perjalanan aku tersenyum sambil menatap keluar. Haah, indahnya kota Incheon ini. Sebentar lagi aku akan memasuki kota Seoul.
"Selamat datang di Seoul, agashi. (nona)" Kata lelaki itu.
"Ne. Ahjussi(tuan)." Kataku dengan senyum yang mengembang lebar.
Tiba-tiba mobil ini berbelok menuju sebuah rumah yang lumayan besar. Setelah mobil berhenti, aku mengikuti Ahjussi Cho keluar mobil. Ahjussi Cho mambawa barang-barangku yang lumayan banyak, dia membuka pintu. Tiba-tiba...
"JDARR!" Suara balon meletus.
"Selamat datang di keluarga Cho!" Teriak beberapa orang.
Ternyata keluarga Cho berkumpul untuk menyambutku. Waaah… Aku disambut dengan hangat!.
"Oso Eosoyeo (silahkan masuk), kami dari keluarga Cho. Ayo kita makan bersama." Kata seorang perempuan berumur.
"Saya nyonya Cho dan dia suami saya,ini keponakan saya." Kata nyonya Cho
Nyonya Cho menunjuk ke lelaki berumur yang ada di sebelahnya dan menunjuk ke lelaki yang menjemputku tadi. Semuanya ada, dari tante,paman,kakek nenek.
"Huft, kemana lagi anakku pergi? Yasudahlah, ayo kami makan dulu." Seru Nyonya Cho sambil berjalan menuju ruang makan, aku mengikutinnya.
Semua sudah berada di meja makan, kecuali satu kursi di sampingku. Sepertinya anak Nyonya Cho tidak datang.
"Chamkkanman!(Tunggu)" Teriak seorang laki-laki di depan pintu ruang makan.
"Ah, Jinjjaro..(Benar-banar) Melelahkan." Keluh Lelaki itu.
Tunggu… Aku kenal lelaki itu…
"Mianhae, aku telat tadi latihan dulu, hehe" Kata Lelaki sambil berjalan mendekati kursi di sampingku.
"Ya! Cho Kyuhyun! Kamu terlambat!" Bentak Nyonya Cho.
Benar! Dia Cho Kyuhyun Super Junior itu! Aigoo, sepertinya harapanku untuk tidak bertemu Super Junior itu gagal... Kyuhyun menatapku lekat. Tak lama kemudian dia tersenyum.
"Annyeong!" Seru Kyuhyun.
"Kyuhyun! Karena besok, eomma dan appa akan pergi ke Amerika untuk beberapa bulan, maka kamu yang akan menjaga Reika-ah, Ne?" Kata Nyonya Cho sambil menatap lekat aku dan Kyuhyun.
"MWO!?" Teriak aku dan Kyuhyun berbarengan.
Mwo!? Aku baru saja bertemu dengan Kyuhyun! Aku tak pernah mengetahui bagaimana faktanya apalagi fotonya! Aku menatap Kyuhyun tajam, yang ditatap hanya bengong.
"Baiklah, aku selesai makan. Semua bisa pulang dan Kyuhyun, antar Reika ke kamarnya." Kata Tuan Cho.
Tiba-tiba Kyuhyun berdiri.
"Appa! Aku akan merilis 6JIB bagaimana aku bisa menjaganya? Kenapa tidak dijaga dia saja!?" Seru Kyuhyun, wajahnya terlihat marah sambil menunjuk ke keponakan Nyonya Cho tadi.
"Aniyo, Kyuhyun-a! Kamu akan menjaganya. Tidak ada alasan." Bentak Tuan Cho.
Semua diam, tidak ada yang berani membantah maupun berbicara. Tuan Cho berjalan pergi, disusul oleh nyonya Cho. Bruk! Kyuhyun duduk dengan keras. Ruang makan telah sepi, hanya aku dan Kyuhyun.
~Continue~
