Ngantuk

Naruto Masashi Kishimoto

Ngantuk ya tidur, jangan ditahan. Tapi bagaimana bisa tidur jika tuan putri ini terus mengganggunya

.

.

Tugasku sangat banyak setelah menjadi seorang pemimpin desa. Bangun pagi pulang malam, terkadang tak pulang. Untung saja istriku sangat pengertian terhadapku, namun sifatnya akan berubah drastis jika rasa penasarannya muncul, seperti saat ini.

"Naruto-kun, aku penasaran! Kenapa tadi pagi jam weker milikku tidak berbunyi padahal baterainya masih ada!"

"Hinata-chan, besok saja ya? Aku mengantuk." Aku berujar dengan nada yang sangat kelelahan, mencoba membuatnya mengerti akan keadaanku.

"Naruto-kun!" Dan sepertinya dia tidak mengerti sama sekali. Gawat, memang gawat jika istriku sudah penasaran seperti ini.

Jadi, aku harus memberi jawaban apa? Apa kubilang kalau dia tidak mendengar suara jam wekernya karena terlalu lelap tidur? Tidak tidak, dia tidak akan menerima jawaban itu.

"Sayang, sebelum tidur kau melakukan apa saja?" Terlihat dia sedang berpikir keras, mengingat kejadian yang ia lakukan semalam.

"Aku hanya menjalankan rutinitasku seperti biasa. Gosok gigi, minum air putih, menunggumu pulang, lalu tertidur."

Hmm, terlalu sedikit informasi yang ada. Aku berpikir keras, namun tetap tak mendapatkan sesuatu.

"Saat bangun, kau menemukan jam weker mu dimana Hinata-chan?"

"Kalau tidak salah, ada dibawah bantal milikku"

Lengkap sudah.

"Kau pasti tidak mendengar suara jam wekermu karena tertutup bantal, Hinata-chan" Dia menggeleng ketika aku berkata seperti itu.

"Aku juga berpikir seperti itu, tapi kau taukan telingaku sangat sensitif, Naruto-kun?"

Iya sih, aku tak akan meragukan kemampuan pendengaran milik istriku, bahkan dia bisa mendengar suara tetangga sebelah yang sedang tertidur. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Eh tunggu, kau bilang dibawah bantal kan?" Dia mengangguk menandakan bahwa ia menyetujui perkataanku. "Aku menemukannya dilantai saat aku bangun, baterainnya terlepas dari jamnya ketika itu. Lalu aku memasangkannya dan menaruhnya didekatmu"

Dia menggeleng menandakan bahwa jawaban tersebut masih belum bisa disetujui.

"Kalau seperti itu, aku akan tetap mendengar suaranya, Naruto-kun"

Berpikir lagi, mencari beberapa kemungkinan

"Kau menyetel jam wekermu berapa, Hinata-chan?"

"Umm, aku selalu menyetelnya jam 5 pagi, memang kenapa?"

Setelah mendengar itu, aku kemudian melihat jam weker milik istriku.

"Pantas saja, disini tertera PM, bukan AM." Nampaknya dia baru menyadari kesalahan jam weker miliknya, matanya berbinar seperti menemukan harta karun yang sangat banyak.

"Whoaa, Naruto-kun memang pintar!"

Aku tersenyum mendengar itu, kulihat dia juga telah selesai mengatur jam wekernya.

"Ayo tidur sayang" Aku mengucapkan itu, lalu mengecup pelan keningnya. Kulihat wajahnya memerah menerima perlakuanku itu, aku tersenyum melihatnya.

"Ummu Naruto-kun, aku mencintaimu, selamat tidur."

"Aku mencintaimu juga, Hinata-chan, selamat tidur juga."

Dan begitulah akhir dari rasa penasaran istriku malam ini. Semoga besok tidak ada sesuatu yang membuat rasa penasarannya kambuh.

Tamat

Pesan penulis

Yak, setelah membaca novel "Hyouka" karangan Yonezawa Honobu saya terinspirasi membuat cerita ini. Yah walaupun misteri yang ada masihlah kacangan, apalagi romansanya, ugh, sampah. Silahkan berikan tanggapan, selamat tinggal!