-Kupu-Kupu Malam-

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Rate : M

Gendre : Romance, Friendship, Humor

Naruto U × Sakura H

Warning : Au, OOC, Ngefreaky.

.

.

L.A Lights

.

Sebuah motor kawasaki berhenti di depan kediaman megah yang bertuliskan -Uchiha- di depan gerbangnya. Sang pengendara melambaikan tangannya pada penjaga supaya dirinya di bukakan. Dan setelah gerbang itu terbuka, motor itupun langsung masuk dan memberhentikannya di sebelah mobil yang di yakini punya sang pemilik kediaman megah itu.

Helm terbuka menampakkan seorang pemuda berusia 19 tahunan. Berjalan cepat menuju pintu kediaman itu sembari memencet bell dengan tidak sabaran. Safirnya memancarkan bahwa dirinya sedang di landa masalah serius.

Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakkan pemuda ber-style pantat ayam dengan mata sekelam malam itu. Menatap datar si pirang sembari menyuruhnya masuk dengan isarat lambaian tangan.

Dua pemuda itu mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah. Tak ada yang memulai pembicaraan, si pirang menunduk seperti memikirkan sesuatu, sedangkan si pantat ayam itu sedang menatap acara tlevisi dengan wajah datarnya.

"Teme," setelah sekian lama bergelut dengan pikirannya diapun membuka suaranya.

"Hn,"

"Aku mempunyai masalah serius Teme,"

Si Teme, atau Uchiha Sasuke itu mengangkat satu alisnya sembari menatap si pirang. "Kau ada masalah apa usuratonkachi?"

"Begini teme.." Naruto menelan ludah, haruskah dirinya meminta solusi sang sahabat. Menarik nafas sejenak Naruto pun kembali melanjutkan. "Adik kecil-ku tak bisa bangun," lanjutnya pelan nyaris berbisik.

Mata Sasuke terbelalak tak percaya. "Kau Homo?" entah kenapa Sasuke agak menjauh dari Naruto.

"BUKANNN!"

"Lalu?" Sasuke menekuk alisnya kebawah.

"Begini Teme, kemarin saat aku mau mandi waktu itu, aku tak sengaja terpeleset di kamar mandi. Dan posisi jatuhku itu tengkulep, dan tanpa sengaja -adik kecil- ku kejedot lantai.. dan kau pasti sudah tau 'kan apa kelanjutannya,"

Sasuke mengangguk mengerti. "Jadi -adik-mu itu patah usuratonkachi?"

Naruto menggeleng lemah. "Entahlah, pokoknya waktu aku bangun pagi -adik-ku tak berdiri seperti biasa, bahkan saat aku nonton video porno pun tak ereksi sama sekali," Naruto merunduk, meremas surai pirangnya, dirinya frustasi, bagaimana hal seperti itu bisa terjadi.

Sasuke mengangkat kepalanya, menatap langit-langit kediamannya itu sembari menggosok dagunya. Dan tak lama kemudian dia menyeringai sambil menatap sahabat pirangnya itu. "Aku ada ide Dobe?"

Naruto mengangkat wajahnya, menatap Sasuke dengan mata berbinar-binar. "Benarkah Teme?"

"Hn," Sasuke mengangguk. "Jadilah seorang homosexual,"

Wajah Sasuke langsung di timpuk Naruto.

"Atau, kau ganti gander saja, bagaimana?"

Jidat si Sasu langsung di hantam sebuah sepatu.

Sasuke menggosok jidatnya setelah mendapat doblle attack dari Naruto itu. Kemudian diapun kembali berujar. "Begini Dobe.. kita ke tukang urut kelamin saja, bagaimana?" Saran Sasuke.

Naruto terlihat menimang-nimang ide sahabatnya itu sebentar sebelum dia mengangguk seraya berujar. "Yosh, baiklah,"

Dan dua pemuda yang sudah bersahabat dari kecil itupun berjalan beriringan keluar dari kediaman itu. Sesampainya di depan. Sasuke memberi isysarat pada Naruto untuk memakai mobilnya saja. Dan si pirang mengangguk cepat dan memasuki mobil sahabatnya itu.

"Ngomong-ngomong tukang urutnya siapa Teme?" tanya Naruto di sela-sela perjalanannya.

"Nanti kau juga tau," sahutnya misterius. Dan Naruto hanya mengangguk.

Sesampainya di tempat tujuan.

Alis Naruto berkedut-kedut menatap sebuah gubuk yang bertuliskan -tukang urut kelamin nenek Chiyo-. Naruto menoleh kearah Sasuke dengan tatapan tidak percaya. "Teme, kau tak salah alamat kan?"

Sasuke menggeleng cepat. "Ini memang tempatnya Dobe, ayo masuk?" Ajaknya sambil melangkah duluan, diam-diam Uchiha bungsu itu terkekeh-kekeh mencurigakan.

Tok.. tok.. tok..

Sasuke mengetuk pintu gubuk itu dengan sopan, di sampingnya berdiri Naruto yang memasang raut wajah tak percaya. Jelas saja dirinya tak percaya jika tempat tukang urutnya mirip kandang -embek- gini.

Tak lama kemudian pintu terbuka. Menampakkan seorang nenek-nenek tua renta yang nyengir menunjukkan sederet giginya yang sudah menghitam itu.

Naruto kaget bukan main. Dirinya bahkan tanpa sadar langsung meloncat dan memeluk Sasuke dari samping. Dirinya membayangkan jika klaminnya di elus-elus dan di urut-urut nenek-nenek bangkotan itu.

"Teme, kau gila?" ujar Naruto masih dalam posisinya. Memeluk Sasuke. Pantat ayam itu dengan sigap langsung membanting Naruto kelantai kayu.

"Ada apa anak-anak muda. Kukukuk," tertawa misterius Nenek Chiyo itupun bertanya pada dua pemuda yang masih bisa di bilang hijau itu.

Sasuke dengan cepat langsung menunjuk Naruto yang semunyi di belakang kakinya dengan posisi jongkok itu. "Dia..burungnya tak bisa berdiri mbah," ujar Sasuke.

"Hooo.." nenek Chiyo tersenyum misterius sembari mempersilahkan dua pemuda itu masuk.

"A-aku gak mau Teme, masak bu-burungku di urut nenek bangkotan," ujar Naruto dengan nada memohon. Tapi Sasuke tak peduli dan langsung menyeret surai pirang itu paksa.

Nenek Chiyo tersenyum sembari menatap dua pemuda yang sudah duduk di depannya itu. "Silahkan berbaring, dan buka celana-nya. Kukukuk"

'Glek!' Naruto menelan ludah sambil menatap Sasuke dengan pandangan -kau gila teme- dan di balas tatapan Sasuke dengan arti -makanya ganti gander saja- dan di timpali nenek Chiyo dengan pandangan -ku sunat kalian-

"Hiiii.." SasuNaru merinding disko. Kemudian Naruto menurut dan merebahkan dirinya di depan Nenek Chiyo dan Sasuke, dan tentu tak lupa sempat mencopot celananya dulu. Hingga menyisakan kolornya saja.

"Kukukuk... biar ku pegang dulu," tangan Nenek Chiyo mulai memegang kolor Naruto sambil memelintir-melintirnya sejenak.

Naruto menganga. Di sertai jidatnya yang banjir keringat itu. Sedangkan Sasuke hanya terkekeh dalam diam. Kolor Naruto mulai di lepas nenek Chiyo, dan terlihatlah -adik kecil- Naruto yang sudah loyo itu. Mengambil sebuah minyak Nenek Chiyopun mulai mengurut-ngurut -adik kecil- itu dengan senyuman yang sulit di artikan.

'Gilaaa.. handal bener' Sasuke mengelap wajahnya berulang kali, seolah dirinya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sebenarnya dia hanya pernah mendengar dari salah satu temannya jika ada tukang urut yang sudah bangkotan tapi hasilnya joosss.. meskipun harus kuat mental.

'Omaigoss.. oh jashin burungku di urut-urut nenek-nenek bangkotan' Naruto bahkan harus menampar dirinya berulang kali seolah dirinya berada dalam mimpi.

"Kukukuk.. masih lembek.. sekarang mbah coba emut dulu,"

Mata Sasuke dan Naruto terbelalak saat mendengar kata -emut- dan mulut erotis nenek Chiyo mulai terbuka, bergerak-gerak luwes mencoba menyentuh sang -adik kecil- sebelum.

"KABUR TEME," dengan sigap dan tanggap dua pemuda itu langsung bablas dengan cepat. Bahkan Naruto tidak peduli jika dirinya bugil. Asal dia terhindar dari hal nista barusan.

BLAM!

Naruto langsung membanting pintu mobil Sasuke dengan kasar, nafasnya memburu. Begitupula dengan Sasuke.

"Kau yang mengusulkan ide gila ini Teme." Naruto menunjuk hidung Sasuke, dan tak lama kemudian dia memakai celana.

Sasuke menggeleng. "Aku tak tau jika dukun urut itu sangat nge-sex usuratonkachi," ujarnya sambil menyalakan mesin dan melajukannya dengan santai.

Naruto mendengus sembari melihat jam yang ada di ponselnya. Jam menunjukkan pukul 07-PM. Naruto kembali menoleh pada Sasuke. "Lalu sekarang bagaimana Teme?"

"Hn," Sasuke terlihat berfikir. Menatap lurus jalanan yang sudah menggelap itu. Dan sebuah senyuman tipis terpantri di wajah bungsu Uchiha itu. "Kau harus memboking kupu-kupu malam Dobe! Dengan begitu mungkin -adik-mu bisa ereksi,"

"Kau gila Teme, masak kupu-kupu malam ku boking dan ku bawah pulang, bisa di bunuh Kaa-san aku,"

Sasuke mengibaskan tangan kirinya memberi isyarat supaya Naruto diam. Dan surai pirang itupun menurut dan diam. Dia siap mendengarkan apa yang akan keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Kau tau 'kan jika di rumahku Kaa-san dan Tou-san sedang keluar kota dalam waktu cukup lama?" ujar Sasuke. Onyx-nya melirik Naruto sejenak sebelum dia kembali meneruskan. "..dan kau bisa tinggal di rumahku bersama Kupu-kupu malam yang akan kita boking itu,"

"Lalu bagimana dengan Itachi-nii? Dia kan ada di rumah,"

"Biarkan saja, toh cuman baka Aniki,"

Naruto terlihat berfikir, haruskah dia mencoba cara ini. Tapi jika dirinya tak mencoba pasti dia tak tau kapan burungnya kembali berdiri. Bahkan dokter yang di datangi tadi pagi pun bilang jika tak terjadi apa-apa. Burung tak bisa berdiri masa depan bisa jadi suram.

"Baiklah Teme, ayo kita cari kupu-kupunya," ujarnya dengan nada yakin. Sasuke hanya menyeringai sambil memberi gumaman 'hn' andalannya dan mobil itupun melaju ke sarang kupu-kupu malam.

.

.

.

Sasuke dan Naruto berjalan beriringan memasuki sebuah club malam yang menyediakan berbagai -kupu kupu- dalam berbagai rupa, umur, dan selera masing-masing pria yang berkunjung.

Seorang pemuda berambut tempurung beralis super tebal menghampiri NaruSasu sembari menuntun mereka menuju sebuah sofa yang di huni sepuluh kupu-kupu yang tersenyum manis kearah mereka bertiga.

"Silahkan di pilih.. para gadis-gadis ini memiliki semangat masa muda yang mampu menaklukkan pria di atas ranjang," dan sebuah ahiran senyum 'clink' menjadi ahiran penjelasan pemuda bernama Rock Lee itu.

Naruto dan Sasuke sweatdrop. 'Apa-apaan itu semangat masa muda di atas ranjang' pikir mereka berdua. Kemudian Sasuke menatap Lee datar sembari berujar. "Antarkan kami pada atasanmu!"

Lee mengangkat satu alis super tebalnya sambil menatap Naruto dan Sasuke secara bergantian. "Ada urusan apa kalian ingin bertemu Nona Tsunade?" Lee balik tanya, membuat dua pemuda itu mendengus kompak.

"Antar saja. Kami ada urusan penting,"

Jika menyangkut kata 'penting' Lee mau tak mau mengantar kedua pemuda itu menemui atasannya. Sesampainya di tempat tujuan. Lee mengetuk pintu ruangan bertuliskan -Tsunade Senju- dengan sopan.

Pintu terbuka memperlihatkan wanita bersurai pirang berwajah cantik dan memiliki tatto di dahinya yang membuat kebanyakan orang menyimpulkan jika dia adalah orang India. Dan jangan lupakan dadanya yang berukuran besar itu membuat Naruto dan Sasuke menelan ludah paksa.

"Ada apa Lee?" tanya Tsunade sambil menatap Lee datar.

Lee menunjuk dua pemuda yang ada di sampingnya itu seraya menjelaskan. "Mereka ingin bertemu dengan anda Nona Tsunade. Katanya ada urusan,"

Tsunade mengangguk dan menyuruh Lee untuk kembali bekerja. Diapun menatap dua pemuda itu dan memberi isyarat untuk mengikutinya masuk.

Tsunade duduk di sofa sambil menyilangkan satu kakinya. Manik kecoklatannya menatap dua pemuda yang sudah duduk di depannya itu. "Jadi ada perlu apa brondong-brondong?" tanyanya sambil tersenyum sexy.

Sebelum Naruto ingin menjawab keburu di jawab duluan oleh Sasuke. "Kami ingin memboking satu wanita selama satu bulan,"

Naruto menganga mendengar kata 'satu bulan' itu. 'Buat apa selama itu' pikir Naruto.

"ho.. berani berapa kalian?" tantang Tsunade.

"Berapa yang anda inginkan?" Kali ini Naruto yang menyahut. Membuat Sasuke menepuk jidatnya. Benar-benar tak tau acara tawar-menawar.

Tsunade tersenyum. "Itulah yang kusuka dari seorang pria," ujarnya. Kemudian dia bertopang dagu sambil memejamkan matanya. "Ciri-ciri seperti apa yang kalian inginkan?"

Sasuke melirik Naruto. Naruto balas melirik Sasuke dengan wajah kebingungan. Sasuke menepuk jidat sahabatnya itu sembari berbisik. "Kau mau seperti apa baka!"

Naruto nyengir sambil menggaruk tengkuknya. Kemudian dia menatap Tsunade yang sedang tersenyum itu. Berfikir beberapa saat sampai dia menemukan apa yang akan dia pilih. "Cantik, bisa memasak, rajin bersih-besih, dan harus usia sekitar 20-an,"

Alis Tsunade dan Sasuke berkedut. Dia pikir mau minta istri apa. Tapi Tsunade mencoba untuk tersenyum sembari mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. "Bawakan 10 wanita cantik usia 20-an," setelah itu dia mematikan panggilannya.

Tak lama kemudian Lee muncul dengan membawa 10 wanita yang di inginkan Tsunade sambil di suruh berbaris menghadap dua pemuda itu.

"Pilihlah?" ujar Tsunade.

Naruto mengusap dagunya sambil memandangi satu persatu kupu-kupu yang ada di depannya itu. 'Hm berambut pirang di kelabang kebelakang, cantik dan seperti kucing. Berambut hitam, cantik, feminim. Berambut indigo berdada be-besar, dan sepertinya pemalu' batin Naruto sambil terus mengamati satu-persatu wanita yang ada di situ. Kemudian dia menatap Tsunade sambil menggeleng.

"Bawakan yang lain Lee," pinta Tsunade.

"Ha'i" Lee membungkuk sambil bersiap berjalan keluar bersama para wanita itu sebelum..

"Tunggu.."

Semua mata spontan langsung tertoleh kearah Sasuke sambil mengeryitkan alisnya. Sasuke lalu menunjuk wanita berambut indigo berdada besar itu seraya berujar. "Aku ingin dia menemaniku malam ini," dan setelah itu Sasuke langsung berdiri dan menyeret wanita indigo itu keluar pintu. Meninggalkan Naruto yang mengganga lebar.

"Kamarnya dimana?" Sasuke kembali masuk, tapi cuman menyumbulkan kepalanya saja.

Tsunade mendengus sambil menyuruh Lee mengantarkan Sasuke. Dan sebuah lengkungan senyum terpantri di wajah bungsu Uchiha itu.

"Apa temanmu itu maniak dada besar?" Ujaran Tsunade kali ini spontan membuat Naruto menoleh dan menghentikan acara menganga-ria-nya.

"Bisa jadi," sahut Naruto asal.

Beberapa saat kemudian. Berdirilah lima wanita cantik di depan Naruto.

"Ini yang terahir, yang berumur 20-an sudah tak ada lagi selain mereka," ujar Tsunade menjelaskan.

Naruto mengangguk sambil memperhatikan satu persatu Kupu-kupu itu dengan tatapan serius. 'Berambut pirang model pony tail, sexy, cantik feminim. Berambut coklat di cepol dua. Manis tapi rada tomboy kelihatannya. Rambut merah, tidak-tidak, mengingatkanku pada kaa-san saja. Berambut pirang pucat bermata violet, anggun, dan sepertinya pandai memasak. Dan terakhir, berambut pirang juga, cantik, ukuran da-da-danya besar sekali'

"Bagaimana, sudah ketemu?" suara Tsunade membuat Naruto menghentikan acara membatinnya.

Naruto diam untuk beberapa saat, menimang-nimang keputusannya. Menghembuskan nafasnya sambil menatap Tsunade. "Aku ing-"

"Tsunade-sama," seorang wanita berambut hitam sebahu membuat Naruto menghentikan ucapannya. Wanita itu berjalan menuju Tsunade bersama seorang wanita bersurai musim semi sebahu, bermata emerald, di keningnya juga ada tatto layaknya Tsunade, berparas cantik, dan anggun.

"Ada apa Shizune?" Tsunade terlihat kesal saat pembelinya baru saja akan memilih salah satu dari Kupu-kupu-nya.

Shizune membungkuk sejenak sebelum dia menjelaskan kedatangannya kemari. "Sakura mengecewakan pelanggan. Dia tak mau menuruti perintah pelanggannya," jelasnya.

Tsunade langsung menatap wanita bersurai musim semi yang sedang menunduk itu tajam. "Haruno Sakura, kenapa kau tak mau menuruti keinginan pelanggan?" Suara Tsunade terdengar begitu gahar.

Sakura menunduk tak berani menatap mata Tsunade.

"Jawab Aku jika sedang berbicara?" Kali ini terlihat begitu jelas jika Tsunade sedang marah besar. Siapa juga yang tak marah jika pelanggannya complain.

"A-aku ha-"

"Aku ingin dia Nona Tsunade,"

Semua mata langsung tertuju pada Naruto. Terutama Sakura. Emeraldnya menatap Naruto dengan tatapan yang sulit di artikan. Dan Naruto-pun hanya membalasnya dengan cengiran lima jarinya.

"Kau serius?" Tsunade memastikan, dan pemuda bersurai pirang itu mengangguk mantab. "Bukankah kau sudah tau jika dia ini rewel?"

Naruto neyengir sambil menggaruk tengkuknya. "Haha, tak apa, lagian aku langsung 'suka' padanya," dan pernyataan Naruto kali ini membuat Sakura heran bercampur bingung. Dia bingung tak mengerti, heran dengan apa yang akan terjadi.

Tsunade menghela nafas pasrah sembari mengeluarkan sebuah map dan di lempar kepada Naruto. "Tandatangani," dan dengan cepat si pirang itu menandatangani-nya dengan cengiran lebar.

Naruto lalu menyerahkan map itu kembali. "Nanti uangnya di urus si Teme, temanku yang tadi," ujar Naruto seenak perutnya.

Dan Sasuke yang sedang asik bergelut di atas sofa bersama Hinata itu tiba-tiba bersin mendadak di sertai perasaannya yang tak enak.

"Hm baiklah.. Deal," Tsunade mengulurkan tangannya pada Naruto. Dan si pirang itu dengan tanggap menjabatnya seraya berucap. "Deal or no Deal."

GUBRAK!

-TBC-

Fufufu. Ahirnya fix tentang wanita kupu-kupu malam ini bisa di buat juga.

.

REVIEW

.

-A Mild-