My lovers
Bagi kyungsoo, suho adalah segalanya. Sejak pertama kali berkenalan dengan lelaki itu lewat chatting, ia sudah jatuh cinta. Apa lagi setelah bertatap muka di seoul.
Jongin adalah rekan sekantor kyungsoo. Dengan alasan tidak bisa hidup sendiri dan ingin melindungi kyungsoo, dengan sedikit merayu bos nya jongin berhasil tinggal satu apartemen dengan kyungsoo. Diam-diam jongin menaruh hati pada kyungsoo meskipun sifat playboynya mendarah daging.
Kini keputusan ada di tangan kyungsoo, mengejar cinta sejatinya atau meinggalkan segalanya.
.
.
.
Keributan yang sama terdengar di kamar yang sama di pojok apartemen. Apartemen itu sendiri terdapat dua kamar yang cukup luas yang terletak berdampingan, dapur dan ruang tamu tidak lupa satu kamar mandi yang terletak di sebelah dapur.
Sosok gadis meggerutu kesal mendengar keributan-keributan yang sama setiap malam. Siapapun yang mendengarnya dirinya cukup yakin, jika keluar apartemen ini mereka akan memeriksanya ke dokter THT.
'' playboy nyasar itu memang harus di beri pelajaran'' ujarnya, meyingkap selimut yang membungkus tubuhnya, mata bulatnya melirik jam kecil di atas nakas dekat tempat tidurnya menunjukkan pukul 01.00 KST. Gadis itu makin mendengus kesal. Kyungsoo meraih sandal yang terbuang di sudut kamar. Berjalan keluar menuju tempat keributan. Saat tepat berdiri di tempat keributan kyungsoo menggedornya dengan keras. Tak lama kemudian pembuwat keributan meyembulkan kepalanya di sela-sela pintu yang terbuka dengan wajah innocent nya.
Kyungsoo menatap kesal sang pelaku '' hei, jongin kira-kira dong kalau mau bercinta!''
''bercinta?maksudmu ''
'' sudah aku peringatkan berkali-kali jangan membuwat keributan sekecil apa pun di atas jam 10, kau tau besok aku harus bekerja dan please selesaikan urusanmu atau aku akan bilang pada bos unuk menendangmu keluar dari apartemen ini'' suara kyungsoo mendesis tajam. Detik itu juga kyungsoo berbalik, berjalan dengan dagu terangkat, meninggalkan jongin yang masih terpaku melihat kepergian kyungsoo.
Jongin menutup pintu kamarnya dengan lesu. Jongin sudah tak bernafsu untuk melanjutkan aktifitasnya.
'' jongin, siapa tadi?'' Tanya gadis manja di dalam kamar yang menimbulkan suara-suara yang menggangu pendengaran kyungsoo.
''bukan siapa-siapa, hanya teman sebelah''. Jawabnya lesu sambil berjalan menuju tempat tidur dan memutuskan untuk terjun kealam mimpi.
.
.
.
Kyungsoo duduk di meja makan sambil menikmati kopinya. Sepotong roti telah ia siapkan di atas piringnya, matanya menangkap sosok namja yang selalu membuwat malam-malamnya tak bisa tidur nyenyak mengakibatkan kepalanya berdenyut sakit. Seperti pagi ini.
Jongin bergabung di meja makan. Menatap kyungsoo yang wajah manisnya di tekuk berlipat-lipat menandakan moodnya sedang hancur dan tak mau bersikap manis. Jongin Mendudukkan tubuhnya tepat dihadapan kyungsoo. Mengambil roti di atas meja dan mengolesinya dengan selai.
'' soo, kok manyun? Marah ya?''
Kyungsoo semakin di buwat kesal, sikap cuek namja di depannya ini sangat membuwatnya kesal. Kyungsoo berdecak pelan dan melirik jongin tajam dengan mulut penuh berisi roti sebagai sarapannya dan menggigitnya dalam satu gigitan dengan kasar.
'' kok diam sih'' jongin lagi-lagi bersuara dengan mencolek dagu kyungsoo. Yang di hadiahi tatapan membunuhnya.
'' soo, kalau ada yang bertanya itu harus dijawab, sayang!''
Kyungsoo akhirnya mampu menelan rotinya dengan kasar, dan meminum kopinya dengan sekali tegukan.
'' kau tak melihatku sedang makan, atau kau mau semua makanan di mulutku meyembur ke mukamu'' ujar kyugsoo kesal. Kyungsoo bangkit berdiri tangannya meraih tas di sampingnya sambil berjalan meinggalkan jongin.
'' hei aku belum selesai sarapan'' seru jongin.
'' 3 menit! Atau aku tinggal!''
Brakkkk! Suara pintu di tutup terdengar keras.
Jongin buru-buru menelan potongan roti terakhirnya. Meraih ponsel dan tas kerjanya. Berjalan keluar dan mengunci pintu. Meraih pintu mobil, menghempaskan tubuhnya di jok penumpang karena kyungsoo memegang kendali mobilnya kali ini.
'' kau marah kenapa sih soo, kau tak mau cerita? Biasanya juga cerita kepadaku'' jongin tak mau menyerah unuk bertanya pada kyungsoo.
Kyungsoo membelokkan mobilnya di tikungan '' malas, setiap pagi yang diributkan adalah hal yang sama. Tapi kau malah tak peduli''. Ujarnya dan kembali fokus ke jalan.
''oh.. yang itu'' jongin nyengir, menyandarkan punggungnya di jok kursi dan mencari posisi yang nyaman.
Kyungsoo melirik sebal '' kau tau sendiri, aku paling tidak bisa jika jam tidurku kurang dari 10 jam atau tidak kepalaku akan berdenyut di pagi hari. Kau bahkan mengganggu tidurku setiap hari jongin. Aku tak melarangmu melakukan kegiatan apapun bukan jadi tolong kurangi kegiatan malammu yang sangat menggangguku''.
'' ok..ok.. maaf. Kristal memang tak bisa memelankan suaranya''
Kyungsoo memutar bola matanya malas '' yeoja siapa lagi ini yang masuk jadi mangsamu''.
'' hanya model yang sedang terpikat oleh karisma ketampanan ku''
Kyungsoo berlagak mutah '' karisma mesum yang ada'' kyungsoo tergelak mendengar jawabannya sendiri. '' bukan pacarmu kan?''
'' kenapa bertanya seperti itu? Cemburu?'' jawab kai telak.
'' cemburu? Aku? Hah, jangan melucu jongin''
'' siapa tau? Kau diam-diam menaruh hati padaku''
''hanya mimpimu. Kau terlalu liar untukku''
Jongin menatap kyungsoo dengan tajam '' berani taruhan, aku aka membuwatmu jatuh cinta padaku''
Kyungsoo menoleh menatap jongin ''silahkan, aku yakin kau tak akan berhasil'' ujar kyungsoo mantap.
Jongin hanya terkekeh mendengar jawaban kyungsoo. Mengalihakn pandangannya ke luar jendela. Megamati lalu lintas kota seoul yang cukup dikatakan padat pagi ini. Kyungsoo yang melihat jongin tiba-tiba diam dan menatap keluar jendela hanya mengankat bahunya cuek, mungkin jongin sedang mencari cara untuk membuwat dirinya jatuh cinta padanya. Kyungsoo melajukan mobil mini coopernya sedikit lebih cepat membelah jalanan kota seoul yang cukup padat.
.
.
.
Hari ini kyungsoo memiliki jadwal untuk pergi kencan dengan suho. Sekali lagi kyungsoo mematut pantulan dirinya di cermin sedikit olesan lipstick menyempurnakan penampilanya malam ini.
Tiba-tiba jongin masuk kedalam kamar kyungsoo. Berjalan menuju ranjag kyungsoo da menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menatap penampilan kyungsoo malam ini. Mau kemana dia? Apa pergi dengan pacarnya? Atau dia kencan? Bermacam-macam pertanyaan timbul tenggelam di dalam otak jongin yang membuwat jongin kesal. kyungsoo yang menatap jongin dari pantulan kaca mendengus kesal. beginilah resiko berbagi apartemen. Apa lagi seorang namja seperti jongin. Dengan suka hati akan keluar masuk kamarnya tanpa permisi.
'' mau kemana soo?''
Kyungsoo berbalik menatap jongin yang sedang duduk di atas tempat tidurnya '' aku ada acara makan malam '' kyungsoo berjalan menuju ranjangnya dan meraih tas kecil yang berada di samping jongin.
'' apa perlu aku antar'' tawar jongin yang mendapat jawaban gelegan kepala oleh kyungsoo.
'' tidak usah aku bisa naik bus'' kyungsoo berjalan keluar kamarnya.
'' pulang jam berapa?'' Tanya jongin sarat akan kekhawatiran. Ini anak tidak tau ya jika sedang di khawatirkan . gumam jongin dalam hati
'' aku bawa kunci''
'' pulang jam berapa''
'' tak usah menugguku pulang''
Braakkk… suara pintu kamar kyungsoo tertutup dengan keras. Meninggalkan jongin yang bermuka masam. Berbalik dengan kondisi wajah kyungsoo yang berbinar bahagia.
.
.
.
Bus yang di tunggu kyungsoo tiba. Kyungsoo naik dan memilih duduk di bangku paling belakang. Hati kyungsoo berdesir hangat saat mengingat ia akan bertemu suho. Namja yang sudah membuwatnya terlena saat ini. Perkenalan kyungsoo dan suho terjalin melalui sosmed. Saat itu kyungsoo masih menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas di diegu. Sedangkan suho bekerja di sebuah redaksi majalah yang cukup terkenal di seoul sebagai kepala manager.
Suho a.k.a kim jungmyun adalah sosok laki-laki bertubuh tegap, cukup tampan dan smart. Di usianya yang muda ia sudah mendapat gelar master di salah satu unversitas terkenal di London. Sedikit angkuh adalah sifat suho yang menyebalkan bagi kyungsoo tapi meskipun seperti itu kyungsoo sudah di buwat terlena oleh sosoknya.
'' hai'' sebuah tangan memukul bahunya pelan. Kyungsoo menoleh menemukan sosok yang sedang ia tunggu-tunggu.
'' kau telat'' protes kyungsoo.
Suho duduk di samping kyungsoo '' aku tak bisa meyuruh mobilku berjalan cepat di area jalan yang sedkit padat kan kyung'' ujarnya cuek.
'' coba kalau aku, pasti kau akan marah'' kyungsoo masih tetap mencoba melampiaskan kekesalnanya.
Suho tak terpengaruh dengan kekesalan kyungsoo. Dengan cepat suho menggamit lengan kyungsoo '' sudah jangan di bahas'' ujarnya cuek. Dan membuwat kyungsoo semakin kesal dibuwatnya, tapi sayang kekesalan itu tak akan bertahan lama.
Suho membawa kyungsoo berjalan-jalan menelusuri pinggiran sungai han. Malam ini sungai han cukup ramai di titik-titik tertentu. Berjalan malam hari di baa sinar bulan membuwat kyungsoo dan suho menikmati malam mereka berdua.
'' kau membeli apa?'' Tanya kyungsoo saat melihat suho membawa sebuah bingkisan makanan dan minuman.
Suho menatap bingkisan yang ia bawa '' hanya burger dengan ukuran large dan cola, tentu saja''.
'' bagi satu '' pinta kyungsoo.
Suho memberi kyungsoo satu burger dan cola, kyungsoo meraihnya dan menggeser tubuhnya sedikit untuk sekedar member tempat duduk untuk suho.
Kyungsoo menatap bingkisan makanan yang suho bawa tadi'' kau membeli eskrim, bagi ya'' kyungsoo menatap eskrim tersebut dengan wajah berbinar.
Suho merebut bingkisan makanan tersebut dengan cepat ''tidak, ini khusus untuk ku'' kyungsoo hanya cemberut.
'' kau pelit'' protesnya.
Suho menganakat bahu cuek '' aku memang pelit''.
'' aku doakan kau akan sakit perut saat maka eskrim itu'' kyungsoo mengutuk suho.
'' wah, ini sengaja aku pilih rasa kesukaanmu lo kyung''
'' terserah, kau tak ikhlas memberinya padaku'' kyungsoo semakin cemberut.
'' aku ikhlas kok, ini'' suho menyerahkan bingkisan makanan tersebut pada kyungsoo, kyungsoo yang mendengar itupun menatap suho dengan wajah berbinar. Tangannya ia ulurkan untuk mengambil bingkisan makanan itu. Belum sempat tangannya menyentuh bingkisan itu, suho menarik bingkisannya dan menyembunyikan di belakang pugungnya.
'' eiitss.. kita buwat perjanjia dulu''
Kyungsoo lagi-lagi menampakkan wajah cemberutnya '' ok,ok perjanjian apa?''.
Suho menyeringai, mendekatkan tubuhnya pada kyungsoo. Kyungsoo terpaku, aroma maskulin tubuh suho menguar merasuki indra penciumanya dan membuwatnya tak mampu berfikir jernih. Dengan cepat suho merengkuh tengkuk kyungsoo dan mempertemukan bibir mereka. Tubuh kyungsoo menegang saat suho menempelakan bibir mereka, suho mulai menggerakkan bibirnya dengan pelan dan detik itu juga kyungsoo menutup matanya mencoba menikmati ciuman yang di berikan oleh suho.
.
.
.
Hari ini adalah hari akhir pekan waktunya untuk bersantai dirumah. Kyungsoo menatap acara televise dengan tak bersemangat matanya fokus pada acara televise tapi pikirannya melayang entah kemana . Tak lama kemudian jongin bergabung dengan kyungsoo. Duduk di samping gadis itu. Merebut remote tivi yang sedang kyungsoo pegang. Menekan tombol of detik itu juga tivi menampilkan layar hitam.
Kyungsoo masih diam tak bergeming. Pikiranya berkali-kali lari ke peristiwa suho yang menciumnya. Otaknya bekerja keras mencerna semua yang terjadi dan kyungsoo tak menyangka jika hubungan mereka bisa menuju ke percintaan.
Tubuh Kyungsoo menegang. Otaknya berfikir keras, apa suho mencintinya? Kyungsoo sendiri tak yakin dengan jawabna yang muncul di otaknya. Selama ini perhatian yang suho berikan pada kyungsoo , email-email yag sering suho kirimkan padanya dulu dan sampai sekarang pun email dan perhatian yang suho berikan padanya berhasil membuwat kyungsoo terlena menafsirkan segala bentuk tingkah laku suho membuwat kyungsoo semakin terjatuh pada pesonanya.
Jongin yang menatap kyungsoo sedari tadi melamun, menempelkan punggung tangannya ke kening kyungsoo bermaksud mengukur suhu tubuhnya '' tidak panas'' gumam jongin, menatap kyungsoo aneh.
'' hei, soo'' jongin bersuara, mengguncang tubuh kyungsoo pelan.
Kyungsoo tetap asik dengan fikiranya. Tak merespon jongin sama sekali. Tatapannya jauh entah kemana. Membuwat jongin bergidik sendiri.
Jongin menarik nafa '' do kyungsoo sadarlah!'' jongin berteriak tepat di telinga kyungsoo. Membuwat kyungsoo terlonjak dan reflek memukul tengkuk jongin dengan keras .
'' aduh'' rintih jongin saat mendapat pukulan dari kyungsoo.
Kyungsoo yang sudah sadar dari lamunannya dan sadar telah melakukan tindak kekerasan, bersimpuh di hadapan jongin sambil memegang salah satu tangan jongin yang masih sibuk mengelus tengkuknya yang terasa panas akibat pukulan kyugsoo.
'' jongin kau tak apa?'' Tanya kyungsoo khawatir. Tapi buka salahnya juga kalau memukul jongin. Salahnya sendiri mengagetkkannya dengan berteriak di depan telinganya pula.
Jongin masih sibuk mengelus tengkuknya, melirik kyungsoo tak suka.
''kau tau ini sakit soo?'' protes jongin.
Kyungsoo mendengus, menegakkan tubuhnya dan mendudukkan tubuhnya di sebelah kai.
'' salah sendiri kenapa mengagetkaku, kau fikir telingaku punya suku cadang maen teriak di telinga orang'' kyungsoo menggerutu tak elak dirinya juga kesal.
'' bagaimana tak berteriak, aku fikir kau tadi kemasukan setan kamar mandi. Diam mematung''.
'' kau berlebihan''
'' kau yang menakutiku, kau ini kenapa sih, sakit?'' Tanya jongin yang tak di hiraukan kyungsoo.
Kyungsoo bangkit berdiri '' ahh.. molla, aku mau tidur jangan menggangguku'' ujar kyungsoo sambil beranjak menuju kamarnya sekedar menikmati hari liburnya.
Di dalam kamar kyungsoo meraih ponselnya. Lebih baik ia harus bertanya pada suho tentang hubungan mereka. Lama kyungsoo menatap layar ponselnya, mengetik beberapa kata kemudian menghapusnya kembali. Ternyata untuk bertanya hal seperti itu saja susah setengah mati.
Kyungsoo mencoba bertanya dengan bahasa yang sedikit halus .
To : suho
Annyeong^^
beberapa hari ini aku tak bisa berfikir dengan baik. Ini mengenai hubungan kita juga sih. Tentang ciuman yang kita lakukan dan kau pasti tau kita ya maksudku dalam hubunga persahabatan kita tak seharusnya kita melakuakn itu bukan? Mungkin aku juga yang salah, terlalu terbawa dengan perasaan ku padamu. Aku harap kau mengerti maksudku.
Kyungsoo menatap ponselnya lekat-lekat. Membaca ulang pesan yang akan ia kirimkan. Terkesan kyungsoo mengharap cinta dari suho. Ah.. terselah. Otak pintar suho pasti mengerti maksudku. Gerutu kyungsoo sedikit kesal dan meneka tombol send.
Tak butuh beberapa lama sebuah pesan masuk mengisi inbox pesan ponsel kyungsoo. Kyungsoo membukanya dan membaca pesan dari suho.
From : suho.
Annyeong kyung ^^
Maafka aku jika sikap ku membuwat mu tak nyaman, jika kau bertanya dengan hubungan kita, tentu saja kita adalah sahabat. Da tentang ciuman kemarin aggap saja itu semua karena suasana yang mendukung.
DEG.. hati kyungsoo berdenyut nyeri. Apa Cuma seperti ini suho menganggapnya. Setitik liuit jatuh membasahi pipi kyungsoo. Kyungsoo membuang ponselnya asal di atas kasur. Dan menghempaskan tubuhnya juga dia atas kasur meraih selimut dan menutupi tubuhnya. Tak lama kemudian kyungsoo jatuh tertidur.
.
.
.
TBC…..
Hiyaaaaaaaa.. ii ff kaisoo muncul.
#hard kaisoo shipper merapat. :D
Saya mendadak punya ide ff kaisoo, jadihlah ff kaisoo abal ini.
.. jika suka aku akan post chap selanjutnya tapi tak janji juga bisa cepet tergantung review.
Buwat FF saya yang satunya lagi, kayaknya bakal lama apdt nya. Hehehe
miane..
sekian dulu.. maksih jika ada yang suka dan baca ff ini. ^^
