ACTOR
"Sauriva Angelast"
Disclaimer : SUJU adalah milik Tuhan, Elfs dan diri mereka sendiri…. Hehehehe
Warning : AU, OOC, Alur mungkin sulit dimengerti, banyak typo(s) dan miss typo(s). Saya membuat banyak sekali perbedaan. Hehehe… Ini Yaoi! BXB! BOY'S LOVE! Sehingga yang tidak suka, sudah saya peringatkan dan segera menekan tombol back.
Don't like don't read …
Summary : Sosoknya bagai seorang Dewa dalam hidupku. Hidup itu permainan. Cinta itu permainan. Jika harus memainkan hati orang lain dan membunuh cinta orang lain, aku tak keberatan asal aku memenangkan permainan ini. Permainan yang akan membawaku pada sebuah kemurnian dari orang yang sangat aku cintai. Aku bahkan tidak peduli jika suatu saat neraka harus aku lewati, asalkan di sana ada dia. Namun aku kini dalam kebimbangan, ketika aku melihat seorang malaikat berbalutkan ketulusan. Aku jadi bimbang. Haruskah aku mendapatkan malaikat itu untukku atau mengorbankan malaikat itu untuk mencapai dewaku?
Rate : T
HAPPY READING ^^
"Baiklah, ku tantang kau. Jika kau dapat membuat tiga orang mencintaimu dengan tulus dan kau mencampakkan mereka saat itu juga. Aku bersedia menjadi milikmu. Kau dengar itu, Cho Kyuhyun?"
"Baiklah, untukmu, Lee Sungmin."
# # #
Cinta. Memang buta jika diungkapkan secara menyeluruh. Cinta memang suatu ikatan yang tak pandang bulu, zaman, usia dan lain sebagainya. Bahkan dengan cinta kerap kali orang merasakan apa itu pengorbanan, sakit hati, kebahagiaan dan juga sebuah penyesalan. Cinta juga yang membuat seseorang lebih mengenal arti hidup, dan jika kau berada di jalan yang salah maka kau akan menganggap cinta itu adalah sebuah permainan. Permainan yang akan mempermainkan hati orang lain hanya untuk mendapatkan apa yang kau ingini, hanya untuk keegoisan semata, yakni mendapatkan hal yang kau anggap sebagai cinta.
Seorang namja berperawakan tinggi, putih dengan wajah tampan berjalan dengan penuh wibawa menuju sebuah ruangan yang merupakan kamar tidurnya. Saat dia membuka ruangan tersebut, hal pertama yang dilakukan namja itu adalah menendang sebuah kursi yang ada di sana dengan kekuatan penuh hingga kursi tersebut melambung dan berbenturan dengan tembok berwarna hijau lumut. Dia terlihat marah untuk sejenak, namun sedetik kemudian dia tersenyum menyeringai. Di tangannya terdapat sebuah surat kabar kumal yang baru saja dia remas sepanjang jalan. Tanpa perasaan dia melempar surat kabar tersebut.
"Kemarin malam ditemukan mayat seorang pemuda bunuh diri di dalam kamar apartementnya. Pemuda yang dikabarkan adalah anak dari pemilik perusahan mainan ternama di Korea ini diduga sedang depresi berat karena gagal dalam ujian masuk sebuah universitas kedokteran. Keluarga Kim merasa sangat terpukul karena kepergian putra semata wayang mereka, Kim Ryeowook."
Tawa seorang Cho Kyuhyun semakin menjadi-jadi saat dia mendengar berita tersebut di televisi kamarnya. Dengan tenang dia duduk di sofa di depan televisinya. Dia ambil kembali surat kabar yang tadi dia lemparkan, dia baca kembali berita yang mengisi halaman depan surat kabar tersebut dengan sumringah. Apa yang terpampang di halaman depan surat kabar tersebut serupa dengan berita yang ada di televisi miliknya.
"Aku tidak menyangka dia akan sangat depresi karena aku mencampakkannya. Kasihan sekali kau Kim Ryeowook. Tapi biarpun begitu aku tetap berterima kasih padamu, terima kasih karena sudah mencintaiku dengan tulus. Hahaha…"
Tawa tersebut sangat nyaring, seorang Cho Kyuhyun yang biasanya kalem tersebut menampilkan wajah setannya saat dia sedang sendirian. Iris matanya yang berwarna hitam memandang pada sebuah pigura photo yang berada di meja kecil di samping tempat tidurnya. Di sana ada foto dirinya dengan seseorang berambut pirang. Di foto tersebut dia sedang tersenyum kecil sambil merangkul seseorang berambut pirang yang tengah bertawa. Imut sekali, namja cantik yang sangat Cho Kyuhyun cintai. Lee Sungmin.
"Tunggulah, Sungmin. Tinggal satu orang lagi dan kau akan jadi milikku."
# # #
Ruangan musik adalah ruangan yang jarang sekali didatangi oleh murid-murid SM International High School. Bukan hanya karena ruang musik berada di ujung koridor lantai tiga, namun juga karena ruang musik tersebut sudah digantikan oleh ruang musik baru yang berada di lantai dua. Jadilah ruang tersebut jarang digunakan bahkan mungkin sudah tidak digunakan lagi, padahal alat-alat musik yang masih bagus berada di sana. Walaupun alat musik tersebut sudah tua.
Kyuhyun memejamkan matanya dan bersandar pada tembok yang berada di ujung ruang musik, sebuah tirai merah berada di samping kanannya, kakinya terjulur ke depan dan nafasnya mulai teratur, menandakan jika dia hampir mencapai alam mimpi. Kyuhyun memang sering bolos dan menghabiskan waktu di ruang musik ini, tidak ada yang akan menemukannya di tempat ini. Lagi pula pelajaran hari ini sangat membosankan baginya, sebuah pelajaran yang sudah dia kuasai sejak awal. Jadi tidak ada salahnya membolos dan melewatkan pelajaran itu, bukan?
Seorang namja berperawakan kecil namun sangat tampan jika tidak ingin disebut manis memasuki ruang musik tersebut dengan tenang dan terkesan mengendap-endap. Dia tidak menyadari kehadiran Kyuhyun yang berada di ujung ruang musik. Kaki-kakinya yang jenjang dibalut celana hitam khas SM Internasional High School. Kemeja putih yang dia kenakan terlapisi oleh jaket berwarna putih tulang dengan rantai kecil di bagian leher dan ujung lengannya. Namja tersebut duduk di depan sebuah grand piano. Dia duduk di sana tanpa ekspresi, tangannya terlihat ragu saat ingin menekan tuts piano di depannya. Iris matanya berawan, terancam akan menjatuhkan tetesan air mata. Kenangan masa lalu memang selalu menghantui namja ini.
"Jika kau ingin memainkannya, mainkanlah. Tidak usah ragu."
Entah sejak kapan Kyuhyun sudah berada di belakang namja tersebut. Membuat tubuh namja yang lebih kecil darinya itu terlunjak dan menoleh ke arah Kyuhyun. Ekspresi yang dikeluarkan namja tersebut terlihat lucu di mata Kyuhyun, membuat Kyuhyun tersenyum kecil yang berhasil membuat namja bersurai kecoklatan tersebut memerah. Terpesona, eh?
"Namaku Cho Kyuhyun. Siapa namamu?" Ucap Kyuhyun ramah sambil menjulurkan tangannya ke arah namja di depannya.
"Park, Park Jung Soo. Tapi kau bisa memanggilku Leeteuk." Sahut namja yang ternyata adalah Leeteuk tersebut dengan ramah, dia menyambut uluran tangan Kyuhyun dan mereka berjabat erat. Tidak lupa sebuah senyuman manis dari Leeteuk untuk Kyuhyun. Sadar atau tidak, Kyuhyun terpesona pada senyuman Leeteuk. Bagi Kyuhyun senyuman itu mirip malaikat. Dalam hati, Kyuhyun berniat menjadikan Leeteuk orang terakhir yang akan membuatnya memiliki Sungmin. Target sudah ditetapkan, kini hanya bagaimana caranya membuat Leeteuk jatuh kedalam jeratan seorang Cho Kyuhyun. Memang, tak diragukan lagi jika Cho Kyuhyun memang sangat menawan, dia bisa saja menemukan ratusan yeoja dan namja yang sangat mencintainya di luar sana, namun Kyuhyun abaikan, karena dia tahu jika Sungmin tidak akan puas jika dia memilih orang-orang dari kumpulan fansnya tersebut. Jadi dia memilih orang yang benar-benar polos dan dengan mudah jatuh dalam pesonanya.
# # #
Bagi Leeteuk, ada dua hal yang harus dia hindari saat berada di SM International High School. Pertama adalah para guru yang selalu mengejar-ngejar untuk memaksanya mengikuti berbagai perlombaan baik akademik ataupun non-akademik. Dan yang kedua adalah Cho Kyuhyun. Entah kenapa dengan namja tersebut selalu mengikutinya. Saat makan siang, saat pulang sekolah bahkan saat dia keluar kelasnya, pasti Kyuhyun sudah berada di ambang pintu kelas untuk menunggunya dan menyuguhinya dengan sapaan dan senyum hangat. Bukan dia tidak suka, hanya saja dia risih, anak-anak sekelasnya selalu menatapnya dengan jahil saat ada Kyuhyun. Dia risih sekali, lagipula dia tidak kenal baik dengan Kyuhyun. Tiba-tiba saja namja tersebut selalu muncul dalam hari-harinya. Ayolah. Dirinya butuh ketenangan. Lagi pula…
"Hai."
Leeteuk kembali merutuki dirinya saat di depannya sudah berdiri seorang namja bersurai hitam gelap. Namja tersebut menyapanya dengan hangat dan juga tersenyum saat berada di depannya. Leeteuk menunduk, tak ingin memandang wajah Kyuhyun. Lagi pula… apa-apaan senyum itu? Senyum palsu tak ada maknanya! Leeteuk sangat mengenal baik bagaimana orang tersenyum tulus dan bagaimana orang tersenyum palsu, karena dia selalu melihat hal tersebut setiap hari. Dan senyuman yang dikeluarkan oleh Kyuhyun adalah senyuman palsu, penuh dengan kharisma, memang. Namun kharisma itu lebih ke arah menggoda daripada disebut sapaan hangat. Leeteuk tidak suka itu. Cukup sudah sekitarnya yang penuh kebohongan, kenapa malah ditambah dengan namja bernama Kyuhyun ini?
"Kenapa kau diam saja. Bel sebentar lagi berbunyi. Ayo!"
Tangannya ditarik oleh Kyuhyun, membuat wajah Leeteuk bersemu merah. Leeteuk dapat merasakan sebuah rasa aman saat tangan mereka saling bertaut. Tiga hari memang waktu yang singkat, tapi entah kenapa namja bernama Kyuhyun ini terus saja mendekatinya dan membuatnya sedikit…merasa nyaman?
"Kyuhyun. Apa kau tidak bosan? Menungguku di gerbang saat aku pergi ke sekolah, menungguku di depan kelas, dan malah menungguku saat pulang sekolah?" Tanya Leeteuk.
Kini mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Jika kelas Kyuhyun di lantai tiga, maka kelas Leeteuk berada di lantai dua. Mereka berbeda satu tahun. Kyuhyun berada di tahun akhir, sedangkan Leeteuk berada di tahun kedua. Kyuhyun adalah siswa populer dan sangat terkenal karena kejeniusannya dalam bidang akademik dan non-akademik, sedangkan Leeteuk adalah siswa biasa saja, ya setidaknya hanya dia yang berpikir demikian. Tidak sedikit orang yang mengagumi pesona Leeteuk tersebut, tidak sedikit pula orang yang jatuh hati dengan jelmaan malaikat tersebut.
"Tentu saja tidak. Aku senang bisa melakukan semua itu." Lagi, Kyuhyun menjawab dengan sangat lembut tidak lupa sebuah senyuman bertengger di bibir tipisnya. Leeteuk membalas senyuman tersebut, tangannya terkepal di balik saku jaket yang dia kenakan.
Mereka berdua sampai di kelas Leeteuk, dengan pelan Leeteuk memasuki kelas, dia menghiraukan semua pandangan mata yang mengarah padanya. Dia langsung duduk di kursinya dengan tenang, menghiraukan lambaian tangan Kyuhyun. Leeteuk menengkulupkan kepalanya pada kedua tangannya yang berada di atas meja.
"Sepertinya senior itu menyukaimu, Teukie." Sebuah suara membuat Leeteuk mengangkat wajahnya dan memandang sebal kepada sang pelaku.
"Apa maksudmu, Sungie?" Sahut Leeteuk.
"Maksudku, senior itu menaruh hati padamu." Ulang Yesung dengan seyuman jahil di wajahnya.
"Biar saja. Yang pasti aku tidak memiliki hati kepada namja itu." Sahut Leeteuk dengan pelan sebelum dia kembali membenamkan wajahnya pada kedua tangannya.
# # #
Malam ini hujan sangat deras membanjiri bumi. Angin bertiup dengan kencang, menimpa dedaunan pohon-pohon. Suara air hujan yang bertabrakan langsung dengan kaca jendela pada sebuah kamar mengusik sang pemilik yang tengah terlelap hingga iris mata sehitam malam itu menampakkan kilaunya. Namun bukan sebuah keteduhan yang berada di iris hitam tersebut melainkan kekosongan, kegelapan yang tidak berdasar.
"Sungmin, tunggulah…"
Bibir itu berujar dengan sangat pelan mendekati bisikan, dia memejamkan matanya kembali sampai sesosok namja berambut pirang dengan senyuman lembut serta lesung pipi di sebelah kiri tiba-tiba terlintas dalam benaknya. Seharusnya yang dia pikirkan hanya Sungmin seorang, namun bayangan namja manis yang merupakann juniornya itu tidak bisa dia tepis begitu saja. Ini pertama kalinya dari tiga tahun terakhir dia merasa benar-benar tertarik dengan seseorang.
"Tidak boleh!"
Kyuhyun berujar dengan keras sambil mengacak-acak rambut hitamnya yang kini menjadi berantakan. Iris matanya yang sehitam malam memandang keluar jendela melalui celah gorden yang tidak sepenuhnya tertutup. Hujan deras masih tiada henti di luar sana. Pukul satu dini hari, dan dia tidak mudah memejamkan matanya kembali dalam suasana hati yang seperti ini. Ya! Cho Kyuhyun! Jangan sampai kau menyukai namja lain selain Sungmin! Tinggal satu orang lagi maka Sungmin menjadi milikmu! Jerit hati Kyuhyun frustasi, dia mencoba menghibur dirinya sendiri hingga sosok Leeteuk kembali memenuhi pikirannya.
"Aggkk!" Rintih Kyuhyun. Dia meninju dinding yang berada di samping tempat tidurnya dengan penuh emosi, iris matanya berkilat berbahaya. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, hatinya tidak pernah mencampuri urusannya sampai seperti ini, bahkan Kim Ryeowook yang sampai membuang nyawa demi dirinya saja tidak membekas sedikitpun dalam hatinya, tapi kenapa dengan Leeteuk? Namja yang baru saja dia kenal? Apa karena Leeteuk mirip dengan Sungmin? Tidak mungkin.
Kyuhyun menatap sebuah figura yang berada di atas meja belajarnya, di sana ada fotonya yang masih mengenakan seragam sekolah menengah pertama tengah tersenyum kecil dan di sampingnya ada seorang namja yang lebih tua darinya memakai seragam SMA tengah tersenyum dengan lebar, tangan namja tersebut merangkulnya dengan sangat erat. Itu adalah Sungmin. Seniornya, orang yang sangat dia kagumi dan sangat dia sayangi, cinta pertamanya. Walau umurnya berpaut beberapa tahun dengan Sungmin, entah kenapa Kyuhyun tidak bisa berpaling dari namja itu. Hingga kini, tiga tahun lamanya, tiga tahun pula dia menjalani permainan yang diciptakan Sungmin. Dia memang sudah membuat hatinya terkunci untuk namja lain, dia juga sudah mendinginkan hatinya untuk tidak mengasihani targetnya, sudah banyak tahapan yang dia lakukan hanya untuk namja yang dia cintai itu. Dan dia tidak mungkin menyerah begitu saja. Tinggal satu orang lagi, maka selesai sudah. Lee Sungmin akan menjadi miliknya.
# # #
Setiap hari libur pasti digunakan sepasang kekasih atau sekedar bersenang-senang bersama teman untuk saling berkumpul-kumpul dan menghabiskan waktu bersama. Namun tidak bagi Kyuhyun, setidaknya awalnya dia juga berpikiran seperti itu, tapi saat tahu jika Sungmin tidak bisa menemaninya hari ini membuatnya sedikit terpukul. Dia menatap layar handphone canggihnya dengan datar, di layar HP-nya tersebut masih terpampang jelas pesan Sungmin yang menolak untuk menemaninya hari ini.
"Mungkin dia sibuk." Tersenyum dan mencoba mengerti adalah satu-satunya cara yang bisa Kyuhyun lakukan saat ini. Tiba-tiba pikirannya terpusat pada sosok Leeteuk, "Mungkin aku bisa mengajaknya kencan." Lanjut Kyuhyun sebelum dia memencet beberapa digit angka dan langsung menekan 'call'.
'Yeoboseyo…'
Tidak membutuhkan waktu lama hingga sebuah suara namja yang lembut menyahut panggilannya dari seberang sana. Kyuhyun menyeringai, Leeteuk bukan namja yang sulit jika melihat perkembangannya beberapa hari ini.
"Aku tunggu kau di depan rumahmu 20 menit lagi. Aku akan menjemput."
'M, mwo? Tung-'
Terlambat. Kyuhyun sudah mengakhiri panggilannya secara sepihak, dengan begitu Leeteuk tidak bisa menolaknya. Kyuhyun kembali menyeringai, dia senang dapat mengerjai namja manis tersebut, mungkin sedikit mencerahkan otak. Ini benar-benar membuatnya senang. Tunggu! Dia bilang apa tadi? Senang? Kyuhyun sudah gila.
"Sebaiknya aku bersiap."
Dua puluh menit adalah waktu yang singkat bagi Kyuhyun, dia kini sudah berada di depan rumah Leeteuk. Sebuah rumah sederhana yang terlihat sangat asri dengan pepohonan yang rindang berada di halaman rumah tersebut. Terlihat sepi namun sangat hangat di mata Kyuhyun tentang suasana yang ada di sana. Pintu rumah terbuka, Kyuhyun terbelalak untuk beberapa detik saat melihat bagaimana Leeteuk kini. Namja tersebut memang sangat manis, luar biasa. Wajahnya yang manis, terlihat memerah saat melihat dirinya, iris mata Leeteuk yang berwarna coklat madu membuat getaran aneh di dada Kyuhyun. Namun dia cepat menggeleng.
"Kau mau mengajakku kemana?" Tanya Leeteuk saat mereka sudah berhadapan. Leeteuk mengeratkan jaket putih yang dia kenakan.
"Ikut saja, Ayo!"
Tak bisa menolak, dengan wajah merengut Leeteuk masuk ke dalam mobil Kyuhyun, membiarkan Kyuhyun membawanya ke suatu tempat. Rupanya Kyuhyun membawanya berkeliling Seoul dengan melewati pedesaan yang sangat asri dan hijau. Ini menyenangkan. Bahkan keduanya bagai terbuai oleh itu semua. Kadang mereka berhenti di sebuah lajalan sepi untuk sekedar melepas lelah, kadang bereka berhenti pada sebuah sungai kecil dan Teukie langsung berhamburan memasuki sungai kecil yang hanya sebatas mata kaki itu, bermain dengan air, tertawa dengan lepas, membuat Kyuhyun terpukau lagi. Leeteuk memang sangat cantik. Kemudian mereka akan berfoto bersama saat sudah lelah bermain-main. Mereka berdua tertawa dengan sangat lepas. Rasanya keduanya menjadi ringan sekali.
Dua jam bagai hanya beberapa menit. Dan di sinilah keduanya. Di sebuah caffe dekat pinggiran kota, caffe ini lumayan ramai dan sangat asri, membuat pengunjung betah di dalamnya. Kyuhyun hanya memesan secangkir kopi sedangkan Leeteuk memesan sebuah kudapan untuk mengganjal perut dan secangkir teh hijau yang sangat disukainya. Semuanya tampak tenang sebelum sepasang pengunjung datang dan menduduki kursi di dekat pintu. Seorang namja berambut pirang dan seorang namja berbadan proporsional dan tampan. Salah satu namja itu tentu saja Lee Sungmin. Dan nama berparas tampan di sebelahnya tidak diketahui oleh Kyuhyun, yang jelas sekarang ini hati Kyuhyun di dera perasaan cemburu. Dia bahkan melupakan Teukie yang berada di hadapannya dan terus memandang Sungmin, bahkan dirinya ikut beranjak saat melihat Sungmin menuju kamar mandi dan meninggalkan namja berbadan lumayan besar tersebut seorang diri di bangku dekat pintu. Tanpa pamit, Kyuhyun beranjak.
"Lee Sungmin!" Panggil Kyuhyun. Keduanya sedang berada di kamar mandi dengan Sungmin yang tengah berdiri di depan cermin dan mulai membasuh wajahnya agar lebih segar.
"Ada apa, Kyuhyun-ah?" Tanya namja berambut pirang bernama Sungmin tersebut. Dia tersenyum lebar kepada Kyuhyun tanpa merasa sedikitpun perasaan bersalah di wajahnya. Seakan semuanya biasa saja.
"Siapa namja itu? Siapa dia? Kau harus jadi milikku, Sungmin!" Ucap Kyuhyun dengan geram. Wajahnya memerah menahan amarah, berbanding terbalik dengan Sungmin yang hanya memandangnya biasa. Lee Sungmin, orang yang dia cintai dengan sepenuh hatinya berkencan dengan orang lain yang bahkan dia tidak kenal. Ini membuatnya sangat marah dan cemburu, tentu saja.
"Bukankah kau belum bisa memenuhi keinginanku, Kyuhyun. Hanya Siwon yang saat ini aku butuhkan, bukan kau." Ucap Sungmin. Dia melingkari lengannya kanannya pada leher Kyuhyun, menarik dengan pelan agar Kyuhyun yang lebih tinggi darinya menunduk hingga dia dapat mencapai ketinggian yang sama dengan Kyuhyun, dia memandang lekat wajah Kyuhyun yang seperti tidak bisa berpaling darinya. Dia tahu jika saat ini Kyuhyun sangat emosi, jelas saja. Namun Sungmin tidak bisa berbuat apapun, dia memang tidak menaruh hatinya pada Kyuhyun dari awal. Dia hanya menganggap Kyuhyun sebagai adik yang sangat dekat dengannya. Tidak lebih, lagi pula dia memiliki Siwon, seorang namja yang sangat mempertahikan dirinya dan dia sangat membutuhkan namja itu ketibang Kyuhyun.
"Sebaiknya kau urus saja pasanganmu itu, Kyuhyun-ah. Sebelum dia salah paham." Ujar Sungmin sambil melirik ke arah belakang Kyuhyun. Di sana berdiri seorang namja manis yang juga berambut pirang, Leeteuk. Dengan gerakan cepat Kyuhyun memandang ke arah belakang. Iris matanya terbelalak saat melihat Leeteuk berdiri kaku di belakangnya, dia bisa melihat iris mata Teukie yang tidak fokus antara kaget dan spontan membuat tubuhnya menjadi kaku. Kyuhyun merasa sedikit bersalah pada namja itu. Namun jelas saja rasa simpati itu langsung dia hilangkan karena walau bagaimanapun yang dia cintai itu Sungmin.
"Kyuhyun?" Suara Leeteuk membuat Kyuhyun entah kenapa malah menjauhkan dirinya dari Sungmin, seakan-akan tubuhnya bergerak sendiri. Bahkan dia tidak sadar jika dia malah mendekati Teukie dan membawa pemuda itu dalam pelukannya, entah kenapa dia merasa menjadi posesif saat ini, entah kenapa dengan dirinya dia sendiri tidak tahu, tapi dia tahu satu hal, dia memiliki perhatian lebih kepada Teukie, ya walau dia sendiri juga meragukan semua itu.
# # #
Perjalanan pulang begitu sunyi dalam mobil milik Kyuhyun. Leeteuk hanya diam sejak tadi begitu juga dengan Kyuhyun. Di antara keduanya tidak ada satupun yang ingin membuka suara walau hanya sepatah dua patah kata.
'Siapa namja itu? Kenapa dia bersama dengan Sungmin?' Yang ada di dalam pikiran Kyuhyun kali ini hanya Sungmin. Sungmin, dan Sungmin saja.
'Aku tidak pernah melihat Sungmin dengan namja itu sebelumnya!' Dan betapa naifnya Kyuhyun karena dia berpikir hal seperti itu.
'Kalau namja itu macam-macam, aku aku bunuh dia.' Pemikiran Kyuhyun semakin kacau, dia menggenggam setir dengan begitu erat hingga buku-buku tangannya memutih.
'Lihat saja, siapa namanya? Siwo-'
Pemikiran Kyuhyun terputus saat dia merasakan bahunya menjadi berat. Dia menoleh ke samping dan menemukan jika kepala Leeteuk terjatuh ke bahunya, jantung Kyuhyun berdetak lebih cepat saat dia menatap langsung wajah Teukie, ternyata Teukie memang sangat manis lagi cantik, yeoja saja bahkan kalah dengan namja ini. Dengan tangan kirinya, Kyuhyun mengusap lembut rambut Leeteuk, dia merasa jika akan merasa tenang jika dia melakukan hal itu. Dan benarlah, dia merasa tenang, merasa aman dan merasa pikirannya kembali jernih. Dia tersenyum dengan lembut, dia merasa damai jika berada di dekat Teukie, memang Teukie tidak bisa menggantikan Sungmin untuk dirinya, namun dia merasa jika hanya Teukie yang mampu menjinakkan dirinya jika dalam keadaan yang seperti ini. Namun dia juga harus sadar, cepat atau lambat dia akan meninggalkan Teukie untuk mendapatkan Sungmin. Mengorbankan Teukie untuk bersama Sungmin. Dia sudah memilih jalan ini, dia tidak bisa mundur lagi. Tapi, apakah benar seperti itu, Kyuhyun?
# # #
Yah, mengeluarkan fic kedua ... :D
sebenarnya ini fic lama pas selingan ngetik FATE.
Mohon dibaca dan beri review ... :)
