LOVING YOU
Pairing : NaruXSasu, ...XSasu
Genre : Romace. Humor (Maybe)
Rated :T
Desclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : OOC bahasa amburadul tidak sesuai EYD yang asli dari Author tidak sesuai cerita.
Don't like, don't Read.
Please click tombol back
.
.
LOVING YOU
Ada ungkapan yang mengatakan bila tak kenal maka tak sayang. Sepertinya pribahasa yang entah penting atau tidak, itu kini berlaku untuk pemuda rupawan berambut kuning ini. Bagaimana tidak bila berita atau kabar burung atau gossip yang beredar di kampus nya itu kini mulai mengganggu pikiran nya. Sebenarnya menguping atau menanggapi gossip bukan lah hobi dari keturanan konglomerat ini, tapi bila kabar burung yang belum tentu benar itu menyangkut uke termanis se jagad raya yang menjadi incarannya kini menjadi bintang utama dalam berita itu. Hei, kalian pasti tahu kan sikap arrogant serta posesive yang di tunjukan pemuda tampan dengan bola mata biru jernih itu bila mengenai gebetan nya, yang bernama Uchiha SasUke. Naruto menggeram kesal sambil meremas kertas tugas yang susah payah ia kerjakan lantaran pendengaran yang kelewat tajam mendengar dua orang mahasiswa yang sedang asyik bergosip ria di kantin. Jangan salah kan mereka dong, Naruto ajah yang salah tempat, masak iya ngerjain tugas di kantin yang ada tuh di perputakaan.
"Hei kau sudah tahu, kalau Sasuke kemarin jalan bareng dengan sensei Orochi "—"nyamm kauk..kraukk."
"Eh..benarkah, bukan kah kabarnya Sasuke menolak guru banci itu karena ia takut dengan ular-ularnya?"
"Aissh..jangan keras-keras kau menyebut Orochi Sensei dengan banci…nyamm..nyam…Krauss Kau bisa di bunuh dengan cara di paksa meminum..nyamm…nyammm…bisa ular nya…krauss..krauss."
"Mana mungkin guru itu akan datang kemari Chouji. Yang ada dia sedang asyik di kebun belakang sambil memberi makan ularnya yang lapar."
"Nyamm…nyam…Sudah..sudah jangan membahas guru aneh itu, Krauss…kraus…kau masih ingin mendengar gossip tentang Sasuke tidak sih "—"Akh..kripik ku habis." memekik pelan pemuda bertubuh tambun itu mulai mengambil kripik kentang yang seakan tak ada habis stok nya dari dalam tas.
"Tentu saja. Terus bagaimana apakah benar Sasuke akhirnya menerima Orochi Sensei, berarti Neji yang di tolak nya dong ?"
"Kabarnya sih Neji sudah memiliki tunangan di kampung halaman nya. Tapi ia malah memutuskan pertunangan nya tersebut dan memilih untuk menjadikan Sasuke kekasihnya. Tapi dari berita yang ku dengar, tunangan nya itu sekarang kuliah juga di kampus ini."
"Benarkah Neji itu bodoh sekali sih, sudah punya tunangan juga masih ngejar-ngejar yang lain."
Chouji membuka kripik kentang lagi dan memakan nya, sebelum nya ia menawari Lee tapi sepertinya Lee sudah kenyang dengan melihat betapa lahapnya Chouji saat menguyah kripik itu di mulutnya. Kenyang apa kenyang?, Aishh Lee pengertian deh…!
"Mana ada yang tidak tertarik dengan Sasuke khan. Dia manis dan cantik. Aku juga heran kenapa ia bisa begitu manis, terlebih dengan tubuhnya yang bisa di bilang mungil itu. Hah~aku juga ingin mendekatinya." Mata imut Lee-huek- berkobar seakan ada kobaran api dengan merah menyala di sana.
"Nyamm..nyam…Memangnya kau punya apa untuk mendekati Sasuke. Sadar lah harus mengalahkan mobil sport milik Orochi sensei tahu krauss..krauss..nyamm."
Itu adalah gossip yang di dengar oleh Naruto dari dua mahasiswa yang ia tidak tahu namanya. Namun dari ciri-cirinya ia tidak lah asing dengan kedua nya. Yang satu berambut mirip mangkuk ramen terbalik dengan mata bundar yang lucu-Huweekk- dan yang satunya pemuda bertubuh tambun dengan rambut berantakan warna jingga yang selalu mengunyah semacam kripik kentang-mungkin bisa juga singkong-. Akh…sepertinya Naruto baru ingat kedua mahasiswa itu adalah teman sekelas nya yang paling bodoh dan berisik saat di kelas. Naruto kan tidak peduli dengan sekitar, yang ia pedulikan hanya gebetan nya yang cantik dan manis yang baru saja di gosipkan oleh teman sekelasnya itu.
"Apakah benar Sasuke sedang dekat dengan guru mesum pedofil itu. Kenapa aku tidak tahu apa-apa sih." desah Naruto kesal lalu terlihat geram saat ia tahu yang ia remas bukan lah bungkus permen melainkan kertas tugas yang susah nya tidak karuan dan yang sudah ia kerjakan. Naruto oh Naruto…
"Kalau begini aku harus cari tahu sendiri. Akan ku dapatkan kau Uchiha Sasuke..khu..khu,,khu." hohoho sungguh mengerikan seringai yang Naruto tunjukan, kalau yang melihat anak kecil mungkin si anak akan nangis kejer tidak karuan.
.
.
.
Istirahat pertama di gunakan dengan baik oleh most wanted seme di Dunia-halah- yeahh siapa lagi kalau bukan Uchiha Sasuke-ini kan pair NaruSasu jadi ya jelas dong yang jadi uke, seme siapa. Pemuda semester 2 jurusan bisnis yang bertubuh mungil diantara teman-teman seangkatan nya itu terlihat tenang nan anteng berjalan menuju kantin. Ia tidak segan untuk menyapa atau mengangguk kan kepala saat di sapa oleh kakak-kakak kelas yang menurut Sasuke selalu ganjen padanya. Dengan headset yang terpasang di kedua telinga nya ia mulai bersenandung kecil menyanyikan lagu yang terputar lewat ipod nya. Ia sudah tak menghiraukan lagi sapaan teman-teman atau kakak kelas padanya, ia sudah asyik dengan dunia nya sendiri. Kepala yang di tumbuhi dengan rambut unik-menurut Author-mengangguk-angguk kecil saat beat lagu mulai terdengar cepat. Tapi banyak yang salah paham mengira Sasuke membalas sapaan yang di peruntuh kan padanya. Hehehe…Sasu khan lagi dengerin lagu kakak!
Langkah kaki jenjang yang di balut dengan celana jeans berwarna hitam itu terhenti di sebuah bangku yang sudah menjadi tempat langganan nya. Dengan sekenanya ia lempar tas ransel yang berwarna Blue Sky itu di kursi lalu pergi untuk memesan minuman. Ia merasa sangat haus sekarang, salahkan saja cuaca yang berubah-ubah tak tentu tanpa permisi. Tadi pagi dingin sekali sekarang panas. Setelah memesan segelas jus tomat kesukaan nya ia beranjak untuk kembali menduduki tempat favoritnya.
Belum juga habis setengah, namun acara minum jus tomat itu terhenti saat sebuah tangan berbalut kulit tan eksotik memeluk pundak mungil itu. Sontak sang pemilik terkejut kecil lalu menengadahkan kepala nya untuk melihat sang pelaku pelecehan.
"Hai Sasuke kau sendiri saja " sapa sang pelaku itu dengan cengiran menawan namun tidak lah mempan bagi seorang Sasuke. Mendengus kecil pemuda berkulit putih susu mulus tanpa cacat itu menjawab
"Bisa melihat sendiri khan Naruto Senpai."
"Kemana teman mu yang nama nya Sainoo?" tanpa permisi pemuda rupawan dengan rambut pirang cerah itu mendudukan diri di kursi di dekat Sasuke.
"Nama nya Sai." kata Sasuke ketus lalu mengambil ipod nya saat ia merasakan ada getar kecil di dalam saku-tanda ada entah pesan atau telepon untuknya-
"Ketus sekali sih. Tapi itu membuatmu menjadi manis, kau tahu."Goda Naruto lalu menyentuh pipi tembam yang mulus itu, tersentak kecil saat telapak tangan agak kasar itu merasakan betapa lembut serta licin permukaan kulit yang berwarna putih susu itu. Akh…apakah ia melakukan perawatan pikir Naruto
"Berhenti menggoda ku Naruto Senpai." Hardik Sasuke sambil mengenyahkan tangan itu pada pipinya. Ia sedang dalam bad mood sekarang. Hah dasar pesan sial batin pemuda manis itu kesal. Gara-gara sebuah pesan yang masuk ia menjadi sedikit er…kesal. Entah pada siapa.
"Kenapa Sasuke. Tidak biasanya kau menolak sentuhan ku. Apakah ada masalah ?" kening Naruto mengeryit bingung melihat tingkah uke manis itu tidak seperti biasanya. Karena bila Sasuke mendapatkan sentuhan lembut dari Naruto pasti pemuda dengan tubuh mungil ramping itu akan menikmatinya. Tak jarang desahan atau wajah merona merah yang Naruto dapatkan. Tapi untuk sekarang bukan itu yang di tunjukan keturunan terakhir klan Uchiha itu namun sebuah penolakan halus ditambah dengan pelototan khas yang di kalim oleh para Uchiha di dunia. Apalagi kalau bukan deathglare andalan nan mematikan.
"Tidak ada." lagi-lagi Sasuke hanya menjawab seiprit. Naruto mendengus kesal lalu memandang sinis pada seonggok benda elektronik dengan warna dark blue yang berada di genggaman pemuda yang sangat ia sayangi itu.
"Apa gara-gara benda itu. kau jadi seperti ini Sasu?" tanya Naruto sambil menunjuk Ipod canggih yang ada di genggaman Sasuke yang tidak berhenti bergetar. Bukannya menjawab pemuda dengan paras cantik dan manis itu sibuk memencet tombol merah yang ada di layar touchscreen Ipod nya. Sasuke terlihat kesal dengan nama yang sedang memanggil yang tertera di sana. Sangat malas dan ingin rasanya ia lempar benda elektronik itu tepat di wajah kakak kelas yang berada di sampingnya. Mengingat bahwa baka aniki nya yang membelikan nya sebagai hadiah ulang tahun, ia masih memendam hasrat ingin membuang jauh benda itu. Sasuke khan anak baik hehehe…..
"Kau kenapa Sasuke. Jawab aku " Satu hal yang paling di benci oleh seorang Naruto yaitu tidak di anggap a.k.a di cuekin seperti sekarang.
"Hanya telepon dari mantan pacar ku. Sudah hiraukan saja lah." jawab Sasuke dengan mengibas-ngibas kan tangan nya seakan meminta Naruto tidak lagi membahas masalah telepon.
"Mantan mu yang mana. Apakah Kiba ?" tanya pemuda beriris blue shapire jernih itu sambil memandang kepingan onix sehitam malam yang terpatri di kedua bola mata Sasuke.
"Bukan tentu saja. Kiba hanya salah satu teman dekat ku. Bahkan aku tidak pacaran dengan nya " jawab Sasuke lalu meminum lagi jus tomat yang masih tersisa di gelas nya.
"Jadi yang mana apakah Sasori, Deidara, Suigetsu atau Hidan sensei ?" saat menyebutkan nama-nama itu nada bicara pemuda dengan kulit tan itu terdengar malas dan kesal. Entah cemburu atau apa.
"Hei kenapa kau hafal semua nama mantan kekasih ku Senpai ?" Sasuke balik bertanya dengan pandangan menyelidik. Tentu saja ia terkejut bahwa seseorang yang ada di hadapan nya ini adalah stalker. Itu terdengar…mengerikan.
"Jawab saja. Jadi yang mana yang menghubungi mu barusan ?" Naruto bukan lah orang yang sabar tentu saja. Ia hanya ingin to the point sekarang. Ia tidak ingin bertele-tele.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku Dobe!"
"Teme. Jadi yang mana yang menghubungimu barusan ?"
"Tidak ada urusan nya dengan mu Dobe. Sudah lah sebentar lagi aku ada kuliah. Aku masuk kelas dulu " Kata Sasuke lalu memasukan kembali ipod nya yang sudah ia non aktivkan kedalam saku celana. Ia hendak beranjak sebelum sebuah telapak tangan besar memegang lengan nya.
" Kau tahu aku tidak suka kau menghindari ku seperti ini. Katakan atau aku akan menahan mu disini lebih lama " desis Naruto menakutkan di sertai dengan aura gelap yang menguar dari tubuhnya. Membuat Sasuke bergidik ngeri. Ini kah Namikaze Naruto yang katanya preman saat SMA. Mengerikan pikir Sasuke dengan menelan ludahnya beberapa kali. Ia rasa-rasanya ingin memesan segelas jus lagi. Mungkin jus….jeruk.
"Baiklah yang menghubungi ku adalah Neji. Kau puas..jadi lepas kan aku " kata Sasuke berontak sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Sasuke pada lengan kecilnya.
"Neji. Yang sudah bertunangan itu kan. Kenapa kau mau berhubungan dengan orang seperti dia. Jauhi dia sekarang Sasu " kata Naruto dengan nada agak tinggi. Emosi Sasuke tersulut seketika. Apa-apaan pria ini. Memang dia siapa, berani melarang-larang dia berteman.
"Yang kudengar seorang Namikaze terhormat tidak akan mengurusi urusan orang lain. Jadi jangan melarang-larang ku " Kening Naruto berkerut kesal, sungguh ia tidak lah suka bila seseorang memanggil dia dengan nama keluarganya. Yeah.. memang keluarga nya adalah konglemerat tapi tetap saja itu sedikit membuatnya risih. Masih dengan cengkraman di lengan, pemuda dengan tubuh jangkung serta paras rupawan itu mendekatkan wajahnya pada sesosok uke manis nan imut yang berjarak beberapa centi dari tubuhnya.
"Kau milik ku. Bukan kah sudah jelas, aku sudah menandai semua yang ada dalam tubuhmu dengan kissmark ku " bisik Naruto pelan. Ia sadar saat ini mereka ada di mana. Tidak lah mungkin bila keturunan yang di gadang-gadang akan mewarisi semua harta klan Namikaze itu akan berteriak-teriak seperti remaja ababil bila gebetan nya sedang selingkuh. No way!
"A…aku belum resmi jadi pacar mu Senpai. Jadi aku bebas berhubungan dengan siapa saja." sanggah Sasuke pelan dengan wajah tertunduk. Jujur saja ia sedikit merona mendengar kata 'menandai tubuhmu dengan kissmark' yang di katakan calon seme nya itu. Sasuke sedikit tidak suka dengan sikap Naruto yang menurut nya sangat posesive pada nya. Jadi ia masih belum lah mendeklarasikan diri ke seantero Universitas Konoha bahwa ia adalah Uke dari seorang Namikaze. Tidak untuk saat ini. Ia masih ingin bersenang-senang dengan para seme yang banyak mendekatinya.
"Jadi kau ingin aku yang seperti apa Sasuke. Agar kau jadi milik ku. Apakah hal yang kita lakukan dua hari yang lalu belum lah cukup bagi mu ?" Kegiatan 'agak panas' yang di lakukan mereka dua hari yang lalu di vila pribadi milik Naruto memang sudah sangat membuktikan betapa Naruto mencintai Sasuke. Terlebih dengan suka rela Sasuke tunduk pada keerotisan tubuh sang Namikaze, akhirnya kevirginan-halah- Sasuke telah direnggut oleh Naruto. Tapi sepertinya Sasuke masihlah cuek terhadap nya. Apalagi gossip yang ia dengar dari dua orang aneh-menurut Naruto-masih lah terngiang-ngiang di telinganya. Membuat hatinya sedikit panas. Mungkin cemburu.
"aku hanya ingin Naruto Senpai melepaskan lengan ku dan membiarkan ku pergi."
" ingat. Jauhi pemuda Hyuga itu atau …." Kata-kata Naruto mengambang, ia bingung gertakan seperti apa yang cocok untuk calon uke manis nya itu. Ia sangat paham Sasuke termasuk tipe Tsundere yang menarik. Tapi tetap saja, itu membuat nya sedikit bingung.
"Atau apa, kau tidak mengancam untuk membunuh Neji khan ?" Membunuh pemuda Hyuga dari kampung itu sepertinya menarik juga. Mungkin nanti Naruto akan memikirkan bagaimana cara membunuh yang terdengar berkelas. Menyewa pembunuh bayaran atau menaruh racun pada minuman ?. Naruto tersenyum kecil lalu mengusap rambut Sasuke yang terasa lembut di telapak tangan nya.
"Sudah lah jangan berpikiran yang aneh-aneh. Aku tidak mungkin melakukan hal itu pada Neji kan. Ingat aku adalah pewaris tunggal Namikaze. Media bisa mencecarku bila aku sampai melakukan hal itu." kata Naruto dengan nada yang tegas namun lembut. Membuat Sasuke memejam kan mata merasakan sentuhan lembut calon seme nya itu di atas kepalanya. Akh..memang hanya Naruto kandidat terbesar untuk menjadi pacarnya.
"Huh..narsis sekali sih." kata Sasuke merengut kesal namun terlihat lucu di mata Namikaze itu. Bibir tipis merah muda nan lembut itu mengerucut kecil memubuatnya tampak imut. Naruto hanya terkekeh geli melihat Uke paling muanisssssss itu dalam cemberut mode.
"Kau membuat ku ingin memakan mu Sasuke. Sudah lah kau selesai kuliah jam berapa. Aku akan mengantarkan mu pulang." kata Naruto lalu mengambil Ipod miliknya yang berwarna emas elegan dari dalam saku kemeja.
"Aku pulang sendiri saja. Lagi pula aku sudah ada janji dengan teman untuk pulang bersama." kata Sasuke sedikit berbohong. Mana mungkin ia mengatakan jujur bila ia sudah ada janji pulang dan nongkrong di kafe sepulang kuliah dengan salah satu gebetannya. Mau jadi dendeng daging spesial teman itu di tangan Naruto. Tidak dan terima kasih, Sasuke masihlah baik hati untuk menyelamatkan nyawa gebetannya itu.
"Benarkah. Kau tidak sedang membohongiku kan Sasuke ?" tanya Naruto dengan mata biru yang menyelidik.
"Tentu saja. Baiklah aku akan menghubungi mu lagi saat sudah sampai apartemen ku."kata Sasuke lalu beranjak pergi meninggalkan Naruto yang menggeram marah setelah membaca sebuah pesan singkat yang di kirimkan seseorang.
From:0982XXXXXXX
Hari ini Sasuke akan pulang bersama ku. Bahkan kami sudah janjian jauh-jauh hari, sepertinya kencan kami akan berakhir bahagia di Love hotel. Hahaha..membayangkan nya saja membuat "juniorku" berdiri. Tunggulah beberapa jam lagi, aku akan mengirimkan video panas ku bersama Sasuke pada mu…
Monday, 02 November 20XX
12.15
.
.
.
Benda mungil persegi dengan warna elegan dan terkesan mewah itu hancur tak berbentuk di tangan seorang Namikaze. Hawa membunuh menguar begitu kuat dari sosoknya. Bahkan beberapa mahasiswa yang duduk dengan tenang di sana merasa takut dan ingin pipis di celana. Oke pernyataan terakhir begitu menjijikan dan berlebihan, tapi itulah yang cocok untuk menggambarkan suasana di sekitar kantin yang mulai ramai itu. Ponsel dengan harga selangit itu sudah teronggok tak berdaya di lantai tepatnya di bawah sepatu sang Namikaze, sebelumnya benda mungil itu sudah remuk di tangan Naruto. Wajah menduduk dengan poni yang menutupi. Kedua tangan itu terkepal di sebelah tubuhnya, keringat mengucur dari dahi dan mulut yang tiada henti mendesis layaknya ular berbisa milik Orochimaru. Mengerikan itu lah kata yang cocok untuk sosok menawan itu. Dalam kepala yang di tumbuhi surai pirang itu hanya ada satu kata yaitu membunuh segera pelaku pengiriman pesan. Dan dia sangat hafal nomer itu walaupun ia tidak men-save- nomer sial itu dalam phonebook nya.
Satu nama dan ia benar-benar muak bila mengingatnya
.
.
.
.
Namikaze Kyubi
TBC
Di mohon reviewnya ya minna san.
