Love between Bad Student and Teacher chapter 1

SasuNaru dengan orang ke tiganya Gaara. WARNING: SHONEN-AI!

Perkenalkan, saya integraleksponen. Ini cerita pertama saya, silahkan membaca dan enjoy:D


SMA. SMA adalah sekolah yang paling banyak dikenang orang dan yang paling menyenangkan kehidupan seputarnya. Masa SMA itu masa yang dimana kita senang berbuat keonaran. Masa yang dikatakan berjalan menuju hal dewasa.

SMA tidak jauh dari hal-hal tawuran, geng dan merokok. Meskipun sekolah mempunyai peraturan yang ketat, siswa-siswi SMA itu banyak cara untuk melanggar. Meskipun terkena hukuman, mereka tak pernah Jera. Sama hal halnya seperti SMA Kashinbu. SMA Swasta Kashinbu SMA yang isinya sebagaian besar anak berandalan. Sikap semaunya. Tak bisa diatur dan suka berkelahi sana sini.

SMA Kashinbu masuk ke dalam SMA urutan ke 3 dari bawah dengan membawa judul, "SMA Terburuk". Nilai rerata ujian mereka sangat rendah. Sudah rendah, ditambah perilaku muridnya buruk. SMA Swasta Kashinbu pun memperoleh sedikit penerimaan siswa baru.

SMA Kashinbu yang terkenal buruknya para murid, ada satu orang yang paling paling terkenal. Jagoan dan dia siswa terberani di sekolah. Cowok, namanya Sasuke Uchiha. Orangnya sangat pintar dan cerdas, keren dan mantap. Dia jagoan dan yang terkuat di sekolah ini. Banyak yang mau mengalahkan Sasuke, tapi tidak ada satu orangpun yang bisa mengalahkan jagoan Sasuke.

Suatu hari, kepala SMA Kashinbu, kedatangan guru baru. Guru ini masih sangat muda. Wajahnya manis. Sangat manis. Namanya Naruto Uzumaki. Sebenernya sih bukan guru asli, Naruto hanya mendapat tugas lapangan untuk mengajar. Masih kuliah lebih tepatnya.

Hari ini hari dimana Naruto pertamakali mengajar. Naruto sejujurnya tidak senang dan tidak sudi untuk menerima mengajar di sekolah ini. Jika bukan karena kewajiban atasan dan tugas lapangannya ini, Naruto akan lebih baik mengerjakan tugas segudang daripada harus mengajar murid bandel ini.

Naruto berjalan di sekitar lorong, melontarkan senyuman dan 'pura-pura memasang wajah ramah' adalah kunci untuk mendapatkan nilai A+ dalam tugas ini. Tangan Naruto membawa dua tumpuk buku tebal dan tipis serta buku absen.

GREEEEK. Pintu kelas geser ke samping di buka oleh tangan putihnya Naruto. Selangkah ke kelas itu, Naruto sudah melihat betapa berisik dan berandalan anak kelasan ini. Ada yang naik-naik meja sambil berlari-larian. Ada yang duduk dengan kaki di atas meja. Ada yang memakai jas sekolah kebalik, bagian belakang di depan dan kancingnya di belakang. Para cewek-ceweknya sibuk dengan gosipan mereka dengan meja penuh alat make-up.

Naruto menarik napas. Menenangkan emosi yang sudah meluap-luap. Rasanya mau membalikan meja dan menempeleng kepala mereka semua. BUK BUK BUK. Naruto menggebuk meja guru supaya semuanya tenang. Tidak ada yang mau mendengarkan. BUK BUK BUK BUK. Naruto lebih banyak menggebuk meja, tapi masih tidak ada yang mau dengar.

BUAK! Naruto membanting buku tebal ke atas meja. Semua murid mungkin kaget suara apa itu, sadar akan guru sudah datang, murid pergi ke tempat masing-masing. Murid-murid bingung, siapa yang berdiri di depan mereka ini?

"Etto...perkenalkan. Nama saya Naruto. Naruto Uzumaki. Saya di sini akan mengambil tugas kuliah saya dengan menjadi wali kelas kalian. Sekaligus guru bahasa Jepang di sini. Mohon kerjasamanya" kata Naruto. Tangannya lumayan berkeringat dingin dan degupan jantungnya lumayan keras. Meskipun mereka bandel, tetap saja mereka adalah seorang murid SMA dan anak didikan Naruto yang pertama.

"Haaaaaa'i" kata seluruh murid

"Hey Sensei! Berapa usiamu?" tanya Kiba

"20" jawab Naruto. Kening Naruto bekerut dan wajahnya bingung. Semua anak cekikikan di kelas. Semua anak berbisik di kelas. Naruto tidak tau apa yang sedang terjadi. Apa yang salah? Kenapa mereka cekikikan begitu?. "Ehem!" kata Naruto untuk menenangkan mereka. "Hari ini saya ingin nama kalian satu persatu sekaligus saya akan mengabsen kalian"

Naruto mulai mengabsen. Satu persatu murid dipanggil. Nama Sasuke Uchiha, Gaara Sabakuno dan Deidara tidak terdengar suaranya. Murid tidak tau kemana mereka pergi. Naruto berpikir pasti mereka terlambat masuk. Naruto menutup buku absen dan mulai mengajarkan bahasa Jepang.

Di tengah pelajaran, pintu bergeser secara kasar. Naruto hampir loncat dari tempat karena betapa terkejutnya Naruto mendengar suara bantingan pintu tersebut. Sosok 3 pria tampan masuk. Siswa yang datang terlambat. Ke tiga siswa ini datang memberikan tatapan tak suka kepada Naruto. Mereka juga langsung duduk begitu saja tanpa mengatakan permohonan maaf.

"Hey kalian, kenapa kalian terlambat? Ayo berdiri" perintah Naruto. Tidak ada yang menuruti apa yang Naaruto katakan. Ke tiga cowok ini masih sibuk dengan kesibukan mereka sendiri-sendiri. "Hey! Saya bilang kalian berdiri!" kata Naruto menegas

"Cih, berisik kau sensei!" protes Deidara. Cowok muka asli berandalan. Kakinya di atas meja. Tangannya sibuk memainkan ponsel. Mulutnya mengunyah permen karet. Bajunya berantakan, persis seperti anak SMA berandalan

"Hey, tolong simpen dulu ponselmu itu dan turunkan kakimu lalu berikan aku alasan kenapa kalian terlambat?" kata Naruto

"Kau siapa?" tanya Gaara. Cowok yang duduknya keren tapi terkesan tak sopan karena salah tempat. Salah satu kakinya dtompang ke pahanya. Wajahnya tampan tapi dingin. Suaranya oke tapi juga terkesan cuek.

"Aku Uzumaki Naruto, wali kelas sementara kalian dan mengajar bahasa Jepang di sini" kata Naruto

"Oh" kata Gaara. Memberikan tatapan cuek dan tidak peduli.

"Hey, kau tidak dengar? Ayo turunkan kakimu! Ini kelas bukan ruang pribadimu!" kata Naruto menegas

"Bodo amat, baaaaaka." kata Deidara sambil memeletkan lidahnya. Mengejek Naruto. Memancing emosi Naruto meluap hingga ke ubun-ubun. Dengan marahnya, Naruto menghampiri Deidara. Seluruh mata anak lain mengikuti kemana Naruto pergi. Naruto langsung merebut ponsel Deidara.

"Kalian bertiga ke ruanganku segera." kata Naruto. Dirinya berusaha keras untuk mengendalikan emosi untuk tidak keluar dari kontrol dirinya.

"Hey kembalikan ponselku!" kata Deidara membantah Naruto hingga kakinya berdiri seakan tidak terima atas perlakuan Naruto

"Datang dulu ke ruanganku, baru aku akan mengembalikan ponselmu." kata Naruto. Wajahnya terlihat sangat kesal. Naruto kemudian berbalik untuk melanjutkan pelajaran. Emosi Deidara meningkat tajam. Deidara menendang kursi. Membuat semuanya terlonjak kaget.

Kemudian satu siswa keluar. Dialah Sasuke. Melihat Sasuke keluar, Gaara mengikuti dari belakang. Sambil berjalan melewati Deidara, Sasuke seperti membisikan sesuatu. Bola mata Deidara melirik ke arah Sasuke yang berdiri di sampingnya. "Ya" kata Deidara seolah dia patuh apa yang Sasuke ucapkan.

"Hey kalian mau kemana lagi?!" tanya Naruto

"Bukan urusanmu" kata Gaara dengan sinisnya ditambah membuang wajahnya. Deidara yang keluar belakangan menutup pintu secara kasar. Membuat bahu Naruto loncat.

xxxxx

Jam makan siang, Naruto makan sendirian di meja pojokan. Menu yang disediakan oleh kantin lumayan enak. Variasinya sangat banyak dan juga harganya terjangkau. Mulut Naruto yang mengunyak tiba-tiba berhenti ketika melihat Deidara seenaknya menyerobot barisan jadi yang paling depan.

"Apa?! Mau berantem kau?!" tantang Deidara. Wajah anak itu kesal, rahangnya mengeras dan kepalan tangannya sudah siap untuk digunakan. Tapi sepertinya anak ini tau diri. Deidaar itu kuat dan jago berkelahi. Melawan Deidara sama saja dengan bunuh diri. Akhirnya, anak itu mengalah,mengambil langkah mundur.

"Hey jangan nyelak gitu aja dong!" kata Naruto. Deidara memasang wajah tak suka melihat Naruto. Memberikan sikap meremehkan Naruto.

"Kau lagi kau lagi, sepertinya kau itu suka membuat masalah denganku ya ha?" kata Deidara maju ke depan Naruto. Membuat kepala Naruto mendangak. "Hey, kembalikan ponselku" kata Deidara

"Sudah kubilang, aku akan mengembalikan ponselmu jika kamu ke ruanganku" kata Naruto

Deidara mengambil nafas karena emosinya sudah meningkat. Pandangan matanya diputarkan ke sembarang arah. Kemudian Deidara meninju Naruto tanpa segan-segan.

"Sensei!" kata Kiba menghampiri Naruto. Naruto tersungkur ke tanah. Bibirnya sedikit berdarah akibat tonjokan keras Deidara. Kiba membantu Naruto bangun. "Kau gila Deidara?! Dia ini bukan guru asli kita!" kata Kiba.

"Dia yang mulai" kata Deidara seolah dia tidak bersalah. Wajahnya terlihat dia yang benar dan tidak peduli akan kondisi Naruto. Naruto kehilangan kendali emosinya. Tangan Naruto tiba-tiba melayang ke wajah Deidara. Sayangnya, layangan tangannya Naruto tertahan oleh seseorang. Gaara? Bukan. Dia Sasuke.

Naruto terkejut melihat Sasuke menahan tangannya. Naruto kemudian ditarik oleh Sasuke ke suatu tempat. Semua pandangan murid tertuju oleh langkah Naruto yang ditarik oleh Sasuke. Gaara dan Deidara bingung, mau dibawa kemana Naruto?

xxxxx

"Hey lepaskan aku! Aku ini gurumu! Beraninya kau memperlakukanku seperti ini! Hey!" Naruto memberontak sekeras mungkin tapi genggaman Sasuke terlalu kuat. Wajah dingin itu terus melihat ke depan menuju ke suatu tempat. Langkah kaki Naruto terburu-buru karena langkah kaki Sasuke sangat cepat.

Sasuke menarik Naruto ke ruangan UKS. Di ruangan UKS Sasuke mengusir penjaga UKS seenaknya. Penjaga UKS juga menerima apa yang dilakukan oleh Sasuke. Dia menggelengkan kepalanya seolah sudah hapal sifat Sasuke. Kemudian penjaga UKS itu pergi.

Di dalam UKS, Naruto dilempar ke sofa secara kasar. Ingin sekali Naruto menghajar Sasuke. Murid ini sangat tidak sopan kepada orang yang lebih tua darinya. Memperlakukan Naruto seperti memperlakukan teman sebaya. Naruto waspada terhadap Sasuke. Menyiapkan pertahanan untuk melawan aksi yang anak itu berikan.

Ketika Sasuke kembali, Sasuke membawa kotak P3K. Kotak itu dibuka untuk mengobati Naruto. "Diam" kata Sasuke. Di tangannya siap kapas yang dibasahi alkohol. Secara perlahan, secara gentle, Sasuke mengobati Naruto.

"Itte!" Naruto memundurkan kepalanya. Rasa nyeri terasa di ujung bibir Naruto.

"Tahan" kata Sasuke. Naruto seakan berhenti bernapas. Wajah Sasuke sangat dekat. Padahal tadi Sasuke berjongkok untuk mengobati lukanya. Sekarang malah duduk di samping Naruto. Jantung Naruto mau keluar dari rongga dadanya. Naruto tidak mengerti, kenapa dia bisa nervous dan canggung ketika Sasuke sangat dekat seperti ini?

Setelah memberikan alkohol, Sasuke memberikan obat lainnya. Setelah semuanya selesai, Sasuke kembalikan P3K ke tempat asalnya. Kemudian Sasuke meninggalkan Naruto begitu saja.

"Hey tunggu!" Naruto segera berlari mengejar Sasuke yang mulai menajuh. "Hey hey!" Naruto menghentikan Sasuke dengan memegang lengan Sasuke. Langkah kaki Sasuke berhasil terhenti dan membuat Sasuke menaruh pandangan penuh pada Naruto

"Beritahu aku namamu dan kedua orang temanmu itu" kata Naruto

"Sasuke Kiba Gaara" kata Sasuke dalam satu tarikan napas

"Aku tau itu, karena kalian tidak ada sewaktu aku absen. Tapi aku tidak tau siapa diantara kalian yang Sasuke, Gaara dan Deidara" kata Naruto. Sasuke hanya memandangi Naruto. Sedikit memiringkan kepalanya. Tangannya dimasukan ke dalam saku.

Melihat ekspresi Sasuke yang terbaca 'apa Naruto ini bodoh?' membuat Naruto menegapkan punggungnya. Agak takut dan ngeri dengan ekspresi wajah dinginnya Sasuke yang seperti itu. "Lebih baik kau kembalikan ponselnya Deidara dan jangan membuat masalah dengan kami" kata Sasuke, "Sekolah ini, bukan sekolah yang seperti sekolah lainnya. Jika kau masih ingin hidup dan mempunyai mimpi indah, jangan pernah berbuat masalah. Mengerti?" kata Sasuke kemudian.

Naruto menahan napasnya. Menatap Sasuke seperti dia adalah atasan Sasuke. Naruto tidak mengerti apa maksud sebenarnya Sasuke. Langkah kaki Sasuke kemudian melewati Naruto. Mata Naruto terus memperhatikan Sasuke sampai Sasuke berbelok dan menghilang di balik tembok.

xxxxx

Akhirnya setelah seharian Naruto di sekolah, Naruto dapat kembali ke kos-kosannya. Hari pertama Naruto di sekolah tidak memberikan kesan menyenangkan. Ujung bibir Naruto masih terasa nyeri dan nyut-nyutan. Kaki Naruto melangkah pergi meninggalkan gedung sangat bahagia. Benar-benar bahagia sampai kebahagiaan Naruto lagi-lagi terhenti.

Deidara datang menghampiri Naruto lagi yang sebelumnya sudah menunggu di gerbang. Deidara pasti ingin menagih ponselnya karena Naruto belum memberikan ponselnya Deidara. Deidara memberikan senyuman sinis dikala mulutnya menyunyak permen karet.

"Mana ponselku?" tagih Deidara. Rasa keterpaksaan Naruto membuat wajah Naruto cemberut. Ponsel itu direbut kasar oleh Deidara. Deidara seolah memberikan rasa terimakasih dengan memberikan senyuman kemenangan sinisnya itu.

Motor ninja hitam yang dikendarai Deidara ditarik gasnya sehingga motor ninja tersebut melaju kencang. Naruto menghela napasnya. Napas Naruto terasa sangat berat. Kenapa dia harus mendapat tugas di SMA ini?

Malam menjelang. Lokasi kos-kosan Naruto masih sekitar 1 km lagi. Ya memang lokasi SMA Kashinbu sangat jauh. Tubuh Naruto terasa pegal. Tangannya ditarik-tarik ke atas untuk mengurangi pegalnya. Lengannya diputar-putar dan kepalanya diputar-putar.

Otak Naruto kembali kepada 3 anak yang suka cabut di kelas. Sasuke Gaara dan Deidara. Ternyata setelah diselidiki, ke tiga orang itu merupakan jagoan teratas yang ditakuti oleh seluruh siswa lain. Bahkan guru-guru saja angkat tangan dan memilih mundur untuk berhadapan dengan mereka. Dan yang paling tinggi posisinya adalah Sasuke. Orang yang membantu Naruto mengobati lukanya. Gaara dan Deidara pantas saja selalu mengikuti kemana Sasuke pergi dan nurut apa yang Sasuke bilang.

Naruto menghentikan langkahnya. Berpikir sejenak. Bagaimana caranya supaya tiga orang ini dapat mengikuti pelajaran dan mengubah sikapnya. Meskipun Naruto tau anak lain juga anak berandalan SMA, namun mereka masih bisa menghormati dan patuh pada peraturan yang ditetapkan. Tidak seperti ke 3 orang ini. Semaunya.

"Aaaarrgggh!" Naruto mengacak-ngacak rambutnya. Tugas Naruto ini terlalu berat baginya. Naruto jujur sulit mengendalikan emosi juga jika berhadapan anak murid yang seperti Sasuke Gaara Deidara. Napas Naruto terhela berat. "Aku mau cepat-cepat selesai dan keluar dari sekolah itu.." gumam Naruto kemudian.

xxxxx

Pagi-pagi Naruto sudah melihat anak di palak oleh siswa lain di gang samping sekolah. Anak itu terlihat ketakutan dan sepertinya anak itu bukan dari SMA Kashinbu. Melihat anak yang dipalak itu Naruto merasa sangat iba. Anak itu ditarik bajunya karna dia tetap tidak mau memberikan uangnya.

"Hey hentikan!" kata Naruto. Anak SMA Kashinbu itu menoleh ke arah suara yang menganggu aksi mereka. Anak SMA Kashinbu saling melihat wajah satu sama lain. Ada juga yang memutarkan bola matanya dengan sebal. "Kalian ini ya, tega-teganya malak orang pagi-pagi begini! Uang jajan dia kan buat keperluan dia di sekolah, jangan dipalak kenapa! Kalian jug akan sudah dikasih uang saku!" kata Naruto menegas

"Jangan ikut campur kau sensei. Orang baru seperti dirimu, tidak berhak mengatur-ngatur kami. Kami melakukan apapun yang kami suka, jadi jangan sok bijak" kata salah satu anak SMA Kashinbu dengan sengaknya dia berbicara

"Tidak sopan kau berbicara padaku, aku ini guru kalian tau! Aku ini lebih tua, dan aku berhak melarang kalian!" kata Naruto

"Berhak? Wakakakakakak! Kata siapa kau berhak? Kau itu cuman sebatas gu-ru se-men-ta-ra. Tidak ada yang memberikan hak apapun terhadap guru sementara. Karena tidak akan lama lagi kau angkat kaki dari sekolah kami"

"Kurang ajar, kau ini!" tangan Naruto melayang mau menghajar mereka. Namun layangan Naruto terhenti seketika. Naruto mengingat masa lalu ketika dia SMA. Masa lalu yang cukup buruk. Masa lalu yang cukup membuat Naruto bersalah seumur hidup. Keringat dingin dan dada sesak mulai dirasakan Naruto kembali.

Naruto menarik napas. Mengatur emosinya sambil menurunkan tangannya. Naruto seharusnya tidak melakukan hal itu.

"Kalian akan kuadukan kepada wali kelas kalian" kata Naruto mengancam. Anak SMA Kashinbu saling pandang lalu tertawa terbahak-bahak. Mereka tertawa seolah mendengar lelucon terlucu yang pernah mereka dengar

"Silahkan sensei, adukan saja. Kami tidak takut oleh siapapun dan tidak takut pada apapun. Baaka" kata SMA Kashinbu. Mereka memeletkan lidah seperti Deidara mengejeknya. Naruto menggenggam tangannya dengan erat karena emosi sudah ke ubun-ubun. Giginya gemertak karena sangat kesal.

"Apa tidak salah kita biarkan mereka berbuat seperti itu? Naruto itu masih sangat baru di sini, setidaknya dia mendapat pernghormatan sedikit" kata Shizune, wakil kepala sekolah yang melihat aksi muridnya dari kejauhan bersama kepsek SMA Swasta Kashinbu, Tsunade.

"Jangan khawatir. Asal kau tau, Naruto itu bagaikan ada udang di balik batu. Kelihatannya dia memang baik dan suka mengalah, namun sebenarnya dia itu adalah orang yang paling ganas dan berbahaya. Seperti seekor rubah" kata Tsunade

"Aku tidak mengerti penjabaranmu itu" kata Shizune

"Naanti juga kau tau. Lihat saja, kedepannya dia akan seperti apa. Apakah sesuai dengan pikiranku atau tidak sesuai dengan pikiranku. Di negara ini, yang terpilih masuk ke sekolah ini hanyalah orang yang dipilih oleh 'orang itu', jadi aku yakin, Naruto pasti mempunyai sesuatu yang sangat mengejutkan" kata Tsunade.

Shizune mengkerutkan keningnya tanda berpikir keras. Kalimat yang dirangkai Tsunade terlalu rumit baginya. 'Ada udang di balik batu' apa mungkin Naruto mempunyai tujuan tertentu? Atau Naruto memang merupakan orang yang seperti itu

xxxxx

Sasuke, Gaara dan Deidara tidak masuk sekolah lagi. Naruto ingin sekali menelpon kedua orang tua mereka karena sudah dua hari ini mereka absen. Namun Naruto sadar, dia hanyalah guru sementara. Sebenarnya sih guru pengganti karena wali kelas asli mereka sedang mengalami sakit karena kecelakaan.

Pelajaran bahasa Jepang tidak diikuti dengan baik oleh para siswa. Siswa kelas 2-1 ini meremehkan Naruto. Banyak yang memainkan ponselnya di kolong meja, banyak yang membaca komik dibalik buku pelajaran dan banyak yang menggambar-gambar di buku pelajaran. Tidak ada satu orangpun yang mau mendengarkan Naruto.

"Ehem! Semuanya, tolong perhatikan dan simpan dulu alat kalian" perintah Naruto.

"Yaaaa" kata para siswa. Hanya berkata 'ya saja. Tidak dilakukan berdasarkan omongan mereka. Naruto mengambil tindakan keras. Dia mengambil ponsel, komik, dan hasil gambar anak-anak. Semuanya memasang wajah tak suka bendanya direbut begitu saja.

"Akan kukembalikan jika pelajaran sudah selesai" kata Naruto. Tanpa peduli suara anak-anak yang protes, Naruto tetap menerangkan peajaran bahasa Jepang kepada murid 2-1. Kebandelan murid 2-1 tidak berhenti hanya karena benda mereka diambil, mereka justru ngobrol bahkan ada yang tidur. Naruto sudah habis kesabaran. Tidak ada yang mau mendengarkan dan tidak dihormati.

Pintu kelas terbanting keras. Suara anak bersorak gembira karena Naruto keluar. Naruto menggenggam erat kepalan tangannya. Gigi Naruto kembali bergemertak. Inikah rasanya jika diabaikan oleh murid-murid?

Atap sepertinya merupakan tempat yang paling cocok untuk menenangkan pikiran. Perasaan sesak dan kesal Naruto terbukti hilang dengan angin sepoi-sepoi yang melintas di daerah atap sekolah. Tubuh Naruto yang berbaring dengan kedua tangannya sebagai bantal menunjukan Naruto lebih tenang dari sebelumnya.

CKLIK. Pintu terbuka oleh seseorang. Naruto pikir itu adalah kepsek yang mencari Naruto karena Naruto tidak mengajar di kelas. Jantung Naruto hampir copot jika itu adalah kepsek. Yang keluar dari pintu itu adalah Gaara. Dia seorang diri.

Gaara melihat Naruto dengan tatapan dingin, seakan Gaara tidak peduli jika Naruto ada ataupun tidak. Gaara berdiri tak jauh dari posisi Naruto. Gaara melipat kedua tangannya dan menaruhnya di pembatas pagar atap sekolah. Merasakan angin sejuk yang meniup dirinya.

"Kau darimana saja? Kenapa kau tidak masuk ke dalam kelas?" tanya Naruto sambil menghampiri Gaara

"...". Gaara tidak merespon. Wajah dingin dan mata tajam ini mirip sekali dengan ekspresi Sasuke. Sikapnya juga sama persis dengan Sasuke. Pertemuan pertama saat itu Gaar juga tidak neko-nekol. Tidak seperti Deidara yang paling menonjol dari mereka bertiiga.

"Gaara Sabakuno" panggi Naruto

"Hm?" kata Gaara. Pandangannya fokus ke depan. Naruto menebak-nebak, apa yang dia pikirkan. Naruto bertanya-tanya, apa yang dia lakukan sampai absen di kelas. Apa dia ada masalah keluarga?

"Aku bertanya padamu, kenapa kau absen tadi?" tanya Naruto

"Bukan urusanmu"

"Apa?"

"Aku absen atau tidak, itu bukan urusanmu" kata Gaara menoleh ke Naruto. Wajah dingin Gaara mengingatkan wajah Sasuke. Ingat ketika Sasuke memberikan pertolongan bagi Naruto.

Naruto menggelengkan kepalanya. Kenapa dia harus memikirkan Sasuke di saat seperti ini?

"Hey aku ini wali kelasmu. Sudah sewajarnya aku tau kenapa kau absen, tugas wali kelas itu-"

"Wali kelasku bukan kau. Kau hanyalah seorang pengganti wali kelas. Kau tidak dibutuhkan untuk menjadi wali kelas. Jangan sok mengaturku, orang asing" kata Gaara. Dengan kasarnya dia mengataka hal itu. Membuat Naruto ditusuk pedang invisible. Sakit sekali mendengar perkataan kejamnya Gaara.

Gaara tidak peduli apakah Naruto sakit hati atau tidak. Gaara dengan entengnya meninggalkan Naruto yang menunduk karena kesal. Sakit hati. Dan juga marah

"Haha. Ya Tuhan, jadi begini rasanya ya diabaikan murid sendiri. Aku paham sekarang. Kalian adalah diriku dan diriku adalah dia" kata Naruto. Gaara berhenti dan memutar badannya. Melihat punggung Naruto yang bergemetar akibat cengkraman kepalan tangan Naruto erat sekali. "Aku tidak menyangka, karma itu benar-benar ada dan posisinya waktu itu ternyata sesakit ini" kata Naruto. Gaara memutar badannya penuh yang sebelumnya hanya setengah lingkaran. Suara Naruto terdengar bergemetar. Apa Naruto menangis?

"Besok, aku akan mengundurkan diri. Aku tau bagaimana rasanya menjadi diri kalian. Aku tau itu karena kalian sama persis seperti diriku yang dulu. Jangan khawatir, aku tidak akan pernah muncul lagi di sekolah ini" kata Naruto. Kemudian Naruto melangkah pergi. Kakinya terasa lemas. Tubuhnya juga terasa lemas. Naruto ingin sekali sampai di rumah.

xxxxx

Di jam makan siang, Naruto tidak makan di kantin. Naruto berdiam diri di ruang gudang. Dia mengasingkan dirinya. Satu sekolahan sudah terlihat oleh Naruto jika tidak ada seorang siswapun yang menyukai dirinya. Naruto duduk dipojokan. Melihat foto diponselnya.

Naruto tersenyum bahagia dengan seorang wanita yang dirangkulnya. Wanita yang dia tangkul juga tersenyum sangat bahagia. Mereka berdua terlihat bagaikan pasangan yang terserasi yang pernah ada.

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur ke arahnya. Di tangan itu ada satu bungkus roti sandwich dan satu kaleng minuman. Mata Naruto mengikuti jalur siapa pemilik tangan itu. Rupanya orang yang dia temui di atap tadi. Gaara.

"Sensei pasti lapar kan, saya bawakan ini" kata Gaara berjongkok memberikan makan siang untuk Naruto

"Aku tidak lapar, buat kau saja" kata Naruto

"Makanlah. Saya sudah makan tadi, ini sekaligus permohonan maaf saya. Saya tidak bermaksud membuat Anda sakit hati dan membuat Anda meneteskan air mata" kata Gaara. Naruto terkejut mendengar Gaara tau jika dia sempat meneteskan air matanya tadi.

Panggung perut Naruto sudah mulai berdentang. Makanan yang terlihat enak semakin membuat dentangan panggung perut Naruto semakin kuat dan keras. "Terimakasih" kata Naruto menerima makan siang pemberian Gaara

Gaara kemudian duduk di samping Naruto. Memperhatikan Naruto membuka bungkus roti sampai menggit kemudian mengunyah roti tersebut. Dilihat lama-lama, Naruto terlihat sangat manis. Gaara sering bertemu wanita manis dan cantik, namun tidak ada yang semanis Naruto.

"Ada apa?" tanya Naruto disaat mulutnya menyunyah roti. Pipinya menggembung dan terlihat sangat manis. Gaara terangat hasratnya untuk tertawa. Tawa yang dia tahan-tahan, keluar dengan senyuman unjuk gigi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa Sensei mau mengajar di sini?" tanya Gaara.

Naruto melihat wajah dingin Gaara dan tatapan tajam Gaara berubah menjadi sangat lembut dan ramah. Ada kehangatan Gaara yang dia pendam selama ini. Naruto bisa merasakan hal itu.

"Hmm..." Naruto terus mengunyah makanannya. Tatapannya ke atas mengingat-ngingat kenapa dia mau?. "Ini tugasku. Dosenku bilang, aku akan lulus untuk mengikuti ujian tengah semester jika aku berhasil mendapat A+ dari pengalaman mengajar" kata Naruto

"Sensei ingin jadi guru?" tanya Gaara

Naruto menggeleng, "Tidak. Aku ingin jadi dosen sebenarnya, tapi aku masih belum bisa mendapatkan posisi asdos, nah, kebetulan katanya kalo aku mau jadi asdos, nilaiku harus ada A+nya, jadi sekalian tugas ini untuk menentukan aku bisa apa tidaknya jadi asdos" kata Naruto

"Ooh" kata Gaara. Pandangan Gaara dialihkan ke depan namun tetap melirik ke arah Naruto. Manisnya wajah Naruto sangguo menarik senyum dari bibir Gaara yang jarang sekali tersenyum.

NING NONG. Suara pesan masuk menggema kemana-mana. Naruto dan Gaara sama-sama memeriksa ponsel masing-masing, tapi tak ada pesan yang masuk sama sekali. Ini artinya ada orang ke tiga di ruangan itu.

Gaara berdiri untuk melihat siapa yang ada di gudang itu selain dirinya dan Naruto. Di matras yang ada dekat paling belakang gudang, seseorang sedang tidur santai di sana. Dari postur tubuhnya, Gaara sangat mengenali siapa orang ini.

"Lagi-lagi kau tidur di sini" kata Gaara. Orang itu tidak membalikan badannya yang membelakangi Gaara. Naruto juga sama halnya dengan Gaara, merasa tau siapa orang ini. Mata Naruto dimincingkan dan mengekrutkan keningnya.

"Sasuke?" tanya Naruto

"Hm?" kata orang itu. Suara itu cocok sekali dengan nama yang disebutkan Naruto.

"Semalam kakakmu mencarimu, kau sudah menghubunginya?" tanya Gaara

"Hm" kata Sasuke, suaranya terkesan cuek dan tidak peduli atas pertanyaan Gaara.

"Jika kau mau mendapatkan A+, kau harus membuat Tsunade kalah telak dihadapanmu dan para murid" kata Sasuke

"Ha?" kata Naruto, bingung

"Kau menguping ya" tebak Gaara

"Aku tidak menguping. Suara kalian memang terdengar jelas" kata Sasuke

Sasuke mendengar semuanya. Dan Sasuke memberitahu bagaimana caranya untuk mendapatkan A+ dari sekolah ini. Apa Sasuke itu sebenarnya orang baik? Tapi kenapa dia suka absen dan ditakuti di sekolah ini? Lalu kenapa harus membuat Tsunade bertekuk lutut dihadapan semua orang hanya untuk mendapatkan A+? Semua pertanyaan di otak Naruto menambah rasa pusing Naruto

xxxxx

Naruto hari ini pulang diantar oleh Gaara, tidak tau kenapa Gaara tiba-tiba mau mengantar Naruto pulang dan sikapnya sedikit berubah. Gaara melarang Naruto untuk mengundurkan diri dan meminta Naruto untuk terus mengajar di SMA Kashinbu. Gaara juga berjanji akan selalu datang di jam pelajaran Naruto dan tidak akan pernah absen lagi.

Naruto senang ada satu murid yang mau mematuhinya. Apalagi, Gaara mempengaruhi kondisi kelas. Meskipun Naruto tidak tau bagaimana Gaara membuat satu kelas mematuhi peraturan Naruto, Naruto sudah sangat senang diperlakukan sebagaimana mestinya

Kesenangan Naruto membuat Naruto melupakan bahan makanan yang tersedia sudah habis. Naruto juga belum mendapat gaji dari mengajar. Masih sangat awal-awal bulan dan harus menunggu bulan depan. Uang Naruto hanya cukup untuk membeli 2 bungkus mie cup.

Di perjalanan menuju supermarket, Naruto melihat seseorang jalan sempoyongan di tengah jalan. Naruto memincingkan matanya karena cahaya yang terpantul membuat backlight pandangan Naruto untuk melihat wajah orang yang sempoyongan. Orang itu hampir saja jatuh jika tidak berpegangan di tiang listrik. Wajah orang itu terangkat. Sasuke.

"Dasar brandal! Masih SMA aja udah mabok begini, gimana kalo kamu tua?!" omel Naruto. Sasuke diam tanpa bersuara sedikitpun. Kesadaran Sasuke yang ditelan oleh alkohol membuat Sasuke melakukan sesuatu. Bibir Naruto tiba-tiba tercium oleh Sasuke. Di bawah sinar lampu jalan, Sasuke mencium bibir Naruto.

TBC


Adik kecil beli pepaya
Pepayanya malah dimakan tupai
Inilah bentuk dari cerita saya
Bagaimana menurut senpai?

hehehehe review berminat senpai?:D

see you next time senpai:D